INFORMASI GEOGRAFIS
(SIL 442)
MODUL PRAKTIKUM
DAFTAR ISI
1
Modul Praktikum: Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIL 442)
PRAKTIKUM 1: PENDAHULUAN
Pada 14 pertemuan praktikum, praktikan akan menggunakan 4 software
pemetaan, diantaranya adalah ArcGIS, MapWindow GIS, Google Earth Pro,
dan Agisoft PhotoScan. Pada praktikum 1, praktikan diharapkan melakukan
instalasi 4 perangkat lunak tersebut.
ArcGIS
Mapwindow GIS
2
Modul Praktikum: Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIL 442)
Agisoft PhotoScan
3
Modul Praktikum: Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIL 442)
PRAKTIKUM 2: GEOREFERENCING
PENDAHULUAN
Sistem informasi atau data yang berbasiskan keruangan pada saat ini
merupakan salah satu elemen yang paling penting, karena berfungsi sebagai
dasar dalam melaksanakan dan mendukung berbagai macam aplikasi. Sebagai
contoh dalam bidang lingkungan hidup, perencanaan pembangunan, tata
ruang, manajemen transportasi, pengairan, sumber daya mineral, sosial dan
ekonomi. Oleh karena itu berbagai macam organisasi dan institusi berupaya
untuk mendapatkan data spasial yang konsisten, tersedia serta mempunyai
aksesibilitas yang baik; terutama yang berkaitan dengan perencanaan ke
depan, data geografis masih dirasakan mahal dan membutuhkan waktu yang
lama untuk memproduksinya (Rajabidfard et al 2000).
Geographic Information Systems (GIS) adalah suatu sistem informasi
yang dirancang untuk bekerja dengan data yang bereferensi spasial atau
berkoordinat geografi atau dengan kata lain suatu GIS adalah suatu sistem
basis data dengan kemampuan khusus untuk menangani data yang bereferensi
keruangan (spasial) bersamaan dengan seperangkat operasi kerja (Prahasta
2004). Praktikum ini bertujuan untuk membandingkan lokasi titik kontrol
tanah pada Google Earth dan observasi langsung dengan handheld GPS
dengan melakukan proses georeferensi.
METODE PRAKTIKUM
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu seperangkat
laptop yang sudah dilengkapi dengan ArcGIS dan Microsoft Excel, GPS, serta
alat tulis. Langkah-langkah praktikum ini yaitu:
1. Pilih folder foto udara yang telah diambil dengan menggunakan drone
4
Modul Praktikum: Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIL 442)
3. Koordinat 4 titik untuk lokasi yang telah ditentukan, lalu masukkan data
koordinat tersebut melalui control point
5
Modul Praktikum: Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIL 442)
5. Pilih folder foto udara drone lalu klik kanan dan pilih properties
6
Modul Praktikum: Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIL 442)
9. Add data untuk gambar geo02 yang gambarnya berasal dari google earth
7
Modul Praktikum: Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIL 442)
11. Pada foto udara drone pun diubah output coordinate systemnya menjadi
WGS_1984_UTM_Zone_48S
12. Ketika satuannya semuanya sudah sama, gambar foto drone dan google
earth digabungkan dalam satu layer
13. Kemudian transparansi pada gambar google earth dinaikkan agar terlihat
perbedaan dan untuk membandingkannya
8
Modul Praktikum: Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIL 442)
PEMBAHASAN
- Pengertian dari titik kontrol lapangan (GCP)
- Pengertian dari sistem informasi geografis (SIG)
- Pengertian dan perbedaan sistem koordinat WGS 1984 dengan UTM
- Bahas proses georeferensing
Daftar Pustaka
Prahasta E. 2009. Sistem Informasi Geografis Konsep-Konsep Dasar
(Perspektif Geodesi dan Geomatika). Bandung (ID): Informatika.
Rajabidfard, Abbas, Williamson IP. 2000. Spatial Data Infrastructures :
Concept, SDI Hierarchy and Future Directions. Melbourne (AUS):
Spatial Data Research Group, Department of Geomatics, The
University of Melbourne.
9
Modul Praktikum: Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIL 442)
PRAKTIKUM 3: DIGITASI
PENDAHULUAN
Geographic Information Systems (GIS) adalah suatu sistem informasi
yang dirancang untuk bekerja dengan data yang bereferensi spasial atau
berkoordinat geografi atau dengan kata lain suatu GIS adalah suatu sistem
basis data dengan kemampuan khusus untuk menangani data yang bereferensi
keruangan (spasial) bersamaan dengan seperangkat operasi kerja (Prahasta
2004). Dalam SIG dikenal 2 jenis data yang digunakan dalam pemetaan, yaitu
data raster dan data vektor.
Menurut Marjuki Bramantiyo (2014), data vektor merupakan bentuk
bumi yang direpresentasikan ke dalam kumpulan garis, area (daerah yang
dibatasi garis yang berawal dan berakhir pada titik yang sama), titik, dan
nodes (titik perpotongan antara dua buah garis). Kedua data tersebut memiliki
kelebihan dan kekurangan masing-masing. Data yang diperoleh dari citra
satelit dan foto udara merupakan data raster dan seringkali perlu dikonversi
menjadi data vector agar dapat dilakukan pengolahan maupun pemrosesan
data, proses konversi data dari raster menjadi vektor tersebut disebut juga
dengan digitasi. Praktikum ini bertujuan untuk melakukan digitasi tutupan
lahan dengan menggunakan peta raster hasil foto citra dan menghitung luas
setiap tutupan lahan tersebut.
METODE PRAKTIKUM
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu seperangkat
laptop yang sudah dilengkapi dengan ArcGIS dan Microsoft Excel serta peta
hasil foto citra dengan drone yang telah dilakukan georeferencing. Langkah-
langkah praktikum ini yaitu:
1. Buka data gambar foto lokasi yang diambil menggunakan drone yang telah
dilakukan proses georeferencing dibuka.
