Anda di halaman 1dari 14

BIMBINGAN IV

MODUL 2
MAHKLUK HIDUP DAN LINGKUNGANNYA

KEGIATAN PRAKTIKUM 2

PENCEMARAN LINGKUNGAN

27
A. JUDUL
2. PENGARUH DETERJEN TERHADAP PERKECAMBAHAN
B. TUJUAN PERCOBAAN
Mengamati pengaruh deterjen terhadap perkecambahan kacang hijau.
C. ALAT DAN BAHAN
1. Neraca analitik/ sendok teh 1 buah
2. Gelas kimia 600 ml 10 buah
3. Kertas saring
4. Kertas timah
5. Mistar
6. Kertas untuk label
7. Gelas kimia 1000 ml 1 buah
8. Air ledeng
9. Deterjen serbuk 1gram.
D. LANDASAN TEORI
1. Perkecambahan Benih
Perkecambahan benih dapat diartikan sebagai dimulainya proses pertumbuhan
embrio dari benih yang sudah matang. Benih dapat berkecambah bila tersedia faktor-
faktor pendukung selama terjadinya proses perkecambahan. Perkecambahan
merupakan proses metobolisme biji hingga dapat menghasilkan pertumbuhan dari
komponen kecambah (Plumula dan Radikula). Definisi perkecambahan adalah jika
sudah dapat dilihat atribut perkecambahannya, yaitu plumula dan radikula dan
keduanya tumbuh normal dalam jangka waktu tertentu (Taiz and Zeiger, 2002).
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Tanaman
Pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
a. Faktor eksternal/lingkungan (ekstraseluler), merupakan faktor luar yang erat
sekali hubungannya dengan proses pertumbuhan dan perkembangan. Beberapa
factor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan adalah air dan
mineral, kelembaban, suhu, dan cahaya.
28
b. Faktor internal (interseluler) faktor yang melibatkan hormon dan gen yang akan
mengontrol pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Dimana dalam hal ini
ada beberapa hormon yang dapat mengontrol proses pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan tersebut yaitu hormon Auksin, Giberelin,
Sitokinin dan afserat.
c. Faktor Intraseluler (gen) Pertumbuhan pada tumbuhan terjadi didaerah
meristematik (titik tumbuh) yaitu ujung akar dan batang. Daerah pertumbuhan
ada 3 yaitu zona meristematik, pemanjangan, dan diferensiasi (Anshori, 2017).
3. Deterjen
Deterjen adalah campuran berbagai bahan, yang digunakan untuk membantu
pembersihan dan terbuat dari bahan-bahan turunan minyak bumi. Pada umumnya
deterjen mengandung surfaktan, builder, filler dan aditif. Bahan kimia yang
digunakan pada deterjen dapat menimbulkan dampak negatif baik terhadap kesehatan
maupun lingkungan. Dua bahan terpenting dari pembentuk deterjen yakni surfaktan
dan builders, diidentifikasi mempunyai pengaruh.
Segala sesuatu yang dapat menimbulkan pencemaran disebut polutan (bahan
pencemar). Zat dapat dikatakan sebagai polutan apabila jumlahnya telah melebihi
batas normal, yang berada pada waktu dan tempat yang tidak tepat.Zat pencemar
dikenal juga dengan istilah limbah (sampah). Limbah merupakan bahan buangan yang
dihasilkan dari suatu proses produksi, seperti kegiatan rumah tangga yang
kehadirannya dapat berdampak negatif bagi lingkungan.Berdasarkan sifatnya limbah
dapat digolongkan menjadi limbah cair, limbah padat, limbah daur ulang, limbah
organik, dan limbah bahan berbahaya beracun (B3).
4. Jenis-Jenis Pencemaran Lingkungan
a. Pencemaran Air
Pencemaran air merupakan terjadinya perubahan penurunan kualitas air di
suatu tempat perairan seperti laut, sungai, danau, dan air tanah.
Penyebab terjadinya pencemaran air:
1) Pembuangan hasil bekas limbah industri, rumah tangga, ke peraira
2) Adanya partikel-partikel tanah di perairan, akibat adanya erosi.
3) Penggunaan bahan peledak dan racun dalam kegiatan menangkap ikan.
4) Tumpahannya minyak karena kebocoran tanker atau ledakan sumur
minyak lepas pantai.
b. Pencemaran Udara
29
Pencemaran udara adalah masuk dan bercampurnya unsur-unsur berbahaya ke
dalam atmosfer, sehingga memunculkan polusi udara.
Penyebab terjadinya pencemaran udara:
1) Bebasnya karbon monoksida (CO) dan karbon dioksida (CO2) ke udara,
yang dapat berasal dari asap kendaraan, asap pembakaran atau kebakaran,
asap rokok, asap cerobong pabrik.
