Disusun Oleh :
ADELLA CAELI AVE THERESITA M. 121230120
IDAAYU KADEK RADIKA. 121230033
B. TUJUAN PRAKTIKUM
Adapun tujuan kuliah lapangan sistem informasi geografis kali ini adalah :
1. Mahasiswa mengetahui jenis fasilita umum dan fasilitas social;
2. Mahasiswa dapat melakukan tracking dan pengambilan data lapangan dengan
menggunakan aplikasi Avenza Maps;
3. Mahasiswa dapat mengetahui dan mengenal tools yang ada pada aplikasi
Arcgis;
4. Mahasiswa dapat melakukan pembuatan shapefile di aplikasi Arcgis;
5. Mahasiswa dapat melakukan proses pembuatan layout;
6. Mahasiswa mengetahui dan memahami simbol simbol yang digunakan pada
peta;
7. Mahasiswa mengerti cara membuat informasi tepi dalam peta;
8. Mahasiswa dapat melakukan proses penggabungan SHP tiap kelompok.
2
GT4138 | SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
D. LANDASAN TEORI
1. Sistem Informasi Geografis
Sistem Informasi Geografis, atau yang sering disingkat sebagai SIG,
adalah sebuah sistem informasi komputer yang telah dirancang untuk
berinteraksi dengan data yang memiliki informasi spasial atau berhubungan
dengan lokasi fisik. SIG ini berfungsi untuk mengambil, memverifikasi,
menggabungkan, mengolah, menganalisis, serta menampilkan data yang
memiliki referensi spasial terhadap kondisi geografi bumi. Teknologi SIG
menggabungkan fungsi-fungsi umum dari database, seperti pencarian data
dan analisis statistik, dengan kemampuan khusus dalam visualisasi dan
analisis yang terkait dengan pemetaan geografis [1].
berarti data yang memiliki aspek geografis dan terkait dengan lokasi yang
memiliki sistem koordinat tertentu sebagai dasar referensinya. Oleh karena
itu, SIG memiliki kemampuan untuk menjawab berbagai pertanyaan terkait
dengan lokasi, kondisi, tren, pola, dan pemodelan. Inilah yang membuat SIG
berbeda dari sistem informasi lainnya.
a. Data Spasial: Data spasial adalah data visual yang terkait dengan lokasi,
posisi, dan area pada koordinat tertentu. Dalam SIG, data spasial dapat
diwakili dalam dua format berikut:
Data Raster: Data raster, juga dikenal sebagai sel grid, dihasilkan dari
teknologi pemantauan jarak jauh seperti citra satelit atau foto udara.
Dalam data raster, objek geografis direpresentasikan sebagai struktur
4
GT4138 | SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
6
GT4138 | SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
yang sama. Terdapat dua metode georeferencing yang umum digunakan, yaitu
manual georeferencing dan direct georeferencing. Pada metode manual
georeferencing, titik-titik Ground Control Point (GCP) ditempatkan secara
manual untuk melakukan georeferencing [6] . Sedangkan pada metode direct
georeferencing, proses georeferencing dilakukan dengan menggabungkan
citra mentah (raw image) dengan data GPS yang mencatat informasi akurat
tentang posisi koordinat dan kecepatan saat pengambilan gambar, serta data
dari sensor bintang (star sensor) yang mencatat informasi sikap kamera saat
pengambilan gambar.
Dalam melakukan georeferencing, kita mengenal Kesalahan Akar
Rata-Rata Kuadrat (RMSE), juga sering disebut sebagai Deviasi Akar Rata-
Rata Kuadrat (RMSD), dapat dihitung dengan menggunakan kesalahan yang
tersisa dan memberikan gambaran umum tentang sejauh mana transformasi
telah berhasil. Nilai RMSE ini dicatat dalam pesan pemrosesan dan juga
merupakan parameter hasil turunan yang bisa Anda manfaatkan dalam skrip
atau model aliran kerja. Proses perhitungan kesalahan sisa dan Root Mean
Square Error (RMSE) didasarkan pada koordinat tautan masukan antara titik
kontrol yang telah diketahui dan akan digunakan untuk mengubah data
spasial.
4. Toponimi
Toponimi peta adalah istilah yang merujuk pada penamaan lokasi atau
elemen geografis yang terdapat dalam peta. Ini melibatkan pemberian label
atau tanda untuk berbagai fitur seperti kota, desa, sungai, gunung, dan elemen
geografis lainnya yang dapat diidentifikasi secara visual pada peta. Informasi
yang disampaikan oleh toponimi peta sangat relevan bagi pengguna peta,
membantu mereka memahami letak dan karakteristik geografis suatu wilayah.
Melalui studi atau penelitian tentang toponimi peta, kita dapat mendapatkan
wawasan tentang bagaimana tempat-tempat tersebut dinamai dan bagaimana
nama-nama tersebut mencerminkan sejarah, budaya, atau aspek-aspek lain
dari lingkungan geografis yang direpresentasikan dalam peta.
