Anda di halaman 1dari 16

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengujian


4.1.1 Hasil Pengujian Karakteristik Agregat
Bahan agregat yang digunakan pada penilitian ini merupakan bahan
bahan yang sudah tersedia di Laboratorium Transportasi Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Jember. Agregat yang disediakan berupa agregat
kasar CA (coarse aggregate), dan MA (medium aggregate) sedangkan
agregat halus yaitu FA (fine aggregate), dan NS (Natural Sand). Hasil
pengujian karakteristik agregat sesuai dengan metode pengujian yang dipakai
dan spesifikasi yang disyaratkan seperti pada tabel 4.1 dan hasil pemeriksaan
analisa saringan agregat kasar dan halus disajikan dalam tabel 4.2.

Tabel 4.1 Hasil Pengujian Karakteristik Agregat Kasar dan Halus

Jenis Pengujian Sat Hasil Spec Metode Pengujian


1. CA (Course Aggregate )
Berat Jenis (Bulk Spesific Grafity ) gr/cc 2,578 ≥ 2,5 SNI 03-1070-1990
Berat Jenis SSD gr/cc 2,625 - SNI 03-1969-1990
Berat Jenis Semu (Apparent Spesific Grafity ) % 2,705 - SNI 03-1969-1990
Penyerapan Air % 1,818 ≤3 SNI 03-1969-1990
Keausan Agregat (Los Angeles Test ) % 33,500 ≤ 40% SNI 2417 : 2008
3. MA (Medium Aggregate )
Berat Jenis (Bulk Spesific Grafity ) gr/cc 2,420 ≥ 2,5 SNI 03-1070-1990
Berat Jenis SSD gr/cc 2,472 - SNI 03-1969-1990
Berat Jenis Semu (Apparent Spesific Grafity ) % 2,552 - SNI 03-1969-1990
Penyerapan Air % 2,118 ≤3 SNI 03-1969-1990
Keausan Agregat (Los Angeles Test ) % 33,500 ≤ 40% SNI 2417 : 2008
4. FA (Fine Aggregate )
Berat Jenis (Bulk Spesific Grafity ) gr/cc 2,248 ≥ 2,5 SNI 03-1970-1990
Berat Jenis SSD gr/cc 2,320 - SNI 03-1970-1990
Berat Jenis Semu (Apparent Spesific Grafity ) % 2,422 - SNI 03-1970-1990
Penyerapan Air % 3,255 ≤3 SNI 03-1970-1990
4. NS (Pasir)
Berat Jenis (Bulk Spesific Grafity ) gr/cc 2,548 ≥ 2,5 SNI 03-1970-1990
Berat Jenis SSD gr/cc 2,685 - SNI 03-1970-1990
Berat Jenis Semu (Apparent Spesific Grafity) % 2,952 - SNI 03-1970-1990
Penyerapan Air % 5,375 ≤3 SNI 03-1970-1990

(Sumber : Hasil Perhitungan, 2023)


Tabel 4.2 Hasil Analisa Saringan

% Lolos Saringan
No.
Gradasi Gradasi Gradasi Gradasi Gradasi
Saringan CA I CA II MA FA NS
1,5" 0 0 0 0 0
1" 100 100 100 100 100
3/4" 100 100 100 100 100
1/2" 69,100 65,75 78,6 100 100
3/8" 6,750 10,52 51,35 92,70 100
#4 0,100 0,00 6,9 12,30 100
#8 0,100 0,00 0,7 0,50 92,60
#16 0,050 0,00 0,55 0,20 70,80
#30 0,020 0,00 0,55 0,20 49,40
#50 0,020 0,00 0,55 0,20 34,10
#100 0,020 0,00 0,4 0,20 15,30
#200 0,000 0,00 0,2 0,20 4,60
(Sumber : Hasil perhitungan, 2023)

Tabel 4.3
Size CA I CA II MA FA NS Metode Gradasi Lab Spec mm Batas Atas Batas Bawah Nilai Tengah

1 1/2" 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
37,5
1" 100 100 100 100 100 100 100 25 100 100 100

3/4" 100 100 100 100 100 100 90-100 19 100 90 95

1/2" 69,1 65,75 78,6 100 100 90 75 - 90 90 75 82,5


12,5
3/8" 6,75 10,52 51,35 92,7 100 71 66 - 82 82 66 74
9,5
#4 0,1 0 6,9 12,3 99,5 48 46 - 64 64 46 55
4,75
#8 0,1 0 0,7 0,5 92,6 42 30 - 49 2,36 49 30 39,5

