Anda di halaman 1dari 10

LKPI

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM


PENGARUH DETERJEN TERHADAP PERKECAMBAHAN

NAMA : MARDA AFRIANI


NIM : 858303851

UPBJJ BANJARMASIN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2022
A. JUDUL PERCOBAAN
Pengaruh Deterjen Terhadap Perkecambahan

B. TUJUAN PERCOBAAN
Mengamati pengaruh deterjen terhadap perkecambahan kacang hijau.

C. ALAT DAN BAHAN


1) Sendok makan 1 buah
2) Gelas air mineral 220 ml 7 buah
3) Kapas / tissue secukupnya
4) Mistar dengan skala mm 1 buah
5) Kertas untuk label secukupnya
6) Gelas ukur 1000 mL 1 buah
7) Air ledeng secukupnya
8) Deterjen bubuk 1 sendok makan
9) Baskom kecil 2 buah
10) Kacang hijau secukupnya

D. LANDASAN TEORI

Pertumbuhan penduduk yang sangat pesat menyebabkan meningkatnya


kebutuhan hidup manusia, antara lain kebutuhan akan pangan, pemukiman,
pendidikan, rekreasi, dan kebutuhan-kebutuhan lain. Dengan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang dimilikinya manusia telah memperoleh manfaat yang tidak
sedikit. Dalam upaya memperoleh manfaat tersebut ternyata juga dapat
menyebabkan timbulnya masalah-masalah baru. Masalah baru ini dapat
mengancam keseimbangan ekosistem (lingkungan) termasuk manusia, hewan,
dan tumbuhan yang hidup di dalamnya.
Untuk memenuhi kebutuhan akan pemukiman misalnya, manusia telah
melakukan pembukaan hutan. Dengan banyaknya hutan yang dibuka untuk
dijadikan tempat pemukiman diharapkan kesejahteraan hidup manusia dapat
meningkat, karena hal itu sejalan dengan pemenuhan kebutuhan akan papan
bagi kehidupan manusia. Namun fungsi hutan sebagai tanah serapan
penyimpan air hujan penyangga perubahan suhu global dan tempat hidup
hewan-hewan atau tumbuhan tertentu menjadi berkurang, dan ini menimbulkan
masalah baru dalam kehidupan. Selain itu penebangan hutan dapat
menyebabkan tanah menjadi gersang dan tidak produktif. Untuk sementara
waktu kesuburan ini bisa dipulihkan dengan pemberian pupuk kimia. Tetapi
pemberian pupuk ini selain dapat meningkatkan produksi pertanian, juga dapat
menyuburkan tanaman pengganggu dan hama tanaman. Tanaman pengganggu
dan hama tanaman tentunya akan meyerang lahan pertanian karenanya
diperlukan obat atau racun yang dapat mengatasi hama tanaman tersebut. DDT
dianggap sebagai pestisida yang paling efektif dalam membasmi hama karena
waktu yang relatif cepat dalam membunuh serangga dan harganya relatif
murah. Dari uraian di atas, tampaklah bahwa kegiatan manusia baik secara
langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi lingkungan.
Akan tetapi sampah yang ditimbulkan dari penggunaan pestisida itu
juga cukup besar, di antaranya dapat menyebabkan hama serangga residu dan
dapat membunuh spesies non target. Artinya makhluk hidup lain yang tidak
diharapkan karena akan turut mati terbunuh. Selain itu residu yang
dihasilkannya dapat bertahan di tanah sampai tahunan.
Selain penggunaan pestisida, penggunaan bahan-bahan kimia lain juga
dapat mengganggu keseimbangan ekosistem seperti penggunaan deterjen
sebagai pembasmi bibit penyakit, deterjen sebagai pembersih, bleaching
(bayclean) sebagai pemutih, dan lain-lain.
Limbah yang dihasilkan deterjen sangat merusak lingkungan. Karena
deterjen merupakan hasil sampingan dari proses penyulingan minyak bumi
yang diberi berbagai tambahan bahan kimia, seperti surfaktan (bahan
pembersih), alkyl benzene (ABS) yang berfungsi sebagai penghasil busa,
abrasif sebagai bahan penggosok, bahan pengurai senyawa organik, oksidan
sebagai pemutih dan pengurai senyawa organik, enzim untuk mengurai protein,
lemak atau karbohidrat untuk melembutkan bahan, larutan pengencer air,
bahan anti karat dan yang lainnya.
Berdasarkan penelitian lebih lanjut, diketahui ABS ternyata mempunyai
efek buruk terhadap lingkungan, yaitu sulit diuraikan oleh mikroorganisme.
Sehingga sisa limbah deterjen yang dihasilkan setiap hari oleh rumah tangga
akan menjadi limbah berbahaya yang mengancam stabilitaslingkungan hidup.
Deterjen memiliki efek beracun dalam air. Surfaktan yang terkandung
dalam deterjen akan mengurangi kemampuan perkembangbiakan organisme
perairan. Deterjen juga memiliki andil besar dalam menurunkan kualitas air.
