Anda di halaman 1dari 56

MODUL

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS


(SIG)
Dosen Pengampu : Kanda Raharja, S.Hut., M.Sc

Disusun oleh : Lukman Hakim (20210212031)


Kehutanan

INSTITUT PERTANIAN (INTAN)


YOGYAKARTA
JL Magelang Km 5.6, Yogyakarta, 55283, Kutu Tegal, Sinduadi, Mlati,
Sleman Regency Telp. (0274)589520 Yogyakarta
2023

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan yang berjudul “Modul Praktikum
Sistem Informasi Geografis (SIG)” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah praktikum SIG. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk menambah wawasan dan
sebagai panduan dalam mengoperasikan arcgis bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
mendukung saya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini.

Terimakasih sekali bapak kanda telah mengajarkan kami dengan sabar meskipun saya
terkadang terlalu banyak bercanda dan sering kali tidak mendengarkan bapak.

Kemudian, saya menyadari bahwa tugas yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami butuhkan demi kesempurnaan
laporan ini.

2
DAFTAR ISI

3
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sistem Informasi Geografis (Geographic Information System/GIS) yang selanjutnya
akan disebut SIG merupakan sistem informasi berbasis komputer yang digunakan
untuk mengolah dan menyimpan data atau informasi geografis (Aronoff, 1989).
Penggunaan Sistem Informasi Geografi (SIG) meningkat tajam sejak tahun 1980-an.
Peningkatan pemakaian system ini terjadi dikalangan pemerintah, militer, akademis,
atau bisnis terutama di negara- negara maju. BAKOSURTANAL menjabarkan SIG
sebagai kumpulan yang terorganisir dari perangkat keras komputer, perangkat lunak,
data geografi, dan personel yang didesain untuk memperoleh, menyimpan,
memperbaiki, memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan semua bentuk
informasi yang berefernsi geografi. SIG mempunyai kemampuan untuk
menghubungkan berbagai data pada suatu titik tertentu di bumi,
menggabungkannya, menganalisa dan akhirnya memetakan hasilnya.
Data yang akan diolah pada SIG merupakan data spasial yaitu sebuah data yang
berorientasi geografis dan merupakan lokasi yang memiliki sistem koordinat
tertentu, sebagai dasar referensinya. Sehingga aplikasi SIG dapat menjawab
beberapa pertanyaan seperti; lokasi, kondisi, trend, pola dan pemodelan.
Kemampuan inilah yang membedakan SIG dari sistem informasi lainnya.

Tujuan
Agar mahasiswa dapat mengoperasikan sorftware system informasi grafis
Menambah wawasan atau pengetahuan dan softskil mahasiswa.

4
BAB II
HASIL DAN PEBAHASAN
A. Acara I Istalasi perangkat lunak
I. Tujuan
⮚ Mendorong mahasiswa memahami konsep dasar, definisi dan subsistem yang
membangun SIG.
⮚ Membekali mahasiswa dengan keterampilan pemasakan perangkat lunak SIG.

