Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengelolaan lingkungan hidup merupakan kewajiban bersama berbagai
pihak baik pemerintah, pelaku industri, dan masyarakat luas. Hal ini menjadi
lebih penting lagi mengingat Indonesia sebagai negara yang perkembangan
industrinya cukup tinggi dan saat ini dapat dikategorikan sebagai negara semi
industri (semi industrialized country). Sebagaimana lazimnya negara yang
masih berstatus semi industri, target yang lebih diutamakan adalah peningkatan
pertumbuhan output, sementara perhatian terhadap eksternalitas negatif dari
pertumbuhan industri tersebut sangat kurang. Beberapa kasus pencemaran
terhadap lingkungan telah menjadi topik hangat di berbagai media masa,
misalnya pencemaran Teluk Buyat di Sulawesi Utara yang berdampak terhadap
timbulnya bermacam penyakit yang menyerang penduduk yang tinggal di
sekitar teluk tersebut.
Para pelaku industri kadang mengesampingkan pengelolaan lingkungan
yang menghasilkan berbagai jenis-jenis limbah dan sampah. Limbah bagi
lingkungan hidup sangatlah tidak baik untuk kesehatan maupun kelangsungan
kehidupan bagi masyarakat umum, limbah padat yang di hasilkan oleh industri-
industri sangat merugikan bagi lingkungan umum jika limbah padat hasil dari
industri tersebut tidak diolah dengan baik untuk menjadikannya bermanfaat.
.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan
rumusan masalah sebagai berikut.
1. Apa pengertian limbah atau sampah?
2. Apa definisi limbah padat?
3. Dampak pencemaran limbah padat?
4. Pengolahan limbah padat
5. Proses dan contoh pengolahan limbah padat

C. Tujuan Penulisan Makalah


Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Dapat mengetahui macam-macam limbah padat
2. Mengidentifikasikan dampak pencemaran limbah padat
3. mengetahui Pengolahan limbah padat
4. Menjelaskan proses dan contoh pengolahan limbah padat

D. Manfaat Penulisan Makalah

1
Dalam pelaksanaan penelitian ini, diharapkan dapat memperoleh
beberapa manfaat. Adapun manfaat yang diperoleh adalah sebagai berikut:
1). Bagi Penulis
Menambah wawasan, pengalaman dalam melaksanakan pengalaman
dalam penulisan makalah
2). Bagi Pembaca
Sebagai media informasi agar pembaca dapat mengenal pengolahan
limbah padat

