Anda di halaman 1dari 27

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Pengujian Material

Hasil mix design dan mutu yang didapatkan dari hasil pengujian dari masing-masing
sampel dapat dianalisa berdasarkan data sekunder yang mendukung. Data hasil uji material
didapat dari Laboratorium Uji Bahan Bangunan jurusan teknik sipil Universitas Semarang.
Data-data yang didapat adalah sebagai berikut:

4.1.1 Agregat Halus (Lempung Bakar )

Dalam hal ini pengujian agregat halus (Lempung bakar) dilaksanakan untuk
memperoleh data-data yang digunakan untuk pembuatan Job Mix Design. Data sekunder
yang didapat dari hasil dari pengujian agregat halus antara lain adalah berat jenis, berat isi,
kadar air, dan gradasi butiran.

Tabel 4.1 Data hasil pengujian berat jenis agregat halus

Benda Uji
No. Contoh I II III Rata – Rata
(1200˚C) (1300˚C) (1400˚C)
Berat benda uji mula-mula..........................................Bm 500,00 500,00 500,00 500,00
Berat benda uji kering oven permukaan jenuh (ssd) .. Bj 608,00 548,00 550,00 568,60
Berat benda uji kering oven.........................................Bk 347,90 298,70 312,30 319,60
(𝐁𝐣−𝐁𝐤)
Kandungan Air : x 100 % 52,02 49,86 39,61 47,16
𝐁𝐦

Sumber: Laboratorium bahan Universitas Semarang

1
Tabel 4.2 Data hasil analisa ayak agregat halus

Spec. U 5 II MK
Ukuran
Komulatif Sedang S.60 –
Saringan Berat
2.90
Tertahan
Berat
(gram) Berat Tertahan Lolos Batas Batas
mm inch Tertahan
Komulatif (%) Komulatif (%) Bawah Atas
(%)
9,5 3/8” 35,50 3,55 3,55 96,45 100 100
4,75 No. 4 35,60 3,56 7,11 92,89 90 100
2,36 No. 8 137,60 13,76 20,87 79,13 75 100
1,18 No. 16 179,50 17,95 38,82 61,18 55 90
0,6 No. 30 126,10 12,61 51,43 48,57 35 59
0,3 No. 50 125,00 12,50 63,93 36,07 8 30
0,15 No. 100 115,00 11,50 75,43 24,57 0 10
0,075 No. 200 38,80 3,88 79,31 20,69 - -
0,0 PAN 22,70 2,27 81,58 18,42 - -
Berat Contoh = 1000 gram MK = 4,2203
Sumber: Laboratorium Bahan Universitas Semarang

∑ % 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛
Modulus Kehalusan (MK) = 422,03
100 = 100 = 4,2203

Gradasi Pasir Nomor = Golongan II (Pasir Agak


Kasar) Kehilangan Berat = 1000 gr – 815,80 gr
= 184,20 gram

Berdasarkan data-data sekunder diatas maka dapat presentase Grafik analisa


Saringan Agregat Halus lempung bakar pengujian agregat halus sebagai berikut:

2
Tabel 4.3 Grafik Analisa Saringan Agregat Halus hasil pengujian agregat halus

GRAFIK ANALISA SARINGAN AGREGAT HALUS


LEMPUNG BAKAR
120

100 100 100 100


92.89 96.45
90
80 90
79.13
Prosentase Lolos

75

60 59 61.18 % Lolos
48.57 55 Batas Bawah
40 Batas Atas
3036.0735
20.6924.57
20 22.7
10 8
0 0
0 0 0
PANNo. 200 No. 100 No. 50 No. 30 No. 16No. 8 No. 4 3/8"
Nomor Saringan (mm)

Sumber: Laboratorium Bahan Universitas Semarang

Pengujian agregat halus pasir meliputi analisa ayakan yaitu modulus kehalusan, berat
jenis antara lain berat jenis bulk, berat jenis permukaan jenuh (SSD), berat jenis semu
(Apparent) serta penyerapan air dan pengujian kadar air.

4.1.2 Agregat Kasar ( pecahan batu bata )

Pengujian agregat kasar dilaksanakan untuk memperoleh data-data yang digunakan


untuk pembuatan Job Mix Design. Data sekunder yang didapat dari hasil dari pengujian
agregat kasar antara lain adalah berat jenis, berat isi, kadar air, dan gradasi butiran.