II. Dasar Teori


Pengolahan data berbasis keruangan (spasial) mulai dikembangkan secara luas pada
tahun 1970-an. Di saat yang sama, dunia secara masif mulai mengembangkan sistem-sistem
sebagai metode untuk menyelesaikan permasalahan yang memiliki referensi geografis.
Sebutan umum sistem yang memiliki fungsi seperti dijelaskan diatas adalah Sistem
Informasi Geografis (SIG).
Pengertian SIG mengalami banyak pengembangan. Demres (1997) dalam Prahasta
(2007) menjelaskan paling tidak ada 8 sinonim untuk terminologi SIG. Salah satu
terminologi yang paling umum dikenal adalah GIS (Geographic Information System).
Beberapa ahli juga mencoba membuat definisi untuk SIG. Definisi tersebut antara lain :
1. SIG adalah sistem berbasis komputer yang mempunyai 4 kemampuan untuk
menangani data dengan referensi geografi, yaitu dengan cara (a) pemasukan data
(data input), (b) manajemen data penyimpanan/store dan pemanggilan/retrieve), (c)
analisis dan manipulasi, serta (d) menghasilkan data (data output) (Aeronoff 1989).
2. SIG adalah sistem untuk memasukkan, menyimpan, memanipulasi dan menyajikan
data geografi atau data spasial (Congalton and Green 1992).
3. SIG adalah sekumpulan yang terorganisir dari perangkat keras computer (computer
hardware), perangkat lunak (software), data geografi (geographic data) dan personil
(personnel) yang dirancang untuk secara efisien merekam (capture), menyimpan
(store), memperbaharui (update), memanipulasi (manipulate), menganalisis
(analize), dan mendisplai/menyajikan (display) semua bentuk informasi yang
bereferensi geografis (ESRI 1995).
Subsistem yang membangun SIG, berdasarkan penjelasan di atas, dapat diuraikan
menjadi 3 kelompok besar. Kelompok tersebut adalah data input, data management, data
manipulation/analysis dan data output. Data input adalah subsistem yang bertugas untuk
mengumpulkan, mempersiapkan dan menyimpan data spasial dan atributnya dari berbagai
sumber. Data management adalah subsistem yang mengorganisasikan data spasial dan
atributnya kedalam sebuah basis data (database) agar mudah dilakukan pemanggilan
(retrieval), data manipulation/analysis adalah subsistem yang melakukan pengolahan data,
operasi matematika dan pemodelan untuk menghasilkan informasi yang diinginkan. Data

5
output adalah subsistem yang bertugas untuk menampilkan hasil sebagian atau seluruh basis
data dalam berbagai format.
III. Tempat
Lingkungan Kampus Institut Pertanian (INTAN) Yogyakarta.
IV. Bahan dan alat :
1. Alat tulis
2. Desktop atau laptop
3. Softcopy aplikasi pengolahan data spasial
V. Cara kerja
1. Pelajari pemasangan perangkat lunak ArcGIS 10.x
2. Periksa kebutuhan minimum desktop atau laptop untuk keperluan pemasangan
perangkat lunak.
3. Pemasangan perangkat lunak pada desktop atau laptop.
4. Catat langkah-langkah pemasangan perangkat lunak.
VI. Hasil dan pembahasan
i. Instal ArcGIS 10.8
⮚ Download file Arcgis terlebih dahulu lewat link : Bit.ly/30Hpz8P

⮚ Kemudian matikan anti virus pada perangkat windows

6
⮚ Selanjutnya buka file Arcgis yang sudah di download tadi dengan cara mengklik
dua kali lalu ekstrak lalu klik next

7
⮚ Setelah selesai langsung di arahkan ke proses instal lalu ubah ke “I accept the master
agreement”

⮚ Pilih tipe instal

⮚ Pilih complete lalu klik next

8
⮚ Jika muncul tampilan di bawah ini klik instal

9
⮚ Lalu tunggu preses penginstalan selesai, jika sudah klik finish

⮚ Pemasangan creck

⮚ Buka file creck ⇒ ctrl + c ⇒ program files (x68) ⇒Arcgis ⇒ desktop 10.8 ⇒ bin ⇒
lalu paste

