Anda di halaman 1dari 80

FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN LIP BALM

BERBENTUK STICK YANG MENGANDUNG MINYAK


EXTRA VIRGIN OLIVE OIL DENGAN BASIS KOMBINASI
CERA ALBA DAN CARNAUBA WAX

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar


Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara

OLEH:
HANNISA PRIMASTUTI
NIM 151501079

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN LIP BALM
BERBENTUK STICK YANG MENGANDUNG MINYAK
EXTRA VIRGIN OLIVE OIL DENGAN BASIS KOMBINASI
CERA ALBA DAN CARNAUBA WAX

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar


Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara

OLEH:
HANNISA PRIMASTUTI
NIM 151501079

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha

Penyayang atas limpahan rahmat, karunia, dan ridho-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi yang berjudul “Formulasi dan

Evaluasi Sediaan Lip Balm Berbentuk Stick yang Mengandung Minyak Extra

Virgin Olive Oil dengan Basis Kombinasi Cera Alba dan Carnauba Wax”. Skripsi

ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi

pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.

Minyak extra virgin olive oil adalah minyak dengan kandungan vit E

cukup tinggi yang dapat berperan sebagai antioksidan sehingga dapat menangkal

radikal bebas serta memiliki kandungan asam oleat sehingga dapat melembapkan

kulit. Lip balm merupakan sediaan perawatan yang diperlukan untuk menjaga dan

meningkatkan kelembapan bibir. Tujuan dari penelitan ini adalah untuk

memformulasi minyak extra virgin olive oil dalam bentuk sediaan lip balm

sebagai pelembap bibir. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa lip balm

minyak extra virgin olive oil mampu menjaga dan meningkatkan kelembapan

bibir. Penulis berharap penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi dan

referensi pembuatan lip balm.

Penulis menyampaikan terima kasih kepada Dekan Fakultas Farmasi

Universitas Sumatera Utara, Prof. Dr. Masfria, M.S., Apt., yang telah memberikan

bantuan dan fasilitas selama masa pendidikan. Ibu Dra. Lely Sari Lubis, M.Si.,

Apt., yang telah membimbing dengan penuh kesabaran, tulus dan ikhlas selama

penelitian dan penulisan skripsi ini berlangsung. Ibu Prof. Dr. Julia Reveny,

iv
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
M.Si., Apt., dan Ibu Dra. Djendakita Purba, M.Si., Apt., selaku dosen penguji

yang telah memberikan kritik, saran, dan arahan kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini. Bapak dan Ibu staf pengajar Fakultas Farmasi

Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik selama perkuliahan dan Ibu

Dr.Marline Nainggolan, M.S., Apt., selaku penasehat akademik yang memberikan

bimbingan dan motivasi kepada penulis selama masa perkuliahan.

Penulis juga mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tulus

kepada kedua orangtua penulis, yaitu Ayahanda Muhammad Ridwan dan Ibunda

Susanti Elida Harahap, keluarga tercinta dan teman-teman seperjuangan atas doa,

dukungan, semangat, dan pengorbanan baik moril maupun materil dalam

penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih

jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis

menerima kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis

berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi ilmu pengetahuan khususnya

dibidang farmasi.

Medan, 14 Januari 2020


Penulis

Hannisa Primastuti
NIM 151501079

v
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Hannisa Primastuti

Nomor Induk Mahasiswa : 151501079

Program Studi : Sarjana Farmasi

Judul Skripsi : Formulasi dan Evaluasi Sediaan Lip Balm


Berbentuk Stick yang Mengandung Minyak Extra
Virgin Olive Oil dengan Basis Kombinasi Cera
Alba dan Carnauba Wax

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat adalah asli karya sendiri

dan bukan plagiat. Apabila di kemudian hari diketahui skripsi saya tersebut

terbukti plagiat karena kesalahan sendiri, maka saya bersedia diberi sanksi apapun

oleh Program Studi Sarjana Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sumatera

Utara. Saya tidak akan menuntut pihak manapun atas perbuatan saya tersebut.

Demikian surat pernyataan ini saya perbuat dengan sebenarnya dan dalam

keadaan sehat.

Medan, 14 Januari 2020

Hannisa Primastuti
NIM 151501079

vi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN LIP BALM BERBENTUK
STICK YANG MENGANDUNG MINYAK EXTRA VIRGIN OLIVE OIL
DENGAN BASIS KOMBINASI CERA ALBA DAN CARNAUBA WAX

ABSTRAK

Latar Belakang: Lip balm merupakan sediaan kosmetik dengan komponen utama
seperti lilin, lemak dan minyak. Yang diaplikasikan pada bibir untuk mencegah
kekeringan dan melindungi dari pengaruh lingkungan yang menyebabkan
dehidrasi. Minyak extra virgin olive oil mengandung asam oleat tinggi yang dapat
berfungsi melembutkan dan melembabkan kulit bibir. Minyak extra virgin olive
oil merupakan sumber vitamin E sehingga dapat berperan sebagai antioksidan dan
dapat melindungi sel-sel dari kerusakan.
Tujuan: Untuk mengetahui apakah minyak Extra Virgin Olive Oil dapat
diformulasikan dalam sediaan lip balm. Dapat meningkatkan kelembababan pada
bibir dan dapat mempengaruhi efektivitas sebagai pelembab.
Metode: Metode penelitian ini dilakukan secara eksperimental. Basis lip balm
dengan menggunakan cera alba dan carnauba wax yang mengandung minyak
extra virgin olive oil dengan variasi konsentarsi yaitu 5% (F1), 10% (F2), 15%
(F3), 20% (F4). Sebagai blanko (F0) digunakan formula dasar sediaan lip balm
tanpa minyak extra virgin olive oil. Penelitian ini meliputi evaluasi pemeriksaan
mutu fisik sediaan, uji stabilitas sediaan yaitu organoleptis (perubahan warna,
bentuk dan bau) selama 12 minggu dalam suhu kamar, homogenitas, titik leleh,
kekuatan. Uji iritasi sediaan, uji efektivitas sediaan (skin analyzer) dan uji
kesukaan (hedonic test).
Hasil: Hasil penelitian yang diperoleh bahwa minyak extra virgin olive oil dapat
diformulasikan dalam sediaan lip balm. Uji stabilitas memenuhi persyaratan. Uji
organoleptis tidak terdapat perubahan bentuk, warna dan bau. Uji titik leleh
memenuhi persyaratan. Uji iritasi, tidak terjadi iritasi. Efek kelembaban pada bibir
meningkat selama empat minggu yaitu mulai dari 8,58%, 13,79%, 18,86%,19,56
% dan 27,58%. Sediaan lip balm memiliki efektivitas yang paling baik pada
konsentrasi tertinggi yaitu 20% dengan persen pemulihan dari dehidrasi menjadi
normal 27,58%. Uji kekuatan sediaan lip balm tidak patah hingga penambahan
beban 150 gr dalam rentang waktu 30 detik. Berdasarkan nilai kesukaan untuk
setiap sediaan, sediaan yang paling disukai adalah dengan konsentrasi 20%.
Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa minyak
extra virgin olive oil dapat di formulasikan dalam sediaan lip balm,
meningkatkan efektivitas kelembaban terhadap bibir. Perbedaan konsentrasi
sediaan memberikan pengaruh efektivitas kelembaban terhadap bibir.

Kata kunci: Pelembab bibir, minyak extra virgin olive oil, kelembaban.

vii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FORMULATION AND EVALUATION OF STICK LIP BALM FORM
CONTAINING EXTRA VIRGIN OLIVE OIL WITH COMBINATION OF
BASES OF CERA ALBA AND CARNAUBA WAX

ABSTRACT

Background: Lip balm is a formed cosmetic with main components such as wax,
fat, oil from the natural extract or synthesized with the intention to prevent
drought with increasing the moisture of the lips and protect from bad influence on
the environment to the lips.
Objective: To know if the extra virgin olive oil can be formulated in the creation
of lip balm and can increase the moisture of the lips.
Method: This research method is implemented by experiment. This research
includes ingredients formulation, to test the physical quality of the ingredients
including survey of the organoleptic, homogeneity test, wide temperature, pH test,
stability test of form and irritation test of form, effectiveness test of form, and
hedonic test towards variation of forms that has been made.
Results The result of the study shows that extra virgin olive oil can be formulated
in lip balm form which has homogeneous arrangement. Fulfilling the
requirements of stability test for 12 weeks and melting point 60ºC, pH 5,7-6,1. All
forms of lip balm extra virgin olive oil did not irritate skin. The percentage of oil
concentration of extra virgin olive oil 0%, 5%, 10%, 15%, 20%, sequentially
which is 8.58%, 13.79%, 18.86%, 19.56%, 27.58% increase moist effect on the
lips for 4 weeks. The lip balm form of extra virgin olive oil has the best
effectiveness that is on the highest concentration which is 20% with recovery
percentage of 27,58%. Based on the value of fondness for every form, the most
liked form is the ones with 20% concentration.
Conclusion: Based on research result, it has been concluded that extra virgin
olive oil can increase moist effectiveness on the lips. The difference concentration
of forms give moist effectiveness to the lips.

Keywords: Lip balm, extra virgin olive oil,mouisturize

viii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ i
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. ii
HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN ............................................................. iii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv
HALAMAN PERSYARATAN ORISINALITAS ................................................ vi
ABSTRAK ........................................................................................................... vii
ABSTRACT .......................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah ..........................................................................................3
1.3 Hipotesis Penelitian............................................................................................3
1.4 Tujuan Penelitian ..............................................................................................3
1.5 Manfaat Penelitian .............................................................................................4
1.6 Kerangka Pikir ...................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................6
2.1 Kosmetik ...........................................................................................................6
2.1.1 Pengertian kosmetik ........................................................................................6
2.1.2 Manfaat kosmetik ............................................................................................6
2.1.3 Penggolongan kosmetik ..................................................................................7
2.1.3.1 Kosmetik perawatan kulit (skin-care cosmetics) .........................................7
2.1.3.2 Kosmetik riasan (dekoratif atau make-up) ...................................................7
2.1.4 Kosmetik pelembab ........................................................................................7
2.1.4.1 Pentingnya melembabkan kulit ....................................................................8
2.2 Bibir ..................................................................................................................9
2.3 Lip Balm ..........................................................................................................10
2.3.1 Pengertian lip balm ......................................................................................10
2.3.2 Fungsi dan manfaat lip balm .........................................................................10
2.3.3 Komponen lip balm ......................................................................................11
2.3.4 Zat Tambahan komponen lip balm ..............................................................12
2.3.5 Komponen lip balm yang digunakan ...........................................................13
BAB III METODE PENELITIAN.........................................................................16
3.1 Alat dan Bahan ................................................................................................16
3.1.1 Alat ..............................................................................................................16
3.1.2 Bahan ...........................................................................................................16
3.2 Penyiapan Sampel ...........................................................................................16
3.3 Sukarelawan ....................................................................................................17
3.4 Uji Analisis Kandungan Minyak Extra Virgin Olive Oil ................................17
3.5 Prosedur Kerja .................................................................................................17
3.5.1 Formula dasar ...............................................................................................17
3.5.2 Modifikasi formula .......................................................................................18
3.5.4 Prosedur pembuatan sediaan ........................................................................19
3.6 Pemeriksaan Mutu Fisik Sediaan ....................................................................20
3.6.1 Uji stabilitas sediaan ....................................................................................20

