Rekayasa Geologi
(Menggunakan Software ArcGIS)
BAB 1
PENDAHULUAN
Teknik sipil adalah salah satu cabang ilmu teknik yang mempelajari tentang
bagaimana merancang, membangun, merenovasi tidak hanya gedung dan
infrastruktur, tetapi juga mencakup lingkungan untuk kemaslahatan hidup manusia.
Teknik sipil mempunyai ruang lingkup yang luas, di dalamnya pengetahuan
matematika, fisika, kimia, biologi, geologi, lingkungan hingga komputer
mempunyai peranannya masing-masing. Ilmu teknik sipil juga terbagi atas
beberapa cabang diantaranya adalah cabang informatika. Cabang informatika
teknik sipil merupakan cabang baru yang mempelajari penerapan komputer untuk
perhitungan/pemodelan sebuah sistem dalam proyek pembangunan atau penelitian
salah satunya dengan Teknologi GIS (Geographic information system).
Berdasarkan hal tersebut, pada tugas kali ini akan membuat data geospasial berupa
kontur yang akan dikerjakan pada aplikasi ArcMap dengan menggunakan 50 titik
dan pada nantinya akan dihasilkan kontur tanah yang bervariasi dan dapat dilihat
potongan – potongan yang telah dibuat.
Program ArcGis adalah sebuah program yang terdiri dari produk perangkat
lunak sistem informasi geografis (SIG) yang diproduksi oleh ESRI. ESRI
(Environmental System Research Institute) yang berpusat di Redlands,
California, adalah salah satu perusahaan yang mapan dalam pengembangan
perangkat lunak untuk GIS. Memulai debutnya dengan produk ArcInfo 2.0
pada awal 1990 an, ESRI terus memperbaiki produknya untuk mengakomodasi
berbagai kebutuhan dalam pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan.
Produk yang paling terkenal dan hingga saat ini masih banyak digunakan oleh
pengguna GIS adalah ArcInfo 3.51 dan ArcView 3.3. Kedua produk ini masih
digunakan karena sifatnya yang ringan, tidak haus memory dan kelengkapan
fasilitasnya cukup memadai. Saat ini, produk terakhir ESRI adalah ArcGIS
versi 10 yang dirilis pada 28 Juni 2010 yang lalu. Dengan bervariasinya
kalangan pengguna GIS, software ArcGIS yang diproduksi oleh ESRI
mencakup penggunaan GIS pada berbagai skala:
a. ArcGIS Desktop, ditujukan untuk pengguna GIS professional
(perorangan maupun institusi)
b. ArcObjects, dibuat untuk para developer yang selalu ingin membuat inovasi
dan pengembangan
c. Server GIS (ArcIMS, ArcSDE, lokal), dibuat bagi pengguna awam yang
mengumpulkan data spasial melalui aplikasi di internet
d. Mobile GIS, diciptakan bagi pengguna GIS yang dinamis, software ini
mengumpulkan data lapangan
Cassini menggunakan alat hitung karena teori ini muncul pada saat adanya
alat hitung yang sudah mulai berkembang. Pengikatan kebelakang metode
Collins merupakan model perhitungan yang berfungsi untuk mengetahui
suatu letak titik koordinat, yang diukur melalui titik-titik koordinat lain
yang sudah diketahui. Pada pengukuran pengikatan ke belakang metode
Collins, alat theodolite ditegakkan di atas titik yang ingin atau belum
diketahui koordinatnya. Misalkan titik itu diberi nama titik P. titik P ini
akan diukur melalui titik-titik lain yang koordinatnya sudah diketahui
terlebih dahulu. Misalkan titik lainnya itu titik A, B, dan titik C. Pertama
titik P diikatkan pada dua buah titik lain yang telah diketahui
koordinatnya, yaitu diikat pada titik A dan titik B. Ketiga titik tersebut
dihubungkan oleh suatu lingkaran dengan jari-jari tertentu, sehingga titik
C berada di luar lingkaran.
