Anda di halaman 1dari 10

442P_KAM02_MJB44190068

GEOREFERENCING HASIL FOTO UDARA DENGAN


MEMANFAATKAN APLIKASI ARCMAP 10.4.1

Georeferencing Air Photo Results by Using ArcMap 10.4.1 Software

Michael Jayanto Budiman1)


Rabu
1)
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor, Jl. Raya Dramaga Kampus IPB Dramaga,
Bogor 16680
Email : michaeljayantobudiman@apps.ipb.ac.id

Abstrak: Sistem Informasi Geografis (Geographic Information System/GIS) yang selanjutnya disebut dengan SIG
merupakan sistem informasi berbasis komputer yang digunakan untuk mengolah dan menyimpan data atau
informasi geografis. Aplikasi SIG dapat digunakan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan bumi dan
sumber daya alam. Selain SIG, juga dibutuhkan software yang dapat mengolah data keruangan. Untuk
memudahkan pekerjaan tersebut makan dibutuhkan penggunaan software ArcGIS. Software ini ialah software
yang memiliki referensi geografis sehingga apa yang ada di peta dengan apa yang sedang kita hadapi memiliki
kesamaan koordinat sesuai dengan aslinya, sehingga analisis-analisis yang dibuat tidak meleset. Tujuan dari
praktikum ini untuk membandingkan lokasi titik kontrol tanah pada google earth dan observasi langsung dengan
handheld GPS dengan melakukan proses georeferensi. Peta yang diproses pada praktikum kali ini didapat dari
citra tangkapan pada aplikasi google earth dan foto hasil tangkapan menggunakan drone. Georeferencing adalah
proses input koordinat peta pada citra yang sudah plainemtris seperti sistem koordinat peta hasil digitasi atau
scanning citra. Georeferencing pada ArcGIS berfungsi untuk menentukan referensi spasial data raster. Pada
praktikum Georeferencing ini, dipelajari cara memberi koordinat pada data raster yang berasal dari foto hasil
tangkapan drone. Untuk menentukan koordinat X dan Y pada beberapa titik sebagai ground control point.
Terdapat perbedaan hasil foto tangkapan drone antara sebelum dan sesudah proses georeferencing.
Kata kunci :ArcGIS, georeferencing, ground control point, SIG, WGS 1984

Abstract: Geographic Information System (GIS), hereinafter referred to as GIS, is a computer-based information
system used to process and store geographic data or information. GIS applications can be used to obtain data
related to the earth and natural resources. In addition to GIS, software that can process spatial data is also
needed. To facilitate this work, it is necessary to use ArcGIS software. This software is software that has a
geographical reference so that what is on the map with what we are facing has the same coordinates as the
original, so that the analyzes made do not go wrong. The purpose of this practicum is to compare the location of
ground control points on Google Earth and direct observations with handheld GPS by conducting a
georeferencing process. The map processed in this practicum is obtained from captured images on the Google
Earth application and captured photos using drones. Georeferencing is the process of inputting map coordinates
on a plainemtric image such as a map coordinate system resulting from digitization or image scanning.
Georeferencing in ArcGIS serves to determine the spatial reference of raster data. In this Georeferencing
practicum, you will learn how to coordinate raster data from drone captured photos. To determine the X and Y
coordinates at some point as a ground control point. There is a difference between drone capture photos before
and after the georeferencing process.
Kata kunci: ArcGIS, georeferencing, ground control point, GIS, WGS 1984

PENDAHULUAN
Sistem informasi atau data yang berbasiskan keruangan pada saat ini merupakan salah satu
elemen yang paling penting. Sistem informasi ini melaksanakan dan mendukung berbagai
macam aplikasi pada lingkungan hidup, perencanaan pembangunan, manajemen transportasi,
sumber daya mineral, sosial dan ekonomi, dan pada bidang lainnya. Sistem Informasi
Geografis (Geographic Information System/GIS) yang selanjutnya disebut dengan SIG
442P_KAM02_MJB44190068