2
BAB II
PEMBAHASAN

I. PENGERTIAN LIMBAH ATAU SAMPAH

Limbah atau sampah yaitu limbah atau kotoran yang dihasilkan karena
pembuangan sampah atau zat kimia dari pabrik-pabrik. Limbah atau sampah
juga merupakan suatu bahan yang tidak berarti dan tidak berharga, tapi kita
tidak mengetahui bahwa limbah juga bisa menjadi sesuatu yang berguna dan
bermanfaat jika diproses secara baik dan benar. Limbah atau sampah juga
bisa berarti sesuatu yang tidak berguna dan dibuang oleh kebanyakan orang,
mereka menganggapnya sebagai sesuatu yang tidak berguna dan jika dibiarkan
terlalu lama maka akan menyebabkan penyakit padahal dengan pengolahan
sampah secara benar maka bisa menjadikan sampah ini menjadi benda
ekonomis.
Pada proses pembuatan pati aren dihasilkan limbah berupa serat dan
ampas dengan jumlah yang besar. Selama ini limbah tersebut belum
dimanfaatkan secara optimal. Melalui penelitian ini dikembangkan suatu
proses gasifikasi limbah padat pati aren untuk membuat bahan bakar berupa
gas. Tujuan penelitian adalah mengembangkan gasifier tipe aliran ke bawah
(downdraft gasifier) dengan titik berat pada perancangan ruang pirolisa,
pembakaran dan reduksi gas. Kinerja gasifikasi diamati berdasarkan
karakteristik distribusi suhu, komposisi gas, kapasitas produksi, dan panas
yang dihasilkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa limbah padat pati aren
potensial untuk digunakan sebagai bahan baku gasifikasi. Sudut kemiringan
hoper ruang pirolisa lebih besar dari 70o diperlukan untuk efektifitas aliran
proses pembakaran dan reduksi. Berdasar hasil percobaan, proses gasifikasi
terbaik diperoleh pada dimensi ruang pembakaran berdiameter 180 mm, dan
tinggi ruang reduksi 200 mm pada debit udara 11 m3/jam. Pada kondisi disain
dan operasional tersebut diperoleh karakteristik gasifikasi sebagai berikut: (1)
suhu rerata ruang gasifikasi 172oC, ruang pembakaran 353oC, ruang pirolisis
135oC, (2) komposisi g
Kegiatan di rumah sakit akan menghasilkan banyak limbah. Limbah
tersebut harus segera diolah karena akan membahayakan manusia di
sekitarnya. Limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit dapat dibedakan
menjadi limbah padat medis, limbah cair, dan limbah gas. Jenis limbah padat
medis yaitu berupa jarum suntik dan spuit, kain kassa, jaringan tubuh bekas
operasi, tabung urine, kapas, jarum infus, urine bag dan selang kateter, botol
ampul, sarung tangan, kantong darah, perban, tulang, gigi, dll. Sedangkan
limbah cair adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari
kegiatan rumah sakit yang kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan

3
kimia beracun dan radioaktif yang berbahaya bagi kesehatan. Limbah gas
adalah semua limbah yang berbentuk gas yang berasal dari kegiatan
pembakaran di rumah sakit seperti incenerator, dapur, perlengkapan generator,
anastesi, dan pembuatan obat citotoksik.
Limbah padat medis dapat diolah dengan menggunakan incenerator.
Dengan menggunakan incenerator, limbah padat medis dari hasil kegiatan
rumah sakit dapat diolah dengan baik, sehingga lingkungan tidak tercemar.
Cara kerja incenerator yaitu dengan cara pembakaran limbah dengan
menggunakan bahan bakar solar. Kegiatan pembakaran limbah dengan
menggunakan incenerator diawali dengan pemisahan limbah medis dengan
jarum suntik dengan cara kerja sama dengan setiap ruangan. Kemudian limbah
tersebut diangkut oleh petugas setiap harinya ke TPS.
Telah dilakukan penelitian tentang kajian potensi produk pirolisis
limbah padat kelapa sawit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi
produk pirolisis dari cangkang kelapa sawit. Cangkang kelapa sawit mula-mula
dipirolisis menggunakan reaktor listrik merk Tube Furnance Type 21100 dan
selanjutnya dengan reaktor drum. Arang yang diperoleh ditentukan
rendemennya dan dikarakterisasi yang meliputi kadar air, abu, zat terbang,
karbon terikat, nilai kalor, daya serap terhadap iodin, dan benzena. Struktur
arang diidentifikasi dengan spektrometer Fourier Transform Infra Red dan
Scanning Electron Microscopy. Cangkang kelapa sawit yang digunakan
mengandung 10,58% air. Hasil pirolisis cangkang kelapa sawit pada reaktor
listrik dengan suhu
300, 400, dan 500oC diperoleh secara berturut rata-rata rendemen arang
49,17; 42,21; 36,32 (%w/w) sedangkan pada reaktor drum diperoleh rata-rata
rendemen arang 38,81 (%w/w). Hasil karakterisasi arang yang dipirolisis
dengan reaktor listrik pada suhu 500oC mengandung 3,67% air, sedangkan
dengan reaktor drum mengandung 5,33% air. Berdasarkan hasil penelitian,
dapat disimpulkan bahwa peralatan yang dibuat dari bahan drum bekas dengan
teknologi sederhana
diberi nama reaktor drum dan telah terbukti dapat efektif digunakan
sebagai reactor pirolisis pada pengolahan cangkang kelapa sawit

