Anda di halaman 1dari 11

PERAN FARMASI DAN PENGOLAHAN LIMBAH FARMSI

Yesi Undari

1948201143

S1 Farmasi (B)

PENDAHULUAN

1.Latar belakang Masalah

Pembangunan industry farmasi merupakan salah satu wujud pembangunan bidang


kesehatan yang memiliki strategi dalam pengadaan obat-obatan dalam rangka peningkatan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Di samping  peranannya dalam pembangunan di bidang
kesehatan tersebut, kegiatan industry farmasi juga memiliki potensi untuk menimbulkan berbagai
dampak terhadap lngkungan, baik terhadap aspek fisik, kimiawi, biologis, serta aspek social
ekonomi-budaya. Menyadari bahwa sesiap kegiatan pembangunan akan menimbulkan dampak
positif dan negative, maka disinilah arti penting pembanguan berwawasan lingkungan dimna
dampak negative yang dihasilkan dapat dikurangi sekecil mungkn.

                  Ekosistem dimana manusia dan sumber daya alam berada di dalamnya harus dijaga
kelestariannya agar sumber daya yang dimanfaatkan tidak rusak dan kemampuannya tetap
berkesinambungan. Dengan menciptakan hubungan yang serasi antara lingkungan dan kegiatan
manusia.
                  Pengolaan lingkungan adalah upaya terpadu dalam penfaatan, penataan, pengawasan,
pengendalian, pemulihan, dan pembangunan lingkungan. Kegiatan kegiatan industry,
sebagaimana industry farmasi, memiliki potensi pencemaran lingkungan baik di udara, air,
maupun tanah akibat pembuangan limbah cair, padat, maupun gas yang berupa asap, partikel
debu dan gangguan kebisingan. Dengan timbulnya pencemaran tersebut maka kualitas
lingkungan  akan turun sehingga tidak dapat berfungsi lagi sesuai peruntukkannya. Akibat dari
penurunan kualitas lingkungan  tersebut, dapat mempengaruhi kehidupan manusia atau mahluk
hidup lainnya. Oleh karena itu, pengendalian pencemaran lingkungan menjadi sangat penting
dan harus dilaksanakan dalam sebuah industry.
limbah adalah bahan yang terbuang atau dibuang dari suatu sumber aktivitas
manuusia maupun proses – proses alam atau belum mempunyai nilai ekomoni bahkan dapat
menpunyai nilai ekonomi yang negative.

Limbah industri adalah salah satu penghasil limbah bahan berbahaya dan beracun (B3),
yaitu sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya atau beracun karena
sifat atau konsistensinya dan atau jumlahnya baik secara langsung dapat mencemarkan dan atau
merusak lingkungan hidup serta membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan
hidup manusia serta mahkluk hidup lainnya. Adapun limah yang dihasilkan oleh industry farmasi
adalah sebagai berikut:
a.    Limbah Cair
b.    Limbah Padat
c.    Limbah Gas/Udara
d.    Limdah suara/getaran
Pengelolaan limbah bertujuan untuk meminimalkan dampak terhadap lingkungan yang
telah dan akan ditimbulkan oleh adanya pengeluaran limbah terutama yang berpotensi sebagai
bahan berbahaya dan beracun (B3).
SUMBER PENCEMARAN LIMBAH INDUSTRI FARMASI
1.      Limbah Gas/Pencemaran udara
Pencemaran udara  adalah masuknya gas dan senyawa asing kedalam udara sehingga
menyebabkan kwalitas udara menurun atau membahayakan kehidupan makhluk hidup atau tidak
sesuai lagi peruntukannya. Penyebab terjadinya pencemaran udara dibedakan mennjadi dua yaitu
aktivitas alamiah, misalnya letusan gunung berapi, keadaan klimatogis dan gas-gas yang timbul
akibat kegiatan alamiah. Yang kedua aktivitas manusia seperti pencemaran akibat kegitan
industry, rumah tangga, sumber tenaga atau perang. Limbah udara di industry farmasi dihasilkan
oleh debu selama produksi, uap lemari asam dilaboratorium, uap solventnproses film coating,
dan asap steam boiler, generator listrik dan incinerator.
Upaya Pengelolaan Limbah gas atau pencemaran udara yaitu:
1.      Lemari asam dilengkapi dgn exhaust fan dan cerobong + 6 m dilengkapi dengan absorbent
2.       Solvent di ruang coating digunakan dust collector (wet system)
3.      Debu disekitar mesin produksi dipasang penyedot debu dan dust collector unit
4.      Asap dari Genset dan Incenerator dibuat cerobong asap + 6 meter
 