10
Modul Praktikum: Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIL 442)
2. Buka icon Catalog, lalu pilih lokasi file yang akan disimpan lalu pilih “New
> Shape File > Isi Toolbox yang akan muncul yaitu berupa nama, pilihan
“Feature Type” pilih Polygon serta ubah sistem koordinat menjadi projected
coordinate system : UTM WGS 1984 Zone 48S.
11
Modul Praktikum: Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIL 442)
3. Setelah itu, pilih icon “Editor”, lakukan “Start Editing”, lalu “Editing
Windows”, lalu pilih “ Create Feature”. Dilanjutkan dengan membuat area
dengan langkah “Polygon” dan mulai digitasi
12
Modul Praktikum: Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIL 442)
4. Setelah semua selesai, pilih Editor > Stop Editing, lalu Klik nama layer >
Open Atribute Table. Kemudian tambah kolom baru untuk kolom Keterangan
tutupan lahan dengan pilih memilih add field dan tipe data berupa “Text”.
Kemudian isi kolom tersebut sesuai dengan jenis tutupan lahannya.
13
Modul Praktikum: Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIL 442)
14
Modul Praktikum: Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIL 442)
PEMBAHASAN
- Pengertian dari digitasi dan jenis-jenis digitasi
- Pengertian dan jenis-jenis tipe data (vektor dan raster)
- Pengertian dari ekstensi file (.shp, .prj, .dbf, .shx, .sbn, dan .sbx)
- Bahas data dan hasil perhitungan luasan tutupan lahan
Daftar Pustaka
Marjuki Bramantiyo. 2014. Sistem Informasi Geografi Menggunakan QGIS
2.0.1. Semarang (ID) : Bramantiyo Marjuki.
Prahasta, Eddy. 2005. Sistem Informasi Geografis: Konsep-Konsep Dasar.
Bandung (ID) : Informatika
15
Modul Praktikum: Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIL 442)
METODE PRAKTIKUM
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu seperangkat
laptop yang sudah dilengkapi dengan ArcGIS dan data shp pada pertemuan 3.
Langkah-langkah praktikum ini dilakukan sebagai berikut :
1. Add data gambar yang sudah digitasi dan ubahlah bentuk kertas dan
ukurannya
16
Modul Praktikum: Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIL 442)
3. Foto udara drone yang sudah digitasi akan menjadi seperti ini
17
Modul Praktikum: Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIL 442)
5. Insert data frame untuk memasukkan foto udara drone lalu drag foto udara
drone pada layer ke new data frame baru
6. Buatlah garis bantu untuk membuat kotak dan kop pada layout view
18
Modul Praktikum: Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIL 442)
9. Masukkan beberapa unsur peta dengan klik insert dan pilih beberapa unsur
peta
10. Buat grid pada gambar yang sudah digitasi dan foto udara drone dengan
klik kanan pada gambar yang mau di grid lalu properties dan klik grids
dan klik new grid
19
Modul Praktikum: Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIL 442)
13. Masukkan skala batang untuk gambar dengan mengklik insert lalu scale
bar dan klik properties untuk mengubah unit
20
Modul Praktikum: Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIL 442)
14. Gambar yang diambil melalui drone dapat di lihat melalui peta indeks
secara lebih jauh (zoom out). Peta indeks sebagai unsur peta wajib dibuat
dengan membuat data frame baru dan drag fotoudaradrone ke dalam data
frame baru tersebut, lalu pilih gambar pada data frame dan klik file lalu
add data dan klik add basemap dan pilih imagery with label. Tunggu
dalam beberapa menit dan akan muncul peta dalam bentuk zoom out
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan.
15. Buatlah tanda kotak yang menandakan tempat Departemen SIL seperti
gambar di bawah ini
16. Berilah label yang menandakan luas pada gambar yang sudah di digitasi
dengan klik kanan pada layer lu_sil lalu pilih properties dan pilih label dan
ceklis label feature in this layer, label fields dipilih luas_m2 dan ubah
dengan klik symbolnya dengan edit symbol dengan mask style halo agar
terlihat dipeta dengan jelas lalu klik ok
21
Modul Praktikum: Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIL 442)
17. Save gambar import peta kedalam pdf dengan pilihan file, lalu pilih export
map dan pilih ekstensi pdf dan ubah namanya
PEMBAHASAN
- Pengertian dari Peta
- Jelaskan unsur – unsur wajib dalam sebuah peta (kaidah kartografi)
- Pengertian skala dan cara membacanya
- Bahas proses dan data
DAFTAR PUSTAKA
ICA. 1973. Basic Cartography for Students and Technicians Volume 1 Published
With The Financial Assistance of UNESCO. BAS Printers Limited
22
Modul Praktikum: Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIL 442)
PENDAHULUAN
Karakteristik utama Sistem Informasi Geografi adalah kemampuan
menganalisis sistem seperti analisa statistik dan overlay yang disebut analisa
spasial. Analisa dengan menggunakan Sistem Informasi Geografi yang sering
digunakan dengan istilah analisa spasial tidak seperti sistem informasi yang
lain yaitu dengan menambahkan dimensi „ruang (space)‟ atau geografi.
Kombinasi ini menggambarkan attribut-attribut pada bermacam fenomena
seperti umur seseorang, tipe jalan, dan sebagainya, yang secara bersama
dengan informasi seperti dimana seseorang tinggal atau lokasi suatu jalan
(Keele 1997).
Pengelolaan data spasial merupakan hal yang penting dalam
pengelolaan data Sistem Informasi Geografi. Proses pengolahan dilakukan
dengan menerapkan kaidah-kaidah relasional terkait secara simultan. Sistem
Informasi Geografis (SIG) tidak hanya berfungsi untuk memindahkan /
mentransformasi peta konvensional (analog) ke bentuk digital (digital map),
lebih jauh lagi sistem ini mempunyai kemampuan untuk mengolah dan
menganalisis data yang mengacu pada lokasi geografis menjadi informasi
berharga. Sistem Informasi Geografi dapat mengolah data-data menjadi suatu
informasi yang telah dilakukan pengeditan data dan dapat dianalisis dengan
menggunakan berbagai cara. Secara umum, terdapat dua jenis fungsi analisis yang
dapat dilakukan SIG, yaitu fungsi analisis atribut dan fungsi analisis spasial.
