Anda di halaman 1dari 28

Tugas Besar

Rekayasa Geologi
(Menggunakan Software ArcGIS)

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teknik sipil adalah salah satu cabang ilmu teknik yang mempelajari tentang
bagaimana merancang, membangun, merenovasi tidak hanya gedung dan
infrastruktur, tetapi juga mencakup lingkungan untuk kemaslahatan hidup manusia.
Teknik sipil mempunyai ruang lingkup yang luas, di dalamnya pengetahuan
matematika, fisika, kimia, biologi, geologi, lingkungan hingga komputer
mempunyai peranannya masing-masing. Ilmu teknik sipil juga terbagi atas
beberapa cabang diantaranya adalah cabang informatika. Cabang informatika
teknik sipil merupakan cabang baru yang mempelajari penerapan komputer untuk
perhitungan/pemodelan sebuah sistem dalam proyek pembangunan atau penelitian
salah satunya dengan Teknologi GIS (Geographic information system).

Geographic information system (GIS) atau Sistem Informasi Berbasis Pemetaan


dan Geografi adalah sebuah alat bantu manajemen berupa informasi berbantuan
komputer yang berkait erat dengan sistem pemetaan dan analisis terhadap segala
sesuatu serta peristiwa-peristiwa yang terjadi di muka bumi. Teknologi GIS
menggunakan visualisasi yang khas serta berbagai keuntungan yang mampu
ditawarkan melalui analisis geografis melalui gambar-gambar petanya.
Kemampuan tersebut membuat sistem informasi GIS berbeda dengan sistem
informasi pada umumnya dan membuatnya berharga bagi perusahaan milik
masyarakat atau perseorangan untuk memberikan penjelasan tentang suatu
peristiwa, membuat peramalan kejadian, dan perencanaan strategis lainnya.

Berdasarkan hal tersebut, pada tugas kali ini akan membuat data geospasial berupa
kontur yang akan dikerjakan pada aplikasi ArcMap dengan menggunakan 50 titik
dan pada nantinya akan dihasilkan kontur tanah yang bervariasi dan dapat dilihat
potongan – potongan yang telah dibuat.

KWEE CAROLINE KUO DJAYA | 19.B1.0022 1


Tugas Besar
Rekayasa Geologi
(Menggunakan Software ArcGIS)

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu aplikasi ArcGIS ?
2. Bagaimana cara mengoperasikan aplikasi ArcGIS ?
3. Bagaimana cara menganalisis data kontur titik ?

1.3 Tujuan dan Fungsi Penulisan

1.3.1 Sejarah ArcGIS

Program ArcGis adalah sebuah program yang terdiri dari produk perangkat
lunak sistem informasi geografis (SIG) yang diproduksi oleh ESRI. ESRI
(Environmental System Research Institute) yang berpusat di Redlands,
California, adalah salah satu perusahaan yang mapan dalam pengembangan
perangkat lunak untuk GIS. Memulai debutnya dengan produk ArcInfo 2.0
pada awal 1990 an, ESRI terus memperbaiki produknya untuk mengakomodasi
berbagai kebutuhan dalam pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan.
Produk yang paling terkenal dan hingga saat ini masih banyak digunakan oleh
pengguna GIS adalah ArcInfo 3.51 dan ArcView 3.3. Kedua produk ini masih
digunakan karena sifatnya yang ringan, tidak haus memory dan kelengkapan
fasilitasnya cukup memadai. Saat ini, produk terakhir ESRI adalah ArcGIS
versi 10 yang dirilis pada 28 Juni 2010 yang lalu. Dengan bervariasinya
kalangan pengguna GIS, software ArcGIS yang diproduksi oleh ESRI
mencakup penggunaan GIS pada berbagai skala:
a. ArcGIS Desktop, ditujukan untuk pengguna GIS professional
(perorangan maupun institusi)
b. ArcObjects, dibuat untuk para developer yang selalu ingin membuat inovasi
dan pengembangan
c. Server GIS (ArcIMS, ArcSDE, lokal), dibuat bagi pengguna awam yang
mengumpulkan data spasial melalui aplikasi di internet
d. Mobile GIS, diciptakan bagi pengguna GIS yang dinamis, software ini
mengumpulkan data lapangan

