Anda di halaman 1dari 22

Analisis Farmasi Sediaan Cair

dan Semi Padat


Oleh
Pratiwi Apridamayanti, M.Sc., Apt
Arti Pentingnya Belajar Analisis Farmasi

Dapat mengetahui prinsip dasar analisis dan mengembangkan


metode analisis obat (bahan baku dan sediaan obat) baik kualitatif
maupun kuantitatif, secara:
- Spektroskopi: - UV-VIS, Fluorometri,
- Spektroskopi: - IR, NMR, Raman, Massa
- Spektroskopi: - Serapan Atom (AAS / AES/ICP)
Dapat mengetahui prinsip dasar analisis dan mengembangkan
metode analisis obat (bahan baku dan sediaan obat) baik kualitatif
maupun kuantitatif, secara:
- Kromatografi:
- TLC, HPLC, GC, Elektroforesis

 Dapat melakukan validasi/verifikasi metode analisis, dan


mengkalibrasi instrumen
Prosedur Analisis
a. Definisi masalah
informasi analisis yang berhubungan dengan akurasi, meliputi alat,
bahan, dan pelarut yang dibutuhkan.
b. Pemilihan teknik dan metode Analisis
Teknik dan metode analisis yang akan digunakan untuk analisis sampel.
c. Pengambilan sampel
Sampel yang diambil harus dapat mewakili materi yang akan dianalisis.
d. Pra perlakuan sampel atau pengkondisian
Pengubahan analit ke bentuk yang sesuai sehingga analit dapat
terdeteksi. Terkait dengan teknik pemisahan analit didalam sampel
e. Pengukuran analit yang diinginkan
f. Penghitungan dan interpretasi data analisis
ditujukan agar customer dapat memahami hasil analisis
Penyiapan Sampel
• Teknik Pengambilan Sampel
1. Pengambilan sampel random (cuplikan acak)
Cara pengambilan sampel ini dilakukan terhadap bahan yang serba
sama (homogen) mis. Larutan sejati, batch tablet, ampul dll.
2. Pengambilan sampel representatif
Cara pengambilan sampel dilakukan terhadap bahan yang dianggap
tidak homogen. Sampel harus diambil dari beberapa bagian yang
berbeda dari setiap wadah, masing-masing sampel dicampur dan
kemudian diambil secara random.
• Penyimpanan Sampel

Sampel diperoleh dari pengumpulan berbagai tempat, kemudian


dianalisis dalam periode waktu tertentu(hari/minggu)

Perlu diperhatikan tempat penyimpanan


(ex. Suhu, kelembapan, paparan atmosfer)

Hrs dikontrol, sehingga tdk mempengaruhi validitas data analisis


Pra Perlakuan Sampel
• Hal-hal yang dapat dilakukan pada pra perlakuan sampel
1. Melakukan penghilangan kandungan air pada analit yang tahan terhadap
pemanasan (100-120oC)
2. Menimbang sebelum dan sesudah pemanasan sehingga dapat diketahui
kadar air yang terdapat pada sampel
3. Memisahkan analit dari sampel dengan teknik pemisahan yaitu destilasi,
sentrifugasi, ekstraksi pelarut dan ekstraksi fase padat
4. Menghilangkan komponen matriks yang terdapat didalam sampel
sehingga diperoleh analit yang dituju
5. Melakukan pemekatan pada analit jika kandungan analit pada sampel
dalam jumlah trace analit missal dengan teknik penguapan, pertukaran
ion, ekstraksi pelarut dll
Teknik Pra Perlakuan Sampel
1. Ekstraksi Padat-Cair
Prosedur yang dilakukan pada bentuk sediaan padat, pada prosedur ini
melibatkan teknik pemilihan pelarut yang dapat melarutkan secara
sempurna senyawa yang akan dianalisis (analit), sedikit melarutkan
senyawa lain yang dapat menganggu analisis lebih lanjut
Pada sampel padat terlebih dahulu dilakukan penggerusan sampel
hingga diperoleh serbuk halus kemudian dilanjutkan dengan proses
ekstraksi
2. Ekstraksi Cair-Cair
Merupakan teknik yang digunakan untuk memisahkan analit dari
komponen matriks yang terdapat pada sampel, sehingga analit dapat
terdeteksi dengan baik
Pada teknik ekstraksi ini melibatkan ekstraksi analit dari fase air (polar)
kedalam pelarut organic (non polar/semi polar)
Analit yang mudah diektraksi dalam pelarut organic adalah molekul
netral, sedangkan senyawa yang mengalami ionisasi berada pada
pelarut polar.
Ekstraksi cair-cair ditentukan oleh distribusi Nerst atau Hukum partisi
Hal yang perlu diperhatikan pada ekstraksi cair-cair adalah perlu
diperhatikan pKa, karena selisih pH dan pKa akan mempengaruhi
molekul senyawa sehingga akan terbentuk ion dan molekul
Pada proses ekstraksi perlu diperhatikan berapa banyak sampel yang
dapat dilarutkan, dan akhirnya mempengaruhi jumlah sampel,
dimana
Kd = konsentrasi zat dlm pelarut organic {S} organik
konsentrasi zat dalam air {S} air

Jika sejumlah Wo gr zat yang tersuspensikan dalam V ml air,


kemudian diekstraksi dgn S ml pelarut organik, maka Wo gr terdapat
pada V ml air dan S ml organik

𝑆 𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘
Kd= 𝑆 𝑎𝑖𝑟

Keterangan
Kd = tetapan pada suhu tertentu
S organic = konsentrasi analit pada fase organic
S air = konsentrasi analit pada fase air
• Pada saat ekstraksi berlangsung analit berada dalam bentuk kimia
yang berbeda karena terjadi disosiasi, protonasi dan kompleksasi
sehingga digunakanlah rasio distribusi
𝐶𝑠 𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘
D= 𝐶𝑠 𝑎𝑖𝑟