#16 0,05 0 0,55 0,2 70,8 32 18 - 38 1,18 38 18 28

#30 0,02 0 0,55 0,2 34,1 15 12 - 28 0,6 28 12 20

#50 0,02 0 0,55 0,2 34,1 15 7 - 20 0,3 20 7 13,5

#100 0,02 0 0,4 0,2 15,3 7 5 - 13 0,15 13 5 9

#200 0 0 0,2 0,2 4,6 4 4-8 0,075 8 4 6

(sumber : Hasil Perhitungan 2023)


GRAFIK DISTRIBUSI SARINGAN
4.1.2 Hasil Pengujian Karakteristik Aspal
Jenis aspal yang digunakan dalam penelitian ini adalah aspal minyak
penetrasi 60/70 yang diperoleh dari laboratorium Transportasi Fakultas
Teknik Universitas Muhammadiyah Jember. Hasil pemeriksaan
karakteristik aspal disajikan dalam tabel berikut ini :
Tabel 4.4 Hasil Pengujian Karakteristik Aspal
Spesifikasi
Pemeriksaan Hasil Satuan Metode Pengujian
Min Max
Penetrasi pada 25°C 65,00 60 70 0,1 mm SNI 2456 : 2011
Titik Nyala (Clev. Open cup) 196,22 130 ≥ 232 °C SNI 2433 : 2011
Titik Bakar (Clev. Open cup ) 310,02 - - - AASTHO-48-74
Titik Lembek (Ring and Ball ) 53,50 48 57 °C SNI 2434 : 2011
Berat Jenis 1,036 1 ≥1 gr/cc SNI 2441 : 2011
Daktilitas 115,3 100 - Cm SNI 2432 : 2011
Penurunan Berat 0,37 - ≤ 0,8 % Berat Semula SNI 2441 : 2011
Penetrasi setelah penurunan berat 80,5 54 ≥ 54 0,1 mm SNI 2456 : 2011
Viskositas pencampuran 135°C 347,55 - ≥ 300 °C SNI 03-6441-2000

(Sumber : Hasil Pengujian Laboratorium Transportasi Universitas


Muhammadiyah Jember, 2022)

4.2 Analisa Rancangan Campuran


4.2.1 Penentuan Proporsi Agregat
Penentuan proporsi campuran agregat Laston AC-BC diperoleh dengan
menggunakan metode coba-coba (Trial and Error) dengan tetap
memperhatikan spesifikasi yang disyaratkan dan memahami batasan gradasi
yang diisyaratkan. Setelah diperoleh proporsi campuran dengan
menggunakan metode coba-coba (Trial and Error), dilakukan penimbangan
sesuai dengan kadar aspal dan presentase tertahan pada masing-masing
saringan.
Tabel 4.5 Rancangan Campuran Agregat pada laston AC-BC
AC- BINDER COURSE
Tujuan : PERCOBAAN PENCAMPURAN DI LABORATORIUM
Lokasi : LABORATORIUM TRANSPORTASI
Tahun : 2023

GRADASI AGGREGATE GRADASI AGGREGATE GABUNGAN


SIEVE

CA I CA II MA FA NS FF I II PILIHAN SPEC. KETERANGAN


100 100 100 100 100
1" 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 OK
3/4" 100 100 100 100 100 100 100 100 100 90 100 OK
1/2" 69,10 65,8 78,6 100,0 100 100 90 90 90 75 90 OK
3/8" 6,75 10,5 51,4 92,7 100 100 71 72 71 66 82 OK
#4 0,10 0,0 6,9 12,3 100 100 48 49 48 46 64 OK
#8 0,10 0,0 0,7 0,5 93 100 42 42 42 30 49 OK
#16 0,05 0,0 0,5 0,2 71 100 32 33 32 18 38 OK
#30 0,02 0,0 0,5 0,2 34 100 15 16 16 12 28 OK
#50 0,02 0,0 0,5 0,2 34 100 15 16 16 7 20 OK
#100 0,02 0,0 0,4 0,2 15 100 7 8 7 5 13 OK
#200 0,00 0,0 0,2 0,2 4,6 99 4 3 4 4 8 OK
A. COARSE AGREGATE (BP 2/3) 1 21% 20,8%
B. COARSE AGREGATE (BP 1/2) II 3% 3,0%
C. MEDIUM AGREGATE 10% 9,9%
D. FINE AGREGATE 21% 20,8%
E PASIR 45% 44,6%
F. Filler (Semen PC) 1,0% -
100%
100% 99% 21%
(Sumber : Hasil perhitungan, 2023)

