Anda di halaman 1dari 18

IKATAN MAHASISWA SIPIL

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL


KELOMPOK 6
KAMPUS PALEMBANG

BAB XV
JOB MIX FORMULA
(LAPIS AC-BC)

15.1 Tujuan Umum


Tujuan pembuatan benda uji ini adalah:
a. Membuat sampel yang akan digunakan dalam pengujian Marshall.
b. Mengetahui cara pembuatan benda uji dengan benar sebelum melakukan
perhitungan pengujian Marshall.

15.2 Dasar Teori


Job mix formula adalah percobaan campuran di instalasi pencampur aspal
dan penghamparan. Percobaan yang memenuhi ketentuan akan menjadikan
rancangan campuran dapat disetujui sebagai Rumus Perbandingan Campuran (JMF).
Metode yang dipakai dalam job mix formula adalah uji marshall. Segera setelah
Rumus Campuran Rancangan (DMF) disetujui oleh Direksi Pekerjaan, kontraktor
harus melakukan penghamparan percobaan paling sedikit 50 ton untuk setiap jenis
campuran dengan menggunakan produksi, penghamparan, peralatan dan prosedur
pemadatan yang diusulkan. Kontraktor harus menunjukkan bahwa setiap alat
penghampar (paver) mampu menghampar bahan sesuai dengan tebal yang
disyaratkan tanpa segregasi, tergores, dsb. dan kombinasi penggilas yang diusulkan
mampu mencapai kepadatan yang disyaratkan dengan waktu yang tersedia untuk
pemadatan selama penghamparan produksi normal.

Contoh campuran harus dibawa ke laboratorium dan digunakan untuk


membuat benda uji Marshall maupun untuk pemadataan membal (refusal). Jika

Civil Engineering of Sriwijaya University


IKATAN MAHASISWA SIPIL
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 6
KAMPUS PALEMBANG

percobaan tersebut gagal memenuhi spesifikasi pada salah satu ketentuannya maka
perlu dilakukan penyesuaian dan percobaan harus diulang kembali. Direksi pekerjaan
tidak akan menyetujui campuran rancangan sebagai Rumus Perbandingan Campuran
(JMF) sebelum penghamparan percobaan yang dilakukan memenuhi semua
ketentuan dan disetujui. Pekerjaan pengaspalan yang permanen belum dapat dimulai
sebelum diperoleh rumus perbandingan campuran (JMF) yang disetujui oleh Direksi
Pekerjaan. Jika telah disetujui, Rumus Perbandingan Campuran (JMF) menjadi
definitif sampai Direksi Pekerjaan menyetujui JMF penggantinya. Mutu campuran
harus dikendalikan, terutama dalam toleransi yang diizinkan, seperti yang diuraikan
pada Tabel 15.1.
Dua belas benda uji Marshall harus dibuat dari setiap penghamparan
percobaan. Contoh campuran aspal dapat diambil dari instalasi pencampur aspal atau
dari truk di AMP, dan dibawa ke laboratorium dalam kotak yang terbungkus rapi.
Benda uji Marshall harus dicetak dan dipadatkan pada temperatur yang disyaratkan
dan menggunakan jumlah penumbukan yang disyaratkan. Kepadatan rata-rata (Gmb)
dari semua benda uji yang diambil dari penghamparan percobaan yang memenuhi
ketentuan harus menjadi Kepadatan Standar Kerja (Job Standard Density), yang
harus dibandingkan dengan pemadatan campuran aspal terhampar dalam pekerjaan.
Berikut adalah ketentuan penerapan rumus perbandingan campuran dan toleransi
yang diizinkan:
a. Seluruh campuran yang dihampar dalam pekerjaan harus sesuai dengan Rumus
Perbandingan Campuran, dalam batas rentang toleransi yang disyaratkan dalam
Tabel 15.1.
b. Setiap hari Direksi Pekerjaan akan mengambil benda uji baik bahan maupun
campurannya atau benda uji tambahan yang dianggap perlu untuk pemeriksaan
keseragaman campuran. Setiap bahan yang gagal memenuhi batas-batas yang
diperoleh dari Rumus Perbandingan Campuran (JMF) dan toleransi yang
diizinkan harus ditolak.