KWEE CAROLINE KUO DJAYA | 19.B1.0022 2


Tugas Besar
Rekayasa Geologi
(Menggunakan Software ArcGIS)

ArcMap adalah komponen utama dari ESRI‘s ArcGIS merupakan program


pengolah geospasial, dan digunakan terutama untuk melihat, mengedit,
menciptakan, dan menganalisis data geospasial. ArcMap memungkinkan
pengguna untuk mencari data dalam kumpulan data, melambangkan fitur
sesuai, dan membuat peta. ArcMap berfungsi untuk membuat dan
memanipulasi set data untuk memasukkan berbagai informasi. Informasi
geografis yang dimuat ke ArcMap dapat dilihat dalam dua cara: melihat data
dan melihat tata letak.
Dalam tampilan data, pengguna dapat berinteraksi dengan informasi geografis
yang disajikan, dan unsur-unsur peta tersembunyi dari pandangan. Sebagian
besar proyek dimulai pada pandangan ini, dan terus ke tampilan layout untuk
penyuntingan akhir dan produksi. Sementara dalam tampilan tata letak,
pengguna dapat menggabungkan sejumlah fitur berguna seperti bar skala dan
panah utara. Elemen ini penting untuk pembuatan peta, dan menyediakan klien
dengan informasi referensi yang tepat.
ArcGIS suite tersedia pada tiga tingkatan lisensi: ArcView, ArcEditor, dan
ArcInfo. Setiap langkah dalam lisensi menyediakan pengguna dengan ekstensi
lebih yang memungkinkan berbagai query yang akan dilakukan pada
kumpulan data. ArcInfo adalah tingkat tertinggi lisensi, dan memungkinkan
pengguna untuk menggunakan ekstensi seperti 3D Analyst, Analis Tata
Ruang, dan Analis geostatistika.
Peta dibuat dan disimpan dalam ArcMap akan menciptakan sebuah file pada
hard drive dengan ekstensi. MXD. Setelah file MXD dibuka di ArcMap
pengguna dapat menampilkan berbagai informasi, selama itu ada dalam
kumpulan data. Pada saat ini pengguna akan membuat keluaran peta yang sama
sekali baru dan menggunakan fitur kustomisasi dan desain untuk menciptakan
produk yang unik. Setelah menyelesaikan peta, ArcMap memiliki kemampuan
untuk menyimpan, mencetak, dan ekspor file ke PDF.

KWEE CAROLINE KUO DJAYA | 19.B1.0022 3


Tugas Besar
Rekayasa Geologi
(Menggunakan Software ArcGIS)

1.3.2 Dasar Sistem Informasi Geografi

Sistem Informasi Geografi adalah sistem informasi khusus yang mengelola


data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). Atau dalam arti
yang lebih sempit, adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan untuk
membangun, menyimpan, mengelola dan menampilkan informasi berefrensi
geografis, misalnya data yang diidentifikasi menurut lokasinya, dalam sebuah
database. Para praktisi juga memasukkan orang yang membangun dan
mengoperasikannya dan data sebagai bagian dari sistem ini.
Pada dasarnya pada SIG terdapat lima (5) proses yaitu:
a. Input Data
Proses input data digunakan untuk menginputkan data spasial dan data non-
spasial. Data spasial biasanya berupa peta analog. Untuk SIG harus
menggunakan peta digital sehingga peta analog tersebut harus dikonversi
ke dalam bentuk peta digital dengan menggunakan alat digitizer. Selain
proses digitasi dapat juga dilakukan proses overlay dengan melakukan
proses scanning pada peta analog.
b. Manipulasi Data
Tipe data yang diperlukan oleh suatu bagian SIG mungkin perlu
dimanipulasi agar sesuai dengan sistem yang dipergunakan. Oleh karena itu
SIG mampu melakukan fungsi edit baik untuk data spasial maupun non-
spasial.
c. Manajemen Data
Setelah data spasial dimasukkan maka proses selanjutnya adalah
pengolahan data non-spasial. Pengolaha data nonspasial meliputi
penggunaan DBMS untuk menyimpan data yang memiliki ukuran besar.
d. Query dan Analisis
Query adalah proses analisis yang dilakukan secara tabular. Secara
fundamental SIG dapat melakukan dua jenis analisis, yaitu:

