𝑆 𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘
Kd= 𝑆 𝑎𝑖𝑟
Keterangan
Kd = tetapan pada suhu tertentu
S organic = konsentrasi analit pada fase organic
S air = konsentrasi analit pada fase air
• Pada saat ekstraksi berlangsung analit berada dalam bentuk kimia
yang berbeda karena terjadi disosiasi, protonasi dan kompleksasi
sehingga digunakanlah rasio distribusi
𝐶𝑠 𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘
D= 𝐶𝑠 𝑎𝑖𝑟
• Keterangan
Cs organic adalah konsentrasi total analit pada fase organic
Cs air adalah konsentrasi total analit pada fase air
D adalah rasio partisi
• Pelarut organic yang dipilih pada proses ekstraksi adalah pelarut yang
memiliki kelarutan yang rendah dengan air, mudah menguap dan
memiliki kemurnian yang tinggi.
• Efisiensi ekstraksi dan selektifitas
Proses ekstraksi tergantung pada nilai distribusinya (D) dan Volume relative pada
kedua fase (fase organic dan air)
Dengan proses ekstraksi dapat memisahkan analit dari sampel. Jumlah analit yang
diekstraksi dapat dihitung dengan rumus
100𝐷
𝐸=
𝑉𝑎𝑞
[𝐷 + 𝑉𝑜𝑟𝑔 ]
𝑉𝑎𝑞 n
𝐶𝑎𝑞 𝑛 = 𝐶𝑎𝑞 [(𝐷 𝑉𝑜𝑟𝑔+𝑉𝑎𝑞)]
Keterangan
E = Efisiensi ekstraksi
Vaq dan Vorg = banyaknya volume fase organic dan fase air
D = Rasio distribusi
Caq = banyak nya analit pada fase air mula-mula
(Caq)n = banyaknya analit dalam fase air pada ekstraksi n kali
V org = volume fase organic
V aq = volume fase air
n = banyaknya ekstraksi
Soal
Suatu sampel air mengandung masing-masing 15 mg asam salisilat dan
10 mg asam benzoat. Tiap 20 ml dipisahkan dengan cara ekstraksi
asam salisilat dengan cloroform. Diketahui rasio distribusi (D)= 100
• A. hitung efisiensi ekstraksi jika sebanyak 20 ml air diektraksi dengan
10 ml cloroform
• B. hitung efisiensi ekstraksi jika sebanyak 20 ml air diekstraksi dengan
2x ekstrksi dengan masing2 sebanyak 15 ml cloroform (total 30 ml
cloroform)
Masalah-Masalah dalam Ekstraksi Pelarut
• Munculnya emulsi pada saat melakukan ekstraksi
• Analit terikat kuat dengan matriks
• Analit memiliki kelarutan pada kedua fase pada ekstraksi pelarut
• Analit yang terdapat pada sampel plasma
Pengatasan Masalah
• Jika terjadi emulsi maka dapat dilakukan
1. Penambahan garam ke fase air
2. Pemanasan atau pendinginan corong pisah
3. Penyaringan dengan kertas saring
4. Sentrifugasi
• Jika analit terdapat pada sampel plasma maka dapat dilakukan
1. Penambahan detergen
2. Penambahan asam kuat
3. Penggantian dengan senyawa yang mampu mengikat lebih kuat
dengan analit (lakukan perhitungan dengan teknik recovery) ex.
Analit yang terikat kuat dengan protein
3. Ekstraksi asam organic dan basa organic
• Senyawa organic dengan gugus fungsi asam atau basa yang mudah
mengalami disosiasi(protonasi). Proses ekstraksi dapat dioptimasi
dengan pengaturan pH
• Proses ekstraksi ada hubungannya antara pH vs rasio distribusi (D),
dapat menggunakan rumus asam lemah atau basa lemah
Ka+-
H
A H
+A
Ka = konstanta disosiasi asam
𝐻 + 𝑎𝑞[𝐴−]
𝐾𝑎 =
𝐻𝐴 𝑎𝑞
• Untuk dapat larut kedalam pelarut non polar maka analit dalam
bentuk molekulnya yaitu [HA]
• Persamaan koefisien distribusi/partisi (KD)
𝐻𝐴 𝑓𝑎𝑠𝑒 𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘
𝐾𝐷 =
𝐻𝐴 𝑎𝑖𝑟
PENGKONDISIAN RETENSI
Pengkondisian penjerap Analit yang terjerap/teradsorpsi
sebelum pemasukan sampel Komponen matriks yang tidak diharapkan
untuk menjamin reprodusibilitas Komponen matriks lain yang tidak diharapkan
retensi analit yang dituju
PEMBILASAN
Bilas kolom untuk menghilangkan ELUTION
komponen dalam matriks Komponen yang tidak diharapkan tertahan
yang tidak dikehendaki Analit yang telah termurnikan dan terpekatkan
siap untuk dianalisis
Tahapan dalam SPE
1. Pengkondisian
Kolom (catridge) dialiri dengan pelarut sampel.
2. Retensi
Larutan sampel dialirkan kedalam kolom, sehingga analit akan tertahan
didalam kolom dan komponen lain akan keluar kolom atau sebaliknya.
3. Pembilasan
Menghilangkan seluruh komponen yang tidak tertahan oleh penyerap
didalam kolom selama retensi
4. Elusi
Untuk mengambil analit yang tertahan didalam kolom