II. DEFINISI LIMBAH PADAT

Limbah padat adalah hasil buangan industri yang berupa padatan,


lumpur atau bubur yang berasal dari suatu proses pengolahan. Limbah padat
berasal dari kegiatan industri dan domestik. Limbah domestik
pada umumnya berbentuk limbah padat rumah tangga, limbah padat
kegiatan perdagangan, perkantoran, peternakan, pertanian serta dari

4
tempat-tempat umum. Jenis-jenis limbah padat: kertas, kayu, kain,
karet/kulit tiruan, plastik, metal, gelas/kaca, organik, bakteri, kulit telur,
dll
Sumber-sumber dari limbah padat sendiri meliputi seperti pabrik gula,
pulp, kertas, rayon, plywood, limbah nuklir, pengawetan buah, ikan, atau
daging. Secara garis besar limbah padat terdiri dari :
1) Limbah padat yang mudah terbakar.
2) Limbah padat yang sukar terbakar.
3) Limbah padat yang mudah membusuk.
4) Limbah yang dapat di daur ulang.
5) Limbah radioaktif.
6) Bongkaran bangunan.
7) Lumpur.

III. DAMPAK PENCEMARAN LIMBAH PADAT

Limbah pasti akan berdampak negatif pada lingkungan hidup jika tidak
ada pengolahan yang baik dan benar, dengan adanya limbah padat didalam
linkungan hidup maka dapat menimbulkan pencemaran seperti :
1) Timbulnya gas beracun, seperti asam sulfida (H2S), amoniak (NH3),
methan
(CH4), C02 dan sebagainya. Gas ini akan timbul jika limbah padat
ditimbun dan membusuk dikarena adanya mikroorganisme. Adanya
musim hujan dan kemarau, terjadi proses pemecahan bahan organik
oleh bakteri penghancur dalam suasana aerob/anaerob.
2) Dapat menimbulkan penurunan kualitas udara, dalam sampah yang
ditumpuk, akan terjadi reaksi kimia seperti gas H2S, NH3 dan
methane yang jika melebihi NAB (Nilai Ambang Batas) akan
merugikan manusia. Gas H2S 50 ppm dapat mengakibatkan mabuk dan
pusing.
3) Penurunan kualitas air, karena limbah padat biasanya langsung
dibuang dalam perairan atau bersama-sama air limbah. Maka
akan dapat menyebabkan air menjadi keruh dan rasa dari air pun
berubah.
4) Kerusakan permukaan tanah.
Dari sebagian dampak-dampak limbah padat diatas, ada beberapa
dampak limbah yang lainnya yang ditinjau dari aspek yang berbeda secara
umum. Dampak limbah secara umum di tinjau dari dampak terhadap kesehatan
dan terhadap lingkungan adalah sebgai berikut :
1. Dampak Terhadap Kesehatan

5
Dampaknya yaitu dapat menyebabkan atau menimbulkan panyakit.
Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah sebagai
berikut:
a) Penyakit diare dan tikus, penyakit ini terjadi karena virus yang
berasal dari sampah dengan pengelolaan yang tidak tepat.
b) Penyakit kulit misalnya kudis dan
kurap.

2. Dampak Terhadap Lingkungan

Cairan dari limbah – limbah yang masuk ke sungai akan mencemarkan


airnya sehingga mengandung virus-virus penyakit. Berbagai ikan
dapat mati sehingga mungkin lama kelamaan akan punah. Tidak jarang
manusia juga mengkonsumsi atau menggunakan air untuk kegiatan
sehari-hari, sehingga menusia akan terkena dampak limbah baik secara
langsung maupun tidak langsung. Selain mencemari, air lingkungan
juga menimbulkan banjir karena banyak orang-orang yang
membuang limbah rumah tanggake sungai, sehingga pintu air
mampet dan pada waktu musim hujan air tidak dapat
mengalir dan air naik menggenangi rumah-rumah penduduk,
sehingga dapat meresahkan para penduduk.