Civil Engineering of Sriwijaya University


IKATAN MAHASISWA SIPIL
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 6
KAMPUS PALEMBANG

Tabel 15.1 Toleransi Komposisi Campuran


(sumber : Spesifikasi Umum 2018 – Divisi 6 Perkerasan Jalan)

Civil Engineering of Sriwijaya University


IKATAN MAHASISWA SIPIL
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 6
KAMPUS PALEMBANG

15.3 Data dan Perhitungan


Kebutuhan Agregat Untuk Campuran :
Kode A B C D E
Berat Total Campuran (gr) 1200 1200 1200 1200 1200
Kadar Aspal (%) 4,7 5,2 5,7 6,2 6,7
Berat Aspal (gr) 56 62 68 74 80
Agregrat (%) 95,5 95 94,5 94 93,5
Berat Agregat (gr) 1143,6 1137,6 1131,6 1125,6 1119,6
Tabel 15.2 Kebutuhan Agregat Campuran

Data DMF dan Analisa Saringan:


Ukuran Ayakan Gradasi BC % Lolos
Gradasi BC
mm B.bawah B. Tengah B. Atas Halus (a) Sedang (b) Kasar (c)
25 100 100 100 100 100 100 100,00
19 90 -- 100 90 95 100 100 100 92,71
12,5 75 -- 90 75 82,5 90 100 100 37,77
9,5 66 -- 82 66 74 82 100 100 13,77
4,75 46 -- 64 46 55 64 100 36,40 8,18
2,36 30 -- 49 30 39,5 49 62,43 4,33 1,10
1,18 18 -- 38 18 28 38 50,20 3,07 0,95
0,5 12 -- 28 12 20 28 41,15 2,07 0,90
0,3 7 -- 20 7 13,5 20 33,40 1,27 0,70
0,15 5 -- 13 5 9 13 18,49 0,60 0,45
0,075 4 -- 8 4 6 8 7,55 0,33 0,30
PAN 0 0 0 0 0 0 0

Tabel 15. 3 Data DMF dan Analisa Saringan Kloter 3

Civil Engineering of Sriwijaya University


IKATAN MAHASISWA SIPIL
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 6
KAMPUS PALEMBANG

Data Hasil Perhitungan :

Ukuran Ayakan Gradasi BC Hasil % Lolos % Lolos Setelah Kombinasi


Gradasi BC
mm B.bawah B. Tengah B. Atas Halus (a) Sedang (b) Kasar (c) Halus (a) Sedang (b) Kasar (c) Hasil % lolos Hasil % tertahan
25 100 100 100 100 100 100 100,00 54,20 15,70 30,10 100,00 0,00
19 90 -- 100 90 95 100 100 100 92,71 54,20 15,70 27,91 97,81 2,19
12,5 75 -- 90 75 82,5 90 100 100 37,77 54,20 15,70 11,37 81,27 18,73
9,5 66 -- 82 66 74 82 100 100 13,77 54,20 15,70 4,15 74,05 25,95
4,75 46 -- 64 46 55 64 100 36,40 8,18 54,20 5,71 2,46 62,38 37,62
2,36 30 -- 49 30 39,5 49 62,43 4,33 1,10 33,83 0,68 0,33 34,85 65,15
1,18 18 -- 38 18 28 38 50,20 3,07 0,95 27,21 0,48 0,29 27,97 72,03
0,5 12 -- 28 12 20 28 41,15 2,07 0,90 22,30 0,32 0,27 22,90 77,10
0,3 7 -- 20 7 13,5 20 33,40 1,27 0,70 18,10 0,20 0,21 18,51 81,49
0,15 5 -- 13 5 9 13 18,49 0,60 0,45 10,02 0,09 0,14 10,25 89,75
0,075 4 -- 8 4 6 8 7,55 0,33 0,30 4,09 0,05 0,09 4,24 95,76
PAN 0 0 0 0 0 0 0 0,00 0,00 0,00 0,00 100,00

Tabel 15.4 Persen lolos untuk Kombinasi Campuran Agregat


IKATAN MAHASISWA SIPIL
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 6
KAMPUS PALEMBANG

Perhitungan Kombinasi Campuran Agregat

Persamaan a B c Hasil
1 100,00 100,00 100,00 100,00
2 100,00 100,00 13,77 74,00
3 50,20 3,07 0,95 28,00
Tabel 15.5 Perhitungan Kombinasi Campuran Agregat

Eliminasi Pers (1) dan (2) :

100 a + 100 b + 100 c = 100


100 a + 100 b + 13,77 c = 74
86,23 c = 26
c = 0,301
Substitsi nilai c kedalam persamaan (1) dan (3)

Persamaan (1) menjadi:

100 a + 100 b + 100 (0,301) = 100

100 a + 100 b = 69,9

Persamaan (3) menjadi:

50,20 a + 3,07 b + 0,95 (0,301) = 28

50,20 a + 3,07 b = 27,71

Eliminasi Pers (1) dan (3) :

100 a + 100 b = 69,9 |× 1| = 100 a + 100 b = 69,9


50,20 a + 3,07 b = 27,71 |× 1,99| = 100 a + 6,11 b = 55,14
93,89 b = 14,76
b = 0,157
Subtitusi nilai b kedalam Pers (1)

Civil Engineering of Sriwijaya University


IKATAN MAHASISWA SIPIL
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 6
KAMPUS PALEMBANG

100 a + 100 (0,157) = 69,9


100 a + 15,7 = 69,9
100 a = 54,2
a = 0,542

Rekapitulasi nilai a, b dan c :

a 0,542 54,2 %
Nilai b 0,157 15,7 %
c 0,301 30,1 %
Check 100,00 OK!!