4.3 Penentuan Benda Uji Pada Penentuan Kadar Aspal optimum (KAO)
4.3.1 Perhitungan Kadar Aspal Optimum Rencana
Kadar aspal optimum (KAO) adalah kadar aspal yang mengalami
overlap dari selang yang memenuhi semua spesifikasi dari parameter-
parameter yang ditentukan dengan menggunakan standar Kementrian PU dan
Perumahan Rakyat, 2018. Ada 6 parameter yang harus dipenuhi, yaitu
stabilitas, kelelehan (flow), marshall quotient (MQ), rongga terisi aspal
(VFB), rongga dalam campuran (VIM), dan rongga dalam agregat (VMA).
Untuk memperoleh kadar aspal optimum (KAO) pada campuran lapis aspal
beton (Laston) dalam penelitian ini digunakan kadar aspal 4% sampai 6%
dengan tingkat kenaikan kadar aspal 0,5%
Tabel 4.6 Perhitungan Penentuan Kadar Aspal Optimum
AC - Binder Course
Tujuan : PERCOBAAN PENCAMPURAN DI LABORATORIUM
Lokasi : LABORATORIUM TRANSPORTASI
Tahun : 2023

PROPORSI CAMPURAN VARIASI KADAR ASPAL


VARIASI CAMPURAN AGGREGATE
Optimum ( AGGREGATE STOCK PILE )

Rencana
I II III IV V VI VII VIII IX X XI XII XIII XIV XV XVI
( AC )
FCA 30,6 51,4 30,9 30,8 30,6 30,4 30,3 30,1
DATA LAB. FFA 26,9 45,5 68,1 26,5 26,9 27,2 27,6 28,0
AGGREGATE
FF 42,6 3,1 0,9 42,8 42,6 42,3 42,1 41,9
<#4 < #200

Coarse Agg 2/3. 0,1 0,0 A. 19,7% 20,8% 19,9% 19,8% 19,7% 19,6% 19,5% 19,4%
Coarse Agg 1/2. 0,0 0,0 B. 2,8% 3,0% 2,8% 2,8% 2,8% 2,8% 2,8% 2,8%
Medium Agg. 6,9 0,2 C. 9,4% 9,9% 9,5% 9,4% 9,4% 9,3% 9,3% 9,2%
Fine Agg. 12,3 0,20 D. 19,7% 20,8% 19,9% 19,8% 19,7% 19,6% 19,5% 19,4%
Abu Batu 99,5 4,60 E 42,1% 44,6% 42,6% 42,4% 42,1% 41,9% 41,7% 41,5%
Filler 100 98,78 F 0,9% 1% 1,0% 1,0% 0,9% 0,9% 0,9% 0,9%
- - - 5,4% - 4,4% 4,9% 5,4% 5,9% 6,4% 6,9%
KADAR ASPAL : (%)
Kumulatif Campuran 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

Keterangan : : 0,035 ( % Fraksi CA ) + 0,045 ( % Fraksi FA ) + 0,18 ( % Filler ) + Konstanta


# Perkiraan Awal Kadar Aspal Rancangan Fraksi CA : 51,4 : Nilai Konstanta untuk Laston ( AC ) adalah 0.5 s/d 1.0
Fraksi FA : 45,5 : 0,035 ( 41,6 ) + 0,045 ( 53,1 ) + 0,18 ( 5,3 ) + 1 = 5,4
Filler : 3,1 Dibulatkan Sampai Desimal ( 0.5 ) terdekat = 5,4%
# Dari Gradasi Aggregate Gabungan :

# Variasi Kadar Aspal adalah Tiga Kadar Aspal di Atas dan Dua Kadar Aspal di Bawah Kadar Aspal Perkiraan yang sudah dibulatkan sampai 0.5% terdekat.