                              (
            Pemantauan Kualitas
udara di dalam dan diluar lingkungan industri, meliputi kadar H2S, NH 3, SO2, CO, NO2, O3,
Total Solid Particle (TSP/debu), Pb (timbale)
2.      Limbah Padat
Pencemaran limbah padat adaalah mesuknya benda-bebda padat ke dalam lingkungan
sehingga menyebabkan kualitas lingkungan menurun atau membahayakan kehidupan makhluk
hidup atau tidak sesuai lagi dengan peruntukannya.
Sumber Pencemaran yang dihasilkan antara lain :
a.       Obat kadaluarsa
b.      Kegiatan produksi meliputi debu bahan formulasi yang terkumpul dari Dust Collector dan
Vaccum Cleaner, bekas kemasan bahan baku,pembantu dan kemasan yang rusak
c.       Kegiatan laboratorium meliputi sampah medis agar dan sampel kadaluarsa
d.      Kegiatan kantin karyawan berupa kotoran atau sampah dapur
e.       Kegiatan administrasi perkantoran berupa arsip-arsip kadaluarsa
f.       Sampah kebun atau halaman
Adapun Upaya Pengelolaan limbah padat yaitu Lingkungan:
a.    Limbah padat Bahan Beracun dan Berbahaya (B3)
  Limbah padat B3 berupa sisa granul, bahan baku rejected, produk jadi rejected nonbetalactam,
debu dari dust collector. Limbah tersebut dimusnahkan dengan double burner incerinator.
Dengan pembakaran ganda, asap sisa pembakaran tidak lagi mengandung bahan berbahaya yang
bisa mencemari udara.
   Limbah padat non B3
a.       Sampah domestik dibuatkan tempat sampah
b.       Sisa – sisa kertas, karton, plastik dan aluminium foil dikumpulkan kemudian dijual ke
pengumpul sampah (perusahaan daur ulang sampah)

