Anda di halaman 1dari 16

VOISSON

 Dasar Teori
Uji Poisson untuk menentukan apakah suatu data mengikuti distribusi
Poisson atau tidak. Distribusi Poisson adalah distribusi probabilitas diskrit
yang menggambarkan jumlah kejadian yang terjadi dalam interval waktu
atau ruang tertentu. Rasio Poisson adalah perbandingan antara regangan
lateral dan aksial pada nilai mutlak. Bilamana beton mengalami desakan,
memendek pada arah memanjang atau aksial dan mengalami pengembangan
arah melebar atau lateral. Antara regangan arah yang lebih lebar dan arah
memanjang yang dilihat sebagai perbandingan perbandingan poisson
(poisson ratio). Pada fase elastis linier regangan lateral sebanding dengan
regangan aksial. Kontraksi lateral ini dapat dilihat dengan jelas pada karet
yang direntangkan, yang merupakan batas atas teoritis untuk angka poisson,
sedangkan pada bahan logam Perubahan ukuran lateral ini biasanya terlalu
kecil untuk dilihat, tetapi perubahan ukuran dapat dideteksi dengan alat
ukur.(Sutrisno, 2009).
Uji Poisson adalah uji statistik yang digunakan untuk mengukur sifat
mekanik suatu benda uji dengan cara memberikan beban pada benda tersebut
hingga terpuntir atau bengkok pada benda uji. Uji Poisson ini juga dikenal
sebagai uji tarik atau uji lentur. Uji Poisson ini dinamakan demikian karena
bentuk benda uji yang digunakan dalam pengujian ini berbentuk balok
dengan ukuran panjang, lebar dan tinggi yang berbeda-beda. Uji Poisson ini
juga dapat digunakan untuk mengukur sifat mekanik suatu bahan seperti
kekuatan tarik, kekuatan lentur dan kekuatan geser
Tes Poisson biasanya dilakukan pada bahan yang berbeda seperti
logam, plastik, kayu dan beton. Pada uji Poisson, benda uji ditempatkan pada
dua titik tumpuan dan dibebani di tengah benda uji. Beban diterapkan
dengan menarik atau mendorong spesimen dengan mesin uji tarik atau mesin
uji kompresi. Selama pengujian, benda uji mengalami deformasi atau
pembengkokan pada bagian tengah benda. Hasil uji Poisson adalah data
terukur, seperti beban yang diterapkan pada benda uji, posisi titik tumpu dan
deformasi atau tekukan yang diterapkan pada benda uji. Informasi ini
kemudian dapat duigunakan untuk menghitung sifat mekanik benda uji,
seperti modulus elastisitas, momen inersia, dan kekuatan material.
Angka Poisson (μ) adalah angka perbandingan antara regangan
horizontal (lateral strain) dan regangan vertikal (axial strain) yang
disebabkan oleh beban sejajar sumbu danregangan aksial (Yoder, E.Y. and
M.W Witczak.1975). Jadi, angka poisson adalah nilai perbandingan antara
regangan horizontal dan regangan vertikal.

Cv
𝜇 = Ch

Dimana :
𝜇 = angka poisson
Ch = regangan horizontal (lateral strain)
C v = regangan vertikal (axial strain)

 Tujuan Praktikum

1. Untuk menentukan perbandingan Antara regangan lateral dengan


regangan longitudinal dari setiap benda uji.
2. Menghitung nilai modulus elastisitas (E) pada bahan yang mengalami
tekukan.
3. Memahami prinsip dasar pengujian kekuatan material.
 Alat Praktikum
1. Alat Tekan

2. Jangka Sorong

3. Spidol

4. Pengukur Dial
5. Benda Uji Kayu

 Tata Cara Praktikum


1. Kayu yang akan diujikan diukur terlebih dahulu dengan menggunakan
jangka sorong, kemudian hasil pengukuran dimasukkan kedalam tabel
data.

2. Kemudian kayu yang akan di uji, ditekan menggunakan alat yang telah
dipersiapkan searah longitudinal secara bertahap.
3. Setelah kayu ditekan, maka dilakukan kembali pengukuran tebal dan lebar
pada kayu tersebut setiap tahap penekanan menggunakan jangka sorong.
Kemudian catat hasil pengukuran tersebut.