KWEE CAROLINE KUO DJAYA | 19.B1.0022 4


Tugas Besar
Rekayasa Geologi
(Menggunakan Software ArcGIS)

d.1 Analisis Proximity


Analisis Proximity merupakan analisis geografi yang berbasis pada jarak
antar layer. SIG menggunakan proses buffering (membangun lapisan
pendukung di sekitar layer dalam jarak tertentu) untuk menentukan
dekatnya hubungan antar sifat bagian yang ada.
d.2 Analisis Overlay
Analisis Overlay merupakan proses penyatuan data dari lapisan layer
yang berbeda. Secara sederhana overlay disebut sebagai operasi visual
yang membutuhkan lebih dari satu layer untuk digabungkan secara fisik.
e. Visualisasi
Untuk beberapa tipe operasi geografis, hasil akhir terbaik diwujudkan
dalam peta atau grafik. Peta sangatlah efektif untuk menyimpan dan
memberikan informasi geografis Sistem Informasi Geografi dapat
digunakan untuk berbagai macam tujuan penelitian geologi, seperti
investigasi ilmiah, pengelolaan sumber daya, perencanaan pembangunan ,
kartografi dan perencanaan rute.

1.3.3 Metode pengukuran

a. Metode Pengukuran Collins dan Cassini

Merupakan salah satu metode dalam pengukuran kerangka dasar


horizontal untuk menentukan koordinat titik-titik yang diukur dengan cara
mengikat ke belakang pada titik tertentu dan yang diukur adalah sudut-
sudut yang berada di titik yang akan ditentukan koordinatnya. Pada era
mengikat ke belakang ada dua metode hitungan yaitu dengan cara Collins
dan Cassini.
Adapun perbedaan pada kedua metode di atas terletak pada cara
perhitungannya, cara Collins menggunakan era perhitungan logaritma.
Adapun pada metode Cassini menggunakan mesin hitung. Sebelum alat
hitung berkembang dengan balk, seperti masa kini maka perhitungan
umumnya dilakukan dengan bantuan daftar logaritma. Adapun metode

KWEE CAROLINE KUO DJAYA | 19.B1.0022 5


Tugas Besar
Rekayasa Geologi
(Menggunakan Software ArcGIS)

Cassini menggunakan alat hitung karena teori ini muncul pada saat adanya
alat hitung yang sudah mulai berkembang. Pengikatan kebelakang metode
Collins merupakan model perhitungan yang berfungsi untuk mengetahui
suatu letak titik koordinat, yang diukur melalui titik-titik koordinat lain
yang sudah diketahui. Pada pengukuran pengikatan ke belakang metode
Collins, alat theodolite ditegakkan di atas titik yang ingin atau belum
diketahui koordinatnya. Misalkan titik itu diberi nama titik P. titik P ini
akan diukur melalui titik-titik lain yang koordinatnya sudah diketahui
terlebih dahulu. Misalkan titik lainnya itu titik A, B, dan titik C. Pertama
titik P diikatkan pada dua buah titik lain yang telah diketahui
koordinatnya, yaitu diikat pada titik A dan titik B. Ketiga titik tersebut
dihubungkan oleh suatu lingkaran dengan jari-jari tertentu, sehingga titik
C berada di luar lingkaran.
Kemudian tariklah titik P terhadap titik C. Dari hasil penarikan garis P
terhadap G akan memotong tali busur lingkaran, dan potongannya akan
berupa titik hasil dari pertemuan persilangan garis dan tali busur. Titik itu
diberi nama titik H, dimana titik H ini merupakan titik penolong Collins.
Sehingga dari informasi koordinat titik A, B, dan G serta sudut-sudut yang
dibentuknya, maka koordinat titik P akan dapat diketahui :
a. titik A, B ,dan C merupakan titik koordinat yang sudah diketahui.
b. titik P adalah titik yang akan dicari koordinatnya.
c. titik H adalah titik penolong collins yang dibentuk oleh garis P
terhadap C dengan lingkaran yang dibentuk oleh titik-titik A, B, dan P.