(Sumber : Hasil Perhitungan, 2023)


4.3.2 Penetuan Berat Agregat dan Berat Aspal Dalam Campuran
Setelah mendapatkan presentase masing-masing fraksi agregat dan
aspal, maka ditentukan berat material untuk rancangan campuran dengan
kapasitas mould yang ada.
Contoh perhitungan untuk campuran AC-BC sebagai berikut :
 Kadar aspal = 4,0%
 Kapasitas mould = 1200 gr
 Berat Aspal = 4,0 % x 1200
= 48,0 gr
 Berat total agregat = (100 – 4,0)% x 1200
= 1140,5 gr
CA I = 26,6 x 1200
= 319,3 gr
CA II = 10,5 x 1200
= 125,5 gr
MA = 10,5 x 1200
= 125,5 gr
FA = 9,5 x 1200
= 114,0 gr
NS = 38,0 x 1200
= 456,2 gr
Total = CA I + CA II + MA + FA + NS
= 1140,5 gr
Untuk berat aspal dan agregat pada masing masing kadar aspal yang
digunakan dalam percobaan ini dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini :
Tabel 4.7 Berat Aspal dan Agregat Pada Campuran AC-BC

VARIASI KADAR ASPAL ( PEMBUATAN BENDA UJI (GR) ) AC BC

Agg. 4,0 4,5 5,0 5,5 6,0 6,5


Aspal 48,0 54,0 60,0 66,0 72,0 78,0
Coarse Agg 2/3 319,3 317,7 316,0 314,3 312,7 311,0
Coarse Agg 1/2. 125,5 124,8 124,1 123,5 122,8 122,2
Medium Agg. 125,5 124,8 124,1 123,5 122,8 122,2
Fine Agg. 114,0 113,5 112,9 112,3 111,7 111,1
Abu Batu 456,2 453,8 451,4 449,1 446,7 444,3
Filler 11,5 11,5 11,4 11,3 11,3 11,2
Total 1200,0 1200,0 1200,0 1200,0 1200,0 1200,0
(Sumber : Hasil perhitungan, 2023)

4.3.3 Perhitungan Berat Jenis dan Penyerapan Campuran


Berdasarkan hasil pengujian berat jenis dan penyerapan agregat serta
berat jenis aspal diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 4.8 Hasil Pemeriksaan Berat Jenis dan Penyerapan Agregat
Berat Jenis Berat Jenis Berat Jenis
Material Kering Udara Semu Efektif
a b c = (a+b)/2
CA 2,578 2,705 2,642
MA 2,420 2,552 2,486
FA 2,248 2,422 2,335
NS 2,548 2,952 2,750
Aspal 1,036
(Sumber : Hasil Pengujian, Laboratorium Transportasi 2022)

Dari data hasil pemeriksaan diatas, maka berat jenis campuran agregat dan
aspal dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :
100
Bj . Udara=
CA optm MA optm FA optm NS optm
+ + +
Bj . udara Bj . udara Bj .udara Bj .udara
100
¿
27 , 7 10 , 9 9 , 9 39 ,6
+ + +
2,578 2,420 2,248 2,548
= 2,84 %
100
Bj . Semu=
CA optm MA optm FA optm NS optm
+ + +
Bj . semu Bj . semu Bj . semu Bj . semu
100
¿
27 , 7 10 ,9 9 , 9 39 , 6
+ + +
2,705 2,552 2,422 2,952
= 3,12 %
Bj . kering udara+ Bj . semu
Bj . Eff =
2
284 , 1+ 312 ,3
¿
2
= 2,98 %
Jadi, Berat jenis efektif agregat adalah 2,98 %
Bj . Efektif −Bj . Kering udara
Peny . Aspal= x Bj . Aspal x 100 %
Bj . Efektif x Bj . Kering udara
2, 98−2 , 84
¿ x 1,036 x 100 %
2 , 98 x 2 , 84
= 0,017 %
Jadi, Penyerapan pada aspal adalah 0,017 %

4.4 Hasil Uji Marshall Penentuan Kadar Aspal Optimum


Untuk memperoleh kadar aspal optimum (KAO) campuran Lapisan
Aspal Beton (laston), dalam penelitian ini digunakan kadar aspal mulai dari
4% sampai dengan 6% dengan tingkat kenaikan kadar aspal 0,5%. Data hasil
pengujian dan analisa parameter marshall yang akan disajikan pada tabel 4.7,
selanjutnya kadar aspal optimum (KAO) ditentukan dengan menggunakan
standar Pedoman Kementrian PU dan Perumahan Rakyat Tahun 2018. Ada 6
parameter yang harus dipenuhi yaitu adalah : Stabilitas, Kelelehan (flow),
Marshall Quotient (MQ), rongga terisi aspal (VFB), rongga dalam campuran
(VIM), dan rongga dalam agregat (VMA).