4. Setelah kayu sekiranya mengalami kerusakan, maka penekanan terhadap


kayu tersebut dihentikan.
5. Lakukan hingga benda uji terakhir.
 Data Praktikum

Gambar Pengujian Voisson

No. Benda Uji / Pencatatan

Kayu 1 Kayu 2 Kayu 3


Pembacaan
Proving Ring (P)
L B T L B T L B T
(cm) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm)
0 10,07 5,45 2,95 9,75 5,39 2,88 10,02 5,33 2,95
10 5,46 2,97 5,39 2,88 5,40 3,01
20 5,48 2,98 5,36 2,89 5,41 3,01
30 5,48 2,99 5,36 2,90 5,41 3,01
40 5,48 3,00 5,37 2,90 5,41 3,01
50 5,46 2,99 5,36 2,90 5,41 3,01
60 5,54 2,98 5,36 2,90 5,41 3,01
70 5,47 2,98 5,36 2,90 5,43 3,02
80 5,47 2,98 5,36 2,90 5,43 3,02
90 5,46 2,99 5,36 2,89 5,42 3,02
100 5,46 2,99 5,36 2,89 5,41 3,01

 Pembacaan Dial Penurunan Kayu 1


Diketahui Mula-mula Pada Kayu Uji 1 :

 Panjang (L) : 10,07 cm


 Lebar (B) : 5,45 cm
 Tebal (T) : 2,95 cm

P Skala Dial KAYU 1


L B T
cm cm cm
0 0 10,07 5,45 2,95
10 142 5,46 2,97
20 221 5,48 2,98
30 256 5,48 2,99
40 279 5,48 3,00
50 310 5,46 2,99
60 341 5,54 2,98
70 371 5,47 2,98
80 397 5,47 2,98
90 421 5,46 2,99
100 433 5,46 2,99

 Perhitungan (L) pada beban 10-100

Contoh Perhitungan (L) :

Rumus : Lp = L0-(SDn x 0,01 mm)

Pada Beban 10 Diketahui :

L0 = 10,07 cm = 100,7 mm

SD = 142

Jadi, : Lp = L0 - (SDn x 0,01 mm)

: L10 = 100,7 - (142 x 0,01 mm)

: L10 = 99,28 mm
*Langkah Sama Untuk Perhitungan beban 20-100

P Skala Dial KAYU 1


(cm) L B T
cm cm Cm
0 0 10,07 5,45 2.95
10 142 9,928 5,46 2.97
20 221 9,849 5,48 2.98
30 256 9,814 5,48 2,99
40 279 9,791 5,48 3,00
50 310 9,76 5,46 2.99
60 341 9,729 5,54 2,98
70 371 9,699 5,47 2,98
80 397 9,678 5,47 2,98
90 421 9,649 5,46 2,99
100 433 9,637 5,46 2,99

 Perhitungan εL, εB, εT,V1,V2, dan V rata-rata Pada Beban 10-


100
o Contoh Perhitungan εL
εL = L0-L1
εL = 10,07 – 9,928
εL = 0,142 cm
o Contoh Perhitungan εB
εB = B0-B1
εB = 5,45 – 5,46
εB = - 0,1 cm
o Contoh Perhitungan εT
εT = T0-T1
εT = 2,95 – 2,97
εT = - 0,02 cm
o Contoh Perhitungan V1
V1 = εB/ εL
V1 = -0,01/0,142
V1 = -0,0704
o Contoh Perhitungan V2
V2 = εT/ εL
V2 = - 0,01/0,1
V2 = - 0,1
o Contoh Perhitungan V rata-rata
Vr = (V1+V2)/2
Vr = (-0,0704 - 0,1408)/2
Vr = - 0,1056

*Langkah Sama Untuk Perhitungan beban 20-100

KAYU 1
Skala
P L B T
Dial εL εB εT V1 V2 V rata-rata
Cm cm cm
0 0 10,07 5,45 2.95 0 0 0 0,0000 0,0000 0,0000
10 142 9,928 5,46 2.97 0,142 -0,01 -0,02 -0,0704 -0,1408 -0,1056
20 221 9,849 5,48 2.98 0,221 -0,03 -0,03 -0,1357 -0,1357 -0,1357
30 256 9,814 5,48 2,99 0,256 -0,03 -0,04 -0,1172 -0,1563 -0,1367
40 279 9,791 5,48 3,00 0,279 -0,03 -0,05 -0,1075 -0,1792 -0,1434
50 310 9,76 5,46 2.99 0,31 -0,01 -0,04 -0,0323 -0,1290 -0,0806
60 341 9,729 5,54 2,98 0,341 -0,09 -0,03 -0,2639 -0,0880 -0,1760
70 371 9,699 5,47 2,98 0,371 -0,02 -0,03 -0,0539 -0,0809 -0,0674
80 397 9,678 5,47 2,98 0,397 -0,02 -0,03 -0,0504 -0,0756 -0,0630
90 421 9,649 5,46 2,99 0,421 -0,01 -0,04 -0,0238 -0,0950 -0,0594
100 433 9,637 5,46 2,99 0,433 -0,01 -0,04 -0,0231 -0,0924 -0,0577
Voisson -0,09323