10
11
⮚ Lalu klik “ Replace the file in the destination” lalu klik continue

12
⮚ Tunggu presesnya selesai lalu buka apk Arcgis nya

⮚ Arcgis selesai di instal

ii. Instal gogle eart pro


⮚ Buka chrom lalu ketik instal gogle eaart pro

13
⮚ Lalu pilih opsi “menginstal eart pro di windows

⮚ Lalu download file nya

14
⮚ Buka file pada folder download lalu instal

15
⮚ Aplikasi gogle eart pro siap digunakan

B. Acara II Georeferencing Dan Transformasi Koordinat


I. Tujuan
⮚ Melatih mahasiswa untuk melakukan goreferencing peta analog digital.

⮚ Melatih mahasiswa untuk melakukan transformasi koordinat


II. Dasar teori
Data masukan (input) adalah merupakan salah satu komponen yang harus ada dalam
SIG. salah satu jenis input adalah peta analog. Peta analog umumnya perlu dilakukan proses
scanning sebelum menjadi data input. Setelah melalui proses scanning peta analog akan
menjadi peta elektronik. Peta elektronik yang didapatkan dari proses scanning umumnya
tidak memiliki sistem koordinat, sehingga perlu dilakukan proses Georeferencing untuk
memberikan sistem koordinat tertentu.
Georfrensi (georefrencing) adalah menempatkan objek berupa raster atau image yang
belum mempunyai acuan sistem koordinat ke dalam sistem koordinat (Prasetyo 2011).
Goerefrencing dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pertama dengan menggunakan
koordinat yang tercantum pada peta analaog dan kedua menggunakan feature yang ada dan
melikiki sistem koordinat.
Kebutuhan terhadap informasi berdasarkan peta menjadikan transformasi koordinat
perlu di lakukan setelah peta memiliki sistem koordinat. Salah satu yang paling sering
dilakukan adalah menghitung luas areal yang dipetakan. Pada beberapa perangkat lunak
pemetaan diperlukan koordinat proyeksi untuk dapat menghitung luas areal dipetakan di
samping sistem koordinat global. Proses untuk mengubah suatu sistem koordinat umumnya
disebut transformasi koordinat.
III. Tempat
Lingkungan Kampus Institut Pertanian (INTAN) Yogyakarta.

16
IV. Bahan dan alat :
1. Alat tulis
2. Desktop atau laptop
3. Peta analog digital
4. Aplikasi pengolahan data spread sheet

V. Cara kerja
1. Siapkan peta digital
2. Periksa dan catat titik-titik koordinatnya.
3. Lakukan konversi titik koordinat dalam bentuk DMS (degree minute second)
menjadi DD (decimal degree).
4. Gunakan formula [(derajat) + (menit/60) + (detik/3600)].
5. Buat titik ikat dan masukkan titik ikat untuk georeferencing
6. Hitung RMSE dan bandingkan dengan RMSE yang dapat ditoleransi.
7. Lakukan update georeferensi dan rektifikasi.
8. Lakukan transformasi koordinat.
9. Catat langkah-langkah georeferensi dan transformasi koordinat.
10. Lakukan tangkapan layar (screenshot) untuk memudahkan membuat Langkah-
langkah.
VI. Hasil dan pembahasan
⮚ Buka peta digital yang telah disiapkan

⮚ Periksa dan catat titik koordinatnya dan kemudin beri plot pada setiap pojok
Sehingga aka nada 4 titik :

1. X : 114°40’40“
Y : 8°9’20”
2. X : 115°21’20”
Y : 8°19’20”
3. X : 115°21’20”

17
Y : 8°39’40”
4. X : 114°40’40“
5. Y : 8°39’40”

⮚ Lakukan konversi titik koordinat dalam bentuk DMS (degree minute second)
menjadi DD (decimal degree) dengan formula [(derajat) + (menit/60) +
(detik/3600)].

⮚ Buat titik ikat dan masukkan titik ikat untuk georeferencing

18
⮚ Hitung RMSE dan bandingkan dengan RMSE yang dapat ditoleransi

⮚ RMSE yang dapat ditoleransi adalah 0,00

⮚ Lakukan update georeferensi dan rektifikasi

19
C. Acara III Input Data Koordinat
I. Tujuan
1. Melatih mahasiswa untuk melakukan penandaan lokasi menggunakan GPS dengan
metode absolut dan relatif.
2. Melatih mahasiswa untuk mengolah data spasial menggunakan perangkat lunak
ArcGIS dan Google Earth Pro

II. Dasar teori


Data masukan (input) adalah merupakan salah satu komponen SIG. Selain peta
analog, input dalam pengolahan data SIG dapat berupa data titik koordinat penandaan
dengan GPS.
Secara umum terdapat 2 jenis receiver GPS yang sering digunakan dalam kegiatan
pengelolaan hutan. Pertama adalah GPS handheld dan, kedua, adalah GPS geodetik. GPS
handheld memiliki kelebihan mudah dibawa namun memiliki keterbatasan akurasi yang
relatif rendah. GPS geodetik memiliki kelebihan akurasi yang tinggi namun tidak praktis
dan harganya lebih tinggi jika dibandingkan dengan GPS handheld.