2) Adanya asap vulkanik dari aktivitas letusan gunung berapi, sehingga
dapat menebarkan partikel-partikel debu ke udara.
3) Bebasnya partikel, nitrogen oksida, dan oksida sulfur ke udara, akibat
asap dari pembakaran batu bara pada pembangkit listrik atau pabrik.
4) Adanya Chloro Fluoro Carbon (CFC), dari hasil kebocoran mesin
pendingin seperti kulkas dan AC mobil.
c. Pencemaran Tanah (Darat)
Pencemaran tanah atau darat merupakan penurunan kualitas tanah akibat
masuknya ke dalam polutan ke lingkungan tanah, berupa zat kimia, debu,
panas, suara, radiasi, dan mikroorganisme.
Penyebab terjadinya pencemaran tanah terbagi menjadi 3 golongan yaitu:
1) Limbah domestik, yaitu limbah yang berasal dari kegiatan manusia.
Umumnya, limbah domestik berupa sampah basah atau organik yang
mudah diurai.
2) Limbah industri, yaitu limbah padat berupa lumpur, bubur yang berasal
dari proses pengolahan, seperti sisa pengolahan pabrik gula, pulp, kertas,
rayon, plywood, pengawetan buah, dan lain-lain.
3) Limbah pertanian, biasanya berasal dari pestisida atau DDT (Dikloro
Difenil Trikloroetana) yang digunakan oleh petani untuk memberantas
hama tanaman. Limbah pertanian ini juga merupakan jenis pencemaran
lingkungan.
E. PROSEDUR / CARA KERJA
1. Sediakan larutan deterjen 100%, 50%, 25%, 12,50%, 6,25%, 3,10%, serta control air
yang berupa / PDAM, Lalu simpan cairan dengan gelas kimia beri label sebagai
berikut :
a. Label I = 100%
b. Label II = 50%
c. Label III = 25%
30
d. Label IV = 12,5%
e. Label V = 6,25%
f. Label VI = 3,1%
2. Cara menyediakan larutan .
Cara membuat larutan untuk setiap konsentrasi pada praktikum ini dapat dilihat pada
cara menyediakan larutan pada percobaan 1 : Pengaruh deterjen terhadap
pertumbuhan akar bawang merah ( Allium cepa )
Cara menyediakan larutan :
a. Larutkan 1 gr deterjen bubuk dalam air ledeng/PDAM hingga 1000 mL. Beri
label 100%
b. Ambil 500 mL larutan deterjen 100%, tambahkan air ledeng hingga 1000 mL.
Beri label 50%
c. Ambil 500 mL larutn deterjen 50%, tambahkan air ledeng 1000 mL. Beri label
25%
d. Ambil 500 mL larutan deterjen 25%, tambahkan air ledeng higga 1000 mL. Beri
label 12,50%
e. Ambi 500 mL larutan deterjen 12,5%, tambahkan air ledeng hingga 1000 mL.
beri label 6,25%
f. Ambil 500mL larutan deterjen 6,25%, tambahkan air ledeng hingga 1000 mL,
beri tabel 3,10%
3. Sediakan 6 gelas kimia lain, beri label control, I,II,III,IV,V, dan VI masing-masing
diberi lingkaran kertas saring/kertas tissue ( lihat gamber 2.1)
4. Masukkan kacang hijau ke dalam air pada gelas kimia. Buanglah kacang yang
mengapung, sementara kacang yang tenggelam yang digunakan dalam percobaan ini
(kacang hijau terpilih)
5. Dari kacang hijau terpilih, ambil 10 butir lalu rendam dalam larutan I, 10 butir dalam
larutan II,10 butir dalam larutan III, 10 butir dalam larutan IV, 10 butir dalam larutan
V, 10 butir dalam larutan VI dan 10 butir dalam larutan control (air ledeng/PDAM)
biarkan rendaman selama 5 menit.
6. Aturlah kacang hijau dalam gelas kimia dengan label yang sesuai. Atur yang baik
agar hilum mengarah ke bawah.
7. Isilah gelas kimia yang telah diisi kacang hijau tersebut dengan larutan yang berlabel
sama, kira – kira 100 mL
8. Tutup kelima gelas tadi dengan kertas timah sehingga tidak ada cahaya masuk.
31
9. Lakukan pengamatan setelah 24 jam dan 48 jam. Pada setiap pengamatan, ukurlah
panjang akar dengan mistar dari luar gelas piala.. Kacang hijau yang tidak tumbuh
akarnya dianggap memiliki panjang akar = 0 mm. Jikapada pengamatan dua hari (48
jam) tidak tumbuh akarnya ( 0 mm ) dianggap kacang hijau mati. Catatlah hasil
pengamatan Anda pada lembar kerja Tabel 2.10 di belakang modul.
10. Buatlah grafik rata-rata pertumbuhan kecambah per konsentrasi setelah 24 jam dan 48
jam ( Grafik 2.2 ) dengan menggunakan warna yang berbeda. Misal 24 jam dengan
warna merah, 48 jam dengan warna hitam.
F. HASIL PENGAMATAN
Tabel 2.10
Pengaruh Deterjen Terhadap Tumbuhan
Konsentrasi Larutan Deterjen

