3A Farmasi
Pengelolaan
Limbah Industri
Farmasi
Kelompok 1 :
1. Zilda Amani Zakiyyah (31118019)
2. Haura Aklina Elyasin (31118034)
3. Anggia Annisa Putri (31118031)
4. Mita Putri Dianti (31118010)
5. Dini Febianeu (31118002)
6. Muhammad Fikri Firdaus (31118042)
Pengertian
Limbah adalah bahan sisa yang dihasilkan dari suatu kegiatan dan proses produksi,
baik pada skala rumah tangga, industry, pertambangan, dan sebagainya. Bentuk
limbah tersebut dapat berupa gas dan debu, cair atau padat. Diantara berbagai
jenis limbah ini ada yang bersifat beracun atau berbahaya yang dikenal sebagai
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3).
Berdasarkan BAPEDAL (1995), limbah B3 ialah setiap bahan sisa (limbah) suatu
kegiatan proses produksi yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3)
karena sifat toxicity, flammability, reactivity dan corrosivity serta konsentrasi atau
jumlahnya yang baik secara lngsung maupun tidak langsung dapat merusak,
mencemarkan lingkungan, atau membahayakan kesehatan manusia.
Limbah Farmasi
Limbah farmasi adalah limbah yang mencakup produk farmasi yang sudah kadaluwarsa,
tidak digunakan, tumpah, atau terkontaminasi sehingga harus dibuang. Contoh produk
farmasi tersebut, antara lain :
• Senyawa kimia dan produk yang digunakan dalam pengobatan
• Sediaan farmasi (tablet, kapsul, sirup, injeksi, salep, krim, infus, dll)
• Produk diagnostic in vitro dan in vivo
• Produk biologi seperti vaksin dan sera.
Limbah medis jika tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan patogen yang dapat
berakibat buruk terhadap manusia dan lingkungan. Sebagian besar pengelolaan limbah
infeksius disamakan dengan limbah medis noninfeksius.
Klasifikasi Limbah Industri
Farmasi
1. Limbah Cair
Limbah cair ini selalu larut dalam air dan selalu berpindah (kecuali ditempatkan pada wadah/box).
Secara visual limbah cair yaitu keruh, warna air, rasa, bau yang ditimbulkan, dll. Secara
laboratorium yaitu perubahan sifat kimia air. Limbah cair ini mengandung antibiotic (β-lactam dan
non β-lactam), dan antibiotic.
Persenyawaan yang sering dijumpai dalam air :
• Padatan terlarut, misalnya golongan senyawa alkali seperti karbonat.
• Padatan tersuspensi/tidak larut, senyawa kimia baik dala bentuk organic maupun anorganik
(terapung maupun mengendap didalam air).
• Microorganisme, dll.
2. Limbah Padat.
Limbah padat adalah limbah yang memiliki wujud padat yang bersifat kering dan tidak dapat
berpindah kecuali dipindahkan.CONTENTS
Diklasifikasikan sebagai limbah padat yang mudah dibakar, yang
sukar dibakar, yang bias hancur, yang tidak bisa hancur, dan limbah berupa debu.
Klasifikasi Limbah Industri
Farmasi
3. Limbah Gas/debu
Limbah gas bisa dilihat dalam bentuk asap dan selalu bergerak sehingga
penyebarannya luas. Pencemaran melalui udara bisa dengan partikel (debu) dan gas.
Partikel adalah butiran halus dan terlihat oleh mata seperti asap, kabut, debu.
Sedangkan gas dapat dirasakan melalui penciuman ataupun akibat langsung seperti
NO2, CO, dll.
4. Kebisingan
Berasal dari suara mesin pabrik, genset.
CONTENTS
Sumber Limbah Farmasi
1. Limbah padat
Contoh: debu atau serbuk obat dari sistem pengendalian debu (dust collector),
obat rusak atau kadaluarsa (tablet), bungkus obat, botol obat yang beresidu,
aluminium foil, jarum suntik dan bekas pembalut.
2. Limbah cair
Contoh: Bekas reagensia di laboratorium, bekas cucian peralatan produksi,
tumpahan bahan, dan sebagainya.
3. Limbah gas
Contoh: Debu selama proses produksi, uap lemari asam di Laboratorium, uap
solvent proses film coating, asam steam boiler, generator listrik dan incinerator.
Dampak Negatif
• Adanya pencemaran/limbah udara (gas)
• Adanya pencemaran/limbah padat
• Adanya pencemaran/limbah cair
• Adanya kebisingan (limbah suara) dan getaran
Pengolahan Limbah Industri
Farmasi
1. Pengelolaan & Pemantauan Pencemaran Udara
Tolak Ukur Dampak : SK Men LH No. 13/MENLH/1995 tentang Baku Mutu
Emisi Sumber Tidak Bergerak
4. Opasitas 15 %
Catatan :
- Nitrogen Oksida ditentukan sebagai NO2
- Volume gas dalam keadaan standar (25o C dan tekanan 1 atm)
- Konsentrasi partikulat dikoreksi sebesar 3% Oksigen.