merupakan sistem informasi berbasis komputer yang digunakan untuk mengolah dan
menyimpan data atau informasi geografis (Aronoff 1989). Aplikasi SIG dapat digunakan untuk
memperoleh data yang berkaitan dengan bumi dan sumber daya alam. SIG mempunyai
kemampuan untuk menghubungkan berbagai data pada suatu titik tertentu di bumi,
menggabungkannya, menganalisa dan akhirnya memetakan hasilnya. Data yang akan diolah
pada SIG merupakan data spasial yaitu sebuah data yang berorientasi geografis dan merupakan
lokasi yang memiliki sistem koordinat tertentu, sebagai dasar referensinya.
Selain SIG, juga dibutuhkan software yang dapat mengolah data keruangan. Untuk
memudahkan pekerjaan tersebut makan dibutuhkan penggunaan software ArcGIS. Software
ini ialah software yang memiliki referensi geografis sehingga apa yang ada di peta dengan apa
yang sedang kita hadapi memiliki kesamaan koordinat sesuai dengan aslinya, sehingga
analisis-analisis yang dibuat tidak meleset. Salah satu hal yang biasa dilakukan pengguna
ArcGIS ialah membuat sebuah peta lengkap dengan ITP-nya (Informasi Tepi Peta)
menggunakan software ini. Dalam laporan ini akan dibahas terkait proses georeferencing pada
data yang sudah disediakan.

METODOLOGI
Praktikum Aplikasi Sistem Informasi Geografis “Georeferencing” dilakukan pada jam
13.00-16.00 WIB dengan media Zoom. Praktikum kali ini memanfaatkan aplikasi google earth
dan ArcMap. Tujuan dari praktikum ini untuk membandingkan lokasi titik kontrol tanah pada
google earth dan observasi langsung dengan handheld GPS dengan melakukan proses
georeferensi.

Mulai

Persiapkan alat dan bahan

Buka aplikasi ArcMap 10.4.1 dan Google Earth

Gunakan controlling point pada beberapa titik di Google Earth

Tampilkan koordinat model decimal deegree di bagian properties

Catat koordinat di beberapa titik yang telah dibuat di Google Earth

A
442P_KAM02_MJB44190068

Add data pada ArcMap 10.4.1 dengan foto hasil tangkapan drone

Gunakan tools add controlling point dan klik pada tiap titik yang sama
dengan titiik di Google Earth

Klik kanan pada controlling point yang telah dipilih lalu pilih input X
and Y

Masukkan koordinat pada titik controlling point sesuai dengan yang


telah diambil dari Google Earth, lalu klik OK

Klik kanan pada layers di table of contents lalu klik bagian coordinate
system

Cari dan pilih WGS 1984 UTM Zone 48S

Selesai

PEMBAHASAN
Ground Control Point (GCP) atau titik kontrol tanah adalah proses penandaan lokasi dalam
bentuk koordinat di sejumlah titik yang diperlukan untuk kegiatan mengkoreksi data dan
memperbaiki keseluruhan citra yang disebut sebagai proses rektifikasi (Husna et al. 2016).
Titik-titik ini nantinya digunakan untuk mentransformasikan sistem koordinat udara dengan
sistem koordinat tanah suatu objek yang dipetakan. GCP terdiri dari sepasang koordinat X dan
Y, yang terdiri atas koordinat sumber dan koordinat referensi. Tingkat akurasi GCP sangan
tergantung pada jenis GPS yang digunakan dan jumlah contoh GCP terhadap lokasi dan waktu
pengambilan (Darmawan 2008). Fungsi lainnya dari ground control point ini sebagai faktor
penentu ketelitian geometris hasil olah foto, mempermudah proses orientasi relatif antar foto,
mengkoreksi hasil olah foto udara yang berupa ball effect (kesalahan yang mengakibatkan
model 3D akan berbentuk cembung di tengah area yang di ukur), dan. menyatukan hasil olah
data yang terpisah dengan lebih cepat dan lebih efektif (Abidin 2000).
442P_KAM02_MJB44190068