Kemudian tariklah titik P terhadap titik C. Dari hasil penarikan garis P
terhadap G akan memotong tali busur lingkaran, dan potongannya akan
berupa titik hasil dari pertemuan persilangan garis dan tali busur. Titik itu
diberi nama titik H, dimana titik H ini merupakan titik penolong Collins.
Sehingga dari informasi koordinat titik A, B, dan G serta sudut-sudut yang
dibentuknya, maka koordinat titik P akan dapat diketahui :
a. titik A, B ,dan C merupakan titik koordinat yang sudah diketahui.
b. titik P adalah titik yang akan dicari koordinatnya.
c. titik H adalah titik penolong collins yang dibentuk oleh garis P
terhadap C dengan lingkaran yang dibentuk oleh titik-titik A, B, dan P.
A dan B, titik tersebut diberi nama titik R. Sama halnya Cassini pula
membuat garis lurus yang melalui titik C dan tegak lurus terhadap garis
BC serta memotong tempat kedudukan yang melalui B dan C, titik
tersebut diberi nama titik S.
Sekarang hubungkan R dengan P dan S dengan P. Karena 4 BAR = 900,
maka garis BR merupakan garis tengah lingkaran, sehingga 4 BPR = 900.
Karena ABCS = 900 maka garis BS merupakan garis tengah lingkaran,
sehinggga DBPR = 900. Maka titik R, P dan S terletak di satu garus lurus.
Titik R dan S merupakan titik penolong Cassini. Untuk mencari koordinat
titik P, lebih dahulu dicari koordinat-koordinat titik-titik penolong R dan
S, supaya dapat dihitung sudut jurusan garis RS, karena PB 1 RS, maka
didapatlah sudut jurusan PB, dan kemudian sudut jurusan BP untuk dapat
menghitung koordinat-koordinat titik P sendiri dari koordinat-koordinat
titik B. Rumus-rumus yang digunakan ialah :
a. x1 – x2 = d12 Sin a12
b. y2 – y1 = d12 cos a12
c. tg a12 = (x2 – x1) : (y2 – y1)
d. ctg a12 = (y2 – y1) : (x2 – x1)
Pada jaring segitiga akan selalu diperoleh suatu titik sentral atau titik
pusat. Pada titik pusat tersebut terdapat beberapa buah sudut yang
jumlahnya sama dengan 360 derajat.
a. Primer
b. Sekunder
c. Tersier
Pada metode Triangulasi terdapat tiga buah bentuk geometrik dasar
triangulasi, yaitu :
a. Rangkaian segitiga yang sederhana cocok untuk pekerjaanpekerjaan
dengan orde rendah untuk ini dapat sedapat mungkin diusahakan sisi-
sisi segitiga sama panjang.
b. Kuadrilateral merupakan bentuk yang terbaik untuk ketelitian
tinggi, karena lebih banyak syarat yang dapat dibuat. Kuadrilateral
tidak boleh panjang dan sempit.
c. Titik pusat terletak antara 2 titik yang terjauh dan sering di perlukan
Pengikatan ke muka adalah suatu metode pengukuran data dari dua buah
titik di lapangan tempat berdiri alat untuk memperoleh suatu titik lain di
lapangan tempat berdiri target (rambu ukur, benang, unting-unting) yang
akan diketahui koordinatnya dari titik tersebut. Garis antara kedua titik
yang diketahui koordinatnya dinamakan garis absis. Sudut dalam yang
dibentuk absis terhadap target di titik B dinamakan sudut beta. Sudut beta
dan alfa diperoleh dari lapangan.