Fungsi analisis atribut merupakan operasi dasar dalam sistem pengelolaan
basisdata (Database Managemant System, DBMS), sedangkan fungsi analisis
spasial terdiri dari klasifikasi, network, overlay, buffering, 3D analyst dan digital
image processing (Prahasta, 2002). Praktikum ini bertujuan untuk melakukan
pemrosesan data spasial dengan menggunakan tools clip, erase, union, intersect
dan identity.
METODE PRAKTIKUM
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu seperangkat
laptop yang sudah dilengkapi dengan ArcGIS, peta batas administrasi Kota Bogor,
peta tutupan lahan Kabupaten Bogor dan Kota Bogor, dan peta hidrogeologi
Kabupaten dan Kota Bogor. Langkah-langkah praktikum ini dilakukan sebagai
berikut :
23
Modul Praktikum: Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIL 442)
2. Clip:
Buka Arc Toolbox > Analysis Tools > Extract > Clip Input Features > Hidro
Geo, Clip Features > Batas Administrasi Kota Bogor
24
Modul Praktikum: Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIL 442)
3. Erase :
Arc Toolbox > Analysis Tools > Overlay > Erase Input Features > Hidro Geo,
Erase Features > Batas Administrasi Kota Bogor
25
Modul Praktikum: Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIL 442)
4. Union :
Arc Toolbox > Analysis Tools > Overlay > Union Input Features > Tutupan lahan
kabupaten bogor dan Tutupan lahan kabupaten bogor
26
Modul Praktikum: Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIL 442)
5. Intersect :
Arc Toolbox > Analysis Tools > Overlay > Intersect Input Features > Hidro Geo
dan Tutupan lahan kabupaten bogor
27
Modul Praktikum: Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIL 442)
6. Identity :
Arc Toolbox > Analysis Tools > Overlay > Identity Input Features > Batas
Administrasi Kota Bogor, Identity Features > Hidro Geo
28
Modul Praktikum: Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIL 442)
PEMBAHASAN
- Pengertian dari pemrosesan data spasial
- Pengertian overlay dan extract
- Pengertian, kegunaan serta perbedaan masing-masing operasi (clip, erase,
union, intersect dan identity)
Daftar Pustaka
Keele. 1997. An Introduction to GIS using ArcView : Tutorial , Issue 1, Spring
1997 based on Arcview release 3.
http://www.keele.ac.uk/depts/cc/helpdesk/ar cview/av_prfc.htm [ diunduh
2017 Okt 17].
Prahasta, Eddy. 2002. Konsep-konsep Dasar Sistem Informasi Geografis.
Bandung (ID) : Informatika
29
Modul Praktikum: Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIL 442)
PENDAHULUAN
Tutupan lahan adalah kenampakan material fisik permukaan bumi. Tutupan
lahan dapat menggambarkan keterkaitan antar proses alami dan proses sosial.
Tutupan lahan dapat menyediakan informasi yang sangat penting untuk keperluan
pemodelan serta untuk memahami pemodelan serta untuk memahai fenomena
alam yang terjadi di permukaan bumi. Informasi tutuvan lahan yang akurat
meupakan salah satu faktor penentu dalam meningkatkan kinerja dari model-
model ekosistem, hidrologi, dan atmosfer (Miller et al 2007).
Penginderaan jauh merupakan suatu metode untuk memperoleh informasi
tentang suatu objek, areal atau fenomena geografis melalui analisa data yang
diperoleh dari sensor. Klasifikasi tutupan lahan dan klasifikasi penggunaan
lahanadalah upaya pengelompokkan berbagai jenis tutupan lahan atau penggunaan
lahan kedalam suatu kesamaan sesuai dengan sistem tertentu. Klasifikasi tutupan
lahan dan klasifikasi penggunaan lahan digunakan sebagai pedoman atau acuan
dalam proses interpretasi citra penginderaan jauh untuk tujuan pembuatan peta
tutupan lahan maupun peta penggunaan lahan. Penggunaan satelit untuk
klasifikasi tutupan lahan sendiri adalah hal yang sangat mendasar dan sering
dilakukan. Tujuan penggunaan ArcGIS pada penelitian ini adalah untuk
mempelajari klasifikasi tutupan lahan dan klasifikasi penggunaan lahan.
METODE PRAKTIKUM
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu seperangkat
laptop yang sudah dilengkapi dengan ArcGIS dan Google Earth, data DEM, data
penutupan lahan Kota Bogor. Langkah-langkah praktikum ini dijelaskan sebagai
berikut :
30
Modul Praktikum: Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIL 442)
31
Modul Praktikum: Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIL 442)
6. Pilih layer pada data frame yang baru > composite bands
7. Klik ArcToolbox > Clip > input data pada kotak dialog sesuai dengan
gambar di bawah ini > OK
32
Modul Praktikum: Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIL 442)
9. Input data pada kotak dialog seperti pada gambar di bawah ini > OK > save
10. Buka Google earth pro, Klik file > open > pilih data > Open
33
Modul Praktikum: Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIL 442)
34
Modul Praktikum: Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIL 442)
14. Pemilihan warna dan penamaan wilayah pada gambar dapat dilakukan
dengan klik kanan pada layer yang aktif > symbology > unique values >
pilih warna > ubah nama > OK
PEMBAHASAN
- Pengertian lansat 8 dan karasteristiknya
- Pengertian iso cluster unsupervised
- Pengertian penggunaan lahan
- Apa perbedaan antara klasifikasi menggunakan metode unsupervised
dengan supervised
- Pengertian Band dalam data DEM
DAFTAR PUSTAKA
Miller SN, Phillip Guertin D, Goodrich DC. 2007. Hydrologic modeling
uncertainty resulting from land cover misclassification. Journal of the
American Water Resources Association. 43:1065-1075.