ix
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.6.1.1 Pemeriksaan homogenitas sediaan ............................................................20
3.6.1.2 Pengamatan titik leleh ...............................................................................21
3.6.1.3 Pengukuran pH sediaan .............................................................................21
3.6.1.4 Uji kekuatan ..............................................................................................21
3.7 Uji Iritasi, Uji Efektivitas dan Uji Kesukaan Sediaan .....................................22
3.7.1 Uji iritasi sediaan ..........................................................................................22
3.7.2 Uji efektivitas sediaan ..................................................................................23
3.7.3 Uji kesukaan (hedonic test) sediaan .............................................................23
3.8 Analisis Data ...................................................................................................24
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...............................................................25
4.1 Hasil Formulasi Sediaan ..................................................................................25
4.2 Hasil Pemeriksaan Mutu Fisik Sediaan............................................................25
4.2.1 Hasil pemeriksaan homogenitas sediaan .......................................................25
4.2.2 Hasil pengukuran pH sediaan .......................................................................26
4.2.3 Hasil pengamatan titik leleh sediaan .............................................................27
4.2.4 Hasil uji stabilitas sediaan .............................................................................28
4.3 Hasil Uji Iritasi, Uji Kekuatan, Uji Efektivitas dan Uji Kesukaan Sediaan .....29
4.3.1 Uji iritasi .......................................................................................................29
4.3.2 Uji kekuatan ..................................................................................................29
4.3.3 Hasil uji efektivitas sediaan ..........................................................................31
4.3.4 Hasi uji kesukaan sediaan .............................................................................34
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................36
5.1 Kesimpulan ......................................................................................................36
5.2 Saran .................................................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................37

x
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR TABEL

3.1 Komposisi bahan dalam lip balm ....................................................................19


4.1 Data pengamatan homogenitas sediaan ..........................................................25
4.2 Data pengukuran pH .......................................................................................26
4.3 Data pengamatan titik lebur ............................................................................27
4.4 Data pengamatan uji stabilitas sediaan ............................................................28
4.5 Data hasil uji iritasi sediaan ............................................................................29
4.6 Data Pemeriksaan Kekuatan Lip balm .............................................................30
4.7 Data hasil uji efektivitas sediaan terhadap kelembapan bibir ..........................31
4.8 Data nilai uji kesukaan (Hedonic Test) ...........................................................34

xi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR GAMBAR

1.1 Kerangka penelitian ...........................................................................................5


4.1 Grafik hasil kelembapan bibir panelis selama 4 minggu perawatan ................33

xii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR LAMPIRAN

1. Gambar sertifikat .................................................................................................39


2 Gambar alat dan bahan .........................................................................................40
3. Bagan pembuatan sediaan lip balm ................................................................42
4 Perhitungan modifikasi formula sediaan lip balm ...............................................43
5. Gambar sediaan lip balm......................................................................................46
6. Gambar hasil uji homogenitas ..............................................................................47
7. Surat ethical cleareance .......................................................................................48
8. Contoh surat pernyataan sukarelawan ..................................................................49
9. Uji efektivitas sediaan lip balm ............................................................................50
10. Perbedaan bibir menggunakan lip balm dan tidak menggunakan lip balm ........55
11. Perhitungan persen pemulihan ............................................................................58
12. Hasil analisis data kelembaban bibir dengan program SPSS .............................60
13. Data perhitungan uji kesukaan (hedonic test) .....................................................65

xiii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bibir adalah bagian wajah yang sensitif. Tidak seperti kulit yang memiliki

melanin sebagai pelindung dari sinar matahari, bibir tidak memiliki pelindung.

Oleh karena itu, saat udara terlalu panas atau terlalu dingin, bibir bisa menjadi

kering dan pecah-pecah. Selain tidak enak dipandang, bibir yang pecah-pecah

juga menimbulkan rasa nyeri dan tidak nyaman (Muliyawan dan Suriana, 2013).

Masalah yang paling sering terjadi pada bibir adalah chapping atau bibir

pecah-pecah yang disebabkan karena retaknya lapisan permukaan keratin. Faktor

penyebabnya adalah dehidrasi dan sinar matahari. Namun, penyebab spesifiknya

adalah kerusakan yang diakibatkan oleh paparan sinar UV matahari. Paparan sinar

UV yang berlebihan dapat merusak sel yang memproduksi keratin yang

menghasilkan lapisan luar bibir. Seperti halnya kulit, bibir juga dapat terbakar dan

terkelupas. Sel yang rusak tersebut akan terpisah terkelupas dan jatuh. Saat bibir

kehilangan sel – sel ini, bibir menjadi pecah - pecah (Jacobsen, 2011).

Menurut Kwunsiriwong (2016), lip balm merupakan sediaan kosmetik

dengan komponen utama seperti lilin, lemak dan minyak dari ekstrak alami atau

yang disintesis dengan tujuan untuk mencegah terjadinya kekeringan dengan

meningkatkan kelembapan bibir dan melindungi pengaruh buruk lingkungan pada

bibir. Menurut Denavarre (1975), lip balm merupakan sediaan yang diaplikasikan

pada bibir yang berfungsi mencegah penguapan air. Seperti halnya lipstik, lip

balm harus memenuhi syarat organoleptis dan kestabilan terhadap temperatur,

nyaman digunakan, lembut pada saat diaplikasikan dan mudah dihapus.

1
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Salah satu komposisi lip balm adalah minyak. Khususnya, minyak yang

memiliki kandungan asam lemak tak jenuh tinggi seperti asam oleat, linoleat,

arakidonat, berfungsi memberikan efek kelenturan, membuat kulit lebih sehat.

Selain asam lemak, minyak juga memiliki kandungan vitamin E yang berfungsi

sebagai antioksidan dalam melindungi sel dari kerusakan oksidasi dan radikal

bebas, menjaga integritas serat elastin antara dermis dan kolagen sehingga

kelenturan sel tetap terjaga (Tranggoro dan Latifah, 2007).

Menurut Orey (2008) terdapat enam unsur super penyangga kesehatan

dalam minyak extra virgin olive oil, pertama disebutkan bahwa minyak extra

virgin olive oil mengandung asam lemak esensial yaitu 55-85% asam oleat, asam

lemak tak jenuh tunggal. Sembilan persen padanya adalah asam linoleat yakni

sebuah asam lemak tak jenuh ganda. Sedangkan 0-1,5% lainnya diisi oleh asam

linoleat yang juga tak jenuh ganda. Lemak tak jenuh ganda penting dalam respon

imun, dan asam lemak esensial didalam membran sel turut menjaga stabilitas

karena perannya dalam mengatur metabolisme.

Selanjutnya dalam minyak extra virgin olive oil terdapat antioksidan

sebagaimana asam lemak esensial polifenol dalam minyak extra virgin olive oil

baik bagi tubuh dari ujung rambut hingga ujung kaki. Minyak extra virgin olive

oil memiliki kandungan vitamin A, vitamin E yang mampu menangkal radikal

bebas (Orey 2008).

Berdasarkan uraian diatas, maka akan dilakukan kegiatan penelitian yang

bertujuan untuk memformulasi sediaan lip balm menggunakan minyak Extra

Virgin Olive Oil sebagai pelembab bibir.

2
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai berikut:

a. Apakah minyak Extra Virgin Olive Oil dapat diformulasikan dalam sediaan lip

balm ?

b. Apakah sediaan lip balm minyak Extra Virgin Olive Oil yang dihasilkan dapat

meningkatkan kelembaban pada bibir ?

c. Apakah perbedaan konsentrasi minyak ExtraVirgin Olive Oil dalam sediaan lip

balm mempengaruhi efektivitas sebagai pelembab bibir ?

1.3 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka hipotesis dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

a. Minyak Extra Virgin Olive Oil dapat diformulasikan dalam sediaan lip balm.

b. Sediaan lip balm minyak Extra Virgin Olive Oil yang dihasilkan dapat

meningkatkan kelembaban pada bibir.

c. Perbedaan konsentrasi minyak Extra Virgin Olive Oil dalam sediaan lip balm

mempengaruhi efektivitas sebagai pelembab bibir.

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan hipotesis penelitian di atas maka tujuan penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui apakah minyak Extra Virgin Olive Oil dapat diformulasikan

dalam sediaan lip balm.

3
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
b. Untuk mengetahui apakah perbedaan konsentrasi minyak Extra Virgin Olive Oil

dalam sediaan lip balm mempengaruhi efektivitas sebagai pelembab bibir.

c. Untuk mengetahui apakah sediaan lip balm minyak Extra Virgin Olive Oil yang

dihasilkan dapat meningkatkan kelembaban pada bibir.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi ilmiah

tentang minyak Extra Virgin Olive Oil yang diformulasikan dalam sediaan lip

balm yang memiliki efek sebagai pelembab bibir.

4
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1.6 Kerangka Pikir

Variabel bebas Variabel terikat Parameter

1. Organoleptis
(warna,bentuk,bau tidak
Pemeriksaan
berubah warna selama 12
mutu fisik
minggu pada suhu kamar)
sediaan
2. Homogenitas (tidak adanya
butir kasar)
3. Titik leleh 50-70ºC
4. Kekuatan
1. Eritema (kemerahan/ruam)
Uji iritasi 2. Papula (benjolan)
Konsentrasi pada kulit 3.Vesikula (melepuh)
minyak
4. Edema (pembengkakan)
extra virgin
s olive oil
(5%, 10%,
15% dan
20%)
Uji 1. Kemudahan pengolesan
kesukaan 2. Kelembaban yang dirasakan
(Hedonic
test)

Uji Nilai kadar air (%)


efektivitas Dehidrasi: 0-29
kelembaban Normal: 30-59
pada bibir Hidrasi: 51-100

Gambar1.1 Kerangka Pikir

5
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kosmetik

2.1.1 Pengertian kosmetik

Kosmetik berasal dari kata kosmein (Yunani) yang berarti “berhias”.

Bahan yang dipakai dalam usaha untuk mempercantik diri ini, dahulu diramuan

dari bahan- bahan alami yang terdapat di sekitar. Sekarang kosmetik dibuat tidak

hanya dari bahan alami tetapi juga bahan sintetis untuk maksud meningkatkan

kecantikan (Wasitaatmadja, 1997).

Dalam peraturan menteri kesehatan RI no. 445/Menkes/Permenkes/1998/

didefinisikan sebagai berikut: Kosmetik adalah sediaan atau paduan bahan yang

siap untuk digunakan pada bagian luar badan (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan

organ kelamin bagian luar), gigi, dan rongga mulut untuk membersihkan,

menambah daya tarik, mengubah penampilan, melindungi supaya tetap dalam

keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati

atau menyembuhkan suatu penyakit (Muliyawan dan Suriana, 2013).

2.1.2 Manfaat kosmetik

Bila dasar kecantikan adalah kesehatan, maka penampilan kulit yang sehat

adalah bagian yang langsung dapat kita lihat, karena kulit merupakan organ tubuh

yang paling luar dan berfungsi sebagai pembungkus tubuh. Dengan demikian

pemakaian kosmetika yang tepat untuk perawatan kulit, rias atau dekoratif akan

sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh (Wasitaatmadja, 1997).

6
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.1.3 Penggolongan kosmetik

Berdasarkan penggolongannya, kosmetika dibagi menjadi 2 golongan

utama yaitu kosmetika perawatan kulit (skin care) dan kosmetika dekoratif (tata

rias/make up) (Tranggono dan Latifah, 2007).

2.1.3.1 Kosmetik perawatan kulit (Skin-care Cosmetics)

Jenis kosmetik ini diperlukan untuk merawat kebersihan dan kesehatan

kulit. Kosmetika perawatan kulit seperti kosmetik untuk membersihkan kulit

(cleanser): misalnya sabun, cleansing cream, cleansing milk dan penyegar kulit

(freshener); kosmetik untuk melembabkan kulit (moisturizer): misalnya,

moisturizing cream, night cream, anti-wrinkle cream, lip balm; kosmetik

pelindung kulit, misalnya sunscreen cream dan sunscreen foundation, sun block

cream/lotion; kosmetik untuk menipiskan atau mengampelas kulit (peeling),

misalnya scrub cream (Tranggono dan Latifah, 2007).