3
Tabel 4.4 Data hasil pengujian berat jenis agregat kasar
Benda Uji Rata –
No. Contoh
I II III Rata
Berat benda uji kering oven...........................................Bk 500,00 500,00 500,00 500,00
Berat benda uji kering oven permukaan jenuh (ssd).....Bj 561,10 560,50 620,10 580,50
Berat bejana yang berisi benda uji + air.......................Ba 216,00 210,00 225,00 217,00
𝐁𝐤
Berat Jenis Kering (BulkSpesific Gravity) : 0,89 1,42 1,26 1,19
(𝐁𝐣−𝐁𝐚)
𝐁𝐣
Berat Jenis Kering Permukaan Jenuh (ssd) : 1,62 1,59 1,56 1,59
(𝐁𝐣−𝐁𝐚)
𝐁𝐤
Berat Jenis Semu (Apparent) : 1,76 1,72 1,81 1,76
(𝐁𝐤−𝐁𝐚)
(𝐁𝐣−𝐁𝐤)
Penyerapan Air : 𝐱 𝟏𝟎𝟎 % 12,22 12,10 24,02 16,11
𝐁𝐤

Sumber: Laboratorium Bahan Universitas Semarang

Tabel 4.5 Data hasil Berat Jenis dan penyerapan air agregat kasar (Lempung Bakar )

Benda Uji
No. Contoh I II III Rata – Rata
(1200˚C) (1300˚C) (1400˚C)
Berat benda uji mula-mula..........................................Bm 600,00 600,00 600,00 600,00
Berat benda uji kering oven permukaan jenuh (ssd) .. Bj 747,00 765,00 792,00 768,00
Berat benda uji kering oven.........................................Bk 568,60 568,20 592,20 576,30
(𝐁𝐣−𝐁𝐤)
Kandungan Air : x 100 % 29,73 32,86 33,36 31,94
𝐁𝐦

Sumber: Laboratorium Bahan Universitas Semarang

4
Tabel 4.6 Data hasil pengujian Analisa ayak agregat kasar

Spec. U 5 II MK
Ukuran
Komulatif Sedang S.60 –
Saringan Berat
2.90
Tertahan
Berat
(gram) Berat Tertahan Lolos Batas Batas
mm inch Tertahan
Komulatif (%) Komulatif (%) Bawah Atas
(%)
9,5 3/8” 716,30 71,63 71,63 28,37 - -
4,75 No. 4 53,00 5,30 76,93 23,07 - -
2,36 No. 8 50,30 5,03 81,96 18,04 - -
1,18 No. 16 15,80 1,58 83,54 16,46 - -
0,6 No. 30 3,20 0,32 83,86 16,14 - -
0,3 No. 50 1,00 0,10 83,96 16,04 - -
0,15 No. 100 0,90 0,09 84,05 15,95 - -
0,075 No. 200 0,80 0,08 84,13 15,87 - -
0,0 PAN 0,40 0,04 84,17 15,83 - -
Berat Contoh = 1000 gram MK = 8,1828

Sumber: Laboratorium Bahan Universitas Semarang

Berdasarkan data-data sekunder diatas maka dapat diambil grafik analisa saringan
agregat kasar Batu bata hasil pengujian agregat kasar sebagai berikut:

Tabel 4.7 Analisa Grafik hasil pengujian agregat kasar

5
GRAFIK ANALISA SARINGAN AGREGAT KASAR
BATU BATA
30
28.37
25
23.07
Prosentase Lolos

20
18.04
15.83 15.8715.9516.04 16.14 16.46
15

10 % Lolos

0
PAN No. 200 No. 100 No. 50No. 30No. 16 No. 8No. 43/8"
Nomor Saringan (mm)

Sumber: Laboratorium Bahan Universtas Semarang

Pengujian agregat kasar meliputi analisa ayakan yaitu modulus kehalusan, berat jenis
antara lain berat jenis bulk, berat jenis permukaan jenuh (SSD), berat jenis semu
(Apparent) serta penyerapan air dan pengujian kadar air.
Menurut SNI 03-1968-1990 persyaratan untuk Pasir yaitu 5 %. Kemudian untuk
Modulus Kehalusan sebesar 8,03 %. Modulus Kehalusan yaitu prosentase komulatif pasir
yang tertinggal pada setiap saringan dibagi dengan 100. Pasir termasuk dalam Gradasi
Zona 2. Sedangkan Berat Jenis (Bulk) sebesar 2680 gram, Berat Jenis Jenuh (SSD) 2725
gram, Berat Jenis (Apparent) sebesar 2807 gram, dan Penyerapan Air sebesar 1,68 % serta
Kadar Air sebesar 1,33 %.

4.1.3 Semen

Berikut ini adalah data hasil pengujian berat jenis semen yang diperoleh dari
Laboratorium Universitas Semarang.