Dalam kegiatan praktikum ini akan dapat menunjukkan satu bentuk
pencemaran perairan yang dapat diakibatkan oleh produk industri yang banyak
digunakan dalam kehidupan sehari-hari yaitu deterjen serbuk pada
perkecambahan kacang hijau.
Perkecambahan merupakan tahap awal perkembangan suatu tumbuhan,
khususnya pada tumbuhan berbiji. Dalam tahap perkembangan, embrio
didalam biji yang semula berada pada kondisi dorman mengalami sejumlah
perubahan fisiologi yang menyebabkan tumbuhan berbiji berkembang menjadi
tumbuhan muda. Tumbuhan muda ini dikenal dengan kecambah.
Perkecambahan diawali dengan penyerapan air dari lingkungan sekitar
biji, baik tanah, udara, maupun media lainnya. Perubahan yang teramati adalah
membesarnya ukuran biji yang disebut tahp imbibisi (berarti “minum”). Biji
yang menyerap air dari lingkungan sekelilingnya baik dari tanah maupun udara
(dalam bentuk embun/ uap air, efek yang terjadi adalah membesarnya
membesarnya ukuran biji karna sel-sel embrio membesar) dan biji melunak.
Proses ini murni fisik kehadiran air kehadiran air didalam sel mengaktivkan
sejumlah enzim perkecambahan awal. Fitohormon asam absisat menurun
kadarnya, sementara giberelin meningkat. Faktor-faktor yang mempengaruhi
perkecambahan biji antara lain:
1) Faktor internal: Gen dan Hormon.
2) Faktor eksternal: Air, cahaya, suhu, nutrisi, pH, Ketinggian tempat, ,
, kelembapan dan angin.
E. PROSEDUR PERCOBAAN
1) Menyediakan larutan deterjen 100%, 50%, 25%, 12,5%, 6,25%, 3,10%
serta control yang berupa air ledeng/PDAM. Lalu menyimpan cairan
dengan gelas bekas air mineral yang telah diberi label sebagai berikut.
a) Label I = 100 %
b) Label II = 50 %
c) Label III = 25 %
d) Label IV = 12,5 %
e) Label V = 6,25 %
f) Label VI = 3,1 %
g) Label control = (air ledeng /PDAM)
2) Cara menyediakan larutan.
a) Melarutkan, satu gram deterjen serbuk ke dalam air ledeng/
PDAM hingga 1000 mL. Kemudian memberi label 100%.
b) Mengambil 500 mL larutan deterjen 100%, lalu menambahkan air
ledeng/PDAM hingga 1000 mL. Kemudian memberi label 50%.
c) Mengambil 500 mL larutan deterjen 50%, lalu menambahkan air
ledeng/PDAM hingga 1000 mL. Kemudian memberi label 25%.
d) Mengambil 500 mL larutan deterjen 25%, lalu menambahkan air
ledeng/PDAM hingga 1000 mL. Kemudian memberi label 12,50%.
e) Mengambil 500 mL larutan deterjen 12,5%, lalu menambahkan air
ledeng/PDAM hingga 1000 mL. Kemudian memberi label 6,25%.
f) Mengambil 500 mL larutan deterjen 6,25%, lalu menambahkan air
ledeng/PDAM hingga 1000 mL. Kemudian memberi label 3,10%.
3) Menyediakan enam gelas bekas air mineral lain, saya memberi label
control, I, II, III, IV, V, dan VI.
4) Memasukkan kacang hijau ke dalam air pada gelas bekas air mineral.
Membuang kacang yang mengapung, sementara kacang hijau yang
tenggelam yang digunakan dalam percobaan ini (kacang hijau terpilih).
5) Dari kacang hijau terpilih, saya mengambil 10 butir lalu merendam dalam
larutan I, 10 butir dalam larutan II, 10 butir dalam larutan III, 10 butir
dalam larutan IV, 10 butir dalam larutan V, 10 butir dalam larutan VI dan
10 butir dalam larutan kontrol (air ledeng/PDAM). Membiarkan rendaman
selama lima menit.
6) Mengatur kacang hijau dalam gelas bekas air mineral dengan label yang
sesuai. Saya mengatur yang baik agar hilum mengarah ke bawah.
7) Mengisi gelas bekas air mineral yang telah diisi dengan kacang hijau
tersebut dengan larutan yang berlabel sama, kira-kira 100 mL.
8) Menutup kelima gelas tadi dengan kertas timah sehingga tidak ada cahaya
yang dapat masuk.
9) Melakukan pengamatan setelah 24 jam dan 48 jam. Pada setiap
pengamatan, saya mengukur Panjang akar dengan mistar dari luar gelas
bekas air mineral. Kacang hijau yang tidak tumbuh akarnya dianggap
memiliki panjang akar 0 mm. Jika pada pengamatan dua hari (48 jam)
tidak tumbuh akarnya (0 mm), dianggap kacang hijau mati. Saya mencatat
hasil pengamatan saya pada lembar kerja Tabel 2.10.
10) Membuat grafik rata-rata pertumbuhan kecambah per konsenterasi setelah
24 jam dan 48 jam (Grafik 2.2) dengan menggunakan warna yang berbeda.
Misal 24 jam dengan warna merah, 48 jam dengan warna hitam.