2.1.3.2 Kosmetik riasan (dekoratif atau make-up)

Jenis kosmetik ini diperlukan untuk merias dan menutupi cacat pada kulit

sehingga menghasilkan penampilan yang lebih menarik serta menimbulkan efek

psikologis yang baik (Tranggono dan Latifah, 2007).

2.1.4 Kosmetika pelembab

Kosmetika pelembab perlu dikenakan terutama pada kulit kering atau kulit

normal yang cenderung kering terutama jika si pemakai akan lama di dalam

lingkungan yang mengeringkan kulit, misalnya ruangan ber-AC s(Tranggono dan

Latifah, 2007).

Pelembab atau moisturizers adalah suatu bahan yang dioleskan ke kulit,

yang bertujuan mencegah, atau mengobati kulit kering. Selain itu, pelembab juga

7
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
bertujuan untuk memperbaiki dan memelihara integritas kulit, menjaga sistem

barier (perlindungan kulit) sehingga kulit diharapkan selalu dalam kondisi sehat

dan baik, terutama dalam menyokong fungsi kulit sebagai sistem pertahanan

tubuh dari berbagai macam gangguan dari luar (Sulastomo, 2013).

Pelembab bekerja dengan komposisi yang bersifat oklusif dan atau

humektan seperti halnya komponen pada Natural Moisturizing Factor (NMF).

Komposisi yang bersifat oklusif secara fisik memblokir kehilangan air dari

permukaan kulit sedangkan komposisi yang bersifat humektan bekerja dengan

menarik air ke dalam kulit. Kulit yang dijaga kelembabannya dapat

mempertahankan diri terhadap kerusakan akibat proses penuaan (Warner dan

Boissy, 2000).

Dasar pelembab kulit memberikan efek emolien yakni mencegah

kekeringan dan kerusakan kulit akibat sinar matahari atau kulit menua, sekaligus

membuat kulit terlihat bersinar (Wasitaatmadja, 1997).

Emolien didefinisikan sebagai zat yang dioleskan pada kulit untuk

menghilangkan gejala kekeringan. Kekeringan dapat terjadi pada semua kelompok

usia dari anak kecil ke orang tua, ketika musim dingin kulit dapat menjadi kasar

(Balsam dan Sagarin, 1972).

2.1.4.1 Pentingnya melembabkan kulit

Secara alamiah, kulit memiliki lapisan lemak tipis di permukaan, yang

antara lain terdiri atas produksi kelenjar minyak kulit. Pembentukan lapisan lemak

tersebut terutama untuk melindungi kulit dari kelebihan penguapan air yang akan

menyebabkan dehidrasi kulit (Traggono dan Latifah, 2007).

Kandungan air di dalam stratum corneum, meskipun sedikit (hanya 10%),

8
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
sangat penting. Air yang terkandung dalam stratum corneum sangat berpengaruh

pada kelembutan dan elastisitas stratum corneum. Jika kandungan air dari stratum

corneum semakin sedikit, maka semakin rendah elastisitas jaringan stratum

corneum. Kulit akan kering dan pecah-pecah, membentuk retak-retak mendalam.

Disinilah perlunya kosmetika pelembab kulit untuk mencegah dehidrasi kulit yang

menyebabkan kekeringan dan retak-retakpada kulit serta akibat-akibat buruknya

(Traggono dan Latifah, 2007).

2.2 Bibir

Bibir adalah bagian wajah yang sensitif. Tidak seperti kulit yang memiliki

pelindung dari sinar matahari, bibir tidak memiliki pelindung. Oleh karena itu,

saat udara terlalu panas atau terlalu dingin, bibir bisa menjadi kering dan

pecahpecah. Selain tidak enak dipandang, bibir yang pecah-pecah juga

menimbulkan rasa nyeri dan tidak nyaman (Muliyawan dan Suriana, 2013).

Karena ketipisan lapisan jangat, lebih menonjolnya stratum germinativum,

dan aliran darah lebih banyak mengaliri di daerah permukaan kulit bibir, maka

bibir menunjukkan sifat lebih peka dibandingkan dengan kulit lainnya. Karena itu

hendaknya berhati-hati dalam memilih bahan yang digunakan untuk sediaan cat

bibir, terutama dalam hal memilih lemak, pigmen, dan zat pengawet yang

digunakan untuk maksud pembuatan sediaan itu (Ditjen POM, 1985).

Penyebab umum terjadinya bibir kering dan pecah-pecah yaitu kerusakan

sel keratin karena sinar matahari dan dehidrasi. Sel keratin merupakan sel yang

melindungi lapisan luar pada bibir. Paparan sinar matahari menyebabkan

pecahnya lapisan permukaan sel keratin. Sel keratin yang pecah akan rusak. Sel

9
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
yang rusak akan terjadi secara terus menerus sampai sel tersebut terkelupas dan

tumbuh sel yang baru . Selain itu, penyebab bibir kering dan pecah-pecah adalah

dehidrasi. Air merupakan material yang sangat penting terhadap kelembapan kulit.

Dehidrasi terjadi karena asupan cairan yang tidak cukup atau kehilangan cairan

yang berlebihan disebabkan oleh pengaruh lingkungan (Jacobsen, 2011).

2.3 Lip balm

2.3.1 Pengertian lip balm

Lip balm adalah sediaan yang diaplikasikan ke bibir untuk mencegah

pengeringan dan melindungi terhadap faktor lingkungan yang merugikan. Lipstik

dan lip balm memiliki kemiripan, bahan utama lipstik adalah asam lemak seperti

lilin, minyak dan mentega yang memberikan konsistensi dan bekerja sebagai

emolien dalam formulasi. Namun ada perbedaan yang signifikan beberapa

diantara lipstik dan lip balm, terutama mengenai fungsi dimana lipstik digunakan

untuk memberikan warna pada bibir sedangkan lip balm memberikan

perlindungan (Fernandes dkk., 2013).

Aplikasi lip balm tidak memberikan efek warna seperti lipstik. Lip balm

hanya memberikan sedikit kesan basah dan cerah pada bibir. Lip balm memang

dirancang untuk melindungi dan menjaga kelembaban bibir. Kandungan yang

terdapat dalam lip balm adalah zat pelembab dan vitamin untuk bibir (Sulastomo,

2013).

2.3.2 Fungsi dan manfaat lip balm

Berikut ini merupakan fungsi dan manfaat lip balm bagi bibir (Muliyawan

dan Suriana, 2013):

10
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1. Fungsi

˗ Melindungi dan melembabkan bibir.

˗ Memberikan nutrisi yang dibutuhkan agar bibir lembut dan sehat.

2. Manfaat

˗ Bibir terhindar dari dehidrasi dan tampak lebih sehat.

˗ Bibir menjadi lebih halus dan lembut.

2.3.3 Komponen lip balm

Adapun komponen utama lip balm terdiri dari (Kadu dkk., 2014):

1. Lilin (Wax)

Secara kimia, wax (lilin) adalah campuran hidrokarbon dan asam lemak

yang kompleks dikombinasikan dengan ester. Lilin lebih keras, kurang berminyak

dan lebih rapuh daripada lemak. Lilin sangat tahan terhadap kelembaban, oksidasi

dan bakteri. Ada empat kategori dari lilin sebagai berikut :

a. Lilin hewani, contohmya yaitu lilin lebah, lanolin, spermaceti.

b. Lilin nabati, contohnya yaitu carnauba, candelilla, jojoba.

c. Lilin mineral, contohnya yaitu ozokerite, parafin, mikrokristalin, ceresin.

d. Lilin sintetis, contohnya yaitu polyethylene, carbowax, acrawax, stearon.

Lilin yang paling banyak digunakan untuk kosmetik adalah lilin lebah

(beeswax), carnauba dan candelilla wax. Secara fisik, lilin ditandai dengan titik

leleh tinggi (50-100oC). Lilin yang paling banyak digunakan adalah beeswax yang

merupakan emolien yang bagus dan pengental. Dua wax alami lainnya sering

digunakan dalam kosmetik adalah lilin carnauba dan candelilla. Keduanya lebih

keras dan memiliki titik leleh yang lebih tinggi membuat mereka lebih stabil

(Kadu dkk., 2014).

11
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2. Lemak

Lemak yang biasa digunakan adalah campuran lemak padat yang berfungsi

untuk membentuk lapisan film pada bibir, memberi tekstur yang lembut,

mengurangi efek berkeringat dan pecah pada lip balm. Fungsi yang lain dalam

proses pembuatan lip balm adalah sebagai pengikat dalam basis antara fase

minyak dan fase lilin dan sebagai bahan pendispersi untuk pigmen. Lemak padat

yang biasa digunakan dalam basis lip balm adalah lemak coklat, lanolin, lesitin,

minyak terhidrogenisasi dan lain-lain.

3. Minyak

Asam lemak dapat berupa asam lemak jenuh atau tidak jenuh yang

menentukan stabilitas dari minyak. Minyak dengan asam lemak jenuh tingkat

tinggi (laurat, miristat, palmitat dan asam stearat) termasuk minyak kelapa,

minyak biji kapas, dan minyak kelapa sawit. Minyak dengan tingkat asam lemak

tak jenuh yang tinggi (asam oleat, arakidonat, linoleat) misalnya minyak canola,

minyak zaitun, minyak jagung, minyak almond, minyak jarak dan minyak alpukat.

Minyak dengan asam lemak jenuh lebih stabil dan tidak menjadi tengik secepat

minyak tak jenuh. Namun, minyak dengan asam lemak tidak jenuh lebih halus,

lebih mahal, kurang berminyak dan mudah diserap oleh kulit (Kadu dkk., 2014).

2.3.4 Zat tambahan komponen lip balm

1. Pengawet

Kemungkinan bakteri atau jamur untuk tumbuh di dalam sediaan lip balm

sebenarnya sangat kecil karena lip balm tidak mengandung air. Akan tetapi ketika

lip balm diaplikasikan pada bibir kemungkinan terjadi kontaminasi pada

12
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
permukaan lip balm sehingga terjadi pertumbuhan mikroorganisme. Oleh karena

itu perlu ditambahkan pengawet di dalam formula lip balm. Pengawet yang sering

digunakan yaitu metil paraben dan propil paraben (Butler, 2000).

2. Humektan

Humektan adalah material water soluble dengan kemampuan absorbsi air

yang tinggi. Humektan dapat menggerakkan air dari atmosfer. Humektan yang

baik memiliki kemampuan untuk meningkatkan absorbsi air dari lingkungan

untuk hidrasi kulit. Contoh humektan adalah gliserin, sorbitol dan propilen glikol

(Butler, 2000).

2.3.5 Komponen lip balm yang digunakan

1. BHT (Butil Hidroksi Toluen)

Pemeriannya yaitu hablur padat, berwarna putih, berbau khas dan

lemah. Kelarutannya praktis tidak larut dalam air dan propilen glikol,mudah larut

dalam etanol, dalam kloroform dan dalam eter (Ditjen POM, 1995).

2. Cera Alba

Cera alba atau lilin putih adalah hasil pemurnian malam dari sarang madu

lebah Apis mellifera Linne. Pemeriannya yaitu padatan berwarna kuning sampai

coklat keabuan, berbau enak seperti madu, agak rapuh bila dingin dan patah

membentuk granul, patahan non-hablur, menjadi lunak oleh suhu tangan (Ditjen

POM, 1995).

Cera alba digunakan pada produk obat dan kosmetik. Cera alba umumnya

digunakan pada sediaan topikal dengan konsentrasi 5-20% sebagai bahan

pengeras. Cera alba dianggap sebagai bahan yang tidak toksik dan tidak

mengiritasi baik pada sediaan topikal maupun sediaan oral (Rowe dkk., 2009).