35
Modul Praktikum: Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIL 442)
PENDAHULUAN
Pemetaan digunakan untuk menggambarkan keadaan di permukaan bumi
sesuai kenampakan alamnya, untuk menggambarkan kenampakan alam tersebut
peta harus dapat menggambarkan selain karakteristik permukaannya saja seperti
reliefnya. Peta juga harus dapat menggambarkan elevasi dari suatu kenampakan
alam. Elevasi dalam peta biasanya digambarkan dengan menggunakan garis
kontur. Garis kontur adalah garis yang menghubungkan antar elevasi-elevasi yang
bernilai sama. Permasalahan di lapangan adalah sulitnya untuk mendapatkan
semua data ketinggian di lokasi, semakin banyak data yang dicari maka biayanya
akan semakin mahal, selain itu waktu yang dibutuhkan juga akan semakin lama.
Interpolasi adalah suatu metode atau fungsi matematika yang menduga
nilai pada lokasilokasi yang datanya tidak tersedia. Interpolasi spasial
mengasumsikan bahwa atribut data bersifat kontinu di dalam ruang (space) dan
atribut ini saling berhubungan (dependence) secara spasial (Anderson 2001).
Proses interpolasi perlu dilaksanakan untuk mendapatkan nilai diantara titik
sampel. Ada beberapa metode yang bisa digunakan untuk melakukan interpolasi
seperti Trend, Spline, Inverse Distance Weighted (IDW) dan Kriging. Setiap
metode ini akan memberikan hasil interpolasi yang berbeda. Akan menjadi mudah
dan bermanfaat bagi pengguna berikutnya apabila ada kajian tentang
perbandingan hasil interpolasi dengan metode yang berbeda sehingga metode
yang tepat bisa dipilih. Metode IDW adalah salah satu metode interpolasi
permukaan (surface interpolation) dengan prinsip titik inputnya dapat berupa titik
pusat plot yang tersebar secara acak maupun tersebar merata. Pada proses
interpolasi dengan metode IDW, terdapat dua parameter yang dapat dikaji yakni
power dan jumlah sampel (Hayati 2013). Tujuan praktikum ini adalah untuk
membuat peta kontur dengan menggunakan etode interpolasi IDW dan TIN.
METODE PRAKTIKUM
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu seperangkat
laptop yang sudah dilengkapi dengan ArcGIS, Microsoft Excel dan data
pengukuran titik di Kota Bogor. Langkah-langkah praktikum ini dijelaskan
sebagai berikut :
1. Buka data pengukuran ketinggian dengan cara Add Data > pilih data elevasi >
Add > Ok. Selanjutnya tampilkan data pengukuran dengan klik kanan pada data
yang muncul tersebut dan pilih display XY data. Setelah itu akan muncul kotak
spatial reference properties, ubah z menjadi data tinggi dan masukka referensi
geometri UTM WGS 1984 UTM Zone 48S dan klik ok
36
Modul Praktikum: Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIL 442)
37
Modul Praktikum: Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIL 442)
yaitu export output, z value field yaitu tinggi, pilih lokasi penyimpanan, output
cell size 30, dan number of points 12.
38
Modul Praktikum: Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIL 442)
39
Modul Praktikum: Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIL 442)
40
Modul Praktikum: Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIL 442)
11. Selanjutnya adalah membuat peta kontur dengan menggunakan TIN. Tahap
pertama yang dilakukan adalah dengan membuat data TIN berdasarkan data hasil
pengukuran yang sudah di export menjadi shapefile. Caranya yaitu Arctoolbox >
3D Analysis Tools > Data Management > TIN > Create TIN.
41
Modul Praktikum: Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIL 442)
13. Selanjutnya dilakukan konversi TIN menjadi Raster. Caranya yaitu klik
ArcToolBox > 3D Analysis Tools > Convertion > From TIN > TIN to Raster.
42
Modul Praktikum: Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIL 442)
15. Langkah selanjutnya dilakukan pengolahan data konversi TIN menjadi raster
tersebut sampai menjadi peta kontur. Langkah-langkah tersebut sama seperti
pengolahan pada metode IDW yaitu dari pembuatan slope sampai smooth line.
Hasil peta kontur dengan menggunakan TIN disajika pada gambar berikut.
43
Modul Praktikum: Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIL 442)
16. Setelah didapatkan peta kontur dengan metode IDW dan TIN, kemudian
tampilkan visualisai di arcscene, dengan langkah yaitu buka arcscene, kemudian
open idw dan klik kanan property dan pilih base heights dan pilih floating on
custom surface kemudian isikan elevation from features custom 10 dan klik ok.
44
Modul Praktikum: Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIL 442)
17. Berikut adalah hasil visualisasi peta kontur dengan metode IDW.
18. Lakukan langkah yang sama pada peta kontur dengan metode TIN. Berikut
merupakan hasil tampilannya.
45
Modul Praktikum: Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIL 442)
PEMBAHASAN
- Pengertian interpolasi IDW dan TIN
- Apa perbedaan antara kedua metode tersebut
- Mengapa peta kontur hasil kedua metode tersebut berbeda
- Perbedaan penggunaan ArcMap dan ArcScene
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, S., 2001. An Evaluation of Spatial Interpolation Methods on Air
Temperature in Phoenix.Department of Geography, Arizona State
University Tempe.
Hayati FD. 2013. [skripsi] Pengujian Teknik Interpolasi Sediaan Tegakan Dan
Biomassa Berbasis IHMB Pada Hutan Lahan Kering Pt Trisetia Intiga,
Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah. Fakultas Kehutanan, Institut
Pertanian Bogor.
46
Modul Praktikum: Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIL 442)
PENDAHULUAN
DAS diklasifikasikan menjadi daerah hulu, tengah dan hilir. DAS bagian
hulu dicirikan sebagai daerah konservasi, DAS bagian hilir merupakan daerah
pemanfaatan. DAS bagian hulu mempunyai arti penting terutama dari segi
perlindungan fungsi tata air, karena itu setiap terjadinya kegiatan di daerah hulu
akan menimbulkan dampak di daerah hilir dalam bentuk perubahan fluktuasi
debit. Dengan perkataan lain ekosistem DAS, bagian hulu mempunyai fungsi
perlindungan terhadap keseluruhan DAS. Perlindungan ini antara lain dari segi
fungsi tata air, dan oleh karenanya pengelolaan DAS hulu seringkali menjadi
fokus perhatian mengingat dalam suatu DAS, bagian hulu dan hilir mempunyai
keterkaitan biofisik melalui daur hidrologi (Asdak 2014).
