DATA PERCOBAAN
Y i=
( )
V2
=
(0,16+3,47+7,31) ml / 3
V 1 i 30 ml
=0, 122 (Nuclea,2017)
Y o=
( )
V2
=
(0,39+1,24+1,46) ml / 3
V 1 o 30 ml
=0, 034 (Nuclea,2017)
2. Perhitungan Jumlah CO2 yang Diserap dalam Kolom dari Analisis Sampel Gas
Jika Fa adalah jumlah CO2 liter/detik yang diserap antara puncak dan dasar, maka
( Y i−Y o ) ( 0 ,122−0, 034 ) L (Nuclea,2017)
F a= ( F 2+ F 3 )= 1−0,034 ( 80+3 )=7,4969 menit
( 1−Y o )
% Ralat=
| |
Y it −Y i
Y it
x 100%
¿| 0,036−(0,122)
0, 036 |
x 100%
¿ 236 , 30 %
a. Menit ke-7
Laju absorpsi=F1 [ C di - Cd o ] = 4 x (0,0030-0,0027) = 0,0010 mol/menit
b. Menit ke-14
Laju absorpsi=F1 [ C di - Cd o ] = 4 x (0,0033-0,0029) = 0,0018 mol/menit
c. Menit ke-21
Laju absorpsi=F1 [ C di - Cd o ] = 4 x (0,0036-0,0028) = 0,000027 mol/menit
A B C D E F G H I
39 LAMPIRAN C
40 PROGRAM KOMPUTER
41
42 C.1 Hasil Analisa Gas
43 Tabel C.1 Hasil Analisa Gas
44 F 1 (L/menit) F 2 (L/menit) F 3 (L/menit) Y it V 1 (mL) V 2 (mL)
45 V 2i V 2i rata-rata V 2o V 20 rata-rata
46 =F46 =H46
47 =B46 =C46/(B46+C46) =F47 =AVERAGE(F46:F48) =H47 =AVERAGE(H46:H48)
48 =A46 =F48 =H48
49 =F49 =H49
50 =B49 =C46/(B49+C46) =F50 =AVERAGE(F49:F51) =H50 =AVERAGE(H49:H51)
51 =C46 =E46 =F51 =H51
52 =F52 =H52
53 =B52 =C46/(B52+C46) =F53 =AVERAGE(F52:F54) =H53 =AVERAGE(H52:H54)
54 =A47 =F54 =H54
55 =F55 =H55
56 =B55 =C46/(B55+C46) =F56 =AVERAGE(F55:F57) =H56 =AVERAGE(H55:H57)
57 =F57 =H57
58
59 C.2 Hasil Analisis Cairan
60 VT =B60 mL
61 Tabel C.2 Hasil Analisis Cairan
62 F 1 (L/menit) F2 (L/menit) F3 (L/menit) t (menit) Inlet Cairan Outlet Cairan Laju absorpsi (mol/menit) Laj
63 V bi (mL) C di (mol/mL) V bo (mL) C do (mol/ml)
64 =D64 =E64 =E64*0.2/100 =G64 =G64*0.2/100 =($A$64*(F64-H64))
65 =B64 =D65 =E65 =E65*0.2/100 =G65 =G65*0.2/100 =($A$65*(F65-H65)) =
66 =A64 =D66 =E66 =E66*0.2/100 =G66 =G66*0.2/100 =($A$66*(F66-H66))
67 =D67 =E67 =E67*0.2/100 =G67 =G67*0.2/100 =($A$67*(F67-H67))
68 =B67 =D68 =E68 =E68*0.2/100 =G68 =G68*0.2/100 =($A$68*(F68-H68))
69 =C64 =D69 =E69 =E69*0.2/100 =G69 =G69*0.2/100 =($A$69*(F69-H69))
70 =D70 =E70 =E70*0.2/100 =G70 =G70*0.2/100 =($A$70*(F70-H70))
71 =B70 =D71 =E71 =E71*0.2/100 =G71 =G71*0.2/100 =($A$71*(F71-H71))
72 =A70 =D72 =E72 =E72*0.2/100 =G72 =G72*0.2/100 =($A$72*(F72-H72))
73 =D73 =E73 =E73*0.2/100 =G73 =G73*0.2/100 =($A$73*(F73-H73))
74 =B73 =D74 =E74 =E74*0.2/100 =G74 =G74*0.2/100 =($A$74*(F74-H74))
75 =D75 =E75 =E75*0.2/100 =G75 =G75*0.2/100 =($A$75*(F75-H75))
76
77 Keterangan:
78 F 1 = Laju alir air (L/menit) = =D78 =E78 Y i = Fraksi volume CO 2 dalam alur gas inlet
79 F2 = Laju alir udara (L/menit) = =D79 =E79 Y o = Fraksi volume CO 2 dalam alur gas outlet
80 F3 = Laju alir CO 2 (L/menit) = =D80 Fa = Jumlah CO 2 yang diserap antara puncak dan dasar (L/menit)
81 t = waktu (menit) = =D81 =E81 =F81 V T = Volume air dalam sistem (L)