Pemantauan Kualitas lingkungan (kebersihan) di dalam area industry, tidak ada limbah
B3 yang tercecer di area pabrik, dan sebagiannya, derajat kebauaan (kadar H 2S) disekitar area
pabrik
3.      Limbah Suara dan Getaran
Pencemaran suara atau kebisingan dan/atau getaran adalah masuknya suara dan/atau
getaran yang tidak diinginkan kedalam limgkungan sehingga kualitas limgkungan menurun atau
tidak sesuai dengan peruntukannya. Suara dan getaran dari mesin-mesin pabrik, genset, dan
steam boiler
Adapun Upaya Pengelolaan limbah suara dan getaran yaitu :
a.       Untuk menanggulangi kebisingan yg ditimbulkan oleh genset, dibuat ruangan berdinding dua
(double cover) dan dilakukan perawatan mesin secara berkala
b.       Untuk menanggulangi getaran yg ditimbulkan oleh mesin genset dan mesin-mesin lain, mesin-
mesin ditempatkan pada lantai yang telah dicor beton dan diberi penguat (pengunci antara mesin
dan lantai)
Pemantauan Angka kebisingan dan getaran di dalam dan diluar area pabrik
            Kebisingan    : max 65 dB
            Getaran          : max 7,5 Hz
4.      Limbah Cair
Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya sesuatu kedalam air yang
menyebabakan menurunya kualitasnya atau tidak sesuai dengan peruntukannya.
a.       Sumber Pencemaran yang dihasilkan  antara lain :
1)      Kegiatan produksi meliputi pencucian mesin, alat-alat produksi, pencucian kemasan, sanitasi
kemasan, sanitasi karyawan produksi.
2)      Kegiatan laboratorium meliputi pencucian alat, sanitasi ruangan, sanitasi karyawan, limbah cair
sisa pembakaran dan pelarut bekas reagen.
3)      Kegiatan sarana penunjang berupa oli bekas mesin serta solar bekas cucian alat atau mesin yang
diperbaiki
4)      Kegiatan sanitasi pabrik atau kantor
b.      Adapun upaya yang dilakukan untuk mengatasi limbah yang dihasilkan adalah :
1)      Pembuatan saluran drainase sesuai sumber limbah:
         Saluran air hujan langsung dialirkan ke selokan umum dan dibuat sumur resapan
         Saluran dari kamar mandi/wc dialirkan ke septi tank.
         Saluran dari tempat pencucian produksi dan laboratorium di alirkan ke IPAL.
2)      Membuat instalasi pengolahan air limbah (IPAL)
3)      Khusus untuk limbah cair yang berasal dari golongan beta laktam : sebelum dicampur dengan
limbah non beta laktam ditambahkan NaOH untuk memecah cincin bêta laktam.
c.       Dalam pengolahan limbah cair terdapat 3 hal yang perlu diperhatikan yaitu:
1)      Karakteristik dari limbah  sangat berbeda antara industry yang satu dengan yang lain. Misalnya
limbah cair industry farmasi memiliki kandungan COD dan BOD serta adar fenol yang tinggi,
tetapi kadar limbah logamnya rendahdengan debit air limbah yang tinggi . oleh karena itu agar
memperoleh gambaran spesifik tentang karakteristik dari limbah yang akan diolah maka harus
dilkukan pengamatan atau survey dari limbah yang dihasilkan oleh industry tersebut.
2)      Kemampuan badan air (Assimilative capacity)
Pengolahan limbah cair sangat tergantung dari kemampuan badan air (sungai, dan lain)untuk
menerima beban yang berupa limbah tanpa mengakibatkan pencemaran. Kemampuan ini sangat
berbeda-beda tergantung dari beberapa factor misalnya debit air, kedalama, klimatologi, dan
lain-lain. Semakin kecil polutan berate semakin besar pula assimilative capacity dari badan air
tersebut
3)      Peraturan tentang limbah yang berlaku
Peraturan mengenai baku mutu lingkungan dapat berbeda antara satu daerah dengan daerah lain.
Hali ini terkait dengan karakteristik daerah yang besangkutan.
d.      Prinsip pengolahan limbah cair
1)      Pengolahan limbah primer, tujuan pengolahan limbah pada tahap ini menghilangkan buangan
yang tidak larut, ada empat tahap, yaitu:
         Screening pada tahap ini berisi usaha-usaha untuk mengurangi atau menghilangkan bahan
buangan besar seperti sampah, plastic, botol, kayu, barang ronsokan lain berukuran besar. Untuk
menghilangkan limbah ini dapat menggunakan kasa atau ijuk.
         Canal longitudinal, benda-benda yang masih bisa melewati kas besi atau ijuk (misalnya pasir)
diendapkan dengan menggunakan emacam kanal yang bagian bawahnya dibuat agak melebar.
         Penghilangan lemak,minyak dan sejenisnya. Tahap ini mempunyai prinsip bahwa lemak,
minyak dan sejenisnya memiliki berat jenus yang lebih kecil dari air sehingga akan mengapung
di bagian atas air. Untuk menghilangkan jenis kotoran ini, air imbah dialirkan kekolam yang
berukuran relative luas dan memiliki aliran rendah dan tenang.
         Menghilangkan zat padat tersuspensi. Pada tahap ini dilakukan dengan cara mengalirkan limbah
cair kedalam suatu saluran yang dilengkapi dengan penyaring-penyaring dari kasa yang
diperuntukkan untuk menyaring zat tersuspensi.
2)      Pengolahan limbah sekunder
Prinsip pengolahan limbah pada tahap ini adalah untuk menghilangkan kontamina-kontaminan
lain yan tidak terproses pada pengolahan primer. Secara garis besar kontaminan yang dapat
dihilangkan dalam 3 macam yaitu padatan tersuspensi, senyawa organic terlarut senyawa
anorganik terlarut. Terdapat beberapa cara untuk menghilangkan kontaminan-kontaminan ini
dengan cara filtrasi sederhana, penambahan suatu koagulator, penambahan arang aktif (terutama
untuk menurunkan kadar fenol).
3)       Pengolahan limbah tersier
Prinsip pengolahan ini adalah untuk menurunkan COD dan BOD serta menambahkan oksigen
terlarut (dissolved oxygen/DO). Terdapat beberapa metode, baik secara fisik, biologis maupun
mekanis-biologis. Secara fisik penambahan oksigen terlarut dilakukan dengan menyemburkan
udara bebas kedalam limbah pada bak /kolam aerasi. Secara biologis dlakukan dengan car
menggunakan activated sludge, dimana limbah dialirkan ke dalam bak/kolam penampungan,
yang berisi mikroorganisme yang akan merubah zat-zat organic menjadi biomassa (energy) dan
gas co2. Sedangkan pengolahan secara mekanis-biologis dapat dilakukan dengan menyemprotkan
air limbah kepermukaan benda padat (misalnya lantai beton) yang diberi mikroorganisme.