13
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3. Gliserin

Pemeriannya yaitu cairan jernih seperti sirup, tidak berwarna, rasa manis,

hanya boleh berbau khas lemah (tajam atau tidak enak), higroskopis dan netral

terhadap lakmus. Kelarutannya yaitu dapat bercampur dengan air dan etanol,

praktis tidak larut dalam kloroform, eter, minyak lemak dan minyak menguap

(Ditjen POM, 1995).

Gliserin digunakan secara luas pada formulasi farmasetikal meliputi

sediaan oral, telinga, mata, topikal dan parenteral. Pada sediaan topikal dan

kosmetik, gliserin digunakan sebagai humektan dan emolien (Rowe dkk., 2009).

4. Nipagin

Nipagin atau metil paraben memiliki pemerian yaitu hablur kecil, tidak

berwarna, tidak berbau atau berbau khas lemah, mempunyai sedikit rasa terbakar.

Kelarutannya yaitu sukar larut dalam air dan benzen, mudah larut dalam etanol

dan dalam eter, larut dalam minyak, propilen glikol dan dalam gliserol. Suhu

leburnya antara 125-128◦C. Khasiatnya adalah sebagai zat tambahan (zat

pengawet) (Ditjen POM, 1979).

5. Oleum cacao

Oleum cacao atau lemak coklat merupakan padatan yang diperoleh dengan

pemerasan panas biji Theobroma cacao L. yang telah dikupas dan dipanggang.

Pemeriannya yaitu lemak padat, putih kekuningan, bau khas aromatik, rasa khas

lemak dan agak rapuh. Suhu lebur yaitu 31-34◦C (Ditjen POM, 1979).

6. Carnauba Wax

Carnauba wax diperoleh dari tunas daun dan daun kelapa carnauba brasil

(Cooernicia cerifera). Daun kemudian dikeringkan dan diparut, dan lilin ini

14
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
dihilangkan dengan penambahan air panas. Carnauba wax berupa serpihan

berbentuk tidak teratur berwarna kuning pucat. Memiliki karakteristik bau hambar

dan praktis tidak ada rasa. Hal ini menyebabkan bebas dari tengik. Titik lebur

carnauba wax tinggi yaitu 85ºC. Carnauba wax larut dalam kloroform hangat dan

toluena hangat, sedikit larut dalam etanol (95%) mendidih, dan praktis tidak larut

dalam air (Rowe dkk., 2009).

7. Minyak Extra Virgin Olive Oil

Menurut Orey (2008) terdapat enam unsur super penyangga kesehatan

dalam minyak extra virgin olive oil, pertama disebutkan bahwa minyak extra

virgin olive oil mengandung asam lemak esensial yaitu 55-85% asam oleat, asam

lemak tak jenuh tunggal. Sembilan persen padanya adalah asam linoleat yakni

sebuah asam lemak tak jenuh ganda. Sedangkan 0-1,5% lainnya diisi oleh asam

linoleat yang juga tak jenuh ganda.. Lemak tak jenuh ganda penting dalam respon

imun, dan asam lemak esensial didalam membran sel turut menjaga stabilitas

karena perannya dalam mengatur metabolisme.

Selanjutnya dalam minyak extra virgin olive oil terdapat antioksidan

sebagaimana asam lemak esensial polifenol dalam minyak extra virgin olive oil

baik bagi tubuh dari ujung rambut hingga ujung kaki. Minyak extra virgin olive

oil memiliki kandungan vitamin A, vitamin E yang mampu menangkal radikal

bebas (Orey 2008).

15
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian ini dilakukan secara eksperimental. Penelitian ini

meliputi penentuan mutu fisik sediaan, yang terdapat uji stabilitas sediaan yaitu

organoleptis (perubahan warna, bentuk dan bau), pH, homogenitas, titik leleh dan

kekuatan. Uji iritasi sediaan, uji efektivitas sediaan, uji kesukaan (hedonic test)

terhadap variasi sediaan yang dibuat.

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: Alat - alat gelas,

batang pengaduk, cawan penguap, kaca objek, kertas perkamen, moistue checker

(Aram), neraca analitik (Mottler Toledo), penangas air, penjepit tabung, pH meter

(Hanna Instrument), pipa kapiler, pipet tetes, rangkaian alat uji titik leleh, spatula,

sudip, tisu dan wadah lip balm.

3.1.2 Bahan

BHT, carnauba wax, cera alba, gliserin, minyak Extra Virgin Olive Oil,

nipagin, oleum cacao.

3.2 Penyiapan Sampel

Minyak Extra Virgin Olive Oil dibeli di Brastagi Super Market dengan

alamat Jl. Cut Mutia No.1, Madras Hulu, Kec. Medan Polonia, Kota Medan,

Sumatera Utara.

16
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.3 Sukarelawan

Sukarelawan yang dijadikan panelis (subjek penelitian) adalah 15 orang

mahasiswi Fakultas Farmasi USU yang telah dianalisa bibirnya memiliki

kelembaban yang rendah dengan kriteria sebagai berikut: (Ditjen POM, 1985).

1. Wanita berbadan sehat

2. Usia antara 20-30 tahun

3. Tidak ada riwayat penyakit yang berhubungan dengan alergi

4. Bersedia menjadi sukarelawan.

3.4 Uji Analisis Kandungan Minyak Extra Virgin Olive Oil

Analisis kandungan minyak extra virgin olive oil dilakukan di Pusat

Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) dengan alamat Jl. Bridgen Katamso No. 51,

Kampung Baru, Medan Maimun, Kota Medan, Sumatera Utara.

3.5 Prosedur Kerja

3.5.1 Formula dasar (Ratih, dkk., 2014).

Formula dasar yang dipilih pada pembuatan lip balm dalam penelitian ini

adalah:

R/ Gliserin 5%

Cera Alba 10%

CeraFlava 12%

Nipagin 0, 18%

Nipasol 0, 02%

BHT 0, 05%

Oleum cacao ad 100

17
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Berdasarkan formula dasar di atas dilakukan modifikasi formula basis lip

balm dengan minyak extra virgin olive oil dalam berbagai perbandingan. Hal ini

dilakukan untuk mendapatkan basis lip balm yang baik dalam tekstur dan

kemampuan dalam melembabkan bibir.

3.5.2 Modifikasi formula

Orientasi formula terlebih dahulu dilakukan dengan formula sebagai

berikut :

Formula orientasi I

R/ Gliserin 5%
Cera alba 7%
Nipagin 0,2%
BHT 0,05%
Carnauba wax 8%
Extra virgin olive oil X
Oleum cacao ad 100

Formula orientasi II
R/ Gliserin 5%
Cera Alba 8%
Nipagin 0, 2 %
BHT 0, 05 %
Carnauba wax 10 %
Extra virgin olive oil X
Oleum cacao ad 100

Setelah dilakukan orientasi formula I dan formula II, maka diperoleh hasil

bahwa sediaan pada formula I terlalu lunak dan tidak mudah untuk diaplikasikan,

sedangkan formula II hasilnya baik dan mudah diaplikasikan.

18
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Maka formula yang digunakan dalam pembuatan sediaan lip balm pada

penelitian ini adalah:

R/ Gliserin 5%
Cera Alba 8%
Nipagin 0, 2 %
BHT 0, 05 %
Carnauba wax 10 %
Extra virgin olive oil X
Oleum cacao ad 10
Tabel 3.1 Komposisi bahan dalam lip balm
Konsentrasi (g)
Bahan F0 F1 F2 F3 F4
BHT 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05
Carnauba Wax 10 10 10 10 10
Cera Alba 8 8 8 8 8
Gliserin 5 5 5 5 5
Minyak Extra Virgin
- 5 10 15 20
Olive Oil
Nipagin 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2
Oleum Cacao ad 100 100 100 100 100
Keterangan:
F0 : Sediaan lip balm tanpa Minyak extra virgin olive oil (blanko)
F1 : Sediaan lip balm dengan konsentrasi Minyak extra virgin olive oil 5 %
F2 : Sediaan lip balm dengan konsentrasi Minyak extra virgin olive oil 10 %
F3 : Sediaan lip balm dengan konsentrasi Minyak extra virgin olive oil 15 %
F4 : Sediaan lip balm dengan konsentrasi Minyak extra virgin olive oil 20 %

3.5.3 Prosedur pembuatan sediaan

Ditimbang seluruh bahan, carnauba wax, cera alba, oleum cacao, nipagin,

gliserin, minyak extra virgin olive oil, BHT. Dimasukkan carnauba wax ke dalam

cawan penguap dan dilelehkan di atas penangas air (basis I). Cera alba

dimasukkan ke dalam cawan penguap dan dilelehan (basis II). Oleum cacao

(lemak coklat) dimasukkan ke dalam cawan penguap dan dilelehkan (basis III).

Lalu dicampurkan basis I,II dan III. Ditambahkan nipagin, gliserin ke dalam

lelehan basis sambil diaduk. Ditambahkan minyak extra virgin olive oil ke dalam

19
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
campuran basis. BHT dimasukkan kedalam campuran basis sambil diaduk.

Setelah itu campuran dimasukkan ke dalam cetakan lalu didiamkan pada suhu

ruang sampai mengeras. Kemudiaan dimasukkan ke dalam wadah lip balm (Ratih,

dkk., 2014).

3.6 Pemeriksaan Mutu Fisik Sediaan

Pemeriksaan mutu fisik sediaan dilakukan terhadap masing – masing

sediaan lip balm. Pemeriksaan mutu fisik sediaan meliputi: pemeriksaan stabilitas

sediaan yang terdapat uji organoleptis (perubahan bentuk, warna dan bau), uji pH,

pemeriksaan homogenitas, titik leleh, kekuatan (Ratih dkk., 2014).

3.6.1 Uji stabilitas sediaan

Sediaan lip balm dievaluasi selama 12 minggu yang meliputi pengamatan

organoleptis (warna, bau, bentuk) apakah terjadi perubahan selama penyimpanan

pada suhu kamar (Butler, 2000).

3.6.1.1 Pemeriksaan homogenitas sediaan

- Homogenitas Sediaan

Sejumlah tertentu sediaan jika dioleskan pada sekeping kaca atau bahan

transparan lain yang cocok, sediaan harus menunjukkan susunan yang homogen

dan tidak terlihat adanya butiran kasar (Ditjen POM, 1979).

- Homogenitas Polesan

Pengujian dilakukan dengan mengoleskan lip balm pada permukaan licin

seperti punggung tangan atau bibir, kemudiaan dilihat dispersi warnanya homogen

atau tidak (Barel, 2001).

20
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.6.1.2 Pengamatan titik leleh

Pengujian titik leleh dengan aspek yang diuji berupa titik leleh terbaik

yang memenuhi persyaratan SNI. Pengujian titik leleh menggunakan metode pipa

kapiler. Lelehan lilin dihisap kedalam pipa kapiler, kemudian disimpan dalam

lemari es pada suhu 4-10⁰C selama 16 jam. Pipa kapiler diikatkan pada

termometer dan dimasukkan ke dalam gelas beker 500 ml yang berisi air setengah

bagian. Gelas beker dipanaskan. Pada saat lilin dalam pipa kapiler bergerak

pertama kali, angka yang terlihat pada termometer dicatat sebagai titik leleh lilin

(AOAC, 1984).

3.6.1.3 Uji kekuatan

Pengamatan dilakukan terhadap kekuatan lip balm dengan cara lip balm

diletakkan horizontal. Pada jarak kira-kira ½ inci dari tepi, digantungkan beban

yang berfungsi sebagai pemberat. Berat beban yang mula-mula digantungkan

sebesar 10 gram. Kemudian berat beban ditambah secara berangsur-angsur

dengan berat beban 10 gram pada interval waktu 30 detik, dan berat dimana lip

balm patah merupakan nilai breaking point (Vishwakarma dkk., 2011).