6
Tabel 4.8 Hasil pengujian berat konsistensi semen

No Berat Semen Prosentase Penurunan Suhu (° C) Keterangan


(gram) Air (%) Jarum (mm)
1 300 24 % = 72 ml 8 26° Semen Tiga Roda
2 300 25 % = 75 ml 16 26° Semen Tiga Roda
3 300 26 % = 78 ml 18 28° Semen Tiga Roda
4 300 27 % = 81 ml
5 300 28 % = 84 ml
Sumber: Laboratorium Universitas Semarang

Tabel 4.9 hasil Grafik pengujian konsistensi Normall

KONSISTENSI NORMAL
20
18 18
16
16
14
12
10
Penetrasi

8
6
8 KONSISTENSI NORMAL
4
2
0

2425262728
Prosentase Air (%)

300 gram x 24,2% = 72,6 ml


Sumber Laboratorium Bahan Universitas semarang

Tabel 4.10 Pengujian Waktu Ikat Semen

Waktu Penurunan
No Penurunan (mm) Suhu Ruang (° C) Keterangan
(Menit)
1 0 41 27° Semen Tiga Roda

7
2 15 41 27° Semen Tiga Roda
3 30 39,5 28° Semen Tiga Roda
4 45 39 28° Semen Tiga Roda
5 60 25 27° Semen Tiga Roda
6 75 20 27° Semen Tiga Roda

Sumber : laboratorium Bahan Universitas Semarang

Tabel 4.11 Pengikat Awal Semen

PENGIKATAN AWAL SEMEN


45

40 41 41
39.5 39
35
30
2525
Penurunan Jarum

20

18 PENGIKATAN AWAL SEMEN


15
10
5
0

0 15 30 45 60 75
Waktu Penurunan (Menit)

Sumber: Laboratorium Bahan Universitas Semarang

4.2 Perhitungan Job Mix Design


Perencanaan untuk campuran beton yang direncanakan antara lain sebagai berikut:
A. Komposisi Dengan lempung bakar dengan suhu 1200°C dari agregat kasar dan
halus untuk uji kuat tekan = 9 buah untuk umur 7, 14,dan 28 hari
B. Komposisi Dengan lempung bakar dengan suhu 1300°C dari agregat kasar
dan halus untuk uji kuat tekan = 9 buah untuk umur 7, 14,dan 28 hari
C. Komposi Dengan lempung bakar dengan suhu 1400°C dari agregat kasar
dan halus untuk uji kuat tekan = 9 buah untuk umur 7, 14,dan 28 hari

8
Berikut ini adalah penjelasan perhitungan Job Mix Design dari masing-masing kuat
tekan rencana.

1. Kekuatan tekan karakteristik


Kuat tekan dan kuat lentur beton yang disyaratkan pada Job Mix Design sesuai
dengan kuat tekan dan lentur rencana pada umur 28 hari. Kuat Tekan Beton memiliki
kemungkinan gagal atau kekuatan tekannya tidak memenuhi sebesar 5 % artinya beton
yang akan dibuat dapat mempunyai kuat tekan kurang dari kekuatan tekan karakteristik
sebesar 5 %.

2. Standar deviasi
Untuk mengukur tingkat keberhasilan mutu pelaksanaan konstruksi beton di
lapangan, dapat dilihat pada nilai Standar Deviasi. Apabila nilai Standar Deviasi nya kecil,
maka beton tersebut memiliki mutu pelaksanaan yang baik begitu sebaliknya. Nilai Standar
Deviasi ditetapakan dari volume beton yang akan dibuat, yang dibedakan antara volume
kecil, sedang, dan besar dan atas dasar mutu baik sekali, baik, dan dapat diterima. Standar
Deviasi yang dipakai pada perhitungan campuran beton disini yaitu dengan volume beton
kecil, jumlah beton < 1000 dan baik sekali yaitu 46.

Tabel 4.12 Mutu Pelaksanaan Diukur dengan Standar Deviasi


Isi Pekerjaan Deviasi Standar (kg/cm2)
Sebutan Jumlah Beton (m3) Baik Sekali = Dapat Diterima
Baik
Kecil < 1000 45 < SD ≤ 55 55 < SD ≤ 65 65 < SD ≤ 85
Sedang 1000 – 3000 35 < SD ≤ 45 45 < SD ≤ 55 55 < SD ≤ 65
Besar ˃3000 25 < SD ≤ 35 35 < SD ≤ 45 45 < SD ≤ 55
Sumber: Kusdiyono, 2011

3. Nilai tambah (margin)


Nilai Margin yang digunakan dalam Job Mix Design beton ini ditetapkan sebesar
1,64 x Standar Deviasi Rencana (Sr).
M = 1,64 x 46 = 75,44 kg/cm2

9
gam

4. Faktor air semen


Untuk memperoleh faktor air semen dari masing-masing variasi kuat tekan rata-rata
harus dikonversi terlebih dahulu ke fc’. Berikut adalah hasil konversinya.

Tabel 4.13 jenis agregat ringan yg dipilih berdasarkan kontruksi

BETON RINGAN
KONTRUKSI JENIS AGREGAT
BANGUNAN RINGAN
KUAT BERAT ISI
TEKAN Mpa KG/M3
- Struktual : Minimum 17,24 1400 - Agregat yang dibuat melalui
proses pemanasan dari batu
Maksimum 41,36 1850 - serpih, batu lempung, batu
sabak, terak besi atau terak
Abu
- Struktual : Minimum 6,89 800 Terbang
Ringan - Agregat ringan alam : skoria
Maksimum 17,24 1400 atau batu apung.