BAB 2
PEMBAHASAN
g. Pilih “WGS1984 UTM Zone 49S”, kemudian klik “Apply” lalu klik
“OK”
e. Kemudian klik kanan “... Events”, lalu klik “Data” kemudian klik
“Export Data”
g. Pada jendela “Table Of Content” akan muncul file yang tadi sudah di
Export
j. Jika sudah berhasil maka akan muncul gambar seperti dibawah ini
l. Setelah lakukan cara seperti no. 8 namun kali ini klik “Raster Surface”
pada “3D Analyst Tools”, kemudian klik “Contour”
m. Muncul jendela “Contour”, isikan “Input raster” dengan File Idw tadi,
kemudian isikan “Contour interval” dengan angka 1 lalu klik “OK”
p. Kemudian pada map akan muncul angka angka pada bagian contour.
d. Kemudian pada gambar tarik garis ke arah horizontal, setelah itu klik
sebanyak 2x.
BAB 3
HASIL DATA
Grafik diatas menunjukan kondisi tanah yang cukup terjal pada jarak 30 m hingga
±33 m, sehingga tidak memungkinkan untuk didirikan bangunan diatasnya.
Kondisi tanah terdiri dari jurang dan pegunungan yang cukup terjal. Dari grafik
menunjukkan bahwa pada jarak 45 m memiliki ketinggian mencapai 103,5 m.
Membutuhkan biaya besar apabila ingin mendirikan bangunan diatasnya.
Grafik diatas menunjukkan bahwa susunan tanah yang terdapat didalam potongan
tidaklah merata Pada jarak ±37 m, ketinggian tanah mencapai 97,3 m, berbeda
dengan kondisi tanah pada jarak 5 m, ketinggian tanah mencapai 103,3 m, oleh
karena itu dibutuhkan pondasi dengan kedalaman yang berbeda jika ingin
mendirikan sebuah bangunan diatasnya. Hal ini juga menyebabkan tanah tidak
dapat dibangun sebuah bangunan karena potensi longsor cukup besar.
Grafik diatas menunjukan kondisi tanah yang cukup terjal pada jarak 10 m hingga
±12 m, sehingga tidak memungkinkan untuk didirikan bangunan diatasnya.
Kondisi tanah terdiri dari jurang dan pegunungan yang cukup terjal. Dari grafik
menunjukkan bahwa pada jarak 10 m memiliki ketinggian mencapai 106,3 m.
Membutuhkan biaya besar apabila ingin mendirikan bangunan diatasnya.
BAB 4
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
4.1.1. Kesimpulan Data Potongan
a. Potongan A-A’
Pada potongan A-A’, elevasi tertinggi terdapat pada 103,5 m dan elevasi
terendah terdapat pada 95,3 m
b. Potongan B-B’
Pada potongan B-B’, elevasi tertinggi terdapat pada 103,3 m dan elevasi
terendah terdapat pada 97,3 m
c. Potongan C-C’
Pada potongan C-C’, elevasi tertinggi terdapat pada 106,3 m dan elevasi
terendah terdapat pada 97,3 m
Dari data yang saya buat, saya dapat menyimpulkan bahwa dalam sebidang
tanah memiliki bentuk serta kemiringan yang bervariasi, sehingga dalam
perancangan konstruksi bangunan juga harus menyesuaikan kondisi tanah
yang akan dibangun bangunan. Selain itu, dapat diketahui mana tanah yang
baik untuk dibangun bangunan dan mana yang tidak. Kondisi tanah yang
curam ataupun terjal sebaiknya tidak dibangun sebuah bangunan. Selain dapat
berpotensi tanah longsor, biaya konstruksinya pun akan melambung tinggi
sebab kondisi tanah yang sulit.
4.2 Saran
Aplikasi ArcGIS terbilang cukup rumit dalam penggunaanya. Langkah – langkah
dari memasukkan data hingga mengetahui grafik potongan melintang pun cukup
panjang sehingga bagi orang yang belum terlalu lihai dalam menjalankan program
ArcGIS tentu sangatlah merepotkan. Sebaiknya dalam perkembangan ArcGIS
kedepan, diperlukan pentunjuk atau panduan dalam menjalankan program ArcGIS
dengan sangat detail, sehingga bagi para pemula dapat dimudahkan.