Sedangkan Metode Cassini adalah cara pengikatan kebelakang yang


menggunakan mesin hitung atau kalkulator. Pada cara ini theodolite
diletakkan diatas titik yang belum diketahui koordinatnya.
Pada cara perhitungan Cassini memerlukan dua tempat kedudukan untuk
menentukan suatu titik yaitu titik P. Lalu titik P diikat pada titik-titik A, B
dan C. Kemudian Cassini membuat garis yang melalui titik A dan tegak
lurus terhadap garis AB serta memotong tempat kedudukan yang melalui

KWEE CAROLINE KUO DJAYA | 19.B1.0022 6


Tugas Besar
Rekayasa Geologi
(Menggunakan Software ArcGIS)

A dan B, titik tersebut diberi nama titik R. Sama halnya Cassini pula
membuat garis lurus yang melalui titik C dan tegak lurus terhadap garis
BC serta memotong tempat kedudukan yang melalui B dan C, titik
tersebut diberi nama titik S.
Sekarang hubungkan R dengan P dan S dengan P. Karena 4 BAR = 900,
maka garis BR merupakan garis tengah lingkaran, sehingga 4 BPR = 900.
Karena ABCS = 900 maka garis BS merupakan garis tengah lingkaran,
sehinggga DBPR = 900. Maka titik R, P dan S terletak di satu garus lurus.
Titik R dan S merupakan titik penolong Cassini. Untuk mencari koordinat
titik P, lebih dahulu dicari koordinat-koordinat titik-titik penolong R dan
S, supaya dapat dihitung sudut jurusan garis RS, karena PB 1 RS, maka
didapatlah sudut jurusan PB, dan kemudian sudut jurusan BP untuk dapat
menghitung koordinat-koordinat titik P sendiri dari koordinat-koordinat
titik B. Rumus-rumus yang digunakan ialah :
a. x1 – x2 = d12 Sin a12
b. y2 – y1 = d12 cos a12
c. tg a12 = (x2 – x1) : (y2 – y1)
d. ctg a12 = (y2 – y1) : (x2 – x1)

Metode Cassini dapat digunakan untuk metode penentuan posisi titik


menggunakan dua buah sextant. Tujuannya untuk menetapkan suatu
penentuan posisi titik perum menggunakan dua buah sextant, termasuk.
membahas tentang ketentuan-ketentuan dan tahapan pelaksanaan
pengukuran penentuan posisi titik perum. Metode penentuan ini
dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalam pengukuran penentuan
posisi titik-titik pengukuran di perairan pantai, sungai, danau dan muara.
Sextant adalah alat pengukur sudut dari dua titik bidik terhadap posisi alat
tersebut, posisi titik ukur perum adalah titik-titik yang mempunyai
koordinat berdasarkan hasil pengukuran. Metode pengukuran Collins dan
Cassini merupakan salah satu metode dalam pengukuran kerangka dasar

KWEE CAROLINE KUO DJAYA | 19.B1.0022 7


Tugas Besar
Rekayasa Geologi
(Menggunakan Software ArcGIS)

horizontal untuk menentukan koordinat titik-titik yang diukur dengan cara


mengikat ke belakang pada titik tertentu dan yang diukur adalah sudut-
sudut yang berada di titik yang akan ditentukan koordinatnya. Pada era
mengikat ke belakang ada dua metode hitungan yaitu dengan cara Collins
dan Cassini.

b. Metode Pengukuran Trilaterasi

Metode Trilaterasi yaitu serangkaian segitiga yang seluruh jarak jaraknya


di ukur di lapangan. Trilaterasi digunakan apabila daerah yang diukur
ukuran salah satunya lebih besar daripada ukuran lainnya, maka dibuat
rangkaian segitiga. Pada metode ini sudut yang diukur adalah semua sisi
segitiga.