I V. PENGOLAHAN LIMBAH PADAT

Pengolahan limbah padat dapat dilakukan dengan berbagai cara


yang tentunya dapat menjadikan limbah tersebut tidak berdampak buruk bagi
lingkungan ataupun kesehatan. Menurut sifatnya pengolahan limbah padat
dapat dibagi menjadi dua cara yaitu pengolahan limbah padat tanpa pengolahan
dan pengolahan limbah padat dengan pengolahan.
Limbah padat tanpa pengolahan : Limbah padat yang tidak
mengandung unsur kimia yang beracun dan berbahaya dapat langsung dibuang
ke tempat tertentu sebagai TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Limbah padat
dengan pengolahan : Limbah padat yang mengandung unsur kimia beracun dan
berbahaya harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke tempat-tempat
tertentu.
Pengolahan limbah juga dapat dilakukan dengan cara-cara yang
sedehana lainnya misalnya, dengan cara mendaur ulang, Dijual kepasar
loakatau tukang rongsokan yang biasa lewat di depan rumah – rumah. Cara
ini bisa menjadikan limbah atau sampah yang semula bukan apa-apa sehingga
bisa menjadi barang yang ekonomis dan bisa menghasilkan uang. Dapat juga

6
dijual kepada tetangga kita yang menjadi tukang loak ataupun pemulung.
Barang-barang yang dapat dijual antara lain kertas-kertas bekas, koran bekas,
majalah bekas, botol bekas, ban bekas, radio tua, TV tua dan sepeda yang
usang.
Dapat juga dengan cara pembakaran. Cara ini adalah cara yang paling
mudah untuk dilakukan karena tidak membutuhkan usaha keras. Cara ini bisa
dilakukan dengan cara membakar limbah-limbah padat misalnya kertas-kertas
dengan menggunakan minyak tanah lalu dinyalakan apinya. Kelebihan cara
membakar ini adalah mudah dan tidak membutuhkan usaha keras,
membutuhkan tempat atau lokasi yang cukup kecil dan dapat digunakan sebagai
sumber energi baik untuk pembangkit uap air panas, listrik dan pencairan
logam.

Faktor – faktor yang perlu kita perhatikan sebelum kita mengolah


limbah padat tersebut adalah sebagai berikut :
1. Jumlah Limbah
Sedikit dapat dengan mudah kita tangani sendiri. Banyak dapat
membutuhkan penanganan khusus tempat dan sarana pembuangan.
2. Sifat fisik dan kimia limbah
Sifat fisik mempengaruhi pilihan tempat pembuangan, sarana
penggankutan dan pilihan pengolahannya. Sifat kimia dari limbah padat
akan merusak dan mencemari lingkungan dengan cara membentuk
senyawa-senyawa baru.
3. Kemungkinan pencemaran dan kerusakan lingkungan.
Karena lingkungan ada yang peka atau tidak peka terhadap
pencemaran, maka perlu kita perhatikan tempat pembuangan akhir
(TPA), unsur yang akan terkena, dan tingkat pencemaran yang akan
timbul.
4. Tujuan akhir dari pengolahan
Terdapat tujuan akhir dari pengolahan yaitu bersifat ekonomis dan
bersifat non-ekonomis. Tujuan pengolahan yang bersifat ekonomis
adalah dengan meningkatkan efisiensi pabrik secara menyeluruh dan
mengambil kembali bahan yang masih berguna untuk di daur ulang atau
di manfaat lain. Sedangkan tujuan pengolahan yang bersifat non-
ekonomis adalah untuk mencegah pencemaran dan kerusakan
lingkungan

7
VI. PROSES PENGOLAHAN LIMBAH PADAT.

Dalam memproses pengolahan limbah padat terdapat empat proses


yaitu pemisahan, penyusunan ukuran, pengomposan, dan pembuangan limbah.
1. Pemisahan

Karena limbah padat terdiri dari ukuran yang berbedan dan kandungan
bahan yang berbeda juga maka harus dipisahkan terlebih dahulu, supaya
peralatan pengolahan menjadi awet.
Sistem pemisahan ada tiga yaitu
diantaranya :

Sistem Balistik. Adalah sistem pemisahan untuk mendapatkan


keseragaman ukuran / berat / volume.
Sistem Gravitasi. Adalah sistem pemisahan berdasarkan gaya berat
misalnya
barang yang ringan / terapung dan barang yang berat /
tenggelam.