Tabel 4.9 Data Hasil Pengujian Marshall Pada Kadar Aspal Optimum
BENDA UJI HASIL MARSHALL
KORELASI
KADAR RATA- RATA- BERAT RATA- BERAT RATA- BERAT RATA- KORELASI
DIAMETER TINGGI VOLUME VOLUME HASIL UJI MARSHALL
NOMOR ASPAL RATA RATA KERING RATA JENUH RATA DALAM AIR RATA STABILITAS
BENDA UJI
BENDA UJI
RATA- RATA-
(%) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm³) VOLUME (gr) (gr) (gr) (gr) (gr) (gr) FLOW STBILITAS VOLUME
RATA RATA
1 4,0% 10,00 10,00 7,13 7,13 560,21 0,86 1135,5 1135,50 1177,0 1177,00 640 640,00 90 90,00 65,00 65,00 45,29

2 4,5% 10,00 10,00 7,23 7,23 568,07 0,86 1159,0 1159,00 1201,0 1201,00 750 750,00 96 96,00 73,00 73,00 45,06

3 5,0% 10,00 10,00 7,23 7,23 568,07 0,86 1161,0 1161,00 1194,5 1194,50 655 655,00 413 413,00 44,00 44,00 45,90

4 5,5% 10,00 10,00 6,10 6,10 479,29 1,14 1024,5 1024,50 1052,0 1052,00 575 575,00 321 321,00 44,00 44,00 45,90

5 6,0% 10,00 10,00 7,20 7,20 565,71 0,86 1190,5 1190,50 1219,0 1219,00 670 670,00 512 512,00 45,00 45,00 45,87

6 6,5% 10,00 10,00 7,03 7,03 552,36 0,89 1166,0 1166,00 1194,5 1194,50 642 642,00 414 414,00 82,00 82,00 44,80

(Sumber : Hasil pengujian Laboratorium, 2023)


4.6 Hasil dan Pembahasan
4.6.1 Analisis Data Pada Penentuan Kadar Aspal Optimum (KAO)
4.6.1.1 Analisa Flow Pada Campuran AC-BC
Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Flow
Hasil Perhitungan Nilai Pelelehan (Flow )
Kadar Aspal Pelelehan (Flow )
No. Sample % Bacaan
A R
1 4,0% 0,90
2 4,5% 0,96

3 5,0% 4,13
4 5,5% 3,21
5 6,0% 5,12
6 6,5% 4,14
(sumber : Hasil Perhitungan 2023)

FLOW
6,00

5,00

4,00
Flow

3,00

2,00

1,00

0,00
4,0% 4,5% 5,0% 5,5% 6,0% 6,5%
(%) Kadar Aspal

Gambar 4.1 Grafik Hubungan Kelelehan (Flow) Dan Kadar Aspal


(sumber : Hasil Perhitungan, 2023)

Dari grafik 4.2 diatas dapat diketahui bahwa penambahan kadar aspal
sangat mempengaruhi nilai flow, penambahan kadar aspal berbanding lurus
dengan nilai flow. Dimana dengan bertambahnya kadar aspal maka bertambah
pula nilai flow-nya. Sesuai dengan sifat aspal sebagai bahan pengikat,
semakin banyak aspal menyelimuti batuan semakin baik pula ikatan antara
agregat dengan aspal yang nantinya akan menyebabkan nilai flow semakin
tinggi. Dari grafik diatas diketahui pula nilai flow yang memenuhi spesifikasi
dari Pedoman Kementrian PU dan Perumahan Rakyat Tahun 2018 dengan
nilai minimum 2,0 mm dan maksimum 4,00 mm.
4.6.1.2 Analisa Stabilitas Pada Campuran AC-BC
Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Stabilitas Marshall
Hasil Perhitungan Stabilitas Marshall
Kadar Aspal Stabilitas Korelasi Volume Korelasi
Stabilitas
(%) Bacaan Benda Uji Stabilitas
No. Sample
A P Y Z PXYXZ
Data Lab
1 4% 65,00 0,86 45,29 2531,69
2 4,5% 73,00 0,86 45,06 2828,89
3 5% 44,00 0,86 45,90 1736,67
4 5,5% 44,00 1,14 45,90 2302,09
5 6% 45,00 0,86 45,87 1775,03
6 6,5% 82,00 0,89 44,80 3269,48