20
Metode untuk melakukan penandaan titik dengan GPS adalah metode absolut dan
relatif. Metode relatif dapat digunakan untuk meningkatkan akurasi dari metode absolut.
Saat ini, banyak sekali aplikasi untuk pengolahan data hasil penandaan dengan
menggunakan GPS. Dengan aplikasi tersebut, data penandaan GPS dapat diolah untuk
dijadikan sebagai peta atau sebagainya.
III. Tempat
Lingkungan Kampus Institut Pertanian (INTAN) Yogyakarta

IV. Bahan dan alat


1. Alat tulis
2. Desktop atau laptop
3. GPS handheld
4. Aplikasi pengolahan data spread sheet

V. Cara kerja
1. Atur format data GPS handheld menjadi format DMS (degree minute second)
2. Tentukan lokasi yang akan dilakukan penandaan dengan menggunakan GPS.
3. Lakukan penandaan GPS sebanyak 10 titik hingga membentuk poligon tertutup
menggunakan metode absolut.
4. Catat akurasi yang didapatkan.
5. Lakukan penandaan GPS sebanyak 10 titik hingga membentuk poligon tertutup
menggunakan metode relatif.
6. Catat akurasi yang didapatkan.
7. Bandingkan kedua akurasi yang didapatkan dari metode absolut dan relatif.
8. Input data GPS hasil metode relatif menggunakan Ms. Excell.
9. Input data ke dalam aplikasi ArcGIS.
10. Export data menjadi data berformat shapefile.
11. Input data ke dalam aplikasi Google Earth Pro.
12. Buat layout peta sederhana dengan menggunakan Google Earth Pro.

VI. Hasil dan pembahasan


Langkah-langkah dalam memasukan data spasial :
 Tentukan lokasi yang akan dilakukan penandaan dengan menggunakan gogle eart
pro

21
 Salin data dari gogle eart pro ke excel lalu konversi data ke decimal degree
 Save data excel dengan format
 Masukan data
yang telah di konveksi
kedalam aplikasi arcgis

 Masuk ke Gheographic coordinat system – word – WGS 1984

22
 Klik kanan untuk mengekspor data yang kita masukan tadi agar permanen. Lalu klik
data – add data – buat file dengan format – lalu klik oke

 Setelah itu pergi ke catalog lalu pilih GIS server – add WMTS server

23
 Salin link base map lalu copy

 Klik kanan pada base map lalu tambahkan ke layer

24
D. Acara IV Digitasi On Screen

I. Tujuan
1. Melatih mahasiswa untuk screen digitizing.
2. Membekali mahasiswa dengan informasi jenis dan bentuk data vektor.

II. Dasar teori


Perkembangan alat-alat dan aplikasi pengelolaan data spasial meniscayakan
kemudaan dalam pengelolaan data tersebut. Salah satu perkembangan tersebut adalah screen
digitizing. Screen digitizing merupakan proses digitasi yang dilakukan di atas layar monitor
dengan bantuan mouse.
Pada perkembangan sebelumnya. Proses ini dilakukan dengan alat yang disebut digitizer.
Saat ini screen digitizing dapat dilakukan dengan menggunakan personal desktop atau
laptop.
Di samping kemajuan pengolahan data, diperlukan juga kemampuan khusus untuk
melakukan pengolahan tersebut. Kemampuan khusus tersebut umumnya digunakan untuk
menjalankan aplikasi pengolahan data tertentu (ArcGIS dan sebagainya) atau untuk
menggunakan alat tertentu untuk melakukan pengambilan data (GPS, total stationer dan
sebagainya).

III. Tempat
Lingkungan Kampus Institut Pertanian (INTAN) Yogyakarta.

IV. Bahan dan alat


1. Alat tulis
2. Desktop atau laptop

V. Cara kerja
1. Input data spasial shp. Materi II ke dalam aplikasi ArcGIS.
2. Buatlah file shp. Sesuai dengan objek yang akan didigitasi.
3. Lakukan digitasi pada peta digital yang telah memiliki referensi spasial.