No. Hari Ke – 1 ( 24 Jam )

100% 50% 25% 12,5% 6,25% 3,1% Kontrol

1 0,1 0,6 1,5 1,2 2,3 4,1 5


2 0,3 0,2 1 1,1 3 4 4,9
3 0 0,4 1,5 1,4 3,2 4,3 4,5
4 0,1 0,2 1,2 1,8 3,1 4,1 5,1
5 0 0,5 1 1,5 3 3,8 5,1
6 0 0,4 1,4 1,8 2,6 3,6 4,9
7 0,2 0,3 1,1 1,7 3,2 3,1 5,1
8 0 0,4 1,3 2,1 3 3,2 4,6
9 0 0,2 1 2 3,2 3,5 4,4
10 0 0,5 1,2 1,8 3 3,1 5,2

Jumlah 0,7 3,7 12,2 16,4 29,6 36,8 48,8

Rata-
0,07 0,37 1,22 1,64 2,96 3,68 4,88
rata

Konsentrasi Larutan Deterjen

No. Hari Ke – 2 ( 48 Jam )

100% 50% 25% 12,5% 6,25% 3,1% Kontrol

1 0,2 0,8 1,8 1,5 3,7 4,6 5,5


2 0,5 0,4 1,3 1,5 3,1 4,4 5,3
3 0,3 0,6 1,7 1,9 3,5 4,1 5
4 0,4 0,6 1,5 2,1 3,3 4,4 5,5
5 0 0,7 1,3 1,9 3,2 4,3 5,7

32
6 0 0,7 1,8 2 2,7 4 5,7
7 0,4 0,8 1,5 2,1 3,5 4 5,3
8 0 0,7 1,7 2,5 3,1 3,4 4,8
9 0,2 0,4 1,2 2,2 3,6 3,9 5,1
10 0 0,8 1,6 2,1 3,2 3,5 5,7
Jumlah 2 6,5 15,4 19,8 32,9 40,6 53,6
Rata-
0,2 0,65 1,54 1,98 3,29 4,06 5,36
rata

Grafik 2.2
Grafik rata-rata pertumbuhan kecambah per konsentrasi pada 24 jam
6

3
50% 25% 12,50% 6,25% 3,10% Kontrol

Konsentrasi
2
Hari ke - 1 Hari ke - 2

1
Grafik Rata-Rata Pertumbuhan Kecambah Per Konsentrasi Pada Hari ke - 1 (24
Jam) dan Hari ke – 2 (48 Jam)
0

100%
G. PERTANYAAN
1. Apa Fungsi larutan 0 (control) ?
Jawaban :
Sebagai pembanding dengan onsentrasi larutan deterjen dan sebagai bukti bahwa
larutan 0 (kontrol) adalah larutan yang paling baik dalam pertumbuhan karena tidak
mengandung deterjen.
2. Apa kesimpulan Anda bila pada control 0 ( control ) ada kacang hiijau yang mati ?
Jawaban :
Jika pada larutan 0 (control) ada kacang hijau yang mati, mungkin kacang hijau
tersebut bukan bibit unggul yang baik (mandul).