Dalam memahami SIG secara mudah dapat dianalogikan bahwa sistem ini merupakan
integrasi dari sistem digital, informasi, dan geografis. Menurut Prahasta (2002), SIG atau
sistem informasi geografis adalah sistem informasi berbasis komputer yang digunakan untuk
mengumpulkan, memeriksa, mengintegrasikan, dan menganalisa informasi-informasi yang
bereferensi geografis atau data geospasial. Hasil akhir dari proses GIS diwujudkan dalam
peta atau grafik. Ciri – ciri yang selalu dimiliki oleh sebuah SIG yaitu dengan adanya
beberapa subsistem. Subsistem terdiri dari data input, data output, data manajemen, data
manipulasi dan analisis (Demers 2003).
Dalam pengolahan data di dalam sebuah sistem informasi geografis dilakukan empat tahap
yang diawali dengan subsistem data input (Wibowo et al. 2015). Subsistem ini mengumpulkan
dan mempersiapkan data spasial dan data atribut dari berbagai sumber. Setelah itu data
dikonversi ke dalam format yang digunakan oleh SIG. Data ini lalu akan di diolah oleh
subsistem manipulasi dan analisis untuk menghasilkan informasi yang diharapkan. Hasil
olahan data yang diharapkan lalu ditampilkan oleh subsistem data output yang akan
menampilkan atau menghasilkan keluaran seluruh atau sebagian basis data baik dalam bentuk
softcopy maupun bentuk hardcopy seperti tabel, grafik, peta dan lain-lain. Data - data yang
telah ditampilkan lalu diorganisasikan ke dalam sebuah basis data sedemikian rupa sehingga
mudah dibuka dan disunting kembali oleh subsistem data manajemen.
Data – data SIG di di atas permukaan bumi dapat didefinisikan menggunakan pendekatan
sistem koordinat. Pada umumnya, di Indonesia dikenal dua jenis sistem koordinat yaitu sistem
koordinat geografis (Ground Coordinate System, GCS) dan sistem koordiant proyeksi
(Projected Coordinate System, PCS). Ketika kita menggunakan GCS, semua data kita berada
di atas muka bumi yang melengkung (sphere). Jika kita menggunakan data di bidang datar, kita
memerlukan sistem yang berbeda yang disebut PCS. WGS1984 (World Geodetic System 1984)
dan UTM (Universal Transverse Mercator) adalah contoh sistem yang sangat umum dipakai
pada GCS dan PCS.
World Geodetic System 1984 (WGS 1984) dikembangkan oleh Departemen Pertahanan
Amerika Serikat dalam rangka pemetaan untuk kebutuhan militernya. WGS 1984 mengacu
pada bentuk bumi yang berbentuk elipsoid (Kahar 1997). Sistem ini merupakan pengembangan
dari sistem yang lebih lama dan telah dijadikan acuan sebagai datum global. Berbeda dengan
WGS 1984 yang merupakan Ground Coordinate System, UTM merupakan jenis sistem
koordinat proyeksi (PCS). UTM mengacu pada bentuk bumi yang dibuat datar atau planar
melalui proyeksi tertentu. Sistem koordiant ini memproyeksikan bumi dalam bentu tabung.
Sistem koordinat UTM meliputi seluruh wilayah Indonesia dimulai dari UTM 46N/46S –
54N/545S. N menunjukan north atau utara dan S menunjukkan south atau selatan.
Georeferencing adalah proses input koordinat peta pada citra yang sudah plainemtris seperti
sistem koordinat peta hasil digitasi atau scanning citra (Sukojo dan Aini 2018). Georeferencing
pada ArcGIS berfungsi untuk menentukan referensi spasial data raster. Prosedur ini demikian
penting untuk pemodelan data di bidang sistem informasi geografis (SIG) dan lainnya
kartografis metode. Peta yang diproses pada praktikum kali ini didapat dari citra tangkapan
pada aplikasi google earth dan foto hasil tangkapan menggunakan drone. Secara umum
tahapan georeferencing (dengan menggunakan ArcMap) dimulai dengan menambahkan data
raster yang akan ditempatkan pada sistem koordinat dan proyeksi tertentu. Lalu Tambahkan
titik kontrol pada data raster yang dijadikan sebagai titik ikat dan diketahui nilai koordinatnya.
442P_KAM02_MJB44190068