Gambar 2.1 Gambar Jaring – jaring pada kontur tanah


Sumber : (http://www.plengdut.com/metode-pengukuran-tilaterasi/)

Pada jaring segitiga akan selalu diperoleh suatu titik sentral atau titik
pusat. Pada titik pusat tersebut terdapat beberapa buah sudut yang
jumlahnya sama dengan 360 derajat.

c. Metode Pengukuran Triangulasi

Triangulasi digunakan apabila daerah pengukuran mempunyai ukuran


panjang dan lebar yang sama, maka dibuat jaring segitiga. Pada cara ini
sudut yang diukur adalah sudut dalam tiap – tiap segitiga. Pengadaan
kerangka dasar horizontal di Indonesia dimulai di pulau Jawa oleh

KWEE CAROLINE KUO DJAYA | 19.B1.0022 8


Tugas Besar
Rekayasa Geologi
(Menggunakan Software ArcGIS)

Belanda pada tahun 1862. Titik-titik kerangka dasar horizontal buatan


Belanda ini dikenal sebagai titik triangulasi, karena pengukurannya
menggunakan cara triangulasi.
Hingga tahun 1936, pengadaan titik triangulasi oleh Belanda ini telah
mencakup pulau Jawa dengan datum Gunung Genuk, pantai Barat
Sumatra dengan datum Padang, Sumatra Selatan dengan datum Gunung
Dempo, pantai Timur Sumatra dengan datum Serati, kepulauan Sunda
Kecil, Bali dan Lombik dengan datum Gunung Genuk, pulau Bangka
dengan datum Gunung Limpuh, Sulawesi dengan datum Moncong Lowe,
kepulauan Riau dan Lingga dengan datum Gunung Limpuh dan
Kalimantan Tenggara dengan datum Gunung Segara.
Posisi horizontal (X, Y) titik triangulasi dibuat dalam sistem proyeksi
Mercator, sedangkan posisi horizontal peta topografi yang dibuat dengan
ikatan dan pemeriksaan ke titik triangulasi dibuat dalam sistem proyeksi
Polyeder. Titik triangulasi buatan Belanda tersebut dibuat berjenjang turun
berulang, dari cakupan luas paling teliti dengan jarak antar titik 20 – 40
km hingga paling kasar pada cakupan 1 – 3 km.
Tabel 2.1 Ketelitian posisi horizontal (x,y) titik triangulasi
Sumber:(http://adicoolguy.blogspot.com/2011/07/artikel-
teknikhttp://adicoolguy.blogspot.com/2011/07/artikel-teknik-survey-dan-
pemetaan/survey-dan-pemetaan/)

Titik Jarak Ketelitian Metode


P 20 – 40 km r 0.07 Triangulasi
S 10 – 20 km r 0.53 Triangulasi
T 3 – 10 km r 3.30 Mengikat
K 1 – 3 km - Polygon

Selain posisi horizontal (X Y) dalam sistem geografis (j,I) dan proyeksi


Mercator, titik-titik triangulasi ini ketinggiannya terhadap muka air laut
rata-juga dilengkapi dengan informasi posisinya rata yang ditentukan
dengan cara trigonometris.
Triangulasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

KWEE CAROLINE KUO DJAYA | 19.B1.0022 9


Tugas Besar
Rekayasa Geologi
(Menggunakan Software ArcGIS)

a. Primer
b. Sekunder
c. Tersier
Pada metode Triangulasi terdapat tiga buah bentuk geometrik dasar
triangulasi, yaitu :
a. Rangkaian segitiga yang sederhana cocok untuk pekerjaanpekerjaan
dengan orde rendah untuk ini dapat sedapat mungkin diusahakan sisi-
sisi segitiga sama panjang.
b. Kuadrilateral merupakan bentuk yang terbaik untuk ketelitian
tinggi, karena lebih banyak syarat yang dapat dibuat. Kuadrilateral
tidak boleh panjang dan sempit.
c. Titik pusat terletak antara 2 titik yang terjauh dan sering di perlukan

d. Metode Pengukuran Pengikatan ke Muka

Pengikatan ke muka adalah suatu metode pengukuran data dari dua buah
titik di lapangan tempat berdiri alat untuk memperoleh suatu titik lain di
lapangan tempat berdiri target (rambu ukur, benang, unting-unting) yang
akan diketahui koordinatnya dari titik tersebut. Garis antara kedua titik
yang diketahui koordinatnya dinamakan garis absis. Sudut dalam yang
dibentuk absis terhadap target di titik B dinamakan sudut beta. Sudut beta
dan alfa diperoleh dari lapangan.

