1
MAKHLUK HIDUP DAN LINGKUNGANNYA
KEGIATAN PRAKTIKUM 2 : PENCEMARAN LINKUNGAN
Pengaruh deterjen terhadap pertumbuhan akar bawang merah (Aillium cepa)
a. Tujuan
d. Hasil Pengamatan
Tabel 2.9
Pengaruh deterjen terhadap pertumbuhan akar bawang merah
No. Konsentrasi Rata-rata panjang akar IG (%)
1 Kontrol 2,5 0
2 3,1 % 1,5 40
3 6,25 % 1,2 52
4 12,5 % 0,9 64
5 25 % 0,5 80
6 50 % 0,3 88
7 100 % 0 100
IG (%)
100 100
90 88
80 80
70
64
60
50 52
40 40
30
20
10
0 0
0 3,10 6,25 12,50 25 50 100
IG (%)
100
100
90 88
80 80
70
64
60
50 52
40 40
30
20
10
0 0
0 3,10 6,25 12,50 25 50 100
e. Pembahasan
Dari zaman ke zaman manusia terus berusaha untuk terus meningkatkan kualitas hidupnya.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terus terjadi disemua bidang kehidupan, dari
moda transportasi, telekomunikasi, industri sampai dengan pangan, teknologi begitu berarti.
Semua itu bertujuan agar kualitas hidup manusia menjadi lebih baik. Akan tetapi dalam
kenyataanya perkembangan teknologi selain dapat berdampak positif juga menimbulkan
dampak negatif bagi manusia dan lingkungan. Salah satu dampak negatifnya adalah
pencemaran lingkungan.
Menurut UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pokok pengelolaan lingkungan hidup, pencemaran
lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau
komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun
sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai
dengan peruntukannya.
Pencemaran lingkungan dapat dikategorikan menjadi pencemaran air, udara, tanah, logam
berat, dan suara. Salah satu penyebab pencemaran air adalah penggunaan deterjen. Detergen
adalah pembersih sintetis campuran berbagai bahan, yang digunakan untuk membantu
pembersihan dan terbuat dari bahan-bahan turunan minyak bumi. Yaitu senyawa kimia
bernama alkyl benzene sulfonat (ABS) yang direaksikan dengan natrium hidroksida (NaOH).
Dibanding dengan sabun, detergen mempunyai keunggulan antara lain mempunyai daya cuci
yang lebih baik serta tidak terpengaruh oleh kesadahan air. Akan tetapi sabun lebih mudah
diurai oleh mikroorganisme. Pada umumnya, detergen mengandung bahan-bahan surfaktan,
builder, zeolit, filler, anti redeposition dan adiktif. Kesemua bahan tersebut mempunyai efek
negatif terhadap lingkungan dan makhluk hidup.
Efek paling nyata yang disebabkan oleh limbah Detergen rumah tangga adalah terjadinya
eutrofikasi (pesatnya pertumbuhan ganggang dan enceng gondok). Limbah Detergen yang
dibuang ke kolam ataupun rawa akan memicu ledakan pertumbuhan ganggang dan enceng
gondok sehingga dasar air tidak mampu ditembus oleh sinar matahari, kadar oksigen
berkurang secara drastis, kehidupan biota air mengalami degradasi, dan unsur hara
meningkat sangat pesat. Jika hal seperti ini tidak segera diatasi, ekosistem akan terganggu
dan berakibat merugikan manusia itu sendiri, sebagai contoh saja lingkungan tempat
pembuangan saluran selokan. Secara tidak langsung rumah tangga pasti membuang limbah
Detergennya melalui saluran selokan ini, dan coba kita lihat, di penghujung saluran selokan
begitu banyak eceng gondok yang hidup dengan kepadatan populasi yang sangat besar.
Dalam jangka panjang, air minum yang telah terkontaminasi limbah Detergen berpotensi
sebagai salah satu penyebab penyakit kanker (karsinogenik). Proses penguraian Detergen
akan menghasilkan sisa benzena yang apabila bereaksi dengan klor akan membentuk
senyawa klorobenzena yang sangat berbahaya. Kontak benzena dan klor sangat mungkin
terjadi pada pengolahan air minum, mengingat digunakannya kaporit (dimana di dalamnya
terkandung klor) sebagai pembunuh kuman pada proses klorinasi.
f. Kesimpulan
g. Jawaban
h. Daftar Pustaka
Adit. (2010). Bahan kimia berbahaya dalam kehidupan sehari-hari.14 Oktober 2016.
http://klikbelajar.com/umum/bahan-kimia-berbahaya-dalam-kehdupan-sehari-hari/.
Maswan, Fadjar (2011). Bahan Kimia dalam Rumah Tangga. 14 Oktober 2016.
http://www.scribd.com/doc/51696399/06-Bab-5-bahan-kimia-dalam-rumah-tangga.
Agustina P, Kristin. (2
i. Lampiran
j.