3.7 Uji Iritasi, Uji Efektivitas dan Uji Kesukaan Sediaan

3.7.1 Uji iritasi sediaan

Uji iritasi sediaan dilakukan terhadap sediaan lip balm yang mengandung

minyak extra virgin olive oil dengan maksud untuk mengetahui bahwa lip balm

yang dibuat dapat menimbulkan iritasi pada bibir atau tidak. Iritasi dapat dibagi

menjadi 2 kategori yaitu iritasi primer yang akan segera timbul sesaat setelah

terjadi pelekatan atau penyentuhan pada kulit dan iritasi sekunder yang reaksinya

21
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
baru timbul beberapa jam setelah penyentuhan atau pelekatan pada kulit (Ditjen

POM, 1985).

Teknik yang digunakan pada uji iritasi ini adalah metode uji tempel

terbuka (open patch) pada bagian lengan bawah bagian dalam terhadap 10 panelis

yang bersedia dan menulis surat pernyataan. Uji tempel terbuka dilakukan dengan

cara mengoleskan sediaan pada lokasi lekatan dengan luas tertentu (2,5 x 2,5 cm),

dibiarkan terbuka dan diamati reaksi yang terjadi. Uji ini dilakukan sebanyak 3

kali sehari selama dua hari berturut - turut (Tranggono dan Latifah, 2007).

Reaksi yang diamati adalah terjadinya eritema, papula, vesikula atau

edema. Menurut Ditjen POM (1985), tanda – tanda untuk mencatat reaksi uji

tempel adalah sebagai berikut:

1. Tidak ada reaksi :-


2. Eritema :+
3. Eritema dan Papula : ++
4. Eritema, papula dan vesikula : +++
5. Edema dan vesikula : ++++

3.7.2 Uji efektivitas sediaan

Pengujian efektivitas sediaan dilakukan terhadap 15 orang panelis.

Pengujian dilakukan pada daerah bibir. Pengelompokan dibagi menjadi:

a. kelompok I : 3 orang panelis menggunakan sediaan blanko


b. kelompok II : 3 orang panelis menggunakan konsentrasi 5%
c. kelompok III : 3 orang panelis menggunakan konsentrasi 10%
d. kelompok IV : 3 orang panelis menggunakan konsentrasi 15%
e. kelompok V : 3 orang panelis menggunakan konsentrasi 20%
Pengujian dengan membandingkan keadaan bibir sebelum dan sesudah

pemakaian sediaan dengan nilai parameter kelembaban, dengan cara mengukur

kelembaban seluruh panelis sebelum perlakuan menggunakan alat moisture

22
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
checker. Sediaan lip balm dioleskan pada bibir panelis lalu dibiarkan 20 menit.

Dilakukan kembali pengecekan kondisi kelembaban bibir setelah pemakaian lip

balm. Pengukuran kelembaban bibir dilakukan setiap minggu selama empat

minggu dengan pemakaian secara rutin pagi dan malam hari.

3.7.3 Uji kesukaan (Hedonic Test) sediaan

Uji kesukaan dilakukan secara visual terhadap 30 orang panelis. Setiap

panelis diminta untuk mengoleskan formula sediaan yang dibuat pada bibir

panelis. Kemudian, panelis memilih formula yang paling disukai. Panelis

menuliskan 1 bila sangat tidak suka, 2 bila tidak suka, 3 bila netral, 4 bila suka

dan 5 bila sangat suka. Parameter pengamatan pada uji kesukaan adalah

kemudahan pengolesan, aroma, homogenitas dan kelembaban yang dirasakan

pada bibir. Kemudian dihitung persentase kesukaan terhadap masing – masing

sediaan (SNI, 2006).

3.8 Analisis Data

Data hasil penelitian dianalisis menggunakan program SPSS (Statistical

Product and Service Solution). Langkah pertama data dianalis dengan

menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov untuk menentukan homogenitas dan

normalitasnya. Kemudian jika data normal, dilanjutkan dengan dianalisis

menggunakan metode One Way Anova untuk menentukan perbedaan rata-rata

diantara kelompok. Jika terdapat perbedaan, dilanjutkan dengan uji Post Hoc

Tukey HSD untuk melihat perbedaannya antar perlakuan. Sedangkan jika data

tidak normal, dilanjutkan dengan dianalisis menggunakan metode Kruskal Wallis

untuk menentukan perbedaan rata-rata diantara kelompok. Jika terdapat

23
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
perbedaan, dilanjutkan dengan uji Post Mann-Whitney untuk melihat

perbedaannya antar perlakuan.

24
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Formulasi Sediaan

Sediaan lip balm yang dihasilkan memiliki tekstur yang baik. Perbedaan
perbandingan konsentrasi lip balm minyak extra virgin olive oil dari konsentrasi
0%, 5%, 10%, 15%, dan 20% menghasilkan perbedaan kelembaban. Lip balm
pada formula 20% memiliki tingkat melembabkan yang lebih tinggi dibandingkan
dengan konsentrasi 0% (blanko), 5%, 10%, dan 15%.

4.2 Hasil Pemeriksaan Mutu Fisik Sediaan

4.2.1 Hasil Pemeriksaan Homogenitas Sediaan

Hasil uji homogenitas dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini.

Tabel 4.1 Data pengamatan homogenitas sediaan lip balm yang


mengandung minyak extra virgin olive oil
Lama Pengamatan (hari)
Pengamatan Sediaan
0 7 14 21 28
F0 H H H H H
F1 H H H H H
Homogenitas
F2 H H H H H
Sediaan
F3 H H H H H
F4 H H H H H
F0 H H H H H
F1 H H H H H
Homogenitas
F2 H H H H H
Polesan
F3 H H H H H
F4 H H H H H
F0 H H H H H
F1 H H H H H
Dispersi Warna F2 H H H H H
F3 H H H H H
F4 H H H H H
Keterangan:
F0 : blanko
F1 : Minyak extra virgin olive oil 5 %
F2 : Minyak extra virgin olive oil 10 %
F3 : Minyak extra virgin olive oil 15 %
F4 : Minyak extra virgin olive oil 20 %
H : Homogen

25
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Hasil pemeriksaan homogenitas menunjukkan bahwa sediaan lip balm

yang dihasilkan mempunyai susunan yang homogen. Hal ini ditandai dengan tidak

adanya butir-butir kasar pada saat sediaan dioleskan pada kaca transparan (Ditjen

POM, 1979).

4.2.2 Hasil Pengamatan Titik Leleh Sediaan

Hasil titik leleh sediaan lip balm yang dihasilkan dapat dilihat pada Tabel

4.2 berikut ini:

Tabel 4.2 Data pengamatan titik leleh sediaan lip balm yang mengandung minyak
extra virgin olive oil
Sediaan Titik leleh (oC)
F0 60
F1 60
F2 60
F3 60
F4 60
Keterangan:
F0 : Blanko
F1 : Minyak extra virgin olive oil 5 %
F2 : Minyak extra virgin olive oil 10 %
F3 : Minyak extra virgin olive oil 15 %
F4 : Minyak extra virgin olive oil 20 %

Hasil pemeriksaan titik leleh lip balm menunjukkan bahwa sediaan lip

balm mengandung minyak extra virgin olive oil yaitu 60°C. Titik leleh lip balm

yaitu 50-70°C (Ratih dkk., 2014). Hal ini menunjukkan bahwa sediaan lip balm

mengandung minyak extra virgin olive oil telah memenuhi persyaratan titik leleh..

Titik leleh lip balm yang ideal sesungguhnya diatur hingga suhu yang

mendekati suhu bibir, bervariasi antara 36-38°C. Tetapi karena harus

memperhatikan faktor ketahanan terhadap suhu cuaca sekelilingnya, terutama

suhu daerah tropis, titik leleh lip balm dibuat lebih tinggi, yaitu berkisar 55-75°C

agar tidak meleleh apabila disimpan pada suhu ruang dan mempertahankan

26
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
bentuknya selama proses distribusi, penyimpanan dan pemakaian (Fernandes,

dkk., 2013).

4.2.3 Hasil Uji Stabilitas Sediaan

Hasil uji stabilitas sediaan lip balm yang dihasilkan menunjukkan bahwa

seluruh sediaan tetap stabil dalam penyimpanan pada suhu kamar selama 12

minggu pengamatan. Parameter yang diamati pada uji stabilitas sediaan adalah

perubahan bentuk, warna dan bau sediaan. Berdasarkan hasil pengamatan

bentuk, didapat bahwa memiliki bentuk dan konsistensi yang baik, yakni tidak

meleleh pada suhu kamar. Begitu juga dengan warna dan bau sediaan tidak

mengalami perubahan selama penyimpanan. Hasil uji stabilitas lip balm dapat

dilihat pada Tabel 4.3 berikut ini :

Tabel 4.3 Data pengamatan uji stabilitas sediaan lip balm yang mengandung
minyak extra virgin olive oil
Pengamatan Sediaan Lama Pengamatan (hari)
0 7 14 21 28
F0 - - - - -
F1 - - - - -
Bentuk F2 - - - - -
F3 - - - - -
F4 - - - - -
F0 - - - - -
F1 - - - - -
Warna F2 - - - - -
F3 - - - - -
F4 - - - - -
F0 - - - - -
F1 - - - - -
Bau F2 - - - - -
F3 - - - - -
F4 - - - - -
Keterangan :
F0 : blanko - : Tidak terjadi perubahan
F1 : Minyak extra virgin olive oil 5 % + : Terjadi perubahan
F2 : Minyak extra virgin olive oil 10 %
F3 : Minyak extra virgin olive oil 15 %
F4 : Minyak extra virgin olive oil 20 %

27
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4.3 Hasil Uji Iritasi , Uji Kekuatan, Uji Efektivitas dan Uji Kesukaan Sediaan
4.3.1 Uji iritasi

Berdasarkan hasil uji iritasi yang dilakukan terhadap 10 panelis dengan

cara mengoleskan sediaan lip balm F4 pada kulit lengan lapisan bawah dalam

selama 2 hari menunjukkan bahwa semua panelis tidak menunjukkan reaksi iritasi

yaitu eritema, papula atau vesikula. Dari hasil uji iritasi tersebut dapat

disimpulkan bahwa sediaan lip balm yang dibuat aman digunakan (Tranggono dan

Latifah, 2007).

Hasil uji iritasi dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut ini:

Tabel 4.4 Data hasil uji iritasi sediaan lip balm yang mengandung minyak
extra virgin olive oil
Panelis
Reaksi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Eritema - - - - - - - - - -
Eritema dan papula - - - - - - - - - -
Eritema, papula dan vesikula - - - - - - - - - -
Edema dan vesikula - - - - - - - - - -
Keterangan:
1. Tidak ada reaksi -
2. Eritema +
3. Eritema dan papula ++
4. Eritema, papula dan vesikula +++
5. Edema dan vesikula ++++

4.3.2 Uji Kekuatan

Hasil pemeriksaan kekuatan lip balm dapat di lihat pada Tabel 4.5. Uji

kekuatan berhubungan dengan ketahanan lip balm terhadap tekanan atau benturan,

sehingga bentuknya tetap sama selama proses distribusi, penyimpanan, dan

penggunaan. Kekuatan yang rendah menyebabkan lip balm menjadi mudah patah,

tidak dapat mempertahankan bentuknya sehingga sulit diaplikasikan pada bibir,

sedangkan apabila.