Pada metode ini, pengukuran yang dilakukan hanya pengukuran sudut.


Bentuk yang digunakan metode ini adalah bentuk segitiga. Akibat dari
sudut yang diukur adalah sudut yang dihadapkan titik yang dicari, maka
salah satu sisi segitiga tersebut harus diketahui untuk menentukan bentuk
dan besar segitiganya.

KWEE CAROLINE KUO DJAYA | 19.B1.0022 10


Tugas Besar
Rekayasa Geologi
(Menggunakan Software ArcGIS)

BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Langkah – langkah


2.1.1 Menyiapkan Data XYZ
a. Menulis Koordinat pada kolom Z pada Ms excel yang telah di sediakan
X dan Y nya :
a.1 Buka program text editor (Notepad, Wordpad, dsb), & buat file
“*.xls” baru. Bisa juga mengguanakan txt.
a.2 Tulis baris ke-1 untuk nama data, misalnya: X, Y, Z.
a.3 Tulis baris ke-2 dst untuk data XYZ, dengan memperhatikan
sistem koordinat.
Tabel 3.1 Tabel Data Koordinat X,Y, dan Z

KWEE CAROLINE KUO DJAYA | 19.B1.0022 11


Tugas Besar
Rekayasa Geologi
(Menggunakan Software ArcGIS)

2.1.2 Men-setting Aplikasi ArcMap


a. Buka Aplikasi ArcMAP 10 kemudian klik “OK” untuk Blank Map

b. Akan muncul Page kosong, kemudian klik “Customize” lalu klik


“Extensions”

KWEE CAROLINE KUO DJAYA | 19.B1.0022 12


Tugas Besar
Rekayasa Geologi
(Menggunakan Software ArcGIS)

c. Muncul jendela “Extensions” kemudian ceklist semua

d. Pada bagian Table of content terdapat tulisan “Layers” kemudian


klik kanan, lalu klik “Properties”

KWEE CAROLINE KUO DJAYA | 19.B1.0022 13


Tugas Besar
Rekayasa Geologi
(Menggunakan Software ArcGIS)

e. Muncul jendela “Data Frame Properties” kemudian pilih


“Coordinate System” lalu klik “Predefined”, klik pada “Projected
Coordinate Systems”

f. Kemudian Klik “UTM” pilih “WGS 1984”, lalu pilih “Southern


Hemisphere”

KWEE CAROLINE KUO DJAYA | 19.B1.0022 14


Tugas Besar
Rekayasa Geologi
(Menggunakan Software ArcGIS)

g. Pilih “WGS1984 UTM Zone 49S”, kemudian klik “Apply” lalu klik
“OK”

2.1.3 Memasukkan Data XYZ ke dalam ArcMAP


a. Klik kanan “Layers” kemudian klik “Add Data”, pilih file”.xls”
atau “txt” yang telah dibuat. Setelah itu klik “Add”

b. Pada jendela “Table of content” akan muncul simbol

KWEE CAROLINE KUO DJAYA | 19.B1.0022 15


Tugas Besar
Rekayasa Geologi
(Menggunakan Software ArcGIS)

2.1.4 Memasukkan Data Display XYZ

a. Klik kanan pada kemudian pilih “Display XY Data”

b. Isikan huruf “z” pada kolom “Z Field” kemudian klik “OK”

c. Akan muncul jendela seperti dibawah, klik “OK”

KWEE CAROLINE KUO DJAYA | 19.B1.0022 16


Tugas Besar
Rekayasa Geologi
(Menggunakan Software ArcGIS)

d. Pada map akan muncul titik titik

e. Kemudian klik kanan “... Events”, lalu klik “Data” kemudian klik
“Export Data”

f. Muncul jendela seperti dibawah, klik “OK”