(Sumber : Hasil Perhitungan,2023)


Pada grafik 4.3 dibawah ini dapat diketahui bahwa nilai stabilitas
menurun secara perlahan dari kadar aspal 4%, lalu naik pada penambahan
kadar aspal 5,5%, lalu terjadi kenaikan nilai stabilitas pada kadar aspal 6,5%.
Pada grafik nilai stabilitas tersebut terjadi penurunan yang kemungkinan
disebabkan oleh film aspal terlalu tebal menyelimuti agregat. Spesifikasi yang
dipakai pada pengujian nilai stabilitas ini adalah Pedoman Kementrian PU
dan Perumahan Rakyat Tahun 2018, dengan nilai minimal yang diisyaratkan
adalah ≥800 kg.

STABILITAS
3500

3000

2500
Stabilitas

2000

1500

1000

500
4,0% 4,5% 5,0% 5,5% 6,0% 6,5%
(%) Kadar Aspal

Gambar 4.2 Grafik Hubungan Kadar Aspal dan Stabilitas


(Sumber : Hasil Perhitungan, 2023)

4.6.1.3 Analisa Density Pada Campuran AC-BC

Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Density


Hasil Perhitungan Density
Kadar Aspal Berat (gr) Volume benda Bj.Bulk camp
3 3
No. Sample (%) Di udara Di dalam air Ssd uji (Cm ) (gr/Cm )
A B C D E F
Data Lab Data Lab Data Lab D-C B/E
1 4% 1135,50 640,00 1177,00 537,00 2,11
2 4,5% 1159,00 750,00 1201,00 451,00 2,57
3 5% 1161,00 655,00 1194,50 539,50 2,15
4 5,5% 1024,50 575,00 1052,00 477,00 2,15
5 6% 1190,50 670,00 1219,00 549,00 2,17
6 6,5% 1166,00 642,00 1194,50 552,50 2,11
(sumber : Hasil Perhitungan, 2023)

DENSITY
3,00

2,80

2,60
Density

2,40

2,20

2,00
4,0% 4,5% 5,0% 5,5% 6,0% 6,5%
(%) Kadar Aspal

Gambar 4.3 Grafik Hubungan Antara Kadar Aspal dan Density


(Sumber : Hasil Perhitungan,2023)

Nilai kepadatan campuran (density) menunjukkan derajat kepadatan


suatu campuran yang sudah dipadatkan. Campuran dengan density yang
tinggi akan mampu menahan beban yang lebih besar dibandingkan dengan
nilai density yang dipengaruhi oleh kualitas bahan penyusunnya dan
pelaksanaan pemadatan, baik temperatur pemadatan maupun jumlah
tumbukannya.
Gambar 4.5 merupakan grafik hubungan kadar aspal dengan density.
Dari gambar tersebut dapat terlihat bahwa nilai density yang didapat
mempunyai nilai yang berbeda tipis satu sama lain, namun telah memenuhi
spesifikasi Pedoman Kementrian PU tahun 2018 yakni ≥ 2,0 gr/cc. Ketika %
pada kadar aspal meningkat, maka hal tersebut menyebabkan aspal dalam
campuran lebih banyak mengisi rongga dalam campuran sehingga campuran
cenderung lebih padat yang berarti nilai density semakin meningkat.
Sedangkan ketika nilai density kecil atau mungkin sampai tidak memenuhi
spesifikasi yang ditentukan, penyebabnya adalah rongga antar butiran agregat
masih cukup besar saat penambahan kadar aspal, maka nilai density
cenderung kecil atau bahkan tidak memenuhi spesifikasi.