28
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 4.5 Data Pemeriksaan Kekuatan lip balm yang mengandung minyak
extra virgin olive oil
Penambahan berat Penambahan berat (g) +
Sediaan Berat alat (g)
(g) Alat
Pembanding 80 7,3 87,3
F0 150 7,3 157,3
F1 150 7,3 157,3
F2 150 7,3 157,3
F3 150 7,3 157,3
F4 150 7,3 157,3
Keterangan:
F0 : blanko
F1 : Minyak extra virgin olive oil 5 %
F2 : Minyak extra virgin olive oil 10 %
F3 : Minyak extra virgin olive oil 15 %
F4 : Minyak extra virgin olive oil 20 %

Uji kekuatan berhubungan dengan ketahanan lip balm terhadap tekanan

atau benturan, sehingga bentuknya tetap sama selama proses distribusi,

penyimpanan, dan penggunaan. Kekuatan yang rendah menyebabkan lip balm

menjadi mudah patah, tidak dapat mempertahankan bentuknya sehingga sulit

diaplikasikan pada bibir, sedangkan apabila lip balm terlalu keras, maka minyak

akan sulit keluar dari sediaan lip balm.

Tidak ada persyaratan mutlak harga kekerasan lip balm yang baik, maka

pada penelitian ini digunakan lip balm pembanding yang sudah beredar dipasaran

(merk M). Kekuatan lip balm merk M saat diuji adalah 80 gram. Kekuatan lip

balm yang menggunakan minyak extra virgin olive oil disajikan pada Tabel 4.6

Berdasarkan hasil pemeriksaan kekuatan lip balm diketahui bahwa sediaan

lip balm tidak patah hingga penambahan beban 150 gram dalam rentang waktu 30

detik.

29
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4.3.3 Hasil Uji Efektivitas Sediaan

Data hasil pengukuran kelembapan bibir panelis dapat dilihat pada Tabel

4.6 berikut ini.

Tabel 4.6 Data hasil uji efektivitas sediaan terhadap kelembapan bibir
Kondisi Waktu perawatan (minggu) % Kadar
Formula Panelis
Awal 1 2 3 4 kelembapan
1 32 32 33 33 34 6,25%
F0 2 30 30 31 32 33 10,00%
3 31 32 33 33 34 9,67%
Rata-rata 31,00 31,33 32,33 32,66 33,66 8,58%
4 29 30 31 32 33 13,79%
F1 5 28 29 30 31 32 14,28%
6 30 30 31 32 34 13,33%
Rata-rata 29,00 29,66 30,66 31,66 33,00 13,79%
7 31 32 33 34 35 12,90%
F2 8 30 31 33 35 36 20,00%
9 29 30 32 34 36 24,13%
Rata-rata 30,00 31,00 32,66 34,33 35,66 18,86%
10 30 31 32 33 34 13,33%
F3 11 31 32 33 35 37 19,35%
12 31 33 35 37 39 25,80%
Rata-rata 30,66 32,00 33,33 35,00 36,66 19,56%
13 28 30 32 34 36 28,57%
F4 14 29 31 33 35 37 27,58%
15 30 32 34 36 38 26,66%
Rata-rata 29,00 31,00 33,00 35,00 37,00 27,58%
Keterangan: Dehidrasi 0-29 ; Normal 30-50 ; Hidrasi 51-100
F0 : blanko
F1 : Minyak extra virgin olive oil 5 %
F2 : Minyak extra virgin olive oil 10 %
F3 : Minyak extra virgin olive oil 15 %
F4 : Minyak extra virgin olive oil 20 %

Pengujian efektivitas sediaan dilakukan terhadap 15 orang panelis.

Pengujian dilakukan dengan membandingkan kelembapan bibir panelis sebelum

dan sesudah pemakaian sediaan. Seluruh penelis diukur terlebih dahulu kondisi

kelembapan bibir awal sebelum pemakaian sediaan dengan menggunakan alat

moisture checker. Kemudian, dilakukan pengukuran kelembapan bibir kembali

30
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
sesudah pemakaian sediaan setiap satu kali seminggu selama 4 minggu. Data yang

diperoleh dianalisis menggunakan program statistik SPSS versi 17 dengan metode

Kruskal Wallis. Selanjutnya, dilakukan analisis dengan metode Mann-Whitney

untuk melihat pengaruh formula terhadap kelembapan bibir selama empat minggu

perawatan.

Data pada Tabel 4.6 menunjukkan bahwa selama empat minggu

pemberian sediaan lip balm setiap hari pada pagi dan malam hari secara rutin,

kelembaban bibir panelis mengalami peningkatan, dimana peningkatan tertinggi

terdapat pada formula 4 dengan persen pemulihan sebesar 27,58%.

Data selanjutnya dianalisis dengan menggunakan program SPSS versi 17,

dimana hasil analisis data menunjukkan bahwa data data tidak normal (Sig. 0,00).

Selanjutnya, data dianalisis menggunakan uji non parametrik Kruskal Wallis

untuk mengetahui efektivitas sediaan lip balm terhadap pengaruh perbedaan

signifikan kelembapan bibir panelis pada minggu ke-1, 2, 3 dan 4, dimana

diperoleh yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan kelembapan

bibir panelis pada minggu ke-2, 3 dan 4 setelah pemakaian sediaan. Untuk

mengetahui perbedaan tiap formula dalam memberikan pengaruh peningkatan

kelembaban bibir, maka dilakukan uji Mann-Whitney. Dari hasil uji Mann-

Whitney dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan peningkatan kelembaban

bibir yang signifikan antara F0 dengan F1, F2, F3 dan F4, F1 dengan F2, F3, dan

F4, F2 dengan F3 dan F4, dan F3 dengan F4 (nilai p < 0,05). Grafik pengaruh

pemakaian lip balm yang mengandung minyak extra virgin olive oil terhadap

kelembaban bibir panelis selama empat minggu perlakuan dapat dilihat pada

Gambar 4.1 berikut ini.

31
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
40

35

30

25
kelembapan

F0
20
F1
F2
F3
15 F4

10

0
0 (kondisi 1 2 3 4
awal)
minggu (waktu)

Gambar 4.1 Kelembaban bibir panelis selama 4 minggu perawatan


F0 : blanko
F1 : Minyak extra virgin olive oil 5 %
F2 : Minyak extra virgin olive oil 10 %
F3 : Minyak extra virgin olive oil 15 %
F4 : Minyak extra virgin olive oil 20 %

32
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4.3.4 Hasil Uji Kesukaan Sediaan

Hasil uji kesukaan dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut ini.:

Tabel 4.7 Data nilai uji kesukaan (Hedonic Test)


Sediaan
Panelis
F1 F2 F3 F4
1 4 4 4 3
2 4 5 4 3
3 5 5 4 4
4 4 4 4 5
5 4 4 5 4
6 4 4 3 4
7 4 5 3 4
8 4 5 4 3
9 4 5 3 5
10 3 4 4 5
11 4 4 3 4
12 4 4 3 4
13 3 3 3 4
14 3 3 4 4
15 2 4 5 3
16 3 3 3 3
17 4 3 5 2
18 4 3 3 5
19 4 5 4 3
20 3 2 3 4
21 3 2 5 4
22 4 3 3 4
23 3 4 3 4
24 3 4 4 3
25 4 2 5 5
26 4 4 3 3
27 2 2 4 3
28 2 4 3 4
29 3 4 3 4
30 2 2 3 4
Total 104 110 110 114
Keterangan: Nilai kesukaan :
F1 : Minyak extra virgin olive oil 5 % 1 : Sangat tidak suka
F2 : Minyak extra virgin olive oil 10 % 2 : Tidak suka
F3 : Minyak extra virgin olive oil 15 % 3 : Netral
F4 : Minyak extra virgin olive oil 20 % 4 : Suka
5 : Sangat suka

33
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Data yang diperoleh dari lembar penilaian (kuesioner) ditabulasi dan

ditentukan nilai kesukaannya untuk setiap sediaan dengan mencari hasil rerata

pada setiap panelis pada tingkat kepercayaan 95%. Dari hasil perhitungan

didapatkan interval nilai kesukaan untuk setiap sediaan, yaitu:

- Sediaan F1 memiliki interval nilai kesukaan 3,13 - 3,67. Untuk penilaian akhir

kesukaan diambil nilai terkecil yaitu 3,13 dan dibulatkan menjadi 3 (netral).

- Sediaan F2 smemiliki interval nilai kesukaan 3,26 - 3,94. Untuk penilaian akhir

kesukaan diambil nilai terkecil yaitu 3,26 dan dibulatkan menjadi 3 (netral).

- Sediaan F3 memiliki interval nilai kesukaan 3,34 - 3,86. Untuk penilaian akhir

kesukaan diambil nilai terkecil yaitu 3,34 dan dibulatkan menjadi 3 (netral).

- Sediaan F4 memiliki interval nilai kesukaan 3,54 - 4,08. Untuk penilaian akhir

kesukaan diambil nilai terkecil yaitu 3,54 dan dibulatkan menjadi 4 (suka).

Berdasarkan nilai kesukaan untuk setiap sediaan, sediaan yang paling

disukai adalah sediaan lip balm F4.

34
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan

bahwa:

a. Minyak extra virgin olive oil dapat diformulasikan ke dalam bentuk

sediaan lip balm dan mempunyai susunan yang homogen, titik leleh yang

baik (60ºC), tidak mengiritasi dan stabil dalam penyimpanan.

b. Perbedaan konsentrasi minyak extra virgin olive dalam sediaan lip balm

memberikan efektifitas sebagai pelembab bibir yang berbeda. Semakin

tinggi konsentrasi minyak extra virgin olive oil semakin tinggi efektifitas

kelembabannya. Konsentrasi yang paling optimal adalah 20% (F4).

c. Penggunaan sediaan lip balm menunjukkan efektivitas kelembaban yang

meningkat selama empat minggu dan menunjukkan perubahan kondisi

kulit bibir menjadi lebih baik dengan meningkatnya kelembaban pada

kulit bibir (persen pemulihan 27,58%).

5.2 Saran

Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk dapat membuat formulasi

sediaan lip balm minyak extra virgin olive oil dengan menggunakan basis selain

cera alba dan carnauba wax seperti ozokerite wax dan dilakukan pengembangan

formulasi sediaan dengan penambahan parfum agar lebih baik.

35
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR PUSTAKA

Agata. 2012. Prediksi Komposisi Glyseryl Monostearate Dan Cetyl Alcohol


Sebagai Emulsifying Agent Menggunakan Aplikasi Desain Faktorial
Dalam Sediaan Lip Balm Dengan Pewarna Ekstrak Buah Naga Merah
(Hylocereus polyrhizus Web). Skripsi. Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma. Yogyakarta. Halaman 55.
Association of Official Analytical Chemist. 1984. Official Methods of Analytical
Chemist 14 ed. Virginia: AOAC Inc Arlington. Halaman 215.
Azwanida, N.N., Normasarah., dan Afandi, A. 2014. Utilization and Evaluation of
Betalain Pigmen from Red Dragon Fruit (Hylocereus polyrhizus) as a
Natural Colorant for Lipstick. Jurnal Teknologi. 69(6): 139-142.
Balsam, M.S., dan Sagarin, E. 1972. Cosmetic science and technology volume I.
Edisi Kedua. London: John Wiley and Sons. Halaman 63.
Balsam, M.S., dan Sagarin, E. 2008. Cosmetics science and technology. Second
Edition. USA: Wiley Interscience Publication. Halaman 209.
Barel, A.O., Paye, M., dan Maibach, H.I. 2001. Handbook of Cosmetic Science
and Technology. New York: Marcel Dekker Inc. Halaman 485-486.
Butler, H. 2000. Pouchers perfumes, cosmetics and soaps. Tenth Edition.
Netherlands: Kluwer Academic Publishers. Halaman 210.
Denavarre, M.G. 1975. The chemistry and manufacture of cosmetics. Edisi Kedua.
Florida: Continental Press. Halaman 119.
Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta: Depkes RI. Halaman
506.
Ditjen POM. 1985. Formularium kosmetika Indonesia. Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia. Halaman 82-105.
Ditjen POM. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia. Halaman 33.
Fernandes, R.A., Michelli, F.D., Claudineia, A.P.O., Telma, M.K., Andre, R.B.,
Maria, V.R.V. 2013. Stability evaluation of organic lip balm.
Pharmaceutical Sciences. 49(2): 2-3.
Hutami, R.A.P., Joshita, D., dan Abdul, M. 2014. Pemanfaatan ekstrak kelopak
bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L.) sebagai pewarna dan antioksidan
alami dalam formulasi lipsik dan sediaan oles bibir. Universitas
Indonesia. Halaman 12.
Jacobsen, P.L. 2011. The little lip book. USA: Carma Laboratories Incorporated.
Halaman 27.
Kadu, M., Suruchi, V., dan Sonia, S. 2014. Review on natural lip balm.
International Journal of Research in Cosmetic Science. 1-2.
Kwunsiriwong, S. 2016. The Study on the Development and Processing Transfer
of Lip Balm Products from Virgin Coconut Oil: A Case Study. Official
Conference Proceedings of The Asian Conference on Sustainability,
Energy & the Environment 2016. Thailand: The International Academic
Forum. Halaman 1-2.Muliyawan D., dan Suriana, N. 2013. A - z tentang
kosmetik. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Halaman 39, 134, 146-
148.
Orey, C. 2008. Khasiat Minyak Zaitun Resep Umur Panjang Ala Meditreania.
Jakarta: PT. Mizan Publika. Halaman 20-21.