- Struktual : Minimum - -
- Perlit atau vemikulit
Sangat
Ringan
Sebagai
Isolasi : Maksimum - 800

Sumber: Penelitian, 2019

Setelah memperoleh kuat tekan rata-rata dalam satuan Mpa, maka Faktor Air Semen
Bebas dapat diperoleh dari grafik dibawah ini.

10
Gambar 4.1 Grafik hubungan antara kuat tekan dengan f.a.s. untuk benda uji berbentuk
silinder dimensi 15 cm x 30 cm
Sumber: Kusdiyono, 2011
5. Nilai slump
Slump yang dipakai dengan rencana penggunaan beton tersebut 30-60 mm.

11
6. Agregat Maksimum
Ukuran agregat maksimum ditetapkan sebesar 30 mm.

7. Kadar air bebas


Untuk mendapatkan jumlah kadar air bebas dapat dilihat pada tabel 2.6. Dengan
ukuran butir 30 mm jenis agregat gabungan alami atau yang berupa batu pecah. Untuk
agregat gabungan yang berupa campuran antara agregat halus lempung bakar dan batu
pecah, maka kadar air bebas harus diperhitungkan antara 162,7-194,5 kg/m 3 (dengan nilai
slump 30-60 mm) dan baris ukuran agregat butir maksimum 40 mm, dapat diperhitungkan
sebagai berikut:
2 1
= 𝑊ℎ + 𝑊𝑘
3 3
2 1
= 162,7 + 194,5
3 3
= 173,3 kg/m3
Dimana:
Wh = perkiraan jumlah air untuk agregat
halus. Wk = perkiraan jumlah air untuk
agregat kasar.
Dari hasil perhitungan diatas diperoleh Kadar Air Bebas sebesar 173,3 kg/m3.
8. Kadar semen
Kadar semen masing-masing variasi diperoleh dari kadar air bebas dibagi dengan
faktor air semen.
9. Kadar semen minimum
Jumlah Semen Minimum 346,2 kg/m3. Apabila dari hasil perhitungan jumlah semen
belum mencapai yang ditargetkan dari jumlah semen minimum, maka jumlah semen
minimum yang dipakai.

10. Susunan besar butir agregat


Berdasarkan gambar 2.1 sampai dengan gambar 2.4 untuk mengetahui susunan besar
butir agregat halus masuk ke dalam Zona 1 adalah Kasar, Zona II adalah Agak Kasar,
Zona III adalah Agak Halus, dan Zona IV adalah Halus.

12
GRAFIK ANALISA SARINGAN AGREGAT HALUS
LEMPUNG BAKAR
120

100 100 100 100


92.89 96.45
90
80 90
79.13
Prosentase Lolos

75

60 59 61.18 % Lolos
48.57 55 Batas Bawah
40 Batas Atas
3036.0735
20.69 24.57
20 22.7
10 8
0 0
0 0 0
PANNo. 200 No. 100 No. 50 No. 30 No. 16No. 8 No. 4 3/8"
Nomor Saringan (mm)

Gambar 4.2 Grafik batas gradasi lempung bakar


Sumber: Penelitian, 2019

11. Berat beton segar


Berat jenis beton diperoleh dari Gambar 4.3. Dengan membuat grafik baru sesuai
dengan berat jenis relatif agregat gabungan masing-masing variasi mutu yang
direncanakan.

13
Gambar 4.3 Grafik hubungan antara kadar air bebas, berat jenis ssd agregat
dengan berat isi beton
Sumber: SNI 03-3449-2002
Berdasarkan pembacaan grafik diatas hubungan antara kadar air bebas, berat jenis
SSD agregat dengan berat isi beton maka didapat berat jenis masing-masing variasi mutu
sebagai berikut:
Tabel 4.14 Berat jenis beton

No Variasi Mutu Berat Jenis Beton (kg/cm3)

1 17.5 1431
Sumber: Penelitian, 2019

12. Kadar agregat gabungan


Jumlah kadar agregat gabungan diperoleh dari berat jenis beton dikurangi jumlah
kadar semen dan kadar air bebas.

Tabel 4.15 Kadar agregat gabungan


Kadar Agregat
Variasi Berat Jenis Kadar Kadar Air
No Gabungan
Mutu Beton (kg/cm3) Semen Bebas
(kg/cm3)
(a) (b) (c) (a) – (b) – (c)
1 Fcr 17,5 1431 346,2 194,5 1971.7
Sumber : Penelitian, 2019

13. Kadar agregat halus


Nilai prosentase agregat halus diperoleh dari grafik persen agregat halus terhadap
kadar total agregat dapat dilihat pada gambar 4.4.

14
Gambar 4.4 Grafik prosentase agregat halus terhadap kadar total agregat yang
dianjurkan untuk maksimum besar butir 40 mm
Sumber: Kusdiyono, 2011

Kadar agregat halus diperoleh dari hasil perkalian prosentase agregat halus dengan
kadar agregat gabungan.