 Pembacaan Dial Penurunan Kayu 2

Diketahui Mula-mula Pada Kayu Uji 2 :

 Panjang (L) : 9,75 cm


 Lebar (B) : 5,39 cm
 Tebal (T) : 2,88 cm
KAYU 2
P Skala Dial L B T
cm cm Cm
0 0 9,75 5,39 2,88
10 165 5,39 2,88
20 224 5,36 2,89
30 263 5,36 2,9
40 302 5,37 2,9
50 338 5,36 2,9
60 372 5,36 2,9
70 402 5,36 2,9
80 431 5,36 2,9
90 455 5,36 2,89
100 478 5,36 2,89

 Perhitungan (L) pada beban 10-100

Contoh Perhitungan (L) :

Rumus : Lp = L0-(SDn x 0,01 mm)

Pada Beban 10 Diketahui :

L0 = 9,75 cm = 97,5 mm

SD = 165

Jadi, : Lp = L0 - (SDn x 0,01 mm)

: L10 = 97,5 - (165 x 0,01 mm)

: L10 = 95,85 mm

*Langkah Sama Untuk Perhitungan beban 20-100


KAYU 2
P Skala Dial L B T
cm cm Cm
0 0 9,75 5,39 2,88
10 165 9,585 5,39 2,88
20 224 9,526 5,36 2,89
30 263 9,487 5,36 2,9
40 302 9,448 5,37 2,9
50 338 9,412 5,36 2,9
60 372 9,378 5,36 2,9
70 402 9,348 5,36 2,9
80 431 9,319 5,36 2,9
90 455 9,295 5,36 2,89
100 478 9,272 5,36 2,89

 Perhitungan εL, εB, εT,V1,V2, dan V rata-rata Pada Beban 10-


100
o Contoh Perhitungan εL
εL = L0-L1
εL = 9,75 – 9,585
εL = 0,165 cm
o Contoh Perhitungan εB
εB = B0-B1
εB = 5,39 – 5,39
εB = 0 cm
o Contoh Perhitungan εT
εT = T0-T1
εT = 2,88 – 2,88
εT = 0 cm
o Contoh Perhitungan V1
V1 = εB/ εL
V1 = 0/0,165
V1 = 0
o Contoh Perhitungan V2
V2 = εT/ εL
V2 = 0 /0,165
V2 = 0
o Contoh Perhitungan V rata-rata
Vr = (V1+V2)/2
Vr = (0-0)/2
Vr = 0

*Langkah Sama Untuk Perhitungan beban 20-100

KAYU 2
Skala
P L B T
Dial εL εB εT V1 V2 V rata-rata
cm cm cm
0 0 9,75 5,39 2,88 0 0 0 0 0 0
10 165 9,585 5,39 2,88 0,165 0 0 0 0 0
20 224 9,526 5,36 2,89 0,224 0,03 -0,01 0,1339 -0,0446 0,044643
30 263 9,487 5,36 2,9 0,263 0,03 -0,02 0,1141 -0,0760 0,019011
40 302 9,448 5,37 2,9 0,302 0,02 -0,02 0,0662 -0,0662 0,000000
50 338 9,412 5,36 2,9 0,338 0,03 -0,02 0,0888 -0,0592 0,014793
60 372 9,378 5,36 2,9 0,372 0,03 -0,02 0,0806 -0,0538 0,013441
70 402 9,348 5,36 2,9 0,402 0,03 -0,02 0,0746 -0,0498 0,012438
80 431 9,319 5,36 2,9 0,431 0,03 -0,02 0,0696 -0,0464 0,011601
90 455 9,295 5,36 2,89 0,455 0,03 -0,01 0,0659 -0,0220 0,021978
100 478 9,272 5,36 2,89 0,478 0,03 -0,01 0,0628 -0,0209 0,020921
Voisson 0,014439
 Pembacaan Dial Penurunan Kayu 3