- Opasitas digunakan sebagai indicator praktis pemantauan dan dikembangkan
untuk memperoleh hubungan korelatif dengan pengamatan total partikel
SUMBER : YOUTUBE (https://www.youtube.com/watch?v=a7iyjKkf5Gc&t=2228s)
Lanjutan
2. Pengelolaan & Pemantauan Limbah Padat
Tolak Ukur Dampak :
SK Men LH No. 50/MENLH/1995 tentang Baku Mutu Tingkat Kebauan
Lingkungan pabrik yg bersih, tidak berbau, tidak ada limbah B-3, sampah
tertata rapi.
Pemantauan
• Kualitas lingkungan (kebersihan) di dalam area industry.
SUMBER : YOUTUBE (https://www.youtube.com/watch?v=a7iyjKkf5Gc&t=2228s)
Pengelolaan Limbah Padat
No Parameter Satuan Nilai Batas Metode Pengukuran Peralatan
(C6H8CHCH2)
Pemantauan
Angka kebisingan dan getaran di dalam dan diluar area pabrik
• Kebisingan : max 65 dB
• Getaran : max 7,5 Hz
Lanjutan
4. Pengelolaan & Pemantauan Limbah Cair
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah ) adalah suatu Perangkat Peralatan Teknik Beserta Perlengkapan
nya yang Memproses/mengolah air sisa proses produksi pabrik ,rumah tangga,dll. Tujuan IPAL adalah
untuk Menyaring dan membersihkan air yang sudah tercemar dari baik domestic maupun bahan kimia
industri.
Pemantauan
Kualitas badan air permukaan inlet dan outlet saluran limbah, meliputi kadar COD,
BOD, pH, TSS, N total serta parameter lain termasuk indikator biologis dan mikrobiologi,
kualitas badan sungai sebelum dan sesudah outlet IPAL.
Lanjutan
Produksi obat
Pengolahan limbah
gol.Betalaktam
Betalaktam/ Destruksi cincin
betalaktam BAK equalisasi/
Netralisasi
Produksi obat
Gol.non-Betalaktam
Lanjutan
Bak Equalisasi
Equalisasi bukan merupakan suatu proses pengolahan tetapi merupakan suatu cara /
teknik untuk meningkatkan efektivitas dari proses pengolahan selanjutnya.
Kegunaan :
Membagi dan meratakan volume pasokan (influent) untuk masuk pada proses
treatment
Meratakan variabel / fluktuasi dari beban organic untuk mrnghindari shock loading
pada system pengolahan biologi.
Meratakan PH untuk meminimalkan kebutuhan chemical pada proses netralisasi
Meratakan kandungan padatan (solid suspended,kolodial dan lain sebagainya).
Lanjutan
2. Pengolahan Limbah Sekunder
Prinsip pengolahan limbah pada tahap ini adalah untuk menghilangkan kontaminan lain
yang tidak terproses pada pengolahan primer. Secara Garis Besar kontaminan yang
dapat dihilagkan dibedakan dalam 3 macam yaitu:
Padatan tersuspensi (solid suspended)
Senyawa senyawa organic terlarut
Senyawa senyawa anorganic terlarut
Terdapat beberapa cara untuk menghilangkan kontaminan kontaminan ini diantaranya :
Dengan cara filtrasi sederhana
Penambahan suatu koagulator.
Lanjutan
Prinsip pengolahan pada tahap ini adalah untuk menurunkan COD dan BOD serta
menambah oksigen terlarut (dissolved oxygen/DO). Terdapat beberapa metode : fisik ,
biologis maupun mekanis biologis.
Kesimpulan
Limbah farmasi adalah limbah yang mecakup produk farmasi, obat-obatan, vaksin dan serum yang
sudah kedaluwarsa, tidak digunakan, tumpah, dan terkontaminasi yang tidak diperlukan lagi dan
harus dibuang dengan tepat. Limbah medis dapat dikategorikan sebagai limbah infeksius dan
masuk pada klasifikasi limbah bahan berbahaya dan beracun. Untuk mencegah terjadinya dampak
negative limbah medis tersebut terhadap masyarakat atau lingkungan, maka perlu dilakukan
pengelolaan secara khusus (BAPEDAL, 1999). Limbah medis jika tidak dikelola dengan baik akan
menimbulkan patogen yang dapat berakibat buruk terhadap manusia dan lingkungan.