33
3. Mengapa pertumbuhan kacang hijau di dalam gelas piala harus ditutup dengan
kertas timah ?
Jawaban :
Pertumbuhan kacang hijau di dalam gelas piala harus ditutup dengan kertas timah
adalah untuk mengurangi intensitas cahaya. Karena intensitas cahaya sangat
berpengaruh terhadap pertumbuhan kacang hijau. Kacang hijau yang mendapatkan
cahaya yang cukup, ukurannya lebih kecil, jaringan mesofilnya juga lebih kecil, dan
pertumbuhannya akan lebih lambat dari kacang hijau yang tidak mendapat cahaya.
H. PEMBAHASAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, pada hari pertama (24 jam) di larutan
deterjen dengan konsentrasi 100% rata-rata panjang akar kecambah adalah 0,07 cm dan
terdapat 6 biji kacang hijau yang tidak mengalami perkecambahan. Pada larutan 50% rata-
rata panjangnya adalah 0,37 cm, larutan 25% rata-rata panjangnya adalah 1,22 cm, larutan
12,5% rata-rata panjangnya adalah 1,64 cm, larutan 6,25% rata-rata panjangnya adalah
2,96 cm, dan larutan 3,1% rata-rata panjangnya adalah 3,68 cm. Sementara pada larutan
kontrol, dengan menggunakan air sumur sebagai pembanding, panjang akar mencapai 4,88
cm.
Pada hari kedua, setelah 48 jam terdapat 4 kacang hijau yang tidak mengalami
perkecambahan di larutan 100%. Tetapi semua kacang hijau mengalami pertambahan
panjang pada akarnya di semua jenis larutan. Dimulai dari larutan 100% yang pada hari
pertama 0,07 cm menjadi 0,2 cm, larutan 50% dari 0,37 cm menjadi 0,65 cm, dan
larutan 25% dari 1,22 cm menjadi 1,54 cm. Larutan 12,5% yang semula 1,64 cm menjadi
1,98 cm dan larutan 6,25% semula 2,96 cm menjadi 3,29 cm. Sedangkan larutan 3,1%
panjang hari kedua menjadi 4,06 cm dari 3,68 cm. Kemudian untuk larutan kontrol
mengalami pertambahan sebanyak 0,48 cm menjadi 5,36 cm.
Pencemaran lingkungan menimbulkan banyak kerugian bagi manusia serta lingkungan.
Ada 4 tahap pencemaran
1. Pencemaran tidak menimbulkan kerugian, dilihat dari kadar dan waktu.
2. Pencemaran yang mulai menimbulkan gangguan pada komponen ekosistem
3. Pencemaran yang sudah mengakibatkan reaksi yang fatal.
4. Pencemaran yang menimbulkan kematian, dari kadar yang tinggi.
I. KESIMPULAN
Dari percobaan dapat disimpulkan bahwa kecambah pada kadar konsentrasi tertentu
(rendah) masih bisa mengalami pertumbuhan walaupun ada hambatan, tetapi pada
34
konsentrasi tinggi kecambah tumbuh namun tidak mengalami pertumbuhan dan pada
akhirnya akan mati.
J. DAFTAR PUSTAKA
Anshori, Muhammad. 2017. Pengaruh Deterjen Terhadap Pertumbuhan bawang Merah.
Temanggung.

Rumanta, Maman dkk. 2019. Praktikum IPA di SD. Tanggerang Selatan : Universitas
Terbuka.

Taiz, L., E. Zeiger. 2002. Plant Physiology. Third Edition. Massachusetts : Sinauer
Associate.

K. KESULITAN YANG DIALAMI : SARAN DAN MASUKAN


1. Kesulitan yang Dialami
a. Mendapatkan alat dan bahan praktikum seperti kertas saring, kertas timah,
dan gelas kimia.
b. Melakukan pengukuran akar kecambah karena bentuk akar yang melingkar atau
tidak lurus.
2. Saran dan Masukan
a. Kertas saring dapat diganti dengan menggunakan kertas tissu.
b. Untuk menghambat cahaya matahari, apabila tidak ada kertas timah dapat
ditutup dengan menggunakan kardus.
c. Pengukuran harus dilakukan dengan hati-hati agar kesalahan (error)
pengukuran dapat diminimalisir
L. FOTO / VIDIO PRAKTIKUM

NO Foto Praktikum Deskripsi Foto

1. Menyiapkan alat dan bahan


praktikum

35
2. Membuat larutan deterjen dan
menyediakan tujuh gelas yang
masing-masing diberi lingkaran
kertas tissu. Kacang hijau
direndam air terlebih dahulu

3. Mengisi gelas kimia yang telah


diisi kacang hijau dengan larutan
yang berlabel sama kira-kira 100
mL.

4. Menutup ke tujuh gelas kimia


dengan kardus sehingga tidak ada
cahaya yang dapat masuk.

5. Kacang hijau pada larutan 100%


setelah 24 jam.

8. Kacang hijau pada larutan 50%


setelah 24 jam.

36
9. Kacang hijau pada larutan 25%
setelah 24 jam.

10. Kacang hijau pada larutan 12,5%


setelah 24 jam.

11. Kacang hijau pada larutan 6,25%


setelah 24 jam.

12. Kacang hijau pada larutan 3,1%


setelah 24 jam.

37
13. Kacang hijau pada larutan kontrol
setelah 24 jam.

14. Kacang hijau pada larutan 100%


setelah 48 jam.

15. Kacang hijau pada larutan 50%


setelah 48 jam.

16. Kacang hijau pada larutan 25%


setelah 48 jam.

38
17. Kacang hijau pada larutan 12,5%
setelah 48 jam.

18. Kacang hijau pada larutan 6,25%


setelah 48 jam.

19. Kacang hijau pada larutan 3,1%


setelah 48 jam.

20. Kacang hijau pada larutan kontrol


setelah 48 jam.

39
21. Melakukan pengukuran akar
kacang hijau setelah 24 jam.

22. Melakukan pengukuran akar


kacang hijau setelah 48 jam.

40

Anda mungkin juga menyukai