82 Y it = Fraksi mol CO 2 = Fraksi volume CO 2 V bi = Volume larutan NaOH yang dititrasi ke dalam tangki (mL)
83 V 1 = Volume sampel CO 2 (ml) V bo = Volume larutan NaOH yang dititrasi pada keluaran cairan (mL)
84 V 2 = Volume CO 2 yang diserap dalam kolom (mL) C di = Konsentrasi CO 2 bebas di dalam tangki (mol/mL)
85 V 2i = Volume CO 2 dalam alur gas inlet (mL) C do = Konsentrasi CO 2 bebas pada keluaran cairan (mol/mL)
86 V 2o = Volume CO 2 dalam alur gas outlet (mL)
A B C D E F G H I J K L M
39 LAMPIRAN D
40 HASIL PROGRAM KOMPUTER
41
42 D.1 Hasil Analisa Gas
43 Tabel D.1 Hasil Analisa Gas
44 V2 (mL)
F1 (L/menit) F2 (L/menit) F3 (L/menit) Yit V1 (mL) Yi Yo Fa (L/menit) % Ralat
45 V2i V2i rata-rata V2o V20 rata-rata
46 0.16 0.39
47 80 0.036 3.47 3.647 1.24 1.030 0.122 0.034 7.4968 236.30
48 7.31 1.46
4
49 0.06 0.07
50 85 0.034 3.54 3.537 1.07 1.507 0.118 0.050 6.2695 245.81
51 7.01 3.38
3 30
52 4.05 2.85
53 80 0.036 5.30 5.350 3.70 3.483 0.178 0.116 5.8429 393.39
54 6.70 3.90
5
55 4.55 4.09
56 85 0.034 5.85 5.900 4.65 4.780 0.197 0.159 3.9080 476.89
57 7.30 5.60
58
59 D.2 Hasil Analisis Cairan
60 VT 100 mL
61 Tabel D.2 Hasil Analisis Cairan
62 Inlet Cairan Outlet Cairan Laju absorpsi Laju absorpsi rata-
F1 (L/menit) F2 (L/menit) F3 (L/menit) t (menit)
63 Vbi (mL) Cdi (mol/mL) Vbo (mL) Cdo (mol/ml) (mol/menit) rata (mol/menit)
64 7 1.50 0.0030 1.37 0.0027 0.0010
65 80 14 1.67 0.0033 1.45 0.0029 0.0018 0.00400
66 21 1.78 0.0036 1.40 0.0028 0.0030
4
67 7 1.51 0.0030 1.37 0.0027 0.0011
68 85 14 1.72 0.0034 1.60 0.0032 0.0010 0.00429
69 21 1.81 0.0036 1.57 0.0031 0.0019
70 3 7 1.57 0.0031 1.45 0.0029 0.0010
71 80 14 1.70 0.0034 1.55 0.0031 0.0012 0.00329
72 21 1.80 0.0036 1.60 0.0032 0.0016
73 5 7 1.60 0.0032 1.45 0.0029 0.0012
74 14 1.70 0.0034 1.60 0.0032 0.0008
85 0.02857
21 3.60 0.0072 1.65 0.0033 0.0156
75
76
77 Keterangan:
78 F1 = Laju alir air (L/menit) = 4.0 5.0 Yi = Fraksi volume CO2 dalam alur gas inlet
79 F2 = Laju alir udara (L/menit) = 80 85 Yo = Fraksi volume CO2 dalam alur gas outlet
80 F3 = Laju alir CO2 (L/menit) = 3.0 Fa = Jumlah CO2 yang diserap antara puncak dan dasar (L/menit)
81 t = waktu (menit) = 7 14 21 VT = Volume air dalam sistem (L)
82 Yit = Fraksi mol CO2 = Fraksi volume CO2 Vbi = Volume larutan NaOH yang dititrasi ke dalam tangki (mL)
83 V1 = Volume sampel CO2 (ml) Vbo = Volume larutan NaOH yang dititrasi pada keluaran cairan (mL)
84 V2 = Volume CO2 yang diserap dalam kolom (mL) Cdi = Konsentrasi CO2 bebas di dalam tangki (mol/mL)
85 V2i = Volume CO2 dalam alur gas inlet (mL) Cdo = Konsentrasi CO2 bebas pada keluaran cairan (mol/mL)
86 V2o= Volume CO2 dalam alur gas outlet (mL)
LAMPIRAN E
APLIKASI INDUSTRI
Penyerapan CO2 dari Biogas oleh Gliserol: Dilakukan di Kolom Bubble Semi-
Batch
Kandungan utama biogas adalah metana (CH 4) dan karbon dioksida (CO2).