Tabel 4.16 Kadar agregat halus


Benda Uji
No. Contoh I II III Rata – Rata
(1200˚C) (1300˚C) (1400˚C)
Berat benda uji mula-mula..........................................Bm 500,00 500,00 500,00 500,00
Berat benda uji kering oven permukaan jenuh (ssd) .. Bj 608,00 548,00 550,00 568,60
Berat benda uji kering oven.........................................Bk 347,90 298,70 312,30 319,60
(𝐁𝐣−𝐁𝐤)
Kandungan Air : x 100 % 52,02 49,86 39,61 47,16
𝐁𝐦
Sumber: Penelitian, 2019

15
14. Kadar agregat kasar
Kadar agregat kasar diperoleh dari kadar gabungan agregat dikurangi dengan kadar
agregat halus. Untuk agregat kasar ukuran 10-20 mm sebesar 30%, sedangkan untuk
agregat kasar ukuran 20-30 mm sebesar 70%.

Tabel 4.17 Kadar agregat kasar


Benda Uji Rata –
No. Contoh
I II III Rata
Berat benda uji kering oven...........................................Bk 500,00 500,00 500,00 500,00
Berat benda uji kering oven permukaan jenuh (ssd).....Bj 561,10 560,50 620,10 580,50
Berat bejana yang berisi benda uji + air.......................Ba 216,00 210,00 225,00 217,00
𝐁𝐤
Berat Jenis Kering (BulkSpesific Gravity) : 0,89 1,42 1,26 1,19
(𝐁𝐣−𝐁𝐚)
𝐁𝐣
Berat Jenis Kering Permukaan Jenuh (ssd) : 1,62 1,59 1,56 1,59
(𝐁𝐣−𝐁𝐚)
𝐁𝐤
Berat Jenis Semu (Apparent) : 1,76 1,72 1,81 1,76
(𝐁𝐤−𝐁𝐚)
(𝐁𝐣−𝐁𝐤)
Penyerapan Air : 𝐱 𝟏𝟎𝟎 % 12,22 12,10 24,02 16,11
𝐁𝐤
Sumber: Penelitian, 2019

15. Proporsi Campuran tiap m3


Berikut adalah proporsi campuran tiap m3:
Tabel 4.18 Proporsi campuran tiap m3
Agregat Agregat Kasar Berat total 1
Variasi Semen Air
No Halus 10-20 mm m3 adukan
Mutu (kg/cm3) (lt)
(kg/cm3) (kg/cm3) beton
1 Fcr 17.5 346,2 311,86 579,19 1431,75 194,5
Sumber: Penelitian, 2019

16. Campuran tiap campuran uji 9 Silinder


Berikut adalah komposisi untuk campuran uji untuk 9 silinder :

16
Tabel 4.18 Koreksi kandungan air
Agregat
Variasi Semen Agregat Kasar 10- Air
No Halus
Mutu (kg/cm3) 20 mm (kg/cm3) (lt)
(kg/cm ) 3

1 Fc 17,5 16,9 14.8 27,6 9,2


Sumber: Penelitian, 2019

Tabel 4.19 Formulir Job Mix Design Fcr 17,5 dengan suhu pembakaran 1200°,1300°,1400°

Tabel /
Uraian Kode Hitung / Nilai
Grafik

Kuat tekan yang disyaratkan A Ditetapkan Kg/ Pada 28hari (Silinder) Bagian tak
17,5 cm² memenuhi syarat 5%
Kg/
Deviasi standart B Tabel 4.14 29,5 atau tanm ,mpa data
cm²
Nilai tambah (margin) C 1,64 x b 1,64 X 46 75,44 Kg/cm²
41,3
+ 75,44 250,44 Kg/cm²
Target kuat tekan rata-rata D a+c 6
Gambar 4.1
Faktor air semen E
}
Tabel 4.4 0,52
diambil dari nilai yang terendah
Faktor air semen minimum Tabel 2.5 0,62
Slump F Ditetapkan = 10-30 Mm
Agregat Maksimum G Diketahui = 30 Mm
Kadar air bebas H Tabel 2.6 = 194.5 Lt
374,

}
Kadar semen I e/h Kg diambil dari yang minimun jika (i)
03
Kadar semen minimun Tabel 2.5 lebih kecil
325 Kg
Kadar bahan pengisi (flyas) J - = 0%
Susunan besar butir agregat K Gambar 4.2 Daerah gradasi
susunan butir II
Berat jenis relatif agregat L -
=
Berat jenis beton M Gambar 4.3
= 1431,75 kg/m³
Kadar agregat gabungan N m-i-h-q
= 925,39 kg/m³
Kadar agregat halus O Gambar 4.4
= 311,86 kg/m³
Kadar agregat kasar P n-o
= 579,19 kg/m³
Sumber: Penelitian, 2019

17
4.3 Proses Pembuatan Benda Uji

Proses pembuatan benda uji dilakukan setelah job mix design dari masing-masing
mutu beton telah didapat dari perhitungan berdasarkan data-data sekunder.