Tabel 15.6 Rekapitulasi nilai a,b dan c.

Nilai a, b dan c diatas digunakan dalam perhitungan kombinasi campuran


agregat.

Civil Engineering of Sriwijaya University


IKATAN MAHASISWA SIPIL
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 6
KAMPUS PALEMBANG

Ukuran Ayakan Gradasi BC Hasil % Lolos % Lolos Setelah Kombinasi


Gradasi BC
mm B.bawah B. Tengah B. Atas Halus (a) Sedang (b) Kasar (c) Halus (a) Sedang (b) Kasar (c)
25 100 100 100 100 100 100 100,00 54,20 15,70 30,10
19 90 -- 100 90 95 100 100 100 92,71 54,20 15,70 27,91
12,5 75 -- 90 75 82,5 90 100 100 37,77 54,20 15,70 11,37
9,5 66 -- 82 66 74 82 100 100 13,77 54,20 15,70 4,15
4,75 46 -- 64 46 55 64 100 36,40 8,18 54,20 5,71 2,46
2,36 30 -- 49 30 39,5 49 62,43 4,33 1,10 33,83 0,68 0,33
1,18 18 -- 38 18 28 38 50,20 3,07 0,95 27,21 0,48 0,29
0,5 12 -- 28 12 20 28 41,15 2,07 0,90 22,30 0,32 0,27
0,3 7 -- 20 7 13,5 20 33,40 1,27 0,70 18,10 0,20 0,21
0,15 5 -- 13 5 9 13 18,49 0,60 0,45 10,02 0,09 0,14
0,075 4 -- 8 4 6 8 7,55 0,33 0,30 4,09 0,05 0,09
PAN 0 0 0 0 0 0 0 0,00 0,00 0,00

Kumulatif tertahan (tiap kadar aspal) Berat Agregat (gr)


Hasil % lolos Hasil % tertahan
4,7 (%) 5,2 (%) 5,7 (%) 6,2 (%) 6,7 (%) 4,7 (%) 5,2 (%) 5,7 (%) 6,2 (%) 6,7 (%)
100,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
97,81 2,19 25,08 24,95 24,82 24,68 24,55 25,08 24,95 24,82 24,68 24,55
81,27 18,73 214,20 213,07 211,95 210,82 209,70 189,12 188,12 187,13 186,14 185,15
74,05 25,95 296,82 295,26 293,70 292,14 290,59 82,62 82,19 81,75 81,32 80,89
62,38 37,62 430,24 427,99 425,73 423,47 421,22 133,43 132,73 132,03 131,33 130,63
34,85 65,15 745,11 741,20 737,29 733,38 729,47 314,86 313,21 311,56 309,91 308,26
27,97 72,03 823,68 819,36 815,04 810,72 806,40 78,57 78,16 77,75 77,34 76,93
22,90 77,10 881,72 877,09 872,47 867,84 863,21 58,04 57,73 57,43 57,12 56,82
18,51 81,49 931,90 927,01 922,12 917,23 912,34 50,18 49,92 49,66 49,39 49,13
10,25 89,75 1026,38 1020,99 1015,61 1010,22 1004,84 94,48 93,98 93,48 92,99 92,49
4,24 95,76 1095,14 1089,40 1083,65 1077,91 1072,16 68,77 68,41 68,05 67,69 67,33
0,00 100,00 1143,60 1137,60 1131,60 1125,60 1119,60 48,46 48,20 47,95 47,69 47,44

Tabel 15.7 Data Hasil Perhitungan Job Mix Formula

Civil Engineering of Sriwijaya University


IKATAN MAHASISWA SIPIL
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 6
KAMPUS PALEMBANG

Perhitungan Campuran Agregat dan Aspal pada Sampel Saringan 9,5 mm

1. Untuk Aspal 4,7 %


Persen tertahan = 18,73 %
Berat agregat (DMF) = 1143,6 gr
Berat agregat = 1143,6×
18,73
= 214,20
100
gr
2. Untuk Aspal 5%
Persen tertahan = 18,73 %
Berat agregat (DMF) = 1137,6 gr
Berat agregat = 1137,6×
18,73
= 213,07
100
gr
3. Untuk Aspal 5,2%
Persen tertahan = 18,73 %
Berat agregat (DMF) = 1131,6 gr
Berat agregat = 1131,6×
18,73
= 211,95
100
gr
4. Untuk Aspal 5,7 %
Persen tertahan = 18,73 %
Berat agregat (DMF) = 1125,6 gr
Berat agregat = 1125,6×
18,73
= 210,82
100
gr
Civil Engineering of Sriwijaya University
IKATAN MAHASISWA SIPIL
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 6
KAMPUS PALEMBANG