• Keterangan
Cs organic adalah konsentrasi total analit pada fase organic
Cs air adalah konsentrasi total analit pada fase air
D adalah rasio partisi
• Pelarut organic yang dipilih pada proses ekstraksi adalah pelarut yang
memiliki kelarutan yang rendah dengan air, mudah menguap dan
memiliki kemurnian yang tinggi.
• Efisiensi ekstraksi dan selektifitas
Proses ekstraksi tergantung pada nilai distribusinya (D) dan Volume relative pada
kedua fase (fase organic dan air)
Dengan proses ekstraksi dapat memisahkan analit dari sampel. Jumlah analit yang
diekstraksi dapat dihitung dengan rumus

100𝐷
𝐸=
𝑉𝑎𝑞
[𝐷 + 𝑉𝑜𝑟𝑔 ]
𝑉𝑎𝑞 n
𝐶𝑎𝑞 𝑛 = 𝐶𝑎𝑞 [(𝐷 𝑉𝑜𝑟𝑔+𝑉𝑎𝑞)]
Keterangan
E = Efisiensi ekstraksi
Vaq dan Vorg = banyaknya volume fase organic dan fase air
D = Rasio distribusi
Caq = banyak nya analit pada fase air mula-mula
(Caq)n = banyaknya analit dalam fase air pada ekstraksi n kali
V org = volume fase organic
V aq = volume fase air
n = banyaknya ekstraksi
Soal
Suatu sampel air mengandung masing-masing 15 mg asam salisilat dan
10 mg asam benzoat. Tiap 20 ml dipisahkan dengan cara ekstraksi
asam salisilat dengan cloroform. Diketahui rasio distribusi (D)= 100
• A. hitung efisiensi ekstraksi jika sebanyak 20 ml air diektraksi dengan
10 ml cloroform
• B. hitung efisiensi ekstraksi jika sebanyak 20 ml air diekstraksi dengan
2x ekstrksi dengan masing2 sebanyak 15 ml cloroform (total 30 ml
cloroform)
Masalah-Masalah dalam Ekstraksi Pelarut
• Munculnya emulsi pada saat melakukan ekstraksi
• Analit terikat kuat dengan matriks
• Analit memiliki kelarutan pada kedua fase pada ekstraksi pelarut
• Analit yang terdapat pada sampel plasma
Pengatasan Masalah
• Jika terjadi emulsi maka dapat dilakukan
1. Penambahan garam ke fase air
2. Pemanasan atau pendinginan corong pisah
3. Penyaringan dengan kertas saring
4. Sentrifugasi
• Jika analit terdapat pada sampel plasma maka dapat dilakukan
1. Penambahan detergen
2. Penambahan asam kuat
3. Penggantian dengan senyawa yang mampu mengikat lebih kuat
dengan analit (lakukan perhitungan dengan teknik recovery) ex.
Analit yang terikat kuat dengan protein
3. Ekstraksi asam organic dan basa organic
• Senyawa organic dengan gugus fungsi asam atau basa yang mudah
mengalami disosiasi(protonasi). Proses ekstraksi dapat dioptimasi
dengan pengaturan pH
• Proses ekstraksi ada hubungannya antara pH vs rasio distribusi (D),
dapat menggunakan rumus asam lemah atau basa lemah
Ka+-
H
A H
+A
Ka = konstanta disosiasi asam

𝐻 + 𝑎𝑞[𝐴−]
𝐾𝑎 =
𝐻𝐴 𝑎𝑞
• Untuk dapat larut kedalam pelarut non polar maka analit dalam
bentuk molekulnya yaitu [HA]
• Persamaan koefisien distribusi/partisi (KD)
𝐻𝐴 𝑓𝑎𝑠𝑒 𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘
𝐾𝐷 =
𝐻𝐴 𝑎𝑖𝑟

• Rasio distribusi mempertimbangkan bentuk molekul dan bentuk


terionkan pada analit sehingga dapat menggunakan rumus
𝐻𝐴 𝑓𝑎𝑠𝑒 𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘
D=
𝐻𝐴 𝑎𝑞+ 𝐴− 𝑎𝑞
Dengan menggunakan persamaan konstanta disosiasi, dapat
menggunakan rumus
𝐾𝐷
D= (1+𝐾𝑎 𝐻+ )
Pada persamaan diatas menunjukkan pada pH rendah, asam yang tidak
terionisasi akan terekstraksi pada pelarut nonpolar. Asam yang
mengalami ionisasi akan terekstraksi pada pelarut polar
4. SOLID PHASE EXTRACTION

PENGKONDISIAN RETENSI
Pengkondisian penjerap Analit yang terjerap/teradsorpsi
sebelum pemasukan sampel Komponen matriks yang tidak diharapkan
untuk menjamin reprodusibilitas Komponen matriks lain yang tidak diharapkan
retensi analit yang dituju

PEMBILASAN
Bilas kolom untuk menghilangkan ELUTION
komponen dalam matriks Komponen yang tidak diharapkan tertahan
yang tidak dikehendaki Analit yang telah termurnikan dan terpekatkan
siap untuk dianalisis
Tahapan dalam SPE
1. Pengkondisian
Kolom (catridge) dialiri dengan pelarut sampel.
2. Retensi
Larutan sampel dialirkan kedalam kolom, sehingga analit akan tertahan
didalam kolom dan komponen lain akan keluar kolom atau sebaliknya.
3. Pembilasan
Menghilangkan seluruh komponen yang tidak tertahan oleh penyerap
didalam kolom selama retensi
4. Elusi
Untuk mengambil analit yang tertahan didalam kolom

Anda mungkin juga menyukai