Benda uji dibuat dari beton segar yang mewakili campuran beton. Bahan-bahan yang
perlu disiapkan dalam pembuatan benda uji harus sesuai dengan job mix design yang telah
diperhitungkan. Bahan-bahan yang digunakan antara lain adalah agregat halus (Lempung
Bakar), agregat kasar, semen,dan air. Dalam persiapan ini masing-masing bahan harus
ditimbang sesuai dengan proporsi komposisi yang telah direncanakan.

Gambar 4.5 Penimbangan bahan


Sumber: Penelitian, 2019

Timbangan yang digunakan adalah timbangan Hevy Duty Solution Balan 1, Setelah
semua bahan ditimbang sesuai dengan takaran yang diperlukan kemudian dimulai proses
pembuatan benda uji. Langkah pertama yaitu dengan memasukan bahan ke dalam mini
concrete mixer satu per satu. Dimulai dari agregat kasar, agregat halus, semen, dan air.
Dimana dalam proses mamasukan air dilakukan secara berkala atau bertahap agar bahan-
bahan tercampur rata.

18
Gambar 4.6 Pengadukan bahan
Sumber: Penelitian, 2019

Adukan bahan yang telah tercampur dengan sempurna kemudian diuji slump untuk
mengetahui kekentalannya. Pada perencanaan slump yang digunakan adalah 10 ± 2mm.
Hasil Slump yang didapat pada masing- masing campuran suhu pembakaran adalah 1200°c
23mm,1300°c 22,5mm, 1400°c 16,5 mm kategori Slump Runtuh Geser.

Gambar 4.7 Slump Test


Sumber: Penelitian, 2019

19
Adukan tersebut kemudian dibentuk menggunakan cetakan. Untuk benda uji kuat
tekan cetakan yang digunakan adalah Silinder berukuran 15x30 cm.

Gambar 4.8 Pembentukan benda uji


Sumber: Penelitian, 2019

Cetakan yang akan digunakan harus dilumasi dengan minyak terlebih dahulu agar
nantinya hasil beton bisa rata dan tidak menempel pada cetakan. Adukan dimasukan
kedalam cetakan dengan menggunakan sendok semen dalam 3 lapis. Tiap lapis dipadatkan
dengan menggunakan batang besi dengan cara ditusuk-tusuk 25 kali secara merata.
Pemadatan dilakukan sampai permukaan adukan beton terlihat basah dan tidak ada
gelembung udara yang naik ke permukaan. Permukaan adukan diratakan menggunakan
pisau perata.

Setelah semua adukan masuk ke dalam cetakan, diamkan selama satu hari 24 jam
dan letakkan pada tempat datar dan bebas dari getaran. Langkah selanjutnya adalah
melepas cetakan dari benda uji yang sudah mengeras.

20
Gambar 4.9 Perataan Benda Uji
Sumber: Penelitian, 2018

Setelah benda uji terlepas dari cetakan, langkah selanjutnya adalah melakukan
perawatan dengan cara merendam benda uji tersebut ke dalam bak perendam yang berisi
o
air pada temperatur 25 C. Hal ini berfungsi untuk menjaga kadar air benda uji agar tetap
stabil. Perendaman dilakukan selama waktu 7, 14, dan 28 hari.

Gambar 4.10 Perendaman benda uji


Sumber: Penelitian, 2019

21
4.4 Pengujian Benda Uji
Pengujian kuat beton hasil Trial Mix dilaksanakan di Laboratorium Bahan
Universitas Semarang dengan rincian pengujian Kuat tekan dengan 9 benda uji Silinder.
Sebelum melakukan pengujian, benda uji harus ditimbang dan diukur dimensinya
terlebih dahulu.

Gambar 4.11 Penimbangan benda uji


Sumber: Penelitian, 2019

4.4.1 Pengujian kuat tekan

Metode Pengujian Kuat Tekan Beton dengan Balok Uji Sederhana yang dibebani
terpusat langsung dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalam melaksanakan uji kuat
tekan di laboratorium bahan Semarang. Pengujian ini bermaksud untuk memperoleh kuat
tekan beton untuk keperluan perencanaan struktur.