4.6.1.4 Analisa VIM (Void In Mix) Pada Campuran AC-BC


Tabel 4.13 Hasil Perhitungan VIM
Hasil Perhitungan Nilai VIM (/Void In Mix )
Kadar Aspal Berat Jenis (gr/Cm3)
No. Sample (%) Bj. Bulk Dari Bj Efektif Bj. Maksimum Bj. Bulk Rongga Dalam
Total Agregat Total Agregat Campuran Campuran Campuran (VIM)
(gr/Cm3) (gr/Cm3)
A G H I F M
ͳͲͲ ͳͲͲሺ
‫ ܫ‬െ‫ܨ‬ሻ
ሺ௔ା௕ା௖ାௗା௘ሻ
G ൌೌ H ൌೌ
ሺ௔ା௕ା௖ାௗା௘ሻ
+

ͳͲͲ ‫ܣ‬

್ ೎ ೏ ೐ ್ ೎ ೏ ೐
ା ାೡ ାೡ ାೡ ା ା ା ା ଶ
೤ ೡ ሺೌ
ሻ ೡ ሺ್ሻ ೎ ሺ೏ ሻ ሺ೐ሻ ೤ ೡ ሺೌ
ሻ ೡ ሺ್ሻ ೡ ೎ ೡ ሺ೏ሻ ೡ ሺ೐ሻ
‫ܪ‬ ܶ ‫ܫ‬
1 4,0% 2,75 2,50 2,75 2,11 23,11
2 4,5% 2,40 1,40 2,40 2,57 7,10
3 5,0% 2,22 2,45 2,24 2,15 3,93
4 5,5% 2,45 2,74 2,46 2,15 12,85
5 6,0% 2,33 2,74 2,32 2,17 6,53
6 6,5% 2,30 2,74 2,31 2,11 8,64

(Sumber : Hasil Perhitungan, 2023)


%Aspal terhadap Rongga Udara dalam Campuran
(VIM)
25%

20%

15%
Range

10%

5%

0%
4,0% 4,5% 5,0% 5,5% 6,0% 6,5%
(%) Kadar Aspal

Gambar 4.4 Grafik Hubungan Kadar Aspal dan VIM


(Sumber : Hasil Perhitungan, 2023)
Dari grafik diatas dapat terlihat bahwa semakin bertambahnya kadar
aspal maka nilai VIM semakin menurun. Dengan bertambahnya kadar aspal,
maka jumlah aspal yang mengisi rongga antar butiran agregat semakin
bertambah, sehingga volume rongga dalam campuran menurun. VIM
menyatakan banyaknya presentase rongga udara dalam campuran aspal.
Grafik tersebut memiliki spesifikasi yang mengacu pada Pedoman
Kementrian PU Tahun 2018 yang bersyarat 3,00-5,00.

4.6.1.5 Analisa VMA (Void in Mineral Aggregate) Campuran AC-BC


Tabel 4.14 Hasil Perhitungan VMA
Hasil Perhitungan Nilai VMA (Void Mineral Aggregate )
Kadar Aspal % Kadar Aspal Kadar Aspal Rongga Dalam Peny. Aspal Rongga Dalam
No. Sample % Efektif Total Efektif Campuran thd. Total Mineral aggregat
Campuran (%) (VIM) (VMA)
A J K M V N
1 4,0% 2,92% 6,18% 23,11 1,12% 29,29%
2 4,5% 3,75% 9,63% 7,10 0,79% 16,73%
3 5,0% 3,73% 8,03% 3,93 1,34% 11,96%
4 5,5% 4,06% 8,71% 12,85 1,53% 21,56%
5 6,0% 5,50% 11,92% 6,53 0,54% 18,45%
6 6,5% 5,31% 11,20% 8,64 1,28% 19,84%

(Sumber : Hasil Perhitungan, 2023)


Void in mineral aggregate (VMA) menunjukkan prosentase rongga
antar butir agregat , termasuk didalamnya adalah rongga yang terisi udara
dan rongga yang terisi udara dan rongga yang terisi aspal efektif. Faktor-
faktor yang mempengaruhi VMA antara lain adalah jumlah tumbukan.
Gradasi agregat dan kaadar aspal. Nilai VMA berpengaruh pada sifat
kekedapan dan keawetan campuran terhadap air dan udara bebas serta
kekakuan campuran. Semakin tinggi nilai VMA maka semakin banyak
rogga dalam campuran yang terisi aspal sehingga kekedapan campuran
terhadap air dan udara semakin tinggi, namun nilai VMA yang terlalu tinggi
dapat mengakibatkan potensi terjadinya bleeding pada perkerasan lebih
tinggi pada saat menerima beban pada temperature tinggi. Nilai VMA yang
terlalu rendah menunjukkan kecilnya jumlah aspal yang mengisi rongga,
sehingga akan menyebabkan lapisan kurang dapat mengikat agregat yang
berakibat perkerasan mudah terjadi stripping.

% Rongga Dalam Mineral Aggregat (VMA)

70%
60%
50%
40%
Range

30%
20%
10%
0%
4,0% 4,5% 5,0% 5,5% 6,0% 6,5%
(%) Kadar Aspal

Gambar 4.6 Grafik Hubungan Kadar Aspal dan VMA


(Sumber : Hasil Perhitungan, 2023)

Dari grafik diatas, nilai VMA semakin meningkat juga akhirnya


menurun pada kadar aspal 6,5%. Nilai VMA diatas telah memenuhi
spesifikasi minimal 15%

4.1.6.6 Analisa VFA (Void Filled With Asphalt) Pada Campuran AC-BC
Tabel 4.15 Hasil Perhitungan VFA
Hasil Perhitungan Nilai VFA (Void Filled With Asphalt )
Kadar Aspal Kadar Aspal Rongga Dalam Rongga Terisi
No. Sample % Efektif Mineral aggregat Aspal
(%) (VMA) (VFA)
A K N O
1 4,0% 6,18% 29,29% 21,11%
2 4,5% 9,63% 16,73% 57,57%
3 5,0% 8,03% 11,96% 67,14%
4 5,5% 8,71% 21,56% 40,41%
5 6,0% 11,92% 18,45% 64,61%
6 6,5% 11,20% 19,84% 56,45%
(Sumber : Hasil Perhitungan,2023)

Nilai VFA menunjukkan presentase besarnya rongga yang dapat


terisi oleh aspal. Dari grafik dibawah ini dapat diketahui nilai VFA
meningkat seiring dengan penambahan kadar aspal. Semakin banyak kadar
aspal maka campuran semakin awet dan semakin sedikit kadar aspal maka
agregat yang terselimuti aspal semakin tipis yang menyebabkan campuran
tidak awet. Nilai VFA pada grafik berikut telah memenuhi spesifikasi
Kementrian PU tahun 2018 yakni ≥ 65%
% Aspal terhadap Rongga Berisi Aspal (VFA)

80%
70%
60%
50%
Range

40%
30%
20%
10%
0%
4,0% 4,5% 5,0% 5,5% 6,0% 6,5%
(%) Kadar Aspal

Gambar 4.6 Grafik Hubungan Kadar Aspal dan VFA


(Sumber : Hasil Perhitungan, 2023)

4.1.6.7 Analisa Kadar Aspal Optimum dan Aspal Efektif AC- Binder
Course
Tabel 4.16 Hasil Test Marshall
Flow Stabilitas Density VIM VFA VMA Aspal Efektif
Prosentase
R Q I M O N J
Aspal
2,00 - 4,00 >800 >2,00 3,00 - 5,50 >65 >15 >4
4,0% 0,90 2532 2,11 23% 21% 29% 3%
4,5% 0,96 2829 2,57 4% 58% 17% 4%
5,0% 4,13 1737 2,15 4% 67% 22% 4%
5,5% 3,21 2302 2,15 4% 40% 40% 4%
6,0% 5,12 1775 2,17 7% 65% 65% 5%
6,5% 4,14 3269 2,11 9% 56% 20% 5%

(Sumber : Hasil Perhitungan, 2023)

Dari hasil analisis karakteristik marshall, VIM, VMA, VFA, Stabilitas,


flow didapatkan nilai kadar aspal optimum. Jadi, Kadar aspal optimum dan
aspal efektif berada pada nilai 5,25 %
Menentukan Kadar Aspal Optimum
Flow

Stabilitas

% Aspal Efektif
5% + 5.5% / 2
VIM

VMA
Density

VFA

4,0% 4,5% 5,0% 5.25% 5,5% 6,0% 6,5%

Gambar 4.7 Kadar Aspal Optimum AC-Binder Course


(Sumber : Hasil Perhitungan, 2023)

5 ,0+ 5 ,5
Kadar Aspal Optimum = =5 , 25 %
2

KADAR ASPAL EFFEKTIF

9%
8%
7%
KAdar Aspal Efefktif

6%
5%
4%
3%
2%
1%
0%
4,0% 4,5% 5,0% 5,5% 6,0% 6,5%
(%) Kadar Aspal

Gambar 4.8 Kadar Aspal Efektif AC- Binder Course


(Sumber : Hasil Perhitungan, 2023)

Anda mungkin juga menyukai