25
4. Identifikasi objek digitasi.
5. Digitasi meliputi objek dengan bentuk poligon, garis dan titik (polygon, line dan
point).
6. Simpan data hasil digitasi.
7. Identifikasi atribut hasil digitasi.
8. Lakukan editing table pada data spasial yang telah didigitasi.
9. Catat langkah melakukan digitasi dan editing tabel.
10. Narasikan langkah tersebut.
VI. Hasil dan pembahasan
 Buka catalog – ganti feature type menjadi polygon – lalu edit coordinat zona UTM

 Klik kanan pada polygon lalu start edite lalu klik continuo

 Lalu klik disetiap titiknya untuk membentuk polygon

26
 Klik kanan lalu pilih open atribut table

 Lalu beri keterangan dan ganti type menjadi double dan ubah angkanya menjadi 20

27
 Klik dua kali pada luas dan pilih calculate geometry

 Pada bagian property ganti menjadi area – lalu ganti units menjadi square meters

28
 Buka catalog – ganti feature type menjadi polygon – lalu edit coordinat zona UTM

29
 Klik kanan pada polygon lalu start edite lalu klik continue

 Lalu klik disetiap titiknya untuk membentuk polygon

30
 Klik kanan lalu pilih open atribut table

 Lalu beri keterangan dan ganti type menjadi double dan ubah angkanya menjadi 20

31
 Klik dua kali pada luas dan pilih calculate geometry

 Pada bagian property ganti menjadi area – lalu ganti units menjadi square meters

32
E. Acara V Analisis Permukaan
I. Tujuan
1. Membekali mahasiswa dengan teknik analisis permukaan.
2. Melatih mahasiswa untuk melakukan analisis permukaan.

II. Dasar teori


Analisis permukaan dapat dilakukan pada data-data yang berbentuk raster. bagian
akan menjelaskan langkah-langkah untuk melakukan analisis permukaan di dalam ArcGis.
Berberapa kegiatan analisis permukaan yang sudah sangat dikenal adalah membuat
kemiringan lereng (slope), ketinggian tempat (elevasi), arah lereng (asepect) dan relief
permukaan (hillshade).

III. Tempat
Lingkungan Kampus Institut Pertanian (INTAN) Yogyakarta.
IV. Bahan dan alat
1. Alat tulis
2. Desktop atau laptop
3. Data DEM (Digital Elevation model)
V. Cara kerja
a) Kemiringan lereng (slope)
1. Input peta kontur dengan koordinat berformat UTM.
2. Aktifkan ekstensi untuk analisis permukaan.
3. Buat data TIN (Triangulated Irregular Network) dari data peta kontur dengan format
UTM.
4. Buat data DEM (Digital Elevation Model) berdasarkan data nomor 3.
5. Buat kemiringan lereng (slope).
6. Lakukan klasifikasi kemiringan lereng.
7. Isi table atribut dengan kelas kemiringan lereng yang sudah ditentukan

33
8. Hitung luas setiap kelas kemiringan lereng.

b) Elevasi
1. Lakukan langkah 1-4 pada poin (a).
2. Buat elevasi berdasarkan data DEM.
3. Lakukan klasifikasi elevasi.
4. Isi tabel atribut dengan kelas elevasi yang sudah ditentukan.
5. Hitung luas setiap kelas elevasi.

c) Arah Lereng (Aspect)


1. Lakukan langkah 1-4 pada poin (a).
2. Buat arah lereng berdasarkan data DEM.
3. Lakukan klasifikasi arah lereng.
4. Isi tabel atribut dengan kelas arah lereng yang sudah ditentukan.
5. Hitung luas setiap kelas arah lereng.

d) Relief Permukaan (Hillshade)


1. Lakukan langkah 1-4 pada poin (a).
2. Buat relief permukaan berdasarkan data DEM.
3. Atur ketebalan warna dan tampilan dari relief permukaan.