F. HASIL PENGAMATAN

Tabel 2.10
Pengaruh deterjen terhadap Tumbuhan
Konsentrasi larutan deterjen
No Hari ke-1 (24 jam)
100% 50% 25% 12,5% 6,25% 3,1% Kontrol
1 0 0,5 0,5 0,5 0,9 1 1
2 0 0,5 0,5 0,5 0,9 0,9 1
3 0 0,1 0,5 0,5 0,5 0,5 1
4 0 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,9
5 0 0,3 0,5 0,5 0,5 0,5 0,8
6 0 0,1 0,5 0,5 0,5 0,5 0,3
7 0 0,1 0,5 0,5 0,5 0,5 0,6
8 0 0,5 0,1 0,5 0,3 0,3 0,5
9 0 0,3 0,1 0,5 0,1 0,1 0,5
10 0 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 3
Jumlah 0 3,0 3,8 4,6 4,8 4,9 6,9
Rata-rata 0 0,3 0,38 0,46 0,48 0,49 0,69

Konsentrasi larutan deterjen


No Hari ke-2 (48 jam)
100% 50% 25% 12,5% 6,25% 3,1% Kontrol
1 0,1 1,2 1,6 2,4 1,2 3,9 4,2
2 0,1 1,4 2 2,7 2,2 2,4 3,1
3 0,4 1,2 2,7 0,3 2,1 2,9 4,2
4 0,3 0,5 2,1 2,3 2,6 4,4 3,6
5 0,2 1,4 2,1 2,9 3,2 2,9 3,2
6 0,2 0,6 1,9 2,9 4,1 2,8 4,8
7 0 1,3 1,6 2,1 3,5 4,7 4,3
8 0 1,6 3,1 1,9 3,8 4,4 4,8
9 0 1,2 1,8 3,1 3,7 4,2 4,2
10 0 1,4 1,8 2,2 4,2 4,1 3,4
Jumlah 1,3 11,8 20,7 2,8 30,6 36,7 39,8
Rata-rata 0,22 1,18 2,07 2,28 3,06 3,67 3,98