KWEE CAROLINE KUO DJAYA | 19.B1.0022 17


Tugas Besar
Rekayasa Geologi
(Menggunakan Software ArcGIS)

g. Pada jendela “Table Of Content” akan muncul file yang tadi sudah di
Export

h. Setelah itu klik “ArcToolBox”, kemudian pilih “3D Analyst Tools”,


pilih “Raster Interpolation”, klik 2x “IDW”

i. Muncul jendela “IDW”, isikan kolom “Input Point Features” dengan


File export tadi, ganti “Z value field” dengan huruf z, sisanya dibiarkan
saja kemudian klik “OK”

KWEE CAROLINE KUO DJAYA | 19.B1.0022 18


Tugas Besar
Rekayasa Geologi
(Menggunakan Software ArcGIS)

j. Jika sudah berhasil maka akan muncul gambar seperti dibawah ini

k. Kemudian map akan berubah menjadi seperti gambar dibawah

l. Setelah lakukan cara seperti no. 8 namun kali ini klik “Raster Surface”
pada “3D Analyst Tools”, kemudian klik “Contour”

KWEE CAROLINE KUO DJAYA | 19.B1.0022 19


Tugas Besar
Rekayasa Geologi
(Menggunakan Software ArcGIS)

m. Muncul jendela “Contour”, isikan “Input raster” dengan File Idw tadi,
kemudian isikan “Contour interval” dengan angka 1 lalu klik “OK”

n. Kemudian map pada ArcGIS akan berubah seperti gambar dibawah

KWEE CAROLINE KUO DJAYA | 19.B1.0022 20


Tugas Besar
Rekayasa Geologi
(Menggunakan Software ArcGIS)

o. Setelah Contour terbentuk, langkah selanjutnya ialah klik kanan pada


“Contour_Idw_Exp3” kemudian klik “Label Features”.

p. Kemudian pada map akan muncul angka angka pada bagian contour.

2.1.5 Membuat Potongan dan Grafik pada Map ArcMAP


a. Klik kanan Costumize kemudian klik “3D Analyst”

KWEE CAROLINE KUO DJAYA | 19.B1.0022 21


Tugas Besar
Rekayasa Geologi
(Menggunakan Software ArcGIS)

b. Akan muncul seperti gambar dibawah. Fungsi 3D Analyst adalah untuk


membuat potongan dan mengetahui grafik pada potongan yang telah
kita buat.

c. Untuk membuat Potongan pada Map, klik “Interpolate Line” pada 3D


Analyst

d. Kemudian pada gambar tarik garis ke arah horizontal, setelah itu klik
sebanyak 2x.

e. Untuk membuat Grafik, setelah melakukan langkah ke-2, klik Profile


Graph, setelah itu akan muncul Grafik berdasarkan potongan yang telah
kita buat.

KWEE CAROLINE KUO DJAYA | 19.B1.0022 22


Tugas Besar
Rekayasa Geologi
(Menggunakan Software ArcGIS)

f. Lakukan langkah diatas sebanyak 4 kali dengan arah yang berbeda,


semisal arah vertikal, horizontal, arah atas kiri ke kanan dan arah atas
kanan ke kiri.

KWEE CAROLINE KUO DJAYA | 19.B1.0022 23


Tugas Besar
Rekayasa Geologi
(Menggunakan Software ArcGIS)

BAB 3
HASIL DATA

3.1 Potongan A-A’

Gambar 3.1 Grafik Potongan A-A’

Grafik diatas menunjukan kondisi tanah yang cukup terjal pada jarak 30 m hingga
±33 m, sehingga tidak memungkinkan untuk didirikan bangunan diatasnya.
Kondisi tanah terdiri dari jurang dan pegunungan yang cukup terjal. Dari grafik
menunjukkan bahwa pada jarak 45 m memiliki ketinggian mencapai 103,5 m.
Membutuhkan biaya besar apabila ingin mendirikan bangunan diatasnya.