Data jumlah curah hujan rata-rata untuk suatu daerah tangkapan air
(catchment area) atau daerah aliran sungai (DAS) merupakan informasi yang
sangat diperlukan oleh pakar bidang hidrologi. Data curah hujan merupakan data
yang digunakan dalam perencanaan sistem irigasi dan drainase yang efektif.
Ketelitian hasil pengukuran curah hujan sangatlah dipengaruhi oleh banyaknya
penakar yang digunakan dalam pengukuran. Namun, untuk dapat memperoleh
data curah hujan di luasan yang besar tidak dapat dilakukan dengan pengukuran
saja. Oleh karenanya perlu dilakukan penentuan curah hujan rata-rata
Salah satu metode penentuan curah hujan rata-rata yang umum digunakan
adalah metode polygon thiessen. Metode ini cukup mudah dilakukan dan dapat
mencangkup area yang luas. Selain dilakukan secara manual, penentuan curah
hujan rata-rata dengan metode polygon thiessen dapat juga dilakukan dengan
bantuan preangkat lunak. Salah satu perangkata lunak yang mampu menentukan
curah hujan rata-rata adalah ArcMap. Oleh karananya, kemampuan untuk dapat
menggunakan ArcMap untuk memperoleh curah hujan rata-rata sangatlah
diperlukan sebagai dasar penerapan imu geomatik dalam bidang sumberdaya air.
METODE
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu seperangkat
laptop yang sudah dilengkapi dengan ArcGIS dan Google Earth, data DEM.
Langkah-langkah dilakukan seperti alur kerja yang ada pada Gambar 1 di bawah
ini.
47
Modul Praktikum: Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIL 442)
48
Modul Praktikum: Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIL 442)
Tahap kedua dalam penelitian ini adalah membuat peta sebaran curah hujan
rata-rata tahunan dengan program ArcMap. Langkah pertama masukan data curah
hujan, sungai cisadane (net), dan catchment area (merged) yang dibuat pada tahap
sebelumnya. Selanjutnya, attribute table data curah hujan dibuka. Peta sebaran
curah hujan rata-rata tahunan kemudain dibuat dengan menggunakan Create
Thiessen Polygon yang dibuka melalui fungsi search. Masukan data curah hujan
pada Input Feature dan pilih All pada Output Fields. Peta sebaran curah hujan
rata-rata tahunan kemudian di-clip dengan peta catchment area. Selanjutnya,
besarnya curah hujan ditampilkan dengan mencek Label features in this layer
pada Labels di Layer Properties.
49
Modul Praktikum: Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIL 442)
PEMBAHASAN
- Pengertian DAS dan DTA karasteristiknya
- Perbedaan outlet di laut dan di empang
- Pengertian metode poligon thiessen
- Pengertian curah hujan rata rata
DAFTAR PUSTAKA
Asdak C. 2014. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta
(ID) : Gajah Mada University Press
50
Modul Praktikum: Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIL 442)
PENDAHULUAN
Perencanaan wilayah adalah suatu perencanaan dan pemanfaatan sautu
ruang wilayah dan perencanaan aktivitas serta mengoptimalkannya sesuai fungsi
pada wilayah tersebut. Untuk perencanaan ruang wilayah tersebut tercakup pada
kegiatan perencanaan tata ruang, sedangkan perencanaan aktivitas pada ruang
wilayah yang spesifikasi meliputi aktivitas ekonomi tercakup dalam bidang
tersendiri (Asadi 2006). Pengelolaan, pemrosesan dan analisa data spasial
memanfaatkan pemodelan SIG yang berdasar pada kebutuhan dan analitiknya.
Analitik yang berlaku pada pemrosesan data spasial seperti overlay, clip, intersect,
buffer, query, union, merge, yang mana dapat dipilih ataupun dikombinasikan.
Salah satu analisis yang diberlakukan pada jenis data spasial adalah buffer.
Buffering merupakan salah satu proses dalam geoprocessing yang umum
digunakan dalam analisis SIG. Buffer menggambarkan area tertutup (poligon)
pada suatu jarak tertentu pada bentang kenampakan tertentu. Fungsi buffer adalah
membuat poligon baru berdasarkan jarak yang telah ditentukan pada data garis
atau titik maupun poligon. Praktikum ini bertujuan untuk membuat jangkauan
fasilitas kesehatan berdasarkan letak fasilitas kesehatan dan jalan.
METODE PRAKTIKUM
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu seperangkat
laptop yang sudah dilengkapi dengan ArcGIS, data peta administrasi Kota Bogor,
data lokasi rumah sakit di Kota Bogor dan data jalan di Kota Bogor. Langkah-
langkah praktikum ini dijelaskan sebagai berikut :
1. Tambahkan data lokasi rumah sakit, data peta jalan dan data batas administrasi
Kota Bogor.
51
Modul Praktikum: Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIL 442)
Hasil proses multiple ring buffer tersebut kemudian disajikan pada gambar
berikut.
52
Modul Praktikum: Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIL 442)
4. Kedua hasil peta jangkauan jalan dan rumah sakit tersebut kemudian
digabungkan. Penggabungan kedua peta tersebut dengan menggunakan
tools Union yaitu Analysis Tools > Overlay > Union
53
Modul Praktikum: Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIL 442)
5. Langkah selanjutnya adalah memotong peta yang telah digabung agar sesuai
dengan batas wilayah Kota Bogor. Cara memotong peta tersebut adalah
dengan cara memilih Analysis Tools > Extract > Clip, kemudian memilih
peta jangkauan yang telah digabungkan menjadi input feature dan peta batas
administrasi menjadi clip feature.