Sistem Magnetis. Adalah sistem pemisahan berdasarkan sifat magnet


yang bersifat agnet, akan langsung menempel. Misalnya untuk
memisahkan campuran logam dan non logam.
2. Penyusunan Ukuran

Penyusunan ukuran dilakukan untuk memperoleh ukuran yang lebih


kecil agar pengolahannya menjadi mudah.
3. Pengomposan

Pengomposan dilakukan terhadap buangan / limbah yang mudah


membusuk, sampah kota, buangan atau kotoran hewan ataupun juga pada
lumpur pabrik. Supaya hasil pengomposan baik, limbah padat harus
dipisahkan dan disamakan ukurannya atau volumenya.
4. Pembuangan Limbah

Proses akhir dari pengolahan limbah padat adalah pembuangan limbah


yang dibagi menjadi dua yaitu :
a) Pembuangan Di
Laut

Pembuangan limbah padat di laut, tidak boleh dilakukan pada


sembarang tempat dan perlu diketahui bahwa tidak semua limbah
padat dapat dibuang ke laut. Hal ini disebabkan :
8
1. Laut sebagai tempat mencari ikan bagi nelayan.

2. Laut sebagai tempat rekreasi dan lalu lintas kapal.

3. Laut menjadi dangkal.

4. Limbah padat yang mengandung senyawa kimia


beracun dan berbahaya dapat membunuh biota laut.
b) Pembuangan Di Darat Atau
Tanah

Untuk pembuangan di darat perlu dilakukan pemilihan lokasi yang


harus dipertimbangkan sebagai berikut :
1. Pengaruh iklim, temperatur dan angin.

2. Struktur tanah.

3. Jaraknya jauh dengan permukiman.

4. Pengaruh terhadat sumber lain, perkebunan,


perikanan, peternakan, flora atau fauna. Pilih lokasi yang
benar-benar tida ekonomis lagi untuk kepentingan apapun.

V. CONTOH PEMANFAATAN LIMBAH PADAT

Contoh pemanfaatan limbah padat pati aren:


Pengembangan Gasifier Untuk Gasifikasi Limbah Padat Pati Aren
(Arenga Pinnata Wurmb)

9
Pada proses pembuatan pati aren dihasilkan limbah berupa serat dan
ampas dengan jumlah yang besar. Selama ini limbah tersebut belum
dimanfaatkan secara optimal. Melalui penelitian ini dikembangkan
suatu proses gasi kasi limbah padat pati aren untuk membuat bahan
bakar berupa gas. Tujuan penelitian adalah mengembangkan gasi er
tipe aliran ke bawah (downdraft gasi er) dengan titik berat pada
perancangan ruang pirolisa, pembakaran dan reduksi gas. Kinerja gasi
kasi diamati berdasarkan karakteristik distribusi suhu, komposisi gas,
kapasitas produksi, dan panas yang dihasilkan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa limbah padat pati aren potensial untuk digunakan
sebagai bahan baku gasi kasi. Sudut kemiringan hoper ruang pirolisa
lebih besar dari 70o diperlukan untuk efekti tas aliran proses
pembakaran dan reduksi. Berdasar hasil percobaan, proses gasi kasi
terbaik diperoleh pada dimensi ruang pembakaran berdiameter 180
mm, dan tinggi ruang reduksi 200 mm pada debit udara 11 m3/jam.
Pada kondisi disain dan operasional tersebut diperoleh karakteristik
gasi kasi sebagai berikut: (1) suhu rerata ruang gasi kasi 172oC, ru- ang
pembakaran 353oC, ruang pirolisis 135oC, (2) komposisi gas H2 7,4%,
CO 18,1%, CH4 1,5%, O2 2,7%, CO2 6,8% dan N2 58,0%, (3)
produksi gas 18 m3/jam, (4) panas 2 MJ/kg bahan