Tahap terakhirnya adalah menyimpan informasi georeferensi jika pengikatan objek ke


georeference sudah dianggap benar.
Pada praktikum georeferencing ini, dipelajari cara memberi koordinat pada data raster yang
berasal dari foto hasil tangkapan drone. Untuk menentukan koordinat X dan Y pada beberapa
titik sebagai ground control point, dibutuhkan bantuan aplikasi google earth seperti tampak
pada Gambar 1. Terdapat perbedaan hasil foto tangkapan drone antara sebelum dan sesudah
proses georeferencing seperti pada Gambar 2 dan Gambar 3. Perbedaan posisi ini terjadi karena
peta hasil georeferencing mengikuti titik koordinat yang telah ditambahkan pada data gambar
tersebut.

Gambar 1 Titik koordinat yang didapat dari google earth

Gambar 2 Foto hasil tangkapan drone sebelum georeferencing


442P_KAM02_MJB44190068

Gambar 3 Foto hasil tangkapan drone setelah georeferencing

SIMPULAN
Georeferencing adalah proses input koordinat peta pada citra yang sudah plainemtris seperti
sistem koordinat peta hasil digitasi atau scanning citra dan penting untuk pemodelan data di
bidang sistem informasi geografis (SIG) dan lainnya kartografis metode. Pada praktikum
georeferencing ini, dipelajari cara memberi koordinat pada data raster yang berasal dari foto
hasil tangkapan drone. Perbedaan posisi ini terjadi karena peta hasil georeferencing mengikuti
titik koordinat yang telah ditambahkan pada data gambar tersebut.

SARAN
Saran pada praktikum ini yaitu kuranggnya memahami materi yang akan di praktikkan
sehingga banyak kesalahan yang terjadi saat praktikum serta alat dan bahan yang di perlukan
seperti infokus jika duduk yang agak jauh kurang mengerti dan kurang jelas.

DAFTAR PUSTAKA
Abidin HZ. 2000. Penentuan Posisi dengan GPS dan Aplikasinya. Jakarta (ID): Pradnya
Pramita.
Aronoff. 1989. Geographic Information System: A Management Perspective. Ottawa (CD):
WDL Publication.
Demers MN. 2003. Fundamental of Geographic Information System, Second Edition. New
Mexico (US): New Mexico State University.
Husna SN, Subiyanto S, Hani’ah. 2016. Penggunaan parameter orientasi eksternal (EO) untuk
optimalisasi digital triangulasi fotogrametri untuk keperluan ortofoto. Jurnal Geodesi
Undip. 5(4): 178 – 187.
Kahar J. 1997. World Geodetic System 1984. Jurnal Surveying and Geodesy. 9(1): 76 – 81.
Prahasta E. 2002. Sistem Informasi Geografis: Konsep-Konsep Dasar Informasi Goegrafis.
Bandung (ID): Informatika Bandung.
442P_KAM02_MJB44190068

Sukojo BM, Aini N. 2018. Analisa perbandingan berdasarkan identifikasi area kebakaran
dengan menggunakan citra landsat-8 dan citra MODIS (Studi kasus: kawasan Gunung
Bromo). Jurnal Geoid. 13(2): 174 - 180.
Wibowo KM, Kanedi I, Jumadi J. 2015. Sistem informasi geografis 9SIG) menentukan lokasi
pertambangan batu bara di Provinsi Bengkulu berbasis website. Jurnal Media Infotama.
11(1): 51 – 59.
442P_KAM02_MJB44190068

LAMPIRAN

Gambar 4 Pencarian titik koordinat di Google Earth

Gambar 5 Pengubahan model koordinat decimal deegrees

Gambar 6 Add data foto hasil tangkapan drone


442P_KAM02_MJB44190068

Gambar 7 Tampilan data yang telah ditambahkan

Gambar 8 Langkah add controling points

Gambar 9 Klik kiri lalu klik kanan, pilih Input X and Y


442P_KAM02_MJB44190068

Gambar 10 Samakan koordinat controlling point di ArcMap 10.4.1 dengan yang ada di
Google Earth

Gambar 10 Hasil georeferencing

Anda mungkin juga menyukai