VI. Hasil dan Pembahasan


 Input peta kontur dengan koordinat berformat UTM.
 Arctoolbox – data management tools – projections and transformation – project

Create TIN 3D Analyst Tools – Data Management – TIN – Create TIN

34
 TIN to Raster 3D Analyst Tools – Conversion – From TIN – TIN to Raster, lalu ganti
sampling distance nya menjadi cellsize 30 Lalu tunggu prosesnya selesai

 Raster to slope 3D Analyst Tools – Raster Surface – Slope

35
 Racclasify 3D Analyst Tools – Raster reeclas – Racclasify

36
 Klik kanan pada kelerengan (Racclas) untuk open atribut table dan memulai editing –
lalu add field – buat kemiringan dan klasifikasi sesuai data yang telah di tentukan.

37
 Raster to Polygon
 ArcToolbox – Conversion Tools – Raster to Polygon – input lalu klik oke

F. Acara VI Operasi spasial


I. Tujuan
1. Membekali mahasiswa dengan pengetahuan operasi spasial.
2. Melatih mahasiswa untuk melakukan operasi spasial.

II. Dasar teori


Pengguna ArcGIS, baik pemula maupun profesional, akan mengenal analisis dan
pemodelan spasial. Di dalam ArcGIS, terdapat tools untuk melakukan analisis dan membuat
model spasial terdapat di ArcToolBox Analysis Tools. Tools analisis spasial dikelompokkan
menjadi 4, yaitu : Extract, Ovelay, Proximity dan Statistic). Bagian ini akan menjelaskan
tentang operasi spasial.
III. Tempat
Lingkungan Kampus Institut Pertanian (INTAN) Yogyakarta.

38
IV. Bahan dan alat
1. Alat tulis
2. Desktop atau laptop
3. Data shp. atau peta digital

V. Cara kerja
Extract
a. Clip
1. Input data shp. dengan bentuk poligon.
2. Aktifkan ekstensi untuk memunculkan Arc Tool Box
3. Input data shp. dengan bentuk poligon yang akan digunakan sebagai pembatas clip.
4. Lakukan proses clip
b. Select
1. Lakukan langkah 1-2 pada poin (a).
2. Pilih menu Select.
3. Masukan deskripsi SQL untuk melakukan select.
4. Lakukan proses select.
c. Split
1. Lakukan langkah 1-2 pada poin (a).
2. Pilih menu Split.
3. Deskripsikan areal yang ingin ada split
4. Lakukan split.
Overlay
a. Erase
1. Input data shp. dengan bentuk poligon.
2. Aktifkan ekstensi untuk memunculkan Arc Tool Box
3. Input data shp. dengan bentuk poligon yang akan digunakan untuk menghapus
(erase).
4. Lakukan proses erase
b. Identity
1. Lakukan langkah 1-2 pada poin (a).
2. Input data shp. dengan bentuk poligon yang akan digunakan untuk identity
3. Lakukan proses identity
4. Output proses ini adalah berbentuk seperti data input dengan tabel atribut yang saling
tumpang tindih.
c. Intersect
1. Lakukan langkah 1-2 pada poin (a).
2. Input data shp. dengan bentuk poligon yang akan digunakan untuk intersect
3. Lakukan proses intersect
4. Output proses ini adalah berbentuk seperti data shp. intersect dengan tabel atribut yang
saling tumpang tindih.
d. Spatial join
1. Lakukan langkah 1-2 pada poin (a).
2. Input data shp. yang akan digunakan sebagai bahan spatial join.
3. Lakukan proses spatial join.
4. Desa apa saja yang dilewati Sungai Progo, DIY?” atau “Di mana paling banyak
dijumpai spesies Lutung berdasarkan kelas ketinggian lereng, dan suhu di TN Gunung
Merapi?”