Diketahui Mula-mula Pada Kayu Uji 3 :

 Panjang (L) : 10,02 cm


 Lebar (B) : 5,33 cm
 Tebal (T) : 2,95 cm

KAYU 3
P Skala Dial L B T
cm cm Cm
0 0 10,02 5,33 2,95
10 74 5,40 3,01
20 110 5,41 3,01
30 134 5,41 3,01
40 144 5,41 3,01
50 171 5,41 3,01
60 198 5,41 3,01
70 224 5,43 3,02
80 247 5,43 3,02
90 271 5,42 3,02
100 294 5,41 3,01

 Perhitungan (L) pada beban 10-100

Contoh Perhitungan (L) :

Rumus : Lp = L0-(SDn x 0,01 mm)

Pada Beban 10 Diketahui :

L0 = 10,02 cm = 100,2 mm

SD = 44

Jadi, : Lp = L0 - (SDn x 0,01 mm)

: L10 = 100,2 - (74 x 0,01 mm)

: L10 = 99,46 mm
*Langkah Sama Untuk Perhitungan beban 20-100

KAYU 3
P Skala Dial L B T
cm cm Cm
0 0 10,02 5,33 2,95
10 74 9,946 5,40 3,01
20 110 9,91 5,41 3,01
30 134 9,886 5,41 3,01
40 144 9,876 5,41 3,01
50 171 9,849 5,41 3,01
60 198 9,822 5,41 3,01
70 224 9,796 5,43 3,02
80 247 9,773 5,43 3,02
90 271 9,749 5,42 3,02
100 294 9,726 5,41 3,01

 Perhitungan εL, εB, εT,V1,V2, dan V rata-rata Pada Beban 10-


100
o Contoh Perhitungan εL
εL = L0-L1
εL = 10,02 – 9,946
εL = 0.074 cm
o Contoh Perhitungan εB
εB = B0-B1
εB = 5,33 – 5,40
εB = -0,07 cm
o Contoh Perhitungan εT
εT = T0-T1
εT = 2,95 – 3,01
εT = - 0,06 cm
o Contoh Perhitungan V1
V1 = εB/ εL
V1 = -0,07/0.074
V1 = -0,9
o Contoh Perhitungan V2
V2 = εT/ εL
V2 = - 0,06 / 0.074
V2 = - 0.8108
o Contoh Perhitungan V rata-rata
Vr = (V1+V2)/2
V2 = (-0.9- 0.8108)/2
V2 = -0.8784

*Langkah Sama Untuk Perhitungan beban 20-100

KAYU 3
Skala
P L B T
Dial εL εB εT V1 V2 V rata-rata
cm cm Cm
5,3
0 0 10,02 2,95
3 0,000 0,00 0,00 0 0 0
5,4
10 74 9,946 3,01
0 0,074 -0,07 -0,06 -0,9 -0,8108 -0,8784
5,4
20 110 9,91 3,01
1 0,110 -0,08 -0,06 -0,7 -0,5455 -0,6364
5,4
30 134 9,886 3,01
1 0,134 -0,08 -0,06 -0,5970 -0,4478 -0,5224
5,4
40 144 9,876 3,01
1 0,144 -0,08 -0,06 -0,5556 -0,4167 -0,4861
5,4
50 171 9,849 3,01
1 0,171 -0,08 -0,06 -0,4678 -0,3509 -0,4094
5,4
60 198 9,822 3,01
1 0,198 -0,08 -0,06 -0,4040 -0,3030 -0,3535
5,4
70 224 9,796 3,02
3 0,224 -0,10 -0,07 -0,4464 -0,3125 -0,3795
5,4
80 247 9,773 3,02
3 0,247 -0,10 -0,07 -0,4049 -0,2834 -0,3441
5,4
90 271 9,749 3,02
2 0,271 -0,09 -0,07 -0,3321 -0,2583 -0,2952
5,4
100 294 9,726 3,01
1 0,294 -0,08 -0,06 -0,2721 -0,2041 -0,2381
Voisson -0,4130
 Angka Voisson dari 3 kayu

NO KAYU VOISSON V. RATA RATA


1 -0,09323 -0,16393162
2 0,014439
3 -0,413

 Kesimpulan
Dalam percobaan voisson kita dapat menentukan perbandingan
regangan lateral dengan regangan longitudinal dari setiap benda uji. Dari data
tersebut diperoleh nilai voisson rata rata dari 3 benda uji adalah -0,16393162.

Anda mungkin juga menyukai