Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS NILAI INDEKS PENCEMARAN PADA SUNGAI CISADANE

Analysis of Index Pollution Value on Cisadane River

Michael Jayanto Budiman1, Ramadhita Adji Mubarrak1 , Narendra Yudhistira Gunawan1, Ikhwan
Prasetyo1, Najwa Rosyada1
1)
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor
Jl. Raya Dramaga, Kampus IPB Dramaga, PO BOX 220, Bogor, Jawa Barat Indonesia
Email : michaeljayantobudiman@apps.ipb.ac.id
PEMBAHASAN
Sungai Cisadane menjadi sumberdaya air yang penting bagi masyarakat karena
berfungsi sebagai sumber air baku PDAM, air baku industri, pertanian dan rumah tangga
bagi masyarakat sekitarnya. Tingginya aktivitas masyarakat dan industri di sepanjang aliran
Sungai Cisadane dapat menjadi sumber bahan pencemar yang mengakibatkan terjadinya
penurunan kualitas air (Namara et al. 2016). Menurut Siahaan et al. (2011), kualitas air sungai
Cisadane dari hulu ke hilir semakin menurun. Bagian hulu sungai tercemar ringan sementara
di bagian hilirnya tercemar berat. Oleh karena itu, kegiatan pemantauan kualitas air sungai
perlu dilakukan untuk mencegah pencemaranyang semakin meningkat di sungai Cisadane.
Penurunan kualitas air ini ditandai dengan Indeks Pencemaran (IP) yang didapat dari penilaian
berdasarkan baku mutu air.
Indeks Pencemaran dinyatakan sebagai indeks yang digunakan untuk menentukan tingkat
pencemaran relatif terhadap parameter kualitas air yang diizinkan (Nemerow 1974). Indeks
Pencemaran (IP) ditentukan untuk suatu peruntukan, kemudian dapat dikembangkan untuk
beberapa peruntukan bagi seluruh bagian badan air atau sebagian dari suatu sungai. Sedangkan
baku mutu air adalah ukuran batas atau akdar makhluk hidup , zat, energi, atau komponen yang
ada atau harus ada dan/atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya di dalam Air.
Indeks pencemaran diperoleh berupa kadar DO, BOD, COD, yang berlokasi pada Sungai
Cisadane. Data sekunder pengujian kadar tersebut dapat dilihat di Tabel 1 dan hasil
perhitungan untuk menentukan status mutu air dapat dilihat di Tabel 2 berikut.

Tabel 1 Data konsentrasi zat pencemar sepanjang Sungai Cisadane


Titik Jarak T Kecepatan Q Konsentrasi (Ci, mg/L) Baku Mutu (Li)
sampling (km) (̊C) (m/dtk) (m3/dtk) DO BOD COD TSS DO BOD COD TSS
1 0 28 1,7 42,5 7 1,5 7 35 6 2 10 50
2 5,2 27,4 0,7 21,7 7 2 10 50 6 2 10 50
3 2,9 28,4 1,3 19 7 2,5 15 55 6 2 10 50
4 6 29,6 1,3 16,6 7 4 15 50 6 2 10 50
5 5,3 29,5 1,7 10,1 6 3 20 65 6 2 10 50
6 10,1 29,3 0,9 6,1 4 3,5 50 75 6 2 10 50
7 16,2 29 0,8 9,2 4,5 4,5 75 85 6 2 10 50
8 6,6 28,4 0,7 11,7 3,5 6 95 100 6 2 10 50
120

NILAI KONSENTRASI (Ci,


100

80
DO
mg/L)
60
BOD
40 COD
20 TSS

0
0 2 4 6 8 10

TITIK
Gambar 1 Grafik perbandingan nilai konsentrasi DO, BOD, COD, TSS Sungai Cisadane

Tabel 2 Hasil perhitungan Sungai Cisadane


Titik Ci / Lij hasil uji Ci / Lij baru
(C/L)m (C/L)r IP Mutu Air
Sampling DO BOD COD DO BOD COD
1 0 0,8 0,7 0,0 0,8 0,7 0,75 0,54 0,65 Kondisi Baik
2 0 1 1,0 0,0 1,0 1,0 1,00 0,75 0,88 Kondisi Baik
3 0 1,3 1,1 0,0 1,5 1,9 1,88 1,14 1,56 Cemar Ringan
4 0 2 1,0 0,0 2,5 1,9 2,51 1,35 2,01 Cemar Ringan
5 1 1,5 1,3 1,0 1,9 2,5 2,51 1,74 2,16 Cemar Ringan
6 3 1,8 1,5 3,4 2,2 4,5 4,49 2,99 3,82 Cemar Ringan
7 2,5 2,3 1,7 3,0 2,8 5,4 5,38 3,32 4,47 Cemar Ringan
8 2,3 3 2,0 3,7 3,4 5,9 5,89 3,87 4,98 Cemar Ringan

