(SITI KHAPSOH )
(856489004)
B. Tujuan Percobaan :
4. Kertas timah
8. Air ledeng
9. Deterjen serbuk
D. Landasan Teori
Masukkan kacang hijau ke dalam air pada gelas kimia. Buanglah kacang
yang mengapung, sementara kacang hijau yang tenggelam yang digunakan
dalam percobaan ini.
Ambil 10 butir lalu rendam dalam larutan I, 10 butir dalam larutan II,10
butir dalam larutan III, 10 butir dalam larutan IV, 10 butir dalam larutan V,
10 butir dalam larutan VI dan 10 butir dalam larutan control.
Aturlah kacang hijau dalam gelas kimia dengan label yang sesuai.
Isilah gelas kimia yang telah diisi kacang hijau dengan larutan berlabel
sama, kira-kira 100 mL.
Tutup kelima gelas dengan kertas timah sehingga tidak ada cahaya masuk
Lakukan pengamatan setelah 24 jam dan 48 jam. Ukur panjang akar
dengan mistar. Kacang hijau yang tidak tumbuh akar dianggap memiliki
panjang akar = 0 mm. Jika pengamatan 2 hari (48) jam tidak tumnuh
akarnya (0 mm), dianggap kacang hijau mati.
Tabel 1.1.
Pengaruh Deterjen Terhadap Tumbuhan
60
50
40
Series 1
30
Series 2
20
10
G. Pertanyaan-Pertanyaan
2. Apa kesimpulan apabila pada latutan 0 (kontrol) ada kacang hijau yang mati?
3. Mengapa pertumbuhan kacang hijau di dalam gelas piala harus ditutup dengan kertas timah?
Jawab :
1. Fungsi larutan kontrol adalah sebagai pembanding dengan konsentrasi larutan deterjen dan
sebagai bukti bahwa larutan kontrol merupakan larutan yang paling baik untuk pertumbuhan
karena tidak mengandung deterjen.
2. Jika pada larutan kontrol ada kacang hijau yang mati, menandakan bahawa biji kacang hijau
tersebut bukan merupakan bibit yang unggul (mandul).
Pertumbuhan kacang hijau di dalam gelas piala harus ditutup dengan kertas timah adalah untuk
mengurangi intensitas cahaya. Karena intensitas cahaya sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan kacang
hijau.
yang mendapatkan cahaya yang cukup,ukurannya lebih kecil, jaringan mesofilnya juga lebih
kecil, dan pertumbuhannya akan lebih lambat dari kacang hijau yang tidak mendapat cahaya.
H. Pembahasan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, pada hari pertama (24 jam) di larutan deterjen dengan
konsentrasi 100% rata-rata panjang akar kecambah adalah 0 cm dan terdapat 10 biji kacang hijau yang
tidak mengalami perkecambahan. Pada larutan 50% rata-rata panjangnya adalah 0,27 cm, larutan 25%
rata-rata panjangnya adalah 0,28 cm, larutan 12,5% rata-rata panjangnya adalah 0,55 cm, larutan 6,25%
rata-rata panjangnya adalah 0,66 cm, dan larutan 3,1% rata-rata panjangnya adalah 0,85 cm. Sementara
pada larutan kontrol, dengan menggunakan air sumur sebagai pembanding, panjang akar mencapai 0,97
cm.
Pada hari kedua, setelah 48 jam terdapat 10 kacang hijau yang tidak mengalami perkecambahan di
larutan 100%. Tetapi semua kacang hijau mengalami pertambahan panjang pada akarnya di semua jenis
larutan terkecuali larutan 100%. Dimulai dari larutan 100% yang pada hari pertama 0 cm tetap diangka 0
cm, larutan50%dari0,27cmmenjadi0,67cm,danlarutan25%dari0,28cmmenjadi 1,34 c
Larutan 12,5% yang semula 0,55 cm menjadi 1,77 cmdan
larutan 6,25% semula 0,66 cm menjadi 2,38 cm. Sedangkan larutan 3,1% panjang hari kedua
menjadi 0,85 cm dari 2,92 cm. Kemudian untuk larutan kontrol mengalami pertambahan
sebanyak 0,97 cm menjadi 4,01 cm.
I. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa semakin rendah
persentase deterjen dalam air, maka perkecambahan kacang hijau akan tumbuh dengan baik.
Namun sebaliknya, apabila persentase deterjen semakin tinggi maka perkecambahan kacang
hijau akan terhambat.
J. Daftar Pustaka
Kendala yang dihadapi dalam praktukum ini adalah, dalam setiap gelas ada
beberapa biji kacang hijau, namun pertumbuhan kacang dalam satu gelas
yang sama mempunyai ukuran yang berbeda, sehingga peneliti sedikit
kesulitan dalam mengambil sampel.
L. Foto Pratikum