22
4.4.2 Cara Kerja

1. Mengambil benda uji yang telah di rendam selam 7 hari, 14 hari, 21 hari, 28 hari
penampang kubus atau silinder benda uji di ukur dan di timbang untuk
mengetahui beratnya
2. Melakukan pengujian tekan beton dengan alat compresion machine ( mesin tekan)
dan ikuti petunjuk berikut :
A. Buka pintu rangka dan periksa alat penahan beban atas untuk kepastian plat
tersebut sudah terpasang dengan baik.
B. periksa manometer apakah jarum hitam masih menunjukan angka nol arahkan
jarum merah tepat pada angka nol yang berhimpit dengan jarum hitam dengan
cara memutar mur pada kaca manometer.
C. periksa selang hidrolik dan mur sambungan jangan sampai ada yang bocor.
D. letakkan pada plat benda uji penahan di bawah ini:
1. untuk benda uji berbentuk silinder akan diletakan plat penahan beban bawah
tanpa dudukan tambahan.
2. untuk benda uji berbentuk kubus di letakkan di atas dudukan tambahan hal
ini disebabkan srok piston hidrolik terbatas.
3. tekanlah hidrolik dengan handle pompa dan naikan tekanan berangsur
dengan kecepatan 4-6 KN / cm perdetik sampai benda uji pecah lalu catat pada
angka berapa jarum merah berhenti.
4 jaga baik2 agar piston hidrolik yang akan naik melebihi 10 cm akan
mengakibatkan kerusakan
5. Untuk menurunkan pompa hidrolik,putarlah kran berlawana arah dengan
jarum jam.
6.Ulangi penguian ini dengan benda yg lain,dengan usia yang berbeda sesuai
dengan ketentuan

23
Gambar 4.12 Pengujian kuat tekan
Sumber: Penelitian, 2019

4.5 Hasil Pengujian Kuat Tekan (Lempung Bakar)


4.5.1.1 Beton Fc 17,5 dengan Campuran dengan Suhu 1200°,1300°,1400°

Berikut adalah hasil uji kuat tekan dari beton ringan non pasir Fc 17.5 dengan
Campuran dengan suhu 1200°,1300°,1400°.
Tabel 4.33 Hasil uji kuat beton Fc 17,5 umur 7,14,28 hari

YAYASAN ALUMNI UNIVERSITAS DIPONEGORO


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEMARANG
LABORATORIUM BAHAN DAN STRUKTUR
JL. SOEKARNO - HATTA TLOGOSARI SEMARANG, TELEPHONE : 024 -
6702757

HASIL PENGUJIAN TES KUAT TEKAN BETON MUTU FC 17,5

Jenis Test : Kuat Tekan Beton Pekerjaan : Tugas Akhir "Perband ingan Alternatif Pemakaian Agregat Lempung Bak ar Pada Beton Rin gan Non
Pasir
Dikerjakan : M. Latif, ST., MT. Pelaksana : Muhamad Sopiyan C.131.15.0109
Diperiksa : Ir. S upoyo, MT. Muchammad Iqbal Tawakal C.131.15.0005
Tanggal Tes : 6-Feb-19

UKURAN BENDA UJI LUAS KUAT KOKOH KOKOH ESTIMASI


TANGGAL TANGGAL UMUR BERAT RATA-RATA
NO. PEKERJAAN PENAMPANG TEKAN BETON BETON 28 HARI
PEMBUATAN PENGETESAN (HARI) (KG) DIAMETER TINGGI ESTIMASI (MPA)
(CM²) (TON) (KG/CM²) (MPA) (MPA)
(CM) (CM)

1 Silinder 1200˚C 22-Jan-19 6-Feb-19 15 9,100 15,00 30,00 176,625 11 62,28 6,23 7,08

2 Silinder 1200˚C 22-Jan-19 6-Feb-19 15 8,600 15,00 30,00 176,625 7 39,63 3,96 4,50 5,79

3 Silinder 1200˚C 22-Jan-19 6-Feb-19 15 9,100 15,00 30,00 176,625 9 50,96 5,10 5,79

4 Silinder 1300˚C 22-Jan-19 6-Feb-19 15 9,250 15,00 30,00 176,625 15 84,93 8,49 9,65

5 Silinder 1300˚C 22-Jan-19 6-Feb-19 15 9,300 15,00 30,00 176,625 13 73,60 7,36 8,36 10,08

6 Silinder 1300˚C 22-Jan-19 6-Feb-19 15 9,400 15,00 30,00 176,625 19 107,57 10,76 12,22

7 Silinder 1400˚C 22-Jan-19 6-Feb-19 15 9,150 15,00 30,00 176,625 17 96,25 9,62 10,94

8 Silinder 1400˚C 22-Jan-19 6-Feb-19 15 8,900 15,00 30,00 176,625 12 67,94 6,79 7,72 8,36

9 Silinder 1400˚C 22-Jan-19 6-Feb-19 15 9,500 15,00 30,00 176,625 10 56,62 5,66 6,43

Keterangan :
1 Hasil pemeriksaan ini hanya berlaku untuk benda uji yang diterima di laboratorium.
2 Standar SNI :
Umur 3 hari = 46 %
Umur 7 hari = 70 %
Umur 14 hari = 88 % Semarang, 06 Februari 2019
Umur 21 hari = 96 % Ka. Laboratorium Bahan dan Struktur
Umur 28 hari = 100 %

Ir. Supoyo, MT.