 PENGOLAHAN LIMBAH DI PT.KIMIA FARMA (PERSERO) TBK. PLANT JAKARTA


1.      Sumber limbah
a. Limbah padat
Terdiri dari Limbah :
1)   Obat kadaluarsa
2)    Kegiatan produksi meliputi debu bahan formulasi yang terkumpul  dari Dust Collector dan
Vaccum Cleaner, bekas kemasan bahan baku, pembantu dan kemasan yang rusak
3)   Kegiatan laboratorium meliputi sampah medis agar dan sampel kadaluarsa
4)    Kegiatan kantin karyawan berupa kotoran atau sampah dapur
5)    Kegiatan administrasi perkantoran berupa arsip-arsip kadaluarsa
6)   Sampah kebun atau halaman
b. Limbah Cair
    Terdiri dari limbah :
1)      Kegiatan produksi meliputi pencucian mesin, alat-alat produksi, pencucian kemasan, sanitasi
kemasan, sanitasi karyawan produksi.
2)      Kegiatan laboratorium meliputi pencucian alat, sanitasi ruangan,sanitasi karyawan, limbah cair
sisa pembakaran dan pelarut bekas reagen.
3)      Kegiatan sarana penunjang berupa oli bekas mesin serta solar bekas cucian alat atau mesin yang
diperbaiki
4)       Kegiatan sanitasi pabrik atau kantor
c. Cemaran debu atau gas
   Terdiri atas limbah
1)      Kegiatan sarana penunjang berupa gas yang berasal dari sisa pembakaran bahan bakar
2)      Kegiatan produksi meliputi debu yang berasal dari kegiatan proseS produksi antara lain terdiri
dari proses granulasi, proses massa kapsul, proses pencetakn tablet dan proses penyalutan
Buangan gas atau debu tersebut akan menyebabkan meningkatnya kadar debu dan gas pencemar
di udara, hal ini akan mempengaruhi komponen komponenkomponenlingkungan disekitarnya
seperti manusia, binatang, dan makhluk hidup lainnya.
2.      Pengolahan Limbah
Upaya pengolahan limbah atau cemaran yang dilakukan oleh PT. Kimia Farma (Persero)
Tbk. Adalah sebagai berikut :
a.       Limbah padat, cair maupun debu yang masuk limbah Bahan Beracu Berbahaya (B-3) diolah
keluar kerjasama dengan pengolah limbah B-3 yaitu :
1)      PT. Prasada Pemusnah Limbah Industri di Cileungsi, Bogor untuk limbah B-3 padat.
2)      PT. Dongwoo Environmental Indonesia di cikarang, Bekasi untuk limbah
b.      Limbah cair selain B-3 diolah sendiri dalam Instalasi Pembuangan Air Limbah (IPAL)
Proses yang diperlukan dalam pengelolahan limbah cair meliputi proses fisika, kimia,dan
biologi yaitu sebagai berikut :
a.       Proses Fisika
Pada proses ini air limbah hanya dikenakan pada proses penyaringan saja, yakni menyaring
kotoran-kotoran kasar antara lain plastik, karet, dan sebagainya.
b.      Proses Kimia
Untuk limbah betalaktam setelah melalui proses fisika dilakukan proses pembasaan untuk
memecah cincin betalaktam dengan menambahkan larutan kapur sampai mencapai pH diatas 11
kemudian dilanjutkan proses pengendapan sebelum air limbah tersebut dialirkan menuju
pengolahan limbah induk untuk diproses secara bersama-sama dengan limbah non betalaktam.
Proses selanjutnya adalah proses netralisasi dengan penambahan air kapur sampai mencapain pH
7-8. Penambahan larutan kapur ini dengan cara memasukkan dalam bak penampungan dan
dilakukan sirkulasi terus menerus. Pada waktu sirkulasi kran air limbah menuju bak anerob
ditutup, setelah diperkirakan air limbah di bak penampungan homogeny maka kran menuju ke
bak anerob dibuka dan diatur debitnya.
c.       Proses Biologi
