Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

METROLOGI INDUSTRI

MODUL (I)
PENGUKURAN LINEAR

Nama : Dimas Aji Nugroho


NIM : 21525078
Kelompok : B3
Asisten : Iqbal Muhammad Firdaus
Hari / Tanggal : Senin , 14 November
2022

JURUSAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2022/2023
MODUL 1

Pengukuran Linier

1.1 Tujuan
1. Mengetahui atau memahami ketelitian atau ketepatan dan kecermatan alat
ukur.
2. Mengetahui atau memahami arti pengukuran langsung.
3. Mampu menggunakan alat ukur dengan benar dan tepat.
1.2 Dasar Teori

Pengukuran adalah suatu kegiatan yang dilakukan terhadap suatu objek


tertentu dengan menggunakan alat ukur yang sesuai dengan objek yang diukur.
Dalam arti yang luas pengukuran adalah membandingkan suatu besaran dengan
besaran standar. Satuan dari besaran standar sendiri merupakan salah satu atau
gabungan dari satuan-satuan dasar.

Dari cara pengukurannya, besaran-besaran fisika dapat diukur secara langsung


dan tidak langsung. Pengukuran langsung adalah pengukuran suatu besaran yang
tidak bergantung pada pengukuran besaran-besaran lain, seperti mengukur tongkat
dengan mistar. Hal tersebut termasuk pengukuran langsung karena dilakukan
dengan membandingkan besaran dengan secara langsung pada benda acuan.
Sedangkan pengukuran secara tidak langsung yaitu pengukuran dengan cara tidak
langsung membandingkan benda dengan besaran-besaran acuan tetapi dengan
besaran- besaran lain, seperti mengukur suhu dengan mengukur perubahan
volume air raksa atau mengukur berat benda dengan menghitung pertambahan
panjang pegas.
Dalam pengukuran juga terdapat pengukuran geometris. Pengukuran
geometris ialah pengukuran yang mencakup tiga aspek geomestris yaitu ukuran,
bentuk, dan kekasaran permukaan. Dalam pengukuran geometris, pengukuran
dapat dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu pengukuran linier, sudut dan
kemiringan, kedataran, kelurusan, kesikuan, dan kekasaran permukaan.

Pengukuran linier terdiri dari pengukuran linier langsung dan pengukuran


linier tak langsung. Pengukuran linier langsung adalah pengukuran yang hasil
pengukurannya dapat langsung dibaca pada skala ukur dari alat ukur yang
digunakkan. Sedangkan pengukuran linier tak langsung merupakan pengukuran
yang memerlukan kecermatan yang tinggi karena bentuk benda ukur yang tidak
memungkinkan untuk diukur dengan alat ukur langsung.
1.3 Alat dan Bahan Kerja
1.3.1 Alat Kerja
1. Jangka Sorong 0,05

Gambar 1. 1 Jangka Sorong 0,05

(Sumber : Laboratorium Metrologi Industri)

2. Jangka Sorong 0,02

Gambar 1. 2 Jangka Sorong 0,02

(Sumber : Laboratorium Metrologi Industri)


3. Mikrometer

Gambar 1. 3 Mikrometer

(Sumber : Laboratorium Metrologi Industri)

4. Triobor

Gambar 1. 4 Triobor

(Sumber: Laboratorium Metrologi Industri)


5. Mistar

Gambar 1. 5 Mistar

(Sumber : Laboratorium Metrologi Industri)

1.3.2 Bahan Kerja


1. Poros

Gambar 1. 6 Poros

(Sumber : Laboratorium Metrologi Industri)


2. Bearing

Gambar 1. 7 Bearing

(Sumber : Laboratorium Metrologi Industri)

3. Piston

Gambar 1. 8 Piston

(Sumber : Laboratorium Metrologi Industri)


1.4 Langkah-Langkah Percobaan
1.4.1 Persiapan Pengukuran
1. Mempersiapkan tempat untuk melaksanakan pengukuran
2. Memeriksa keberadaan alat sesuai dengan yang tercantum pada
kartu alat
3. Membersihkan peralatan dengan menggunakan wash bensin
4. Menuliskan data alat ukur pada lembar kerja
1.4.2 Pelaksanaan Pengukuran
1. Mempelajari cara penggunaan alat pengukuran
2. Mempelajari fungsi masing-masing bagian pada alat pengukuran
dalam mengukur pengukuran objek
3. Mempelajari gambar benda kerja
4. Melakukan proses pengukuran berdasarkan gambar
5. Menuliskan hasil pengukuran pada tabel
1.5 Analisis dan Pembahasan
1.5.1 Analisis

Tabel 1. 1 Hasil Pengukuran Linier pada Poros

Mistar Jangka Sorong Jangka Sorong Mikrometer


(0,05mm) (0,02mm)
A 3 3,95 3,86 3,15
B 3,5 4,00 4,00 4,04
C 45 41,20 41,54 -
D 137 139,8 140 -
E 46 46,00 45,22 -
F 15,83 15,75 15,80 15,30
g 39 37,30 37 -

Tabel 1. 2 Hasil Pengukuran Linier pada Bearing

Mistar Jangka Sorong Jangka Sorong Mikrometer Triobor


(0,05mm) (0,02mm)
A 37 34,18 34,18 - 34,000
B 48 49,70 49,24 - -
C 66 65,55 65,10 - -
D 77 20,00 80,02 - -
E 2 0,23 2,12 - -
F - - - - -
G 20 21,30 20,72 21,40 -
Tabel 1. 3 Hasil Pengukuran Linier pada Piston