Contoh pemanfaatan limbah padat cangkang kelapa sawit : Alat Reaktor


Drum untuk Pirolisis
Reaktor pirolisis ini sengaja dibuat dari bahan drum bekas secara
sederhana, namun fungsinya dapat digunakan untuk proses pirolisis
cangkang kelapa sawit. Secara lengkap peralatan tersebut dapat dilihat pada.
Arang yang dihasilkan pada proses pirolisis cangkang kelapa sawit
umumnya memiliki penampilan fisik yang relatif seragam dan berwarna
hitam. Arang ini kemudian dihaluskan hingga berbentuk serbuk dan diayak
dengan ayakan 100 mesh supaya diperoleh ukurannya yang relatif seragam
untuk keperluan analisis sifat-sifat dasar dan strukturnya. Serbuk arang ini
menunjukkan beberapa sifat fisik antara lain miliki warna hitam, tidak
berbau dan tidak larut dalam air. Data hasil pirolisis cangkang kelapa sawit
disajikan

10
Peralatan yang dibuat dari bahan drum bekas dengan teknologi sederhana
diberi nama reaktor drum dan telah terbukti dapat efektif digunakan sebagai
reaktor pirolisis pada pengolahan cangkang kelapa sawit dengan kapasitas
mencapai 20-30 kg dalam waktu 5 jam menghasilkan produk arang. Oleh
karena bahan baku cangkang kelapa sawit yang digunakan mengandung
10,58% air, maka hasil pirolisisnya dengan reaktor listrik pada suhu 300, 400,
dan 500oC diperoleh secara berturut rata-rata rendemen arang 49,17; 42,21;
36,32 (%w/w) sedangkan dengan reaktor drum diperoleh rata-rata rendemen
arang 38,81 (%w/w). Hasil karakterisasi arang yang dipirolisis dengan
reaktor listrik pada suhu 500oC mengandung
3,67% air, sedangkan dengan reaktor drum
mengandung 5,33% air.

Contoh pemanfaatan limbah padat medis:


Alternatif-alternatif solusi yang bisa diambil yaitu sebagai berikut.

1. Pengolahan limbah padat medis dengan menggunakan incenerator


untuk mengurangi kandungan yang terkandung dalam limbah medis. Dan
dengan menggunakan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) dalam
mengolah limbah cair.
2. Harus adanya kerja sama dengan setiap ruangan di rumah sakit
untuk memisahkan limbah medis, jarum suntik, dengan limbah non medis.
3. Limbah jarum suntik disimpan dalam ember sedangkan limbah
padat medis disimpan dalam polibag yang berwarna kuning. Dan limbah
medis diambil dari ruangan oleh petugas setiap harinya agar tidak terjadi
penumpukkan sampah dalam ruangan. Pengambilan limbah medis dan
limbah non medis dilakukan oleh petugas yang berbeda. Limbah medis

11
diambil oleh petugas dari instalasi sanitasi, sedangkan limbah non medis
diambil oleh petugas kebersihan.
4. Harus adanya perbaikan segera pada alat penghancur jarum suntik,
agar pengolahan limbah, terutama jarum suntik yang sangat berbahaya
tersebut dapat dimusnahkan secara sempurna.
5. Untuk menghemat bahan bakar, sekali pembakaran limbah dilakukan
sebanyak beberapa kali lipat. Tepatnya sekitar 150-200kg sekali bakar. Agar
terjadi pembakaran sempurna, suhunya harus 10000C. Jika suhu kurang dari
10000C, pembakaran tidak akan maksimal dan akan menghasilkan asap
yang berwarna hitam.
6. Agar tidak terjadi penumpukkan limbah, pembakaran dilakukan 2
kali dalam seminggu.
7. Untuk pengamanan petugas, dalam proses pengolahan sampah padat
medis dengan menggunakan incenerator harus menggunakan peralatan
pengaman yang lebih lengkap sesuai dengan Kepmenkes
1204/Menkes/SK/X/2004
Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit, yaitu topi/helm,
masker, pelindung mata, pakaian panjang (coverall), apron untuk industri,
sepatu boot, dan sarung tangan khusus (disposable gloves atau heavy duty
gloves).
8. Karena pengolahan limbah cair dilakukan secara berkelanjutan (24
jam)

maka digunakan dua mesin yang cara kerjanya secara bergantian.