Proses ini merupakan penghilangan kontaminan-kontaminan oleh adanya aktivitas biologis.
Pengolahan secara biologis dimaksudkan oleh adanya aktivitas biologis. Pengolahan secara
biologis dimaksud untuk menghilangkan zat-zat organik biodegradable (mudah terurai secara
biologi). Prinsip dari pengolahan dari biologi ini adalah penguraian zat organik oleh
mikroorganisme baik oleh bakteri anaerobik maupun bakteri aerobik. Sebagai nutrien dipakai
pupuk NPK. Dalam proses biologi dibagi menjadi 2 yaitu : proses aerob dan anaerob.
  Proses Aerob
Overflow air limbah yang berasal dari proses anaerob akan mengalir ke dalam bak aerob,
sehingga zat organik yang masih ada diuraikan kembali oleh bakteri aerobik. Sebagai nutrisi
ditambahkan pupuk NPK secara kontinu sesuai dengan kebutuhan. Proses aerobic dilakukan
pada bak terbuka dengan kedalaman kurang dari 3 m yang dilengkapi dengan aerator tipe
injection, dengan lumpur aktif sebanyak kurang dari 20 % dari volume limbah dan proses
berlangsung secara kontinu.
  Proses anaerob
Air limbah setelah dinetralkan kemudian dipompakan ke bak anaerobik, dalam proses ini
melibatkan bakteri anaerob untuk menguraikan zat-zat organik yang tekandung dalam air limbah
tersebut menjadi zat0zat yang sederhana. Proses anaerobik dilakukan pada bak tertutup dengan
kedalam >3m dan berjalan secara kontinu. Sebagai nutrisi ditambahkan pupuk NPK secara
kontinu sesuai kebutuhan.
d.      Proses Pengendapan Proses ini bertujuan untuk mengendapkan partikel- partikel yang berasal
dari proses aerobik. Endapan yang terbentuk dipompakan ke dalam bak aerasi yang bertujuan
untuk mempertahankan jumlah lumpur yang ada, sedangkan beningan dialirkan ke bak
biokontrol yang berfungsi sebagai pemantau sebelum air limbah tersebut dibuang ke badan air
e.        Bak Biokontrol
Bak ini berfungsi sebagai pemantau sebelum air limbah tersebut digunakan untuk menyiram
tanaman dengan memelihara ikan mas sebagai indikator. Air yang mengalir ke dalam bak
biokontrol, diperiksa secara rutin dua kali seminggu sesuai SK GUB. KDKI NO 582/1995
parameter yang diperiksa antara lain kendungan Chemical Oxygen Demand (COD), Biological
Oxygen Demand (BOD), Total Solid Suspensi (TSS), pH, phenol dan zat organik (KmnO4)
.

BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari makalah ini yaitu sebagai berikut :
1.      limbah adalah bahan yang terbuang atau dibuang dari suatu sumber aktivitas manuusia maupun
proses – proses alam atau belum mempunyai nilai ekomoni bahkan dapat menpunyai nilai
ekonomi yang negative
2.      Adapun limah yang dihasilkan oleh industry farmasi adalah Limbah Cair, Limbah Padat,
Limbah Gas/Udara,  Limbah suara/getaran
3.      Proses yang diperlukan dalam pengelolahan limbah cair meliputi proses fisika, kimia,dan
biologi.
4.      Pengelolaan limbah bertujuan untuk meminimalkan dampak terhadap lingkungan yang telah dan
akan ditimbulkan oleh adanya pengeluaran limbah terutama yang berpotensi sebagai bahan
berbahaya dan beracun (B3).
B.     SARAN
               Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk saran atau
pun kritik dari pembaca sangat dibutuhkan untuk memperbaiki dan menambah literatur yang
dapat digunakan dalam makalah ini.

Anda mungkin juga menyukai