NIS. 06557003102026

Sumber : Penelitian 2019


24
YAYASAN ALUMNI UNIVERSITAS DIPONEGORO
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEMARANG
LABORATORIUM BAHAN DAN STRUKTUR
JL. SOEKARNO - HATTA TLOGOSARI SEMARANG, TELEPHONE : 024 - 6702757

HASIL PENGUJIAN TES KUAT TEKAN BETON MUTU FC 17,5

Jenis Test : Kuat Tekan Beton Pekerjaan : Tugas Akhir "Perbandingan Alternatif Pemakaian Agregat Lempung Bakar Pada Beton Ringan Non Pa
Dikerjakan : M. Latif, ST., MT. Pelaksana : Muhamad Sopiyan C.131.15.0109
Diperiksa : Ir. Supoyo, MT. Muchammad Iqbal Tawakal C.131.15.0005
Tanggal Tes : 29-Jan-19

UKURAN BENDA UJI LUAS KUAT KOKOH KOKOH ESTIMASI


TANGGAL TANGGAL UMUR BERAT RATA-RATA
NO. PEKERJAAN PENAMPANG TEKAN BETON BETON 28 HARI
PEMBUATAN PENGETESAN (HARI) (KG) DIAMETER TINGGI ESTIMASI (MPA)
(CM) (CM)
(CM²) (TON) (KG/CM²) (MPA) (MPA)

1 Silinder 1200˚C 22-Jan-19 29-Jan-19 7 8,850 15,00 30,00 176,625 9 50,96 5,10 7,28

2 Silinder 1200˚C 22-Jan-19 29-Jan-19 7 8,650 15,00 30,00 176,625 8 45,29 4,53 6,47 7,01
3 Silinder 1200˚C 22-Jan-19 29-Jan-19 7 8,850 15,00 30,00 176,625 9 50,96 5,10 7,28

4 Silinder 1300˚C 22-Jan-19 29-Jan-19 7 9,200 15,00 30,00 176,625 14 79,26 7,93 11,32

5 Silinder 1300˚C 22-Jan-19 29-Jan-19 7 9,100 15,00 30,00 176,625 10 56,62 5,66 8,09 8,90
6 Silinder 1300˚C 22-Jan-19 29-Jan-19 7 9,110 15,00 30,00 176,625 9 50,96 5,10 7,28

7 Silinder 1400˚C 22-Jan-19 29-Jan-19 7 9,100 15,00 30,00 176,625 12 67,94 6,79 9,71

8 Silinder 1400˚C 22-Jan-19 29-Jan-19 7 9,100 15,00 30,00 176,625 10 56,62 5,66 8,09 8,63
9 Silinder 1400˚C 22-Jan-19 29-Jan-19 7 9,000 15,00 30,00 176,625 10 56,62 5,66 8,09

Keterangan :
1 Hasil pemeriksaan ini hanya berlaku untuk benda uji yang diterima di laboratorium .
2 Standar SNI :
Umur 3 hari = 46 %
Umur 7 hari = 70 %
Umur 14 hari = 88 % Semarang, 29 Januari 2019
Umur 21 hari = 96 % Ka. Laboratorium Bahan dan Struktur
Umur 28 hari = 100 %

Ir. Supoyo, MT.


NIS. 06557003102026

GRAFIK HASIL PERCOBAAN KUAT TEKAN BETON RINGAN NON PASIR


UMUR 7 HARI

Sumber : Penelitian tahun 2019

25
GRAFIK HASIL PERCOBAAN KUAT TEKAN BETON RINGAN NON PASIR
UMUR 14 HARI ESTIMASI 28 HARI

Sumber : Penelitian tahun 2019

Pengaruh kenaikan suhu pada pembakaran agregat lempung bakar memberikan


sebuah nilai kuat tekan beton ringan non pasir semakin meningkat. Hal ini terlihat jelas
pada hasil uji kuat tekan beton ringan non pasirdi masing-masing variasi suhu,adalah
1200°= 7.28 Mpa, suhu 1300°= 9,65 Mpa, suhu 1400°=10,94 Mpa. Walaupun pada variasi
suhu terjadi sedikit penurunan kekuatan beton yg disebabkan pada kesalahan teknis dalam
melakukan pencampuran beton tersebut. Selain itu, hubungan hasil kuat tekan dari masing-
masing variasi suhu tidak linier seperti yang direncanakan. Adapun beberapa faktor yang
menyebabkan dari benda uji tidak sesuai dengan yang direncanakan:
1. Kualitas material.
Kualitas dari material juga sangat berpengaruh pada hasil kuat tekan dari masing-
masing benda uji. Mutu beton ringan harus memiliki material yang sesuai dengan
syarat SNI 03-3449-2002. Sedangkan pada saat proses pembuatan benda uji besar
kemungkinan material tidak sesuai syarat.

26
2. Pengaruh suhu
Pengaruh suhu pada saat melakukan pembuatan benda uji sangat memperngaruhi mutu
dan kualiatas beton yang direncanakan. Semakin tinggi suhu maka akan
memungkinkan terjadi setting time yang terlalu cepat. Hal ini berpengaruh pada hasil
benda uji.

27

Anda mungkin juga menyukai