39
e. Union
1. Lakukan langkah 1-2 pada poin (a).
2. Input data shp. yang akan digunakan sebagai bahan union.
3. Lakukan proses union.
4. Hasil Union akan mempertahankan batas-batas antar poligon sesuai dengan feature
masukannya.
f. Update
1. Lakukan langkah 1-2 pada poin (a).
2. Input data shp. yang akan digunakan sebagai bahan update.
3. Lakukan proses update.
4. Hasil Update merupakan gabungan dari tabel atribut input dan update features.
Proximity
a. Buffer
1. Input data shp. dengan bentuk titik, garis atau poligon.
2. Aktifkan ekstensi untuk memunculkan Arc Tool Box.
3. Lakukan proses Buffer dengan radius yang diinginkan.
4. Menu Buffer adalah menu untuk membuat feature baru dengan menambahkan luasan
tertentu (keseluruhan maupun sebagian) dari titik atau garis atau poligon feature input.
b. Multiple Buffer
1. Input data shp. dengan bentuk titik, garis atau poligon.
2. Aktifkan ekstensi untuk memunculkan Arc Tool Box.
3. Lakukan proses Multiple Buffer dengan beberapa radius yang diinginkan.
4. Menu Multiple Buffer adalah menu untuk membuat beberapa feature baru dengan
menambahkan beberapa luasan tertentu (keseluruhan maupun sebagian) dari titik atau
garis atau poligon feature input.
Generalization
a. Dissolve
1. Input data shp. dengan bentuk titik, garis atau poligon.
2. Buka tabel atributnya.
3. Pilih proses yang diinginkan.
4. Lakukan prises Dissolve.
5. Dissolve memiliki kegunaan untuk membuat feature baru yang isinya
menyederhanakan atau menggabungkan poligon-poligon yang berdekatan berdasarkan
atribut feature tertentu.

VI. Hasil dan pembahasan


Gunakan alat ini untuk memotong bagian dari satu kelas fitur menggunakan satu atau
lebih fitur di kelas fitur lain sebagai pemotong.
 Arc Tool Box – Analysis Tools – Ekstract – Clip

40
 Mengekstrak fitur dari kelas fitur input atau lapisan fitur input, biasanya menggunakan
pilihan atau ekspresi Structured Query Language (SQL) dan menyimpannya dalam
kelas fitur output.

 Membagi input dengan fitur overlay untuk membuat subset kelas fitur output.
 Nilai unik parameter Split Field membentuk nama-nama kelas fitur keluaran. Nilai-
nilai ini disimpan di ruang kerja target.

41
 Membuat kelas fitur dengan menghamparkan Fitur Input dengan poligon dari Fitur
Hapus. Hanya bagian fitur input yang berada di luar batas luar fitur hapus yang disalin
ke kelas fitur output.

42
 Menghitung perpotongan geometris dari fitur input dan fitur identitas. Fitur input atau
bagiannya yang tumpang tindih dengan fitur identitas akan mendapatkan atribut dari
fitur identitas tersebut.

 Penghitung perpotongan geometris dari fitur input. Fitur atau bagian dari fitur yang
tumpang tindih di semua lapisan dan/atau kelas fitur akan dituliskan ke kelas fitur
keluaran.

43
 Menggabungkan atribut dari satu fitur ke fitur lainnya berdasarkan hubungan spasial.
 Fitur target dan atribut gabungan dari fitur gabungan dituliskan ke kelas fitur keluaran.

44
 Fitur atau bagian dari fitur pada fitur input dan fitur update yang tidak tumpang tindih
akan dituliskan ke kelas fitur output.

45
 Menghitung gabungan geometris dari fitur-fitur input. Semua fitur dan atributnya akan
dituliskan ke kelas fitur keluaran.

 Menghitung perpotongan geometris dari Fitur Input dan Fitur Pembaruan. Atribut dan
geometri fitur input diperbarui oleh fitur pembaruan di kelas fitur output.

46
 Membuat poligon penyangga di sekitar fitur input hingga jarak tertentu.

47
 Membuat beberapa buffer pada jarak tertentu di sekitar fitur input. Buffer ini secara
opsional dapat digabungkan dan dibubarkan menggunakan nilai jarak buffer untuk
membuat buffer yang tidak tumpang tindih.

 Mengagregasi fitur berdasarkan atribut tertentu.

48
G. Acara VII Layout peta
I. Tujuan
1. Membekali mahasiswa dengan informasi layout peta.
2. Melatih mahasiswa untuk melakukan layouting peta.