Nilai DO tertinggi berada pada konsentrasi 7 mg/L berada pada titik 1,2,3 dan 4 dan terkecil
pada kosentrasi 3.5 mg/L pada titik 8. Sehingga semakin ke hilir maka konsentrasi DO semakin
kecil. Semakin banyak jumlah DO (Dissolved oxygen) maka kualitas air semakin baik. Kadar
oksigen terlarut yang terlalu rendah akan menimbulkan bau tidak sedap akibat degradasi
anaerobik yang mungkin saja terjadi (Salmin 2005). Kebutuhan oksigen biologi (BOD)
didefinisikan sebagai banyaknya oksigen yang diperlukan organisme pada saat pemecahan
bahan organik di kondisi aerobik. Nilai BOD tertinggi berada pada konsentrasi 6 mg/L berada
pada titik 8 dan terkecil pada kosentrasi 1,5 mg/L pada titik 1 sehingga nilai BOD mengalami
peningkatan semakin ke hilir.
Chemical Oxygen Demand (COD) adalah kebutuhan oksigen untuk mengoksidasi senyawa
terlarut dan partikel organik di air. Tingkat COD tinggi menandakan banyaknya jumlah bahan
organik yang teroksidasi pada sampel. COD yang tinggi akan mengurangi tingkat oksigen
terlarut (DO). Nilai COD tertinggi berada pada konsentrasi 95 mg/L berada pada titik 8 dan
terkecil pada kosentrasi 7 mg/L pada titik 1. Nilai TSS tertinggi berada pada konsentrasi 100
mg/L berada pada titik 8 dan terkecil pada kosentrasi 35 mg/L pada titik 1. TSS merupakan
nilai total partikel yang tersuspensi, dimana tingginya nilai TSS ini akan memungkinkan
terjadinya sedimentasi terutama pada bagian hilir sungai.
Nilai Indeks Pencemaran dapat dilihat pada Tabel 3 di bawah. Nilai Indeks Pencemaran
tertinggi berada pada titik 8 sebesar 4,98 dan terkecil pada titik 1 sebesar 0,65 . Nilai IP
mengalami kenaikan sepanjang aliran Sungai Cisadane. Hal ini sesuai dengan pendapat yang
dikemukakan oleh Pullanikkatil et al. (2015), bahwa kegiatan di sepanjang bantaran sungai
seperti pemukiman dan pertanian menjadi sumber pencemar yang makin banyak. Hal ini
menjadikan tingkat pencemaran semakin ke hilir sungai, tekanan pencemaran semakin tinggi.
Selain dua wilayah tersebut, area industri yang menghasilkan logam dari aktivitasnya,
memberikan pengaruh pada lingkungan terutama kualitas air (Setyaningrum et al. 2014).

Tabel 3 Indeks Pencemaran pada tiap titik sepanjang Sungai Cisadane


Jarak Jarak Kumulatif
Titik IP
(km) (km)
1 0 0 0,65
2 5,2 5,2 0,88
3 2,9 8,1 1,56
4 6 14,1 2,01
5 5,3 19,4 2,16
6 10,1 29,5 3,82
7 16,2 45,7 4,47
8 6,6 52,3 4,98

6,00

5,00
Indeks Pencemaran

4,00

3,00

2,00

1,00

0,00
0 10 20 30 40 50 60
Jarak Kumulatif (km)

Gambar 2 Grafik Indeks Pencemaran terhadap panjang Sungai Cisadane

SIMPULAN
Hasil perhitungan data pencemaran Sungai Cisadane sepanjang 52,3 kilometer menandakan
bahwa terjadi kenaikan tingkat pencemaran dari hulu menuju hilir dimana nilai IP tertinggi ada
pada titik 8 atau hilir Sungai Cisadane. Hal ini dikarenakan kegiatan di sepanjang bantaran
sungai seperti pemukiman, pertanian, dan area industri menjadi sumber pencemar yang
menyebabkan tekanan pencemaran semakin tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Namara I, Kurniati K, Jaelani R. 2016. Klasifikasi kualitas air Sungai Cisadane Kota
Tangerang. Prosiding SENTRA (Seminar Teknologi dan Rekayasa). 48 – 56.
Nemerow NL. 1974. Scientific Stream Pollution Analysis. Washington (US): Scripta Book Co.
Pullanikkatil DGPL, Ruhiiga TM. 2015. Impact of land use on water quality in the Likangala
Catchment, Southern Malawi. African Journal of Aquatic Science. 40 (3): 277-286.
Salmin. 2005. Oksigen terlarut (DO) dan kebutuhan oksigenbiologi (BOD) sebagai salah satu
indikator untuk menetukan kualitas perairan. Oseana. 3(3): 21 -26.
Setyaningrum D, Susatyo EB, Alauhdin M. 2014. Sintesis membran kitosan-silika abu sekam
padi untuk filtrasi ion Cd2+ dan Cu2+ . Indonesian Journal of Chemical Science. 3 (1): 75-
80
Siahaan R, Indrawan A, Soedahrma D, Prasetyo LB. 2011. Kualitas air Sungai Cisadane, Jawa
Barat – Banten (Water quality of Cisadane River, West Java – Banten. Jurnal Ilmiah Sains.
11(2): 268 – 274.

Anda mungkin juga menyukai