9. Harus ada pihak yang mampu memperbaiki alat pengepress


lumpur endapan tersebut. Jika pegawai tidak mampu memperbaiki,
seharusnya
memanggil ahli dalam bidang tersebut. sehingga pengolahan dapat
dilakukan secara optimal.
10. Bakteri dapat membantu proses pengolahan limbah cair rumah
sakit.

Seharusnya dilakukan pembiakan bakteri yang dilakukan dengan


menggunakan media dan bahan seperti serbuk gergaji.
11. Sebelum hasil pengolahan dibuang ke lingkungan (saluran kota,
sungai), untuk mengoptimalkan pengolahan ditambah kaporit untuk
lebih meminimalisir bakteri yang terkandung.

12
Mesin incinerator

Kegiatan di rumah sakit akan menghasilkan banyak limbah. Limbah tersebut


harus segera diolah karena akan membahayakan manusia di
sekitarnya. Limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit dapat
dibedakan menjadi limbah padat medis, limbah cair, dan limbah gas. Jenis
limbah padat medis yaitu berupa jarum suntik dan spuit, kain kassa, jaringan
tubuh bekas operasi, tabung urine, kapas, jarum infus, urine bag dan selang
kateter, botol ampul, sarung tangan, kantong darah, perban, tulang, gigi, dll.
Sedangkan limbah cair adalah semua air buangan termasuk tinja yang
berasal dari kegiatan rumah sakit yang kemungkinan mengandung
mikroorganisme, bahan kimia beracun dan radioaktif yang berbahaya
bagi kesehatan. Limbah gas adalah semua limbah yang berbentuk gas yang
berasal dari kegiatan pembakaran di rumah sakit seperti incenerator, dapur,
perlengkapan generator, anastesi, dan pembuatan obat citotoksik.

13
Diagram Proses Pengolahan Limbah Padat Medis Menggunakan Incenerator

PENGHANCUR
INPUT LIMBAH JARUM

BURNER LIQUIFIRE
UTAMA INCENERATOR FD FAN
UTAMA

CYCLONIC BLOWER
POMPA SPRAY SCRUBBER
UDARA LEBIH

HAZARD
PARTICE
PERVADE

CEROBONG

GAS BERSIH

14
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pada dasarnya limbah adalah sejenis kotoran yang berasal dari hasil
pembuangan dan itu mengakibatkan dampak bagi lingkungan di sekitar tetapi
sekarang banyak ditemukan cara atau solusi untuk menangani dampak-dampak
yang dihasilkan oleh limbah, meskipun demikian pada kenyataannya cara atau
solusi tersebut tidak ada hasilnya karena masih banyak pula kita jumpai
limbah atau sampah disungai dan didarat yang dapat pula menimbulkan banjir
serta kerusakan lingkungan lainnya.

15
DAFTAR PUSTAKA

http://download.portalgaruda.org/article.php?article=330875&val=7742&title
=PENGELOLAAN%20DAN%20KARAKTERISASI%20LIMBAH%20B3%
20DI%20PAIR%20BERDASARKAN%20POTENSI%20BAHAYA (diakses
pada tanggal 15 april 2018)

http://blogspot--id.blogspot.co.id/2013/10/pengertian-karateristik-dan-jenis-
jenis.html ( diakses pada tanggal 15 april 2018)

http://lsihub.lecture.ub.ac.id/karakteristik-limbah-2/ ( diakses pada tanggal 15


april 2018 )

16

Anda mungkin juga menyukai