6. Peta yang telah dipotong kemudian dilakukan pengisian atribut sesuai jenis
jangkauannya dengan cara menambahkan kolom baru pada atributnya.
54
Modul Praktikum: Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIL 442)
Wilayah sangat dekat, jika masuk dalam wilayah dengan jarak 0-1000 meter dari
fasilitas pelayanan kesehatan dan jarak 0-200 meter dari jalan.
Wilayah dekat, jika masuk dalam wilayah dengan jarak 1001-2000 meter dari
fasilitas pelayanan kesehatan dan jarak 0-200 meter dari jalan, atau jika
masuk dalam wilayah dengan jarak 0-1000 meter dari fasilitas pelayanan
kesehatan dan jarak 201-500 meter dari jalan.
Wilayah sedang, jika masuk dalam wilayah dengan jarak 2001-3000 meter atau
lebih dari fasilitas pelayanan kesehatan dan jarak 0-200 meter dari jalan,
atau jika masuk dalam wilayah dengan jarak 1001-2000 meter dari fasilitas
pelayanan kesehatan dan jarak 201-500 meter dari jalan, atau jika masuk
dalam wilayah dengan jarak 0-1000 meter dari fasilitas pelayanan kesehatan
dan jarak 501-1000 meter atau lebih dari jalan.
Wilayah jauh, jika masuk dalam wilayah dengan jarak 2001-3000 meter atau lebih
dari fasilitas pelayanan kesehatan dan jarak 201-500 meter dari jalan, atau
jika masuk dalam wilayah dengan jarak 1001-2000 meter dari fasilitas
pelayanan kesehatan dan jarak 501-1000 meter atau lebih dari jalan.
Wilayah sangat jauh, jika masuk dalam wilayah dengan jarak 2001-3000 meter
atau lebih dari fasilitas pelayanan kesehatan dan jarak 501-1000 meter atau
lebih dari jalan.
7. Kemudian ubah symbology pada peta tersebut dan sesuaikan warna atribut
peta. Hasil peta yang telah diisi atribut jangkauan fasilitas kesehatan
kemudian dibuat layout petanya serta basemap dari Esri ditambahkan
55
Modul Praktikum: Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIL 442)
PEMBAHASAN
- Pengertian buffer dan fungsinya
- Bagaimana hasil pengolahan data tersebut
- Apa saran yang dapat diberikan terhadap hasil pengolahan data tersebut
Daftar Pustaka
Asadi. 2016. Penataan batas wialyahh administrasi desa, hambatan dan alternatif
solusi dengan pendekatan geospasial. Jurnal Borneo Administrator. 12(2):
131-148.
56
Modul Praktikum: Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIL 442)
PENDAHULUAN
Struktur bangunan merupakan komponen utama yang menunjang
berdirinya suatu bangunan. Struktur bangunan gedung terdiri dari komponen-
komponen di atas tanah dan komponen-komponen di bawah yang direncanakan
sedemikian rupa sehingga dapat menyalurkan beban ke tanah dasar. Perencanaan
lahan merupakan suatu hal yang harus diperhatikan dalam melakukan suatu
pembangunan. Pengelolaan dan perencanaan yang mampu memadukan informasi
yang kompleks pada bidang teknik sipil salah satunya adalah Sistem Informasi
Geografis (SIG). SIG digunakan sebagai perangkat analisa yang dapat digunakan
untuk memadukan informasi geografis dan atribut untuk keperluan perencanaan
dan pengelolaan. Dengan dukungan SIG, maka perencanaan dapat disusun
berdasarkan suatu analisis yang melibatkan banyak parameter, sehingga akan
dapat meningkatkan akurasi perencanaan tersebut. Praktikum ini bertujuan untuk
mengetahui proses konversi data spasial untuk menunjang pembuatan volume cut
and fill.
Pekerjaan galian dan timbunan adalah salahsatu kegiatan yang penting
dalam kegiatan konstruksi baik bangunan gedung, jalan, jembatan, dan
bangunan air. Pekerjaan ini tentunya memiliki hubungan dengan biaya
sehingga untuk menentukan besarnya biaya bangunan rancangan pekerjaan
konstruksi dari suatu bangunan diperlukan suatu acuan dasar untuk
menentukan biaya dari pekerjaan galian dan timbunan.
Volume galian dan timbunan merupakan salah satu paramaeter untuk
mengetahui biaya dari pekerjaan galian dan timbunan. Volume galian dan
timbunan dapat diketahui dengan melakukan analisa Galian dan timbunan
menggunakan aplikasi Sistem Informasi Geografis yaitu ArcGis dan ArcScene.
Pada umumnya dalam dunia teknik sipil, data yang didapatkan merupakan data
gambar yang ada dalam aplikasi non informasi geografis yaitu AutoCAD
sehingga, data ini memerlukan pengolahan khusus untuk dapat diolah agar
didapatkan data yang mengandung informasi geografis. Oleh karena itu, pada
praktikum kali ini akan dianalisis volume dalam pekerjaan galian dan timbunan
di kota Bogor dengan menggunakan data yang berasal dari AutoCAD dengan
memanfaatkan ArcMap dan ArcScene.