Beberapa penelitian tentang karakteristik pembakaran telah membuktikan adanya
CO2dalam pembakaran bahan bakar dapat mengurangi laju reaksi. CO tinggi
konsentrasi dalam bahan bakar dapat menurunkan nilai kalornya dan menurunkan
kualitas biogas. Metode yang umum digunakan dalam proses pemurnian biogas adalah
dengan menggunakan absorbs senyawa berbasis amina. Namun, metode ini memiliki
beberapa kendala yaitu biaya yang mahal, korosif, dan kebutuhan energi yang tinggi
untuk regenerasi.
Berdasarkan CO2 skema pemisahan gas yang diberikan oleh Wahono dalam
jurnalnya yaitu “ Pemanfaatan Zeolit Lokal Gunung Kidul-Yogyakarta untuk Optimasi
Sistem Biogas”, metode yang paling tepat untuk proses pemurnian biogas dengan
penyerapan fisik. Penyerapan fisik adalah proses penyerapan gas terlarut (zat terlarut)
melalui interaksi fisik, difusi gas ke dalam air, atau gas terlarut ke dalam fase cair tanpa
reaksi kimia. Proses penyerapan fisik terutama digunakan ketika konsentrasi CO 2
terlarut tinggi . Masalah utama adalah tingginya potensi kehilangan pelarut .
Salah satu senyawa yang dapat digunakan sebagai absorben fisik adalah
gliserol. Gliserol memiliki tekanan uap yang rendah, stabil, tidak beracun, murah dan
tersedia dalam jumlah banyak sebagai produk sampingan dari produksi biodiesel.
Menurut Aschenbrenner dan Peter dalam Journal of Comparative Study of Solvent
Properties for Carbon Dioxide Absorption, terminal –OH memiliki afinitas yang lebih
tinggi terhadap CO2 molekul yang meningkatkan CO2 penyerapan. Pembubaran
CO2dalam gliserol yang disebabkan oleh Van der Waals dan gaya elektrostatik. Ikatan
antara penyerap dan CO2dalam penyerapan fisik lebih rendah dari ikatan yang dibentuk
oleh penyerapan kimia. Oleh karena itu, gliserol dapat digunakan sebagai penyerap.
Diagram skematik CO2 penyerapan dalam gliserol dilakukan dalam kolom
gelembung semi-batch seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1. Gliserol (96%) dibeli
dari PT. Brataco. Biogas simulasi (gas campuran) terdiri dari 40% CO 2 mengandung N2
dipasok oleh PT.Samator Gas. Volume cairan dalam kolom adalah 250 ml. Kolom
direndam dalam penangas air untuk mengontrol suhu cairan. Gas campuran disuplai dari
silinder dan laju aliran gas dikendalikan oleh pengukur aliran volume. Untuk injeksi dan
pemerataan fase gas, sparger gas (sintered sparger) dipasang di tengah kolom bawah.
Konsentrasi gas keluaran dari absorber dianalisis dengan kromatografi gas (GC).
Kisaran kecepatan superfisial gas dari 0,56 cm/s hingga 0,73 cm/s dan suhu dari 293
hingga 333 K telah diselidiki.
(Lestari, dkk.,2018)
LAMPIRAN F
FOTO PERCOBAAN