36
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Ratih, H., Titta, H., dan Ratna, C. P. 2014. Formulasi lip balm minyak bunga
kenanga (Cananga Oil) sebagai emolien. Prosiding Simposium Penelitian.
Yogyakarta: Leutika Prio.
Rawlins, E.A. 2003. Bentley’s textbook of pharmaceutics. 18th edition. London:
Bailierre Tindall. Halaman 355.
Rowe, R.C., Paul, J.S., dan Marian E.Q. 2009. Handbook of pharmaceutical
excipients. Edisi keenam. London: Pharmaceutical Press. Halaman 75,
121, 155, 283, 378, 441, 596, 780.
Standar Nasional Indonesia 3945. 2016. Petunjuk Pengujian Organoleptik.
Jakarta: Badan Standarisasi Nasional. Halaman 6.
Sulastomo, E. 2013. Kulit cantik dan sehat. Mengenal dan merawat kulit. Jakarta:
Kompas. Halaman 98, 101.
Tranggono, R.I.S., dan Latifah, F. 2007. Buku pegangan ilmu pengetahuan
kosmetik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Halaman 7-8, 93-96.
Vishwakarma, B., Dwivedi, S., Dubey, K., dan Joshi, H. 2011. Formulation and
Evaluation of Herbal Lipstick. International Journal of Drug Discovery &
Herbal Research. 1(1): 18-19.
Wasitaatmadja, S.M. 1997. Penuntun ilmu kosmetik medik. Jakarta: Universitas
Indonesia Press. Halaman 58.
Warner, R.R., dan Boissy, Y.L. (2000). Effect of moisturizing product on the
structure of lipid in the outer stratum corneum of human. Dry skin and
moisturizer, chemistry and function. In : Loden, M., Maibach, H.I. CRC
Press: Boca Raton, London, New York, Washington, DC. Halaman 56.

37
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 1. Gambar sertifikat

38
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 2. Gambar Alat dan Bahan

1. Alat

Alat uji titik leleh Moisture Checker

Cetakan
Alat uji kekuatan

Alat uji pH Cawan penguap

39
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 2. (Lanjutan)

2. Bahan
3.

Oleum Cacao Carnauba Wax Cera alba

Gliserin Nipagin BHT

Extra Virgin Olive


oil

40
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 3. Bagan pembuatan sediaan lip balm menggunakan minyak extra
virgin olive oil dengan basis kombinasi cera alba dan carnauba wax

Canauba wax Cera alba Oleum cacao

Ditimbang Ditimbang Ditimbang


Dimasukkan dalam Dimasukkan dalam Dimasukkan dalam
cawan penguap cawan penguap cawan penguap
Dilelehkan di atas Dilelehkan di atas Dilelehkan di atas
penangas air penangas air sambil penangas air sambil
sambil diaduk diaduk sampai diaduk sampai
sampai meleleh meleleh sempurna meleleh sempurna
sempurna
Lelehan Lelehan Cera Lelehan
Canauba wax alba Oleum Cacao

Basis
Dicampurkan nipagin,
gliserin dan minyak extra
virgin olive oil
Ditambahkan BHT
Dicetak, didiamkan hingga mengeras
pada suhu ruang
Dimasukkan dalam wadah

Lip balm minyak extra


virgin olive oil

41
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 4. Perhitungan modifikasi formula sediaan lip balm menggunakan
minyak extra virgin olive oil dengan basis kombinasi cera
alba dan carnauba wax

Formula 0 yaitu sediaan tanpa minyak extra virgin olive oil

5
- Gliserin = x 100 g = 5 g
100

8
- Cera alba = x 100g = 8 g
100

0,2
- Nipagin = x 100g = 0,2 g
100

0,05
- BHT = x 100g = 0,05 g
100

10
- Carnauba wax = x 100g = 10 g
100

- Oleum cacao ad 100 = 100- (5+8+0,2+0,05+10) g = 76,75 g

Formula 1 yaitu sediaan menggunakan minyak extra virgin olive oil 5 %

5
- Gliserin = x 100g = 5 g
100

8
- Cera alba = x 100g = 8 g
100

0,2
- Nipagin = x 100g = 0,2 g
100

0,05
- BHT = x 100g = 0,05 g
100

10
- Carnauba wax = x 100g =10 g
100

5
- Minyak extra virgin olive oil = x 100 g = 5 g
100

- Oleum cacao ad 100 = 100- (5+8+0,2+0,05+10+5) g = 71,75

42
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 4. (lanjutan)

Formula 2 yaitu sediaan menggunakan minyak extra virgin olive oil 10%
5
- Gliserin = 100 x 100g = 5 g

8
- Cera alba = 100 x 100g = 8 g

0,2
- Nipagin = 100 x 100g = 0,2g

0,05
- BHT = x 100g = 0,05 g
100

10
- Carnauba wax = 100 x 100g = 10 g

10
- Minyak extra virgin olive oil = x 100g = 10 g
100

- Oleum cacao ad 100 = 100 - (5+8+0,2+ 0,5+10+10)g = 66,75 g

Formula 3 yaitu sediaan menggunakan minyak extra virgin olive oil 15%
5
- Gliserin = 100 x 100g = 5 g

8
- Cera alba = 100 x 100g = 8 g

0,2
- Nipagin = 100 x 100g = 0,2 g

0,05
- BHT = x 100g = 0,5 g
100

10
- Carnauba wax = 100 x 100g = 10 g

15
- minyak extra virgin olive oil = 100 x 100g = 15 g

43
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 4. (lanjutan)

- Oleum cacao ad 100 = 100- (5+8+0,2+0,05+10+15) g = 61,75g

Formula 4 yaitu sediaan dengan menggunakan minyak extra virgin olive oil 20%
5
- Gliserin = 100 x 100g = 5 g

8
- Cera alba = 100 x 100g = 8 g

0,2
- Nipagin = 100 x 100g = 0,2 g

0,05
- BHT = x 100g = 0,05 g
100

10
- Carnauba wax = 100 x 100g =10g

20
- Minyak extra virgin olive oil = 100 x 100g = 20g

- Oleum caco ad 100 = 100- (5+8 +0,2+0,05 +10+20)g = 56,75 g

44
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 5. Gambar sediaan lip balm

F2 F3 F4
F0 F1

Keterangan:
F0 : Sediaan lip balm tanpa Minyak extra virgin olive oil (blanko)
F1 : Sediaan lip balm dengan konsentrasi Minyak extra virgin olive oil 5 %
F2 : Sediaan lip balm dengan konsentrasi Minyak extra virgin olive oil 10 %
F3 : Sediaan lip balm dengan konsentrasi Minyak extra virgin olive oil 15 %
F4 : Sediaan lip balm dengan konsentrasi Minyak extra virgin olive oil 20 %

45
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 6. Gambar hasil uji homogenitas

F0 F1 F2 F3 F4

Keterangan:
F0 : Sediaan lip balm tanpa Minyak extra virgin olive oil (blanko)
F1 : Sediaan lip balm dengan konsentrasi Minyak extra virgin olive oil 5 %
F2 : Sediaan lip balm dengan konsentrasi Minyak extra virgin olive oil 10 %
F3 : Sediaan lip balm dengan konsentrasi Minyak extra virgin olive oil 15 %
F4 : Sediaan lip balm dengan konsentrasi Minyak extra virgin olive oil 20 %

46
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 7. Surat Ethical Cleareance

47
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 8. Contoh Surat Pernyataan Sukarelawan

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI SUKARELAWAN PENELITIAN

(Informed Consent)

Saya yang bertandatangan di bawah ini,

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Alamat :

No.Telp/HP :

Telah mendapat penjelasan dari peneliti (Hannisa Primastuti) secara jelas

tentang penelitian “Formulasi dan Evaluasi Sediaan Lip Balm Berbentuk Stick

yang Mengandung Minyak Extra Virgin Olive Oil dengan Basis Kombinasi Cera

Alba dan Carnauba Wax” maka dengan ini saya secara sukarela dan tanpa

paksaan menyatakan bersedia untuk diikutsertakan dalam penelitian tersebut.

Demikian surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Medan, Agustus 2019

Sukarelawan

48
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 9. Uji Efektivitas Sediaan Lip Balm
1. Formula F0

Sebelum

Minggu I

Minggu II

Minggu III

Minggu IV

49
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 9. (Lanjutan)
2. Formula F1

Sebelum

Minggu I

Minggu II

Minggu III

Minggu IV

50
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 9. (Lanjutan)
3. Formula F2

Sebelum

Minggu I

Minggu II

Minggu III

Minggu IV

51
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 9. (Lanjutan)
4. Formula F3

Sebelum

Minggu I

Minggu II

Minggu III

Minggu VI

52
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 9. (Lanjutan)
5. Formula F4

Sebelum

Minggu I

Minggu II

Minggu III

Minggu IV

53
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 10. Perbedaan bibir menggunakan lip balm dan tidak menggunakan lip
balm

F0 (Sediaan lip balm tanpa minyak extra virgin olive oil)

Kondisi Awal Pemakaian Lip Balm Minggu IV

(Kondisi kulit bibir panelis kering, (Kondisi kulit bibir panelis mengalami
tekstur bibir terlihat kasar, dan peningkatan kelembaban ditandai dengan
banyak terdapat garis-garis pada tekstur bibir lebih halus dan garis-garis
kulit bibir) pada kulit bibir berkurang)

F1 (Sediaan lip balm minyak extra virgin olive oil konsentrasi 5%)

Kondisi Awal Pemakaian Lip Balm Minggu IV

(Kondisi kulit bibir panelis kering, (Kondisi kulit bibir panelis mengalami
tekstur bibir terlihat kasar, dan peningkatan kelembaban ditandai
banyak terdapat garis-garis pada dengan tekstur bibir lebih halus dan
kulit bibir) garis-garis pada kulit bibir berkurang)

54
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 10. (Lanjutan)

F2 (Sediaan lip balm minyak extra virgin olive oil konsentrasi 10%)

Kondisi Awal Pemakaian Lip Balm Minggu IV

(Kondisi kulit bibir panelis kering, (Kondisi kulit bibir panelis mengalami
tekstur bibir terlihat kasar, dan peningkatan kelembaban ditandai dengan
banyak terdapat garis-garis pada tekstur bibir lebih halus dan garis-garis
kulit bibir) pada kulit bibir berkurang)