Toponimi adalah istilah yang mengacu pada penamaan unsur
geografis atau unsur bumi di suatu wilayah. Unsur geografis ini mencakup
7
GT4138 | SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
elemen alami dan buatan. Dalam perencanaan tata ruang kota, penting untuk
melakukan pendataan unsur alami seperti gunung, sungai, dan lembah, serta
unsur buatan seperti fasilitas umum (fasum) dan fasilitas sosial (fasos) [6].
Kendala yang dihadapi saat melakukan survei toponimi adalah bahwa
surveyor dari instansi penyedia jasa survey harus membawa berbagai
perangkat, seperti GPS handheld untuk mengambil titik koordinat, kamera
digital untuk mengambil foto, dan peralatan tulis-menulis untuk mencatat
nama dan kondisi objek yang disurvei.
Selain dari banyaknya perangkat yang dibawa, data survei yang
diperoleh terpisah satu sama lain (foto, koordinat, catatan nama, dan kondisi
objek). Oleh karena itu, surveyor harus mengolah dan menyatukan kembali
data survei tersebut menjadi satu laporan utuh sebelum mengirimkannya ke
koordinator instansi atau tim studio untuk diproses dan dimasukkan ke dalam
peta digital menggunakan aplikasi pemetaan seperti ArcGIS.
5. Layout Peta
Tata letak peta yang baik sangat penting karena dapat membantu
pengguna memahami dan menggunakan peta dengan lebih efektif. Beberapa
elemen yang perlu diperhatikan dalam layout peta termasuk judul, skala,
legenda, letak lintang dan bujur, pencatatan sumber, kerangka peta, dan
penyusun peta. Judul peta memberikan gambaran tentang isi peta dan
biasanya ditempatkan di bagian atas peta dengan huruf besar. Skala peta
mengindikasikan perbandingan antara jarak di peta dengan jarak sebenarnya
di permukaan bumi. Legenda memberikan keterangan mengenai simbol-
simbol yang digunakan dalam peta. Letak lintang dan bujur digunakan untuk
8
GT4138 | SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
E. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tahap Persiapan
2. Tahap Pelaksanaan
Adapun langkah kerja dalam melakukan penggabungan seluruh shp
toponimi tiap kelompok ini adalah :
a. Pengambilan data di lapangan
Tahap pertama dalam pengambilan data lapangan ini adalah
menyediakan AOI area kelompok10 yang sudah di georeferencing.
Kemudian masuk ke Avenza Maps dan masukkan peta AOI kelompok
10 ke aplikasi.
9
GT4138 | SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
Kemudian klik tanda letak berikut untuk mengisi data fasilitas umum
atau fasititas social tersebut.
10
GT4138 | SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
11
GT4138 | SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
12
GT4138 | SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
13
GT4138 | SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
Kemudian klik kanan file .csv yang sudah dimasukkan. Pilih Display XY
data.
14
GT4138 | SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
15
GT4138 | SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
Berikan nama dan pilih tipe data nya. Lalu klik ok.
16
GT4138 | SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
c. Pembuatan layout
Buka software ArcGis lalu masukkan shp toponimi yang sebelumnya
telah di buat.
Lalu klik file >> page and print set up untuk membuat layout.
17
GT4138 | SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
Lalu akan muncul seperti gambar seperti di bawah, lalu setting size
kertas menjadi A3 >> Land scape lalu pada width dan height ubah
menjadi centimeter.
Pada Arcgis klik layout view untuk membuat layout pada arcgis,
kemudian buatlah garis rulers untuk memudahkan proses pembuatan
layout dan berguna agar layout rapih dengan hitungan muka peta 2/3
18
GT4138 | SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
20
GT4138 | SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
21
GT4138 | SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
Untuk membuat orientasi peta, klik insert pada toolbar, kemudian klik
data frame, lalu klik new data frame >> Add Data...
Masukkan data batas kota.
22
GT4138 | SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
Kemudian klik new grid lagi, pilih measured grid, next sampai finish.
23
GT4138 | SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
Gratikul
Masukkan ketentuan berikut :
24
GT4138 | SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
d. Penggabungan SHP
Buka aplikasi arcgis 10.8.
Kemudian masukkan AOI keseluruhan. Klik kanan Layers Add
data masukkan AOI
25
GT4138 | SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
Kemudian klik Add, nanti akan muncul AOI pada lembar kerja.
Kemudian klik Add, nanti akan muncul persebaran titik kedalam AOI
yang ada pada lembar kerja. Terlihat seperti gmbar dibawah ini.
Masukan semua shp yang sudah benar dan sudah ada atribut tabel
nya
26
GT4138 | SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
Start editing pada titik yang akan digabungkan => Sellection =>
Sellect