3.2 Potongan B-B’

Gambar 3.2 Grafik Potongan B-B’

Grafik diatas menunjukkan bahwa susunan tanah yang terdapat didalam potongan
tidaklah merata Pada jarak ±37 m, ketinggian tanah mencapai 97,3 m, berbeda
dengan kondisi tanah pada jarak 5 m, ketinggian tanah mencapai 103,3 m, oleh

KWEE CAROLINE KUO DJAYA | 19.B1.0022 24


Tugas Besar
Rekayasa Geologi
(Menggunakan Software ArcGIS)

karena itu dibutuhkan pondasi dengan kedalaman yang berbeda jika ingin
mendirikan sebuah bangunan diatasnya. Hal ini juga menyebabkan tanah tidak
dapat dibangun sebuah bangunan karena potensi longsor cukup besar.

4.3 Potongan C-C’

Gambar 3.3 Grafik Potongan C-C’

Grafik diatas menunjukan kondisi tanah yang cukup terjal pada jarak 10 m hingga
±12 m, sehingga tidak memungkinkan untuk didirikan bangunan diatasnya.
Kondisi tanah terdiri dari jurang dan pegunungan yang cukup terjal. Dari grafik
menunjukkan bahwa pada jarak 10 m memiliki ketinggian mencapai 106,3 m.
Membutuhkan biaya besar apabila ingin mendirikan bangunan diatasnya.

KWEE CAROLINE KUO DJAYA | 19.B1.0022 25


Tugas Besar
Rekayasa Geologi
(Menggunakan Software ArcGIS)

BAB 4
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
4.1.1. Kesimpulan Data Potongan
a. Potongan A-A’
Pada potongan A-A’, elevasi tertinggi terdapat pada 103,5 m dan elevasi
terendah terdapat pada 95,3 m
b. Potongan B-B’
Pada potongan B-B’, elevasi tertinggi terdapat pada 103,3 m dan elevasi
terendah terdapat pada 97,3 m
c. Potongan C-C’
Pada potongan C-C’, elevasi tertinggi terdapat pada 106,3 m dan elevasi
terendah terdapat pada 97,3 m
Dari data yang saya buat, saya dapat menyimpulkan bahwa dalam sebidang
tanah memiliki bentuk serta kemiringan yang bervariasi, sehingga dalam
perancangan konstruksi bangunan juga harus menyesuaikan kondisi tanah
yang akan dibangun bangunan. Selain itu, dapat diketahui mana tanah yang
baik untuk dibangun bangunan dan mana yang tidak. Kondisi tanah yang
curam ataupun terjal sebaiknya tidak dibangun sebuah bangunan. Selain dapat
berpotensi tanah longsor, biaya konstruksinya pun akan melambung tinggi
sebab kondisi tanah yang sulit.

4.1.2 Kesimpulan Aplikasi ArcGIS


Aplikasi ArcGIS sangat membantu sekali dalam mengetahui informasi
mengenai kontur suatu bidang tanah. Selain itu informasi tentang geografis
juga mudah didapatkan melalui aplikasi ArcGIS ini. Aplikasi ini juga
merupakan aplikasi yang ringan sehingga tidak butuh spesifikasi perangkat
komputer atau laptop yang cukup canggih.

KWEE CAROLINE KUO DJAYA | 19.B1.0022 26


Tugas Besar
Rekayasa Geologi
(Menggunakan Software ArcGIS)

4.2 Saran
Aplikasi ArcGIS terbilang cukup rumit dalam penggunaanya. Langkah – langkah
dari memasukkan data hingga mengetahui grafik potongan melintang pun cukup
panjang sehingga bagi orang yang belum terlalu lihai dalam menjalankan program
ArcGIS tentu sangatlah merepotkan. Sebaiknya dalam perkembangan ArcGIS
kedepan, diperlukan pentunjuk atau panduan dalam menjalankan program ArcGIS
dengan sangat detail, sehingga bagi para pemula dapat dimudahkan.

KWEE CAROLINE KUO DJAYA | 19.B1.0022 27

Anda mungkin juga menyukai