5. Untuk Aspal 6,2%


Persen tertahan = 18,73 %
Berat agregat (DMF) = 1119,6 gr
Berat agregat = 1119,6×
18,73
= 209,70
100
gr

Grafik Pembagian Butir Agregat Sebelum dan Setelah Kombinasi

Civil Engineering of Sriwijaya University


IKATAN MAHASISWA SIPIL
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 6
KAMPUS PALEMBANG

Civil Engineering of Sriwijaya University


IKATAN MAHASISWA SIPIL
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 6
KAMPUS PALEMBANG

15.4 Kesimpulan

Pada praktikum JMF ini didapat berat agregat yang kemudian digunakan untu
k pembuatan sampel uji marshall. Untuk mendapatkan berat agregat adalah dengan
mengalikan berat agregat (DMF) dengan hasil eliminasi a, b, dan c pada perhitungan
kombinasi campuran agregat. Setelah dilakukan kombinasi, gradasi agregat berada di
dalam batas atas dan batas bawah sehingga sudah bisa digunakan.

15.5 Prosedur Percobaan

15.5.1 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan benda uji ini adalah:
1. Cetakan benda uji
2. Pemadat manual
3. Aspal PEN 60/70
4. Agregat dan filler
5. Wajan dan spatula
6. Sendok
7. Termometer
8. Timbangan digital
9. Oven
10. Kertas membran
11. Dongkrak

15.5.2 Prosedur Percobaan


Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan benda uji ini adalah:
1. Keringkan fraksi agregat pada suhu yang telah ditentukan selama 4 jam
hingga beratnya tetap
2. Siapkan fraksi agregat berdasarkan ukuran saringan yang diinginkan

Civil Engineering of Sriwijaya University


IKATAN MAHASISWA SIPIL
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 6
KAMPUS PALEMBANG

3. Panaskan aspal sesuai spesifikasi titik nyala dan titik bakar


4. Panaskan agregat hingga 20oC diatas suhu pencampuran, kontrol suhu
pemanasan agregat
5. Timbang aspal sesuai kebutuhan, lalu campur aspal dengan agregat
6. Aduk campuran hingga merata sampai suhu pemadatan
7. Siapkan cetakan dan alat pemadat, alasi cetakan dengan kertas
8. Masukkan campuran kedalam cetakan
9. Tusuk campuran sebanyak 25 kali, 10 kali di pinggir dan 15 kali di
tengah
10. Lapisi bagian atas permukaan campuran dengan kertas lalu padatkan
sebanyak 75 kali, balik cetakan dan padatkan lagi sebanyak 75 kali
11. Letakkan cetakan pada dongkrak lalu keluarkan sampel benda uji
12. Tandai setiap benda uji yang telah dibuat

Civil Engineering of Sriwijaya University


IKATAN MAHASISWA SIPIL
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 6
KAMPUS PALEMBANG

15.5.3 Lampiran Gambar

Gambar 15.1 Cetakan/mould Gambar 15.2 Pemadat manual

Gambar 15.3 Aspal PEN 60/70 Gambar 15.4 Agregat dan filler

Gambar 15.6 Wajan dan spatula Gambar 15.7 Sendok

Civil Engineering of Sriwijaya University


IKATAN MAHASISWA SIPIL
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 6
KAMPUS PALEMBANG

Gambar 15.8 Termometer Gambar 15.9 Timbangan digital

Gambar 15.10 Oven Gambar 15.11 Kertas membran

Gambar 15.12 Dongkrak Gambar 15.13 Mengeringkan benda uji

Civil Engineering of Sriwijaya University


IKATAN MAHASISWA SIPIL
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 6
KAMPUS PALEMBANG

Gambar 15.14 Fraksi agregat Gambar 15.15 Memanaskan aspal

Gambar 15.16 Memanaskan agregat Gambar 15.17 Menimbang aspal

Gambar 15.18 Mencampur campuran Gambar 15.19 Menyiapkan cetakan

Civil Engineering of Sriwijaya University


IKATAN MAHASISWA SIPIL
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 6
KAMPUS PALEMBANG

Gambar 15.20 Mencetak campuran Gambar 15.21 Menusuk campuran

Gambar 15.22 Memadatkan campuran Gambar 15.23 Mengeluarkan benda uji

Gambar 15.24 Menandai benda uji

Civil Engineering of Sriwijaya University


IKATAN MAHASISWA SIPIL
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 6
KAMPUS PALEMBANG

Civil Engineering of Sriwijaya University

Anda mungkin juga menyukai