METODE PRAKTIKUM
Alat dan bahan pada praktikum ini adalah laptop yang sudah terinstal
aplikasi ArcGIS dan data yang telah diberikan oleh asisten praktikum., sedangkan
data dalam bentuk format .dwg. Langkah – langkah pada praktikum ini dijelaskan
sebagai berikut :
1. Buka ArcMap > Add data > elevation.dwg dan kbog300.tif > Ok
57
Modul Praktikum: Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIL 442)
2. Hilangkan tanda ceklis untuk annotation, point, polylgon, multi patch dan
export_output pada sub layer elevation.dwg
3. ArcCatalog > klik kanan > new shape file > isi kotak nama dengan Konturi
> isi kotak feature type dengan polyline > edit spatial reference menjadi
WGS 1984 > OK
4. start editing > blok layer shape file kontur > copy > paste
5. klik kanan pada layer kontur > open attribute table > add field > isi kotak
nama dengan elevasi > isi type dengan double > OK
6. Klik kanan pada layer elevation.dwg > klik table options > export > simpan
dengan tipe dBase file > OK
7. Buka Excel > open > ubah tipe dokumen all files > export.dbf > OK
8. Salin data elevasi dari excel > Klik kanan pada layer kontur > open attribut
table > start editing > tempel hasil salinan di kolom elevasi > Stop editing
9. Klik ArcToolbox > Create TIN 3D kemudian isi kotak dialog seperti di
bawah ini dengan inputnya adalah kontur > OK
58
Modul Praktikum: Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIL 442)
10. Buka data Kabupaten Bogor > add data kelurahan bogor.shp > start editing
Kota bogor > Arctoolbox > merge > double klik pada pilihan input > OK
11. Arctoolbox > create TIN 3D > input TIN kontur > input feature Kota Bogor >
OK
12. Buka ArcScene > Add data hasil TIN dan TIF KBOG300.tif
13. Search surface volume > input TIN > reference plane above > OK
15. Klik kanan pada KBOG300.tif > properties > base height > floating di
samping decimal diubah menjadi 15 > OK
59
Modul Praktikum: Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIL 442)
PEMBAHASAN
- Perbedaan data dan format data CAD dan GIS
- Jelaskan definisi dan fungsi menghitung cut and fill
- Pengertian metode surface volume
60
Modul Praktikum: Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIL 442)
PENDAHULUAN
Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan. Selain
itu, air juga merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan di muka bumi
sehingga tidak ada kehidupan seandainya bumi tidak memiliki air. Namun, air
menjadi malapetaka jika tidak tersedia dalam kondidi yang benar, baik dari sisi
kualitas maupun kuantitasnya. Pemanfaatan air untuk menunjang seluruh
kebutuhan hidup manusia jika tidak dibarengi dengan tindakan yang bijaksana
dalam pengelolaannya akan mengakibatkan kerusakan pada sumberdaya air
(Hendrawan D 2005). Dewasa ini, air telah menjadi masalah yang perlu mendapat
perhatian yang serius. Sungai merupakan wadah pengaliran air yang selalu berada
pada posisi paling rendah dalam lanskap bumi (Agustiningsih D et.al 2012).
Kualitas air sungai dipengaruhi oleh kualitas pasokan air yang berasal dari daerah
tangkapan. Sementara kualitas air di daerah tangkapan dipengaruhi oleh aktivitas
manusia yang ada di dalamnya (Wiwoho 2005).
Bahan pencemar adalah jumlah berat zat pencemar dalam satuan waktu
tertentu yang merupakan hasil perkalian dari kadar pencemar dengan debit
limbah cair (SK Gub. No.61 tahun 1999) . Parameter yang digunakan untuk
mengukur kadar bahan pencemar antara lain BOD, COD, TSS dan sebagainya
(Agnes dan Azizah 2005).
Penentuan status mutu air dapat dilakukan salah satunya dengan
menggunakan Metode Indeks Pencemaran (IP). Indeks Pencemaran (IP)
digunakan untuk menentukan tingkat pencemaran relatif terhadap parameter
kualitas air yang diizinkan. Indeks Pencemaran (IP) ditentukan untuk suatu
peruntukan, kemudian dapat dikembangkan untuk beberapa peruntukan bagi
seluruh bagian badan air atau sebagian dari suatu sungai (Permen LH 2010).
Penelitian ini dilakukan untuk menentukan nilai indeks dan beban pencemaran
Sungai Cisadane di Kota Bogor dengan menggunakan metode penilaian kualitas
air indeks pencemaran (IP).
METODE PRAKTIKUM
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu seperangkat
laptop yang sudah dilengkapi dengan ArcGIS dan data pengukuran parameter
pencemar di sungai Cisadane. Salah satu cara penentuan nila indeks pencemar
adalah dengan perhitungan dengan rumus. Penentuan nilai IP badan air tercemar
dihitung dengan Persamaan 1 sebagai berikut.
61
Modul Praktikum: Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIL 442)
Keterangan:
IPj = menyatakan indeks pencemaran bagi peruntukkan (j)
Ci = menyatakan konsentrasi parameter kualitas air
Lij = menyatakan konsentrasi parameter kualitas air pada baku mutu
(Ci/Lij) M = menyatakan nilai Ci/Lij maksimum
(Ci/Lij) R = menyatakan nilai Ci/Lij rata - rata.
Pada beberapa kasus akan terjadi pengecualian dalam perhitungan nilai IP.
Kondisi ini terjadi ketika konsentrasi parameter yang semakin menurun berarti
terjadi peningkatan pencemaran (misalnya, Dissolved Oxygen/DO). Nilai teoretis
atau nilai maksimum Cim (misal untuk DO, maka Cim merupakan nilai DO
jenuh) ditentukan. Dalam kasus ini, nilai Ci/Lij hasil pengukuran digantikan oleh
nilai Ci/Lij baru yang dirumuskan pada Persamaan 2.
Keterangan:
Q = debit (m3/detik)
Ci = menyatakan konsentrasi parameter kualitas air (mg/liter)
62
Modul Praktikum: Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIL 442)
1. Lakukan Add Data dengan cara klik Add Data kemudian pilih file yang akan
ditambahkan. Dalam penelitian kali ini filenya yaitu data batas adminitrasi Kota
Bogor, data pengukuran, dan data sungai Cisadane Kota Bogor.
2. Langkah berikutnya yaitu membuka data aribut tabel dengan cara klik kanan
pada sub data pengukuran > Open Attribute Table. Lalu akan muncul data atribut
tabel untuk data pengukuran.
3. Langkah selanjutnya yaitu klik Add Field untuk membuat kolom baru untuk
parameter baku mutu BOD (BM-BOD). Setelah itu akan muncul toolbox Add
63
Modul Praktikum: Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIL 442)
Field, kemudian ubah nama menjadi BM-BOD, dan untuk Type-nya adalah
Double, Field Properties Precision 14 dan Field Properties Scale 4.
