UPBJJ BANJARMASIN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2022
A. JUDUL PERCOBAAN
Pengaruh Deterjen Terhadap Perkecambahan
B. TUJUAN PERCOBAAN
Mengamati pengaruh deterjen terhadap perkecambahan kacang hijau.
D. LANDASAN TEORI
F. HASIL PENGAMATAN
Tabel 2.10
Pengaruh deterjen terhadap Tumbuhan
Konsentrasi larutan deterjen
No Hari ke-1 (24 jam)
100% 50% 25% 12,5% 6,25% 3,1% Kontrol
1 0 0,5 0,5 0,5 0,9 1 1
2 0 0,5 0,5 0,5 0,9 0,9 1
3 0 0,1 0,5 0,5 0,5 0,5 1
4 0 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,9
5 0 0,3 0,5 0,5 0,5 0,5 0,8
6 0 0,1 0,5 0,5 0,5 0,5 0,3
7 0 0,1 0,5 0,5 0,5 0,5 0,6
8 0 0,5 0,1 0,5 0,3 0,3 0,5
9 0 0,3 0,1 0,5 0,1 0,1 0,5
10 0 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 3
Jumlah 0 3,0 3,8 4,6 4,8 4,9 6,9
Rata-rata 0 0,3 0,38 0,46 0,48 0,49 0,69
*) satuan dalam cm
Grafik 2.2
Pengaruh Deterjen Terhadap Perkecambahan
5
rata-rata pertumbuhan
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8
jenis konsentrasi
G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1) Apa fungsi larutan 0 (kontrol)?
Jawab:
Fungsi larutan kontrol adalah sebagai pembanding dengan larutan
deterjen sebagai bukti bahwa larutan 0 (kontrol) adalah larutan yang
paling baik untuk perkecambahan karena tidak banyak tercemar.
2) Apa kesimpulan Anda bila pada larutan 0 (kontrol) ada kacang hijau
yangmati?
Jawab:
Jika pada larutan 0 (kontrol) ada kacang hijau yang mati, maka
kesimpulan saya adalah kacang hijau tersebut infertile (bukan kacang
hijau yangbaik/unggul).
3) Mengapa pertumbuhan kacang hijau di dalam gelas piala harus ditutup
dengan kertas timah?
Jawab:
Pertumbuhan kacang hijau di dalam gelas harus ditutup dengan kertas
timah dengan tujuan untuk mengurangi intensitas cahaya. Intensitas
cahaya sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan kacang hijau.
Kacang hijau yang mendapatkan cahaya yang cukup, ukurannya lebih
kecil, jaringan mesofilnya juga lebih kecil, dan pertumbuhannya akan
lebih lambat dari kacang hijau yang tidak mendapat cahaya.
H. PEMBAHASAN
Saya mengamati pengaruh deterjen terhadap perkecambahan kacang
hijau. Dari hasil pengamatan saya, saya menemukan bahwa pertumbuhan
kecambahbervariasi tergantung konsentrasi larutannya.
a) Pada hari pertama larutan deterjen dengan konsentrasi 100% rata-rata tidak
mengalami perkecambahan. Larutan 50% rata-rata panjangnya 0,3 cm,
larutan 25% 0,38 cm, larutan 12,5% 0,46 cm, larutan 6,25% rata-rata
panjang akarnya 0,48 cm, dan larutan 3,1% panjangnya 0,49 cm.
Sementara pada larutan kontrol, dengan menggunakan air ledeng sebagai
pembanding,panjang akar mencapai 0,69 cm.
b) Dihari kedua, setelah 48 jam semua kacang hijau mengalami pertambahan
panjang pada akarnya dari semua jenis larutan. Dimulai dari larutan 100%
yang pada hari pertama 0 cm menjadi 0,22 cm. Larutan 50% dari 0,3 cm
menjadi 1,18 cm dan pada larutan 25% panjangnya bertambah dari 0,38 cm
menjadi 2,07 cm. Larutan 12,5% yang semula 0,46 cm menjadi 2,28 cm
begitu juga dengan larutan 6,25%, dari 0,48 cm menjadi 3,06 cm.
Sedangkan larutan 3,1% panjangnya daro 0,49 cm menjadi 3,67 cm. Dan
untuk larutan kontrol menjadi 3,98 cm.
I. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil di atas, dapat dilihat bahwa memang benar bahwa
limbah deterjen memiliki efek beracun dalam air dan juga memiliki andil
besar dalam menurunkan kualitas air. Semakin tinggi konsenterasi deterjen
pada air, semakin menurun kualitas air tersebut. Karena telah disebutkan pada
landasan teori bahwa air mempengaruhi pertumbuhan/perkecambahan kacang
hijau, maka dengan sendirinya penurunan kualitas air juga mempengaruhi
laju pertumbuhan kacang hijau. Semakin rendah kualitas air (akibat pengaruh
limbah deterjen), semakin lambatpertumbuhan/perkecambahan kacang hijau.
J. DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2015. “Dampak Limbah Detergent Bagi
Lingkungan”,https://www.patikab.go.id/v2/id/2015/08/03/dampak-
limbah-detergent- bagi-lingkungan/ , diakses tanggal 19 April 2022.
Pukul 09.20
Tahap Akhir