II. Dasar teori


Peta merupakan salah satu bentuk luaran dari pengolahan data spasial dengan
menggunakan SIG. Dewasa ini, penggunaan peta telah meluas ke berbagai bidang. Bidang
kehutanan merupakan bidang yang tidak mungkin bisa terlepas dari keberadaan peta. Dengan
berkembangnya teknologi saat ini peta dapat dibuat oleh siapa pun yang memiliki
keterampilan khusus. Peta tersebut tidak terbatas peta analog, melainkan juga termasuk peta
elektronik. Pembuatan peta yang relatif mudah dan siapa pun bisa membuat mendorong
dibentuknya acuan agar peta dapat diakui, dibaca dan dimanfaatkan khalayak umum. Kondisi
ini mendorong dibuatnya layout peta. Selain layout peta, kemampuan yang perlu dimiliki
adalah melakukan pencetakan peta. Tidak jarang, pengguna terkadang tidak memahami
kaidah pencetakan peta sehingga membuat peta tidak dapat dimanfaatkan. Sebagai contoh
adalah kesalah dalam perbesaran ukuran peta sehingga skala numerik peta tidak dapat
digunakan.

49
III. Tempat
Lingkungan Kampus Institut Pertanian (INTAN) Yogyakarta.

IV. Bahan dan alat


1. Alat tulis
2. Desktop atau laptop
3. Data shp.

V. Cara kerja
1. Input data shp. dengan bentuk titik, garis atau poligon.
2. Pindahkan tampilan menjadi layout view.
3. Buatlah garis tepi peta.
4. Berikan pembatas peta dan informasi peta
5. 70% adalah peta dan 30% adalah informasi peta.
6. Buatlah arah mata angin
7. Buatlah Garis koordinat.
8. Tambahkan Skala.
9. Tambahkan legenda peta.
10. Simpan file
11. Konversi kedalam format Pdf atau Jpg.

VII. Hasil dan pembahasan


 Input data shp. dengan bentuk titik, garis atau poligon.
 Pindahkan tampilan menjadi layout view.
 Buatlah garis tepi peta.
 Berikan pembatas peta dan informasi peta
 70% adalah peta dan 30% adalah informasi peta

50
51
 Buatlah arah mata angin
 Buatlah Garis koordinat.
 Tambahkan Skala.
 Tambahkan legenda peta.
 Simpan file
 Konversi kedalam format Pdf atau Jpg.

Beralih ke insert untuk mengedit. Gunakan semua fitur pada insert untuk mengedit map,
mulai dari title, text, legenda, arah mata angin dan foto.

 Langkah – Langkah Membuat garis koordinat atau grid.


 Klik kanan pada layers lalu pilih property – grid

52
53
 Lalu Konversi kedalam file format Pdf atau Jpg dengan cara klik kanan pada file lalu
eksplor data

54
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Sistem Informasi Geografis (Geographic Information System/GIS) atau disebut SIG
merupakan sistem informasi berbasis komputer yang digunakan untuk mengolah dan
menyimpan data atau informasi geografis (Aronoff, 1989). Secara umum pengertian Suatu
komponen yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data geografis dan sumberdaya
manusia yang bekerja bersama secara efektif untuk memasukan, menyimpan, memperbaiki,
memperbaharui, mengelola, memanipulasi, mengintegrasikan, menganalisa dan menampilkan
data dalam suatu informasi berbasis geograsfis.
Saran
Dengarkan apabila dosen atau asisten dosen sedang menjelaskan dan jangan terlalu
banyak bercanda apabila mata kuliah SIG sedang berlangsung. Nanti dimasa depan kamu
akan menyesal bila tidak mendengarkan atau memahami mata kuliah dan praktikum ini.

55
DAFTAR PUSTAKA

 https://afdinabidin.wordpress.com/2015/06/08/praktikum-sistem-informasi-geografi-
laporan-praktikum-1-menginstal-arcgis/
 https://www.scribd.com/document/632095834/LAPORAN-1-GIS-INSTALASI
 Anonim. 2007. Modul Pelatihan ArcGIS Tingkat Dasar. GIS Konsorsium Aceh Nias.
Banda Aceh.
 Rinaldi Potabuga. 2010 .Automasi Data_1Georeferencing. Intan Pariwar. Klaten

56

Anda mungkin juga menyukai