F3 (Sediaan lip balm minyak extra virgin olive oil konsentrasi 15%)

Kondisi Awal Pemakaian Lip Balm Minggu IV

(Kondisi kulit bibir panelis kering, (Kondisi kulit bibir panelis mengalami
tekstur bibir terlihat kasar, dan peningkatan kelembaban ditandai
banyak terdapat garis-garis pada dengan tekstur bibir lebih halus dan
kulit bibir) garis-garis pada kulit bibir berkurang)

55
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 10. (Lanjutan)

F4 (Sediaan lip balm minyak extra virgin olive oil konsentrasi 20%)

Kondisi Awal Pemakaian Lip Balm Minggu IV

(Kondisi kulit bibir panelis kering, (Kondisi kulit bibir panelis mengalami
tekstur bibir terlihat kasar, dan peningkatan kelembaban ditandai
banyak terdapat garis-garis pada dengan tekstur bibir lebih halus dan
kulit bibir) garis-garis pada kulit bibir berkurang)

56
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 11. Perhitungan Persen Pemulihan

-F0

34−32
1. x 100% = 6,25%
32

33−30
2. x 100% = 10%
30

34−31
3. x 100% = 9,67%
31

33,66−31,00
Rata-rata = x 100% = 8,58 %
31,00

- F1
33−29
1. x 100% = 13,79%
29

32−28
2. x 100% = 14,28%
28

34−30
3. x 100% = 13,33%
30

33,00−29,00
Rata-rata = x 100% = 13,79 %
29,00

- F2
35−31
1. x 100% = 12,90%
31

36−30
2. x 100% = 20%
30

36−29
3. x 100% = 24,13%
29

35,66−30,00
Rata-rata = x 100% = 18,86 %
31,33

- F3
34−30
1. x 100% = 13,33%
30

37−31
2. x 100% = 19,35%
31

57
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 10. (Lanjutan)
39−31
3. x 100% = 25,80%
31
36,66−30,66
Rata-rata = x 100% = 19,56%
30,66

- F4
36−28
1. x 100% = 28,57%
28

37−29
2. x 100% = 27,58%
29

38−30
3. x 100% = 26,66%
30

37,00−29,00
Rata-rata = x 100% = 27,58%
29,00

58
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 12. Data hasil uji statistik
1. Uji Normalitas

2. Uji Kruskal Walis

59
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 12. (lanjutan)
3. Uji Mann Whitney
- F0 dengan F1
Test Statisticsb

Sebelum Minggu1 Minggu2 Minggu3 Minggu4

Mann-Whitney U .500 1.000 1.000 1.000 2.500

Wilcoxon W 6.500 7.000 7.000 7.000 8.500

Z -1.771 -1.650 -1.650 -1.650 -.943

Asymp. Sig. (2-tailed) .077 .099 .099 .099 .346

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .100a .200a .200a .200a .400a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Formula

- F0 dengan F2
Test Statisticsb

Sebelum Minggu1 Minggu2 Minggu3 Minggu4

Mann-Whitney U 2.000 3.500 4.000 .000 .000

Wilcoxon W 8.000 9.500 10.000 6.000 6.000

Z -1.124 -.471 -.258 -2.023 -2.023

Asymp. Sig. (2-tailed) .261 .637 .796 .043 .043

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .400a .700a 1.000a .100a .100a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Formula

- F0 dengan F3
Test Statisticsb

Sebelum Minggu1 Minggu2 Minggu3 Minggu4

Mann-Whitney U 3.500 3.000 3.000 1.000 1.000

Wilcoxon W 9.500 9.000 9.000 7.000 7.000

Z -.471 -.696 -.696 -1.623 -1.623

Asymp. Sig. (2-tailed) .637 .487 .487 .105 .105

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .700a .700a .700a .200a .200a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Formula

60
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 12. (lanjutan)
- F0 dengan F4
Test Statisticsb

Sebelum Minggu1 Minggu2 Minggu3 Minggu4

Mann-Whitney U .500 3.500 3.000 .000 .000

Wilcoxon W 6.500 9.500 9.000 6.000 6.000

Z -1.771 -.471 -.696 -1.993 -1.993

Asymp. Sig. (2-tailed) .077 .637 .487 .046 .046

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .100a .700a .700a .100a .100a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Formula

- F1 dengan F2
Test Statisticsb

Sebelum Minggu1 Minggu2 Minggu3 Minggu4

Mann-Whitney U 2.000 1.000 .000 .000 .000

Wilcoxon W 8.000 7.000 6.000 6.000 6.000

Z -1.124 -1.623 -2.023 -2.023 -1.993

Asymp. Sig. (2-tailed) .261 .105 .043 .043 .046

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .400a .200a .100a .100a .100a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Formula

- F1 dengan F3
Test Statisticsb

Sebelum Minggu1 Minggu2 Minggu3 Minggu4

Mann-Whitney U .500 .000 .000 .000 .500

Wilcoxon W 6.500 6.000 6.000 6.000 6.500

Z -1.798 -1.993 -1.993 -1.993 -1.771

Asymp. Sig. (2-tailed) .072 .046 .046 .046 .077

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .100a .100a .100a .100a .100a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Formula

61
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 12. (lanjutan)
- F1 dengan F4
Test Statisticsb

Sebelum Minggu1 Minggu2 Minggu3 Minggu4

Mann-Whitney U 4.500 1.000 .000 .000 .000

Wilcoxon W 10.500 7.000 6.000 6.000 6.000

Z .000 -1.623 -1.993 -1.993 -1.964

Asymp. Sig. (2-tailed) 1.000 .105 .046 .046 .050

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] 1.000a .200a .100a .100a .100a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Formula

- F2 dengan F3
Test Statisticsb

Sebelum Minggu1 Minggu2 Minggu3 Minggu4

Mann-Whitney U 2.500 2.000 3.500 3.500 3.000

Wilcoxon W 8.500 8.000 9.500 9.500 9.000

Z -.943 -1.124 -.471 -.449 -.664

Asymp. Sig. (2-tailed) .346 .261 .637 .653 .507

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .400a .400a .700a .700a .700a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Formula

- F2 dengan F4
Test Statisticsb

Sebelum Minggu1 Minggu2 Minggu3 Minggu4

Mann-Whitney U 2.000 4.500 3.500 2.500 1.000

Wilcoxon W 8.000 10.500 9.500 8.500 7.000

Z -1.124 .000 -.471 -.943 -1.623

Asymp. Sig. (2-tailed) .261 1.000 .637 .346 .105

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .400a 1.000a .700a .400a .200a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Formula

62
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 12. (lanjutan)
- F3 dengan F4
Test Statisticsb

Sebelum Minggu1 Minggu2 Minggu3 Minggu4

Mann-Whitney U .500 2.000 4.000 4.500 4.500

Wilcoxon W 6.500 8.000 10.000 10.500 10.500

Z -1.798 -1.124 -.225 .000 .000

Asymp. Sig. (2-tailed) .072 .261 .822 1.000 1.000

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .100a .400a 1.000a 1.000a 1.000a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Formula

63
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 13. Data perhitungan uji kesukaan (hedonic test)

Untuk menghitung nilai kesukaan rerata dari setiap panelis digunakan rumus
sebagai berikut:
P(X̅ - (1,96.S/√n) ≤ µ ≤ (X
̅ + (1,96.S/√n)

P(3,60 - (1,96.0,49/√25) ≤ µ ≤ (3,60 + (1,96.0, 49/√25)


P(3,60 - 0,19) ≤ µ ≤ (3,60 + 0,19)
P(3,41 ≤ µ ≤ 3,79)
Keterangan:
n : banyak panelis
𝑆2 : keragaman nilai kesukaan
1,96 : koefisien standar deviasi pada taraf 95%
X̅ : nilai kesukaan rata-rata
𝑋𝑖 : nilai kesukaan dari panelis ke i, dimana i=1,2,3,...,n s :
simpangan baku nilai kesukaan
- Sediaan 1
∑n
i = Xi
2
- ̅
X =
n
=
4+4+5+4+4+4+4+4+4+3+4+4+3+3+2+3+4+4+4+3+3+4+3+3+4+4+2+2+3+2
30
104
= = 3,4
30
∑n ̅ 2
i (Xi−X )
- S2 =
n
(4−3,4)2 +(4−3,4)2 +(5−3,4)2 +(4−3,4)2 +(4−3,4)²+(4−3,4)²+...+(2−3,4)2
=
30
17,6
=
30
= 0,58
- S = √S 2
S = √0,58
S = 0,76

64
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 13. (lanjutan)

- P(X̅ - (1,96.S/√n) ≤ µ ≤ (X
̅ + (1,96.S/√n)

P(3,4 - (1,96.0,76/√30) ≤ µ ≤ (3,4 + (1,96.0,76/√30)


P(3,4 - 0,27) ≤ µ ≤ (3,4 + 0,27)
P(3,13≤ µ ≤ 3,67)
- Sediaan 2

∑n
i = Xi
2
• X̅ =
n
=
4+5+5+4+4+4+5+5+5+4+4+4+3+3+4+3+3+3+5+2+2+3+4+4+2+4+2+4+4+2
30
110
= = 3,6
30
∑n ̅ 2
i (Xi−X )
• S2 =
n
(4−3,6)2 +(5−3,6)2 +(5−3,6)2 +(4−3,6)2 +(4−3,6)2 ++.…+(2−3,6)2
=
30
28,8
=
30
= 0,96
• S = √S 2
S = √0,96
S = 0,97
• P(X̅ - (1,96.S/√n) ≤ µ ≤ (X
̅ + (1,96.S/√n)

P(3,6 - (1,96.0,97/√30) ≤ µ ≤ (3,6 + (1,96.0,97/√30)


P(3,6 - 0,34) ≤ µ ≤ (3,6 + 0,34)
P(3,26 ≤ µ ≤ 3,94)

65
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 13. (lanjutan)
- Sediaan F3
∑n
i = Xi
2
- ̅X =
n
=
4+4+4+4+5+3+3+4+3+4+3+3+3+4+5+3+5+3+4+3+5+3+3+4+5+3+4+3+3+3
30
110
= = 3,6
30

2
∑n ̅ 2
i (Xi−X )
- S =
n
(4−3,9)2 +(4−3,9)2 +(4−3,9)2 +(4−3,9)2 +(5−3,9)².…+(3−3,9)2
=
30
17,16
=
30
= 0,57
- S = √S 2
S = √0,57
S = 0,75
- P(X̅ - (1,96.S/√n) ≤ µ ≤ (X
̅ + (1,96.S/√n)

P(3,6 - (1,96.0,75/√30) ≤ µ ≤ (3,6 + (1,96.0,75/√30)


P(3,6 - 0,26) ≤ µ ≤ (3,6 + 0,26)
P(3,34 ≤ µ ≤ 3,86)

- Sediaan F4
∑n
i = Xi
2
- ̅X =
n
=
3+3+4+5+4+4+4+3+5+5+4+4+4+4+3+3+2+5+3+4+4+4+4+3+5+3+3+4+4+4
30
114
= = 3,8
30

66
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 13. (lanjutan)
2
∑n ̅ 2
i (Xi−X )
- S =
n
(3−3,8)2 +(3−3,8)2 +(4−3,8)2 +(5−3,8)2 +(4−3,8)2 +.…+(4−3,8)2
=
30
16,8
=
30
= 0,56
- S = √S 2
S = √0,56
S = 0,74
- P(X̅ - (1,96.S/√n) ≤ µ ≤ (X
̅ + (1,96.S/√n)

P(3,8 - (1,96.0,74/√30) ≤ µ ≤ (3,8 + (1,96.0,74/√30)


P(3,8 - 0,26) ≤ µ ≤ (3,8 + 0,26)
P(3,54 ≤ µ ≤ 4,06)

67
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Anda mungkin juga menyukai