*) satuan dalam cm

Grafik 2.2
Pengaruh Deterjen Terhadap Perkecambahan
5
rata-rata pertumbuhan

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8
jenis konsentrasi

rata-rata 24 jam rata-rata 48 jam

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1) Apa fungsi larutan 0 (kontrol)?
Jawab:
Fungsi larutan kontrol adalah sebagai pembanding dengan larutan
deterjen sebagai bukti bahwa larutan 0 (kontrol) adalah larutan yang
paling baik untuk perkecambahan karena tidak banyak tercemar.
2) Apa kesimpulan Anda bila pada larutan 0 (kontrol) ada kacang hijau
yangmati?
Jawab:
Jika pada larutan 0 (kontrol) ada kacang hijau yang mati, maka
kesimpulan saya adalah kacang hijau tersebut infertile (bukan kacang
hijau yangbaik/unggul).
3) Mengapa pertumbuhan kacang hijau di dalam gelas piala harus ditutup
dengan kertas timah?
Jawab:
Pertumbuhan kacang hijau di dalam gelas harus ditutup dengan kertas
timah dengan tujuan untuk mengurangi intensitas cahaya. Intensitas
cahaya sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan kacang hijau.
Kacang hijau yang mendapatkan cahaya yang cukup, ukurannya lebih
kecil, jaringan mesofilnya juga lebih kecil, dan pertumbuhannya akan
lebih lambat dari kacang hijau yang tidak mendapat cahaya.

H. PEMBAHASAN
Saya mengamati pengaruh deterjen terhadap perkecambahan kacang
hijau. Dari hasil pengamatan saya, saya menemukan bahwa pertumbuhan
kecambahbervariasi tergantung konsentrasi larutannya.
a) Pada hari pertama larutan deterjen dengan konsentrasi 100% rata-rata tidak
mengalami perkecambahan. Larutan 50% rata-rata panjangnya 0,3 cm,
larutan 25% 0,38 cm, larutan 12,5% 0,46 cm, larutan 6,25% rata-rata
panjang akarnya 0,48 cm, dan larutan 3,1% panjangnya 0,49 cm.
Sementara pada larutan kontrol, dengan menggunakan air ledeng sebagai
pembanding,panjang akar mencapai 0,69 cm.
b) Dihari kedua, setelah 48 jam semua kacang hijau mengalami pertambahan
panjang pada akarnya dari semua jenis larutan. Dimulai dari larutan 100%
yang pada hari pertama 0 cm menjadi 0,22 cm. Larutan 50% dari 0,3 cm
menjadi 1,18 cm dan pada larutan 25% panjangnya bertambah dari 0,38 cm
menjadi 2,07 cm. Larutan 12,5% yang semula 0,46 cm menjadi 2,28 cm
begitu juga dengan larutan 6,25%, dari 0,48 cm menjadi 3,06 cm.
Sedangkan larutan 3,1% panjangnya daro 0,49 cm menjadi 3,67 cm. Dan
untuk larutan kontrol menjadi 3,98 cm.

I. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil di atas, dapat dilihat bahwa memang benar bahwa
limbah deterjen memiliki efek beracun dalam air dan juga memiliki andil
besar dalam menurunkan kualitas air. Semakin tinggi konsenterasi deterjen
pada air, semakin menurun kualitas air tersebut. Karena telah disebutkan pada
landasan teori bahwa air mempengaruhi pertumbuhan/perkecambahan kacang
hijau, maka dengan sendirinya penurunan kualitas air juga mempengaruhi
laju pertumbuhan kacang hijau. Semakin rendah kualitas air (akibat pengaruh
limbah deterjen), semakin lambatpertumbuhan/perkecambahan kacang hijau.

J. DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2015. “Dampak Limbah Detergent Bagi
Lingkungan”,https://www.patikab.go.id/v2/id/2015/08/03/dampak-
limbah-detergent- bagi-lingkungan/ , diakses tanggal 19 April 2022.
Pukul 09.20

Rumanta, Maman. 2021. Praktikum IPA di SD. Tanggerang Selatan:


Universitas Terbuka.

K. KESULITAN YANG DIALAMI


Kesulitan yang saya alami adalah saat menyediakan larutan. Ketika
sedikit saja tidak fokus dan lupa menyimpan larutan dengan konsentrasi
tertentu, saya terpaksa mengulang dari tahap awal.
L. FOTO PRAKTIKUM
Judul Percobaan: Pengaruh Deterjen Terhadap Perkecambahan

Tahap Awal/ Pembuka

Proses Kegiata Praktikum

Tahap Akhir

Anda mungkin juga menyukai