4. Langkah selanjutnya tambahkan field baru untuk baku mutu COD (BM-COD),
baku mutu DO (BM-DO), Ci/Lij lama BOD (CLL-BOD), Ci/Lij lama COD
(CLL-COD), dan Ci/Lij lama DO (CLL-DO).
5. Langkah selanjutnya yaitu melakukan operasi perhitungan pada field yang telah
dibuat, langkahnya yaitu klik kanan pada kolom yang akan dihitung > Field
Calculator.
6. Masing – masing field tersebut diisi dengan cara melakukan perhitungan sesuai
dengan persamaan yang sudah diberikan. Setelah berhasil didapat nilai indeks
dan beban pencemaran, klasifikasikan daerah di sekitar sungai Cisadane kota
bogor sesuai dengan tingkat pencemaran yang terjadi.
64
Modul Praktikum: Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIL 442)
8. Langkah selanjutnya yaitu membuat Add Field baru, namun untuk kolom
Keterangan IP (Ket IP).
PEMBAHASAN
1. Apa yang dimaksud dengan field calculator
2. Bahasa pemrograman yang terdapat pada field calculator
3. Pembahasan data
Daftar Pustaka
Agnes dan Azizah. 2005. “Perbedaan Kadar BOD, COD, TSS, Dan MPN
Coliform Pada Air Limbah Sebelum Dan Sesudah Pengolahan Di RSUD
Nganjuk”, Jurnal Kesehatan Lingkungan, no. 1 (5), h. 98.
Agustiningsih D, Sasongko SB, Sudarno. 2012. Analisis kualitas air dan strategi
pengendalian pencemaran air Sungai Blukar Kabupaten Kendal. Jurnal
Presiptasi. 9 (2): 65-71.
Hendrawan D. 2005. Kualitas air sungai dan situ di DKI Jakarta. Jurnal Makara
Teknologi. 9 (1): 13-19.
[PP] Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 1990 tentang Pengendalian Pencemaran
Air.
Wiwoho. 2005. Model Identifikasi Daya Tampung Beban Cemaran Sungai
dengan QUAL2E. Tesis. Semarang (ID): Universitas Diponegoro.
65
Modul Praktikum: Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIL 442)
PENDAHULUAN
Teknologi telah menjadi bagian dari perkembangan hidup manusia pada
berbagai aspek. Teknologi juga mencerminkan modernisasi yang dapat memicu
pada persaingan untuk menjadi yang paling unggul. Hal ini berkaitan dengan
meluasnya pemanfaatan Sistem Informasi Geografis (SIG) dan perkembangan 2
teknologi dalam memperoleh, merekam dan mengumpulan data yang bersifat
keruangan (spasial). Kemampuan penyimpanan yang semakin besar, kapasitas
transfer data yang semakin meningkat, dan kecepatan proses data yang semakin
cepat menjadikan data spasial merupakan bagian yang tidak terlepaskan dari
perkembangan teknologi informasi (Asadi 2016).
Foto udara merupakan salah satu metode akuisisi data dalam sistem informasi
geografis. Dibandingkan dengan foto satelit, data raster yang diperoleh dari foto
udara memiliki ketelitan yang lebih tinggi. Namun, dalam data yang diperoleh
dari foto udara, terdapat distorsi yang besar dan dapat mempengaruhi akurasi data.
Distorsi tersebut dapat dikurangi dampaknya dengan melakukan interpolasi
dengan menggunakan foto udara dari lokasi yang berdekatan. Walau dapat
mengurangi akurasi data, distorsi juga dapat dimanfaatkan dalam pembuatan
Digital Surface Model (DSM). Dikarenakan adanya distorsi, objek yang difoto
dengan foto udara dapat dilihat dari beberapa sudut pandang yang jika diproses
dapat menampilkan objek dalam bentuk 3D.
Data DSM merupakan data yang menunjukan elevasi dari objek di
permukaan bumi. Dalam data DSM, objek-objek diatas tanah seperti bangunan,
vegetasi, kendaraan, dan objek lainnya ikut terekam. Salah satu cara untuk
memperleh DSM adalah dengan memanfaatkan distorsi dari foto udara. Dengan
mengetahui sudut distorsi dan data spasial dari foto udara, tampilan 3D dari suatu
objek dapat dimodelkan. Dikarenakan mampu menampilkan permukaan bangunan
dan vegetasi, data DSM sangat berguna dalam mengidentifikasi persebaran
bangunan pada suatu luasan tertentu.
66
Modul Praktikum: Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIL 442)
METODE PRAKTIKUM
Pengolahan data dilakukan dengan software Agisoft Photoscan. Data yang
diolah merupakan data foto udara drone di Fakultas Teknologi Pertanian.
Pengolahan data dilaksanakan dengan cara penambahan foto udara, kemudian foto
disejajarkan dengan pilihan align photo. Foto tersebut lalu diolah dengan pilihan
pengolahan seperti build dense cloud, build mesh, build texture, build tiled model,
build DEM, dan build orthometric. Kemdian, pengolahan build DEM dilakukan
dengan export data untuk dilakukan pengoperasian di aplikasi ArcMap.
Selanjutnya data DEM tersebut diolah untuk mengetahui kontur dan dibandingkan
dengan keadaan sebenarnya.
67
Modul Praktikum: Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIL 442)
68
Modul Praktikum: Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIL 442)
69
Modul Praktikum: Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIL 442)
70
Modul Praktikum: Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIL 442)
PEMBAHASAN
- Pengertian DSM, DTM, dan DEM
- Pengertian penggunaan fungsi Align Photos, Build Dense Cloud, Build
Mesh, Build Tiled Model, Build DEM, dan Build Orthomosaic
DAFTAR PUSTAKA
Asadi. 2016. Penataan batas wilayah administrasi desa, hambatan dan alternatif
solusi dengan pendekatan geospasial. Jurnal Borneo Administrator.
12(2):131-148.
71
Modul Praktikum: Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIL 442)
72
Modul Praktikum: Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIL 442)
Contoh Poster:
73
Modul Praktikum: Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIL 442)
Contoh Peta:
74
Modul Praktikum: Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIL 442)
75