Buat eksperimen percobaan pegas, dan buatlah kajian perhitungan, bandingkanlah pegas dari mobil Sedan,
SUV, MPV
A. Hasil Percobaan
1. Tetapan gaya (konstanta pegas)
Tabel 1. Data Hasil Percobaan Konstanta Pegas
B. Analisis
Berdasarkan data di atas, pada percobaan pertama yakni menentukan konstanta pegas
dengan menggunakan persamaan F = kx dengan nilai x pada tabel di atas merupakan nilai
∆l diperoleh nilai k pada tiap percobaan dengan massa yang berbeda-beda sebagai berikut
:
Tabel 3. Nilai Konstanta Pegas
Percobaan
k (N/m)
Ke-
1 17,93
2 13,07
3 10,21
4 9,80
5 8,79
6 8,07
7 8,11
8 8,09
9 7,59
10 7,50
nilai k atau konstanta pegas yang telah duperoleh dan membandingkan nilai frekuensi hasil
perhitungan tersebut dengan nilai frekuensi hasil pengukuran. Perbandingan nilai kedua
frekuensi ditampilkan pada tabel sebagai berikut :
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan antara nilai frekuensi
hasil pengukuran dengan nilai frekuensi hasil perhitungan namun secara umum hasil yang
diperoleh perbedaannya tidak terlalu signifikan.
Dalam percobaan ini hubungan antara perbedaan massa dan frekuensi dapat
digambarkan pada grafik sebagai berikut:
Grafik 1. Hubungan Frekuensi Dengan Massa
2
1.8
1.6
1.4
1.2
1 F pengukuran
F perhitungan
0.8
0.6
0.4
0.2
0
75 100 125 150 175 200 225 250 275 300
Keterangan Grafik :
Sumbu x = M atau massa (gram)
Sumbu y = F atau frekuensi (Hz)
Dari grafik dapat kita lihat, baik nilai frekuensi hasil pengukuran dan perhitungan
menunjukkan hubungan yang sama antara massa dengan frekuensi, dimana dari grafik di
atas semakin besar massa maka nilai frekuensi semakin kecil. Hal ini menunjukkan bahwa
massa berbanding terbalik dengan frekuensi. Karena nilai frekuensi perhitungan
merupakan nilai yang diperoleh dari persamaan secara teoritis, grafiknya menunjukkan
hubungan yang sama antara massa dengan frekuensi secara pengukuran, maka dapat
dikatakan pada percobaan ini hubungan massa dan frekuensi dapat ditunjukkan secara jelas
dan tepat.
C. Tetapan Gaya (konstanta pegas)
F = m.g
F = k.x
𝐹
K=
𝑥
0,735
1. = 17,93 N/m
0,041
0,98
2. = 13,07 N/m
0,075
1,225
3. = 10,21 N/m
0,12
1,47
4. = 9,80 N/m
0,15
1,715
5. = 8,79 N/m
0,195
1,96
6. = 8,07 N/m
0,243
2,205
7. = 8,11 N/m
0,272
2,45
8. = 8,09 N/m
0,303
2,695
9. = 7,59 N/m
0,355
2,94
10. 0,392 = 7,50 N/m
Nomor Massa Panjang pegas Pertambahan F (N) k d d2
percobaan beban dengan beban pegas mula – mula (N/m)
(g) (l2 ± 0,1) cm (∆l ± 0,1)cm
1 75 18,6 4,1 0,735 17,93 8,014 64,22
2 100 22,0 7,5 0,98 13,07 3,154 9,95
3 125 26,5 12,0 1,225 10,21 0,294 0,08
4 150 29,5 15,0 1,47 9,8 -0,116 0,01
5 175 34,0 19,5 1,715 8,79 -1,126 1,27
6 200 38,8 24,3 1,96 8,07 -1,846 3,41
7 225 41,7 27,2 2,205 8,11 -1,806 3,26
8 250 44,8 30,3 2,45 8,09 -1,826 3,33
9 275 50,0 35,5 2,695 7,59 -2,326 5,41
10 300 53,4 39,2 2,94 7,5 -2,416 5,84
Jumlah 99,16 0 96,78
Rata – rata 9,916
∑ 𝑑2 96,78
Sd = √𝑛−1 = √ = √10,75 = 3,28
9
n
D. Frekuensi pegas berdasarkan pengukuran f = t
10
1. = 1,43 Hz
7
10
2. = 1,33 Hz
7,51
10
3. = 1,16 Hz
8,59
10
4. = 1,06 Hz
9,47
10
5. = 0,99 Hz
10,07
10
6. = 0,87 Hz
11,47
10
7. = 0,85 Hz
11,77
10
8. = 0,81 Hz
12,43
10
9. = 0,75 Hz
13,30
10
10. = 0,74 Hz
13,48
𝟏 𝒌
E. Frekuensi pegas berdasarkan perhitungan 𝒇 = √
𝟐𝝅 𝒎
9,92
1. 0,16√0,075 = 0,16 √132,26 = 0,16 x 11,50 = 1,84 Hz
9,92
2. 0,16√ 0,1 = 0,16 √99,2 = 0,16 x 9,96 = 1,59 Hz
9,92
3. 0,16√0,125 = 0,16 √79,36 = 0,16 x 8,91 = 1,43 Hz
9,92
4. 0,16√0,15 = 0,16 √66,13 = 0,16 x 8,13 = 1,30 Hz
9,92
5. 0,16√0,175 = 0,16 √56,69 = 0,16 x 7,53 = 1,20 Hz
9,92
6. 0,16√ 0,2 = 0,16 √49,6 = 0,16 x 7,04 = 1,13 Hz
9,92
7. 0,16√0,225 = 0,16 √44,09 = 0,16 x 6,64 = 1,06 Hz
9,92
8. 0,16√0,25 = 0,16 √39,68 = = 0,16 x 6,30 = 1,01 Hz
9,92
9. 0,16√0,275 = 0,16 √36,07 = 0,16 x 6,01 = 0,96 Hz
9,92
10. 0,16√0,30 = 0,16 √33,07 = 0,16 x 5,75 = 0,92 Hz
Perbandingan pegas dari mobil Sedan, SUV, MPV
Sedan menggunakan pegas macpherson sedangkan SUV dan MPV menggunakan pegas
double wishbone
Tipe double wishbone, hampir sama dengan macpherson namun pada tipe ini ada dua buah
lengan yakni lower arm dan upper arm. Kedua lengan ini akan menghubungkan steering
knuckle dengan chasis mobil. Perbedaanya dengan macpherson, kalau macpherson ada
pegas yang menghubungkan steering knucle dengan body mobil bagian atas.
Sementara pada double wishbone, pegas tersebut akan terletak pada lower arm. Sehingga,
steering knuckle hanya terhubung dengan dua lengan saja. Ini akan membawa kelebihan
pada sektor chamber yang selalu tetap, sehingga biarpun mobil menerima beban berat,
sudut chamber tetap normal.