Mistar Jangka Sorong Jangka Sorong Mikrometer Triobor


(0,05mm) (0,02mm)
A 86 85,70 85,54 - -
B 52 48,50 49,62 - 6,710
C 29 23,00 26,93 - -
D 5 4,00 - - -
E 2 1,00 - - -
F 6 5,00 5,00 - -
G 4 4,00 2,86 - -
H 2,5 2,00 2,06 - -
I 3,5 3,00 2,86 - -
j 2,5 2,00 2,10 - -
K 4,5 4,00 4,10 - -
L 3 2,00 2,34 - -
M 12 12,00 12,26 - -
O 4,5 4,00 4,52 - -
P 4,5 4,00 3,82 - -
Q 4,5 4,00 3,68 - -
R 4,5 4,00 4,72 - -
S 3,5 31,30 36,00 - -
Tabel 1. 4 Hasil Pengukuran Diameter Dalam pada Bearing (masing-masing alat 5
kali)

Jangka Sorong Jangka Sorong Triobor


(0,05mm) (0,02mm)
1 34,80 34,80 34,000
2 34,80 34,80 34,000
3 34,80 34,80 34,000
4 34,80 34,80 34,000
5 34,80 34,80 34,000

1.6 Pembahasan
Pada praktikum pengukuran ini digunakkan lima alat pengukuran yaitu
mistar, jangka sorong (0,05mm), jangka sorong (0,02mm), mikrometer, dan
triobor yang setiap alatnya memiliki fungsi, ketelitian, dan kapasitas ukur
yang berbeda. Setelah mengetahui fungsi, ketelitian, dan kapasitas tiap ukur,
kami melakukan pengukuran sesuai dengan instruksi yang terdapat pada
gambar. Setelah melakukan pengukuran dengan berbagai alat, didapatlah
hasil seperti yang ada dalam tabel.

Karena keterbatasan yang dimiliki tiap alat ukur beberapa hasil


pengukuran tidak bisa didapat dengan alat ukur tertentu atau hasil yang
didapat kurang teliti. Contohnya beberapa bagian tidak dapat diukur
menggunakan mikrometer karena alat tersebut biasa digunakan untuk
mengukur ketebalan. Beberapa bagian juga tidak dapat diukur menggunakan
triobor karena alat tersebut dikhususkan untuk mengukur diameter dalam.
Walaupun banyak bagian dapat diukur menggunakan mistar, tetapi hasil yang
didapat tidak seteliti alat ukur jangka sorong dan mikrometer. Sedangkan
untuk jangka sorong kita dapat menjangkau banyak bagian namun tidak
seteliti mikrometer dalam mengukur kedalaman juga tidak seteliti triobor
dalam mengukur diameter. Pada praktikum ini juga kami melakukan
pengukuran diameter dalam bearing berulang kali dengan jangka sorong dan
triobor dengan tujuan untuk meminimalisir kesalahan dalam pengukuran.
1.7 Kesimpulan dan Saran
1.7.1 Kesimpulan

Pada praktikum pengukuran linier ini dapat disimpulkan bahwa setiap


alat ukur memiliki ketelitian dan kapasitas ukur yang berbeda-beda seperti
alat ukur yang kita pakai dalam praktikum ini, terdapat mistar yang memiliki
ketelitian 1mm dengan kapasitas ukur 50cm, jangka sorong (0,05mm) yang
memiliki ketelitian 0,05mm dengan kapasitas ukur 15cm, jangka sorong
(0,02mm) yang memiliki ketelitian 0,02mm dengan kapasitas ukur 15cm,
mikrometer yang memiliki ketelitian 0,01mm dengan kapasitas ukur 0-25mm,
dan juga triobor yang memiliki ketelitian 0,005mm dengan kapasitas ukur 30-
40mm dan kapasitas ukur 25-30mm.

Pada praktikum ini juga diketahui bahwa kesalahan pengukuran


sangatlah bisa terjadi baik karena kondisi manusia, kesalahan pembacaan
skala, ataupun kesalahan metode yang digunakan.

1.7.2 Saran

Dikarenakan dalam pengukuran sangat memungkinkan adanya kesalahan


pengukuran, maka disarankan bagi praktikan yang ingin melakukan
praktikum untuk benar-benar mempelajari cara pembacaan skala yang benar,
teliti dalam pengukuran dan melakukan pengukuran berulang kali untuk
meminimalisir kesalahan pengukuran.
1.8 Daftar Pustaka

Andy Nugraha, S.T., M.T. Muhammad Nizar Ramadhan, S.T., M.T. (2018).
Pengukuran Teknik dan Instrumentasi (HMKK314). UNIVERSITAS
LAMBUNG MANGKURAT.
Etik Puspitasari. (2015). Info Teknik. Analisa Pengukuran Linier Sebagai Upaya
Pengendalian Kualitas Produk Dengan Menggunakan Metode Control
Chart, 6(2), 145-158.
Riskawati, Narlina, Rahman Karim. (2019). Alat Ukur dan Pengukuran (2nd ed.).
LPP UNISMUH MAKASSAR.
1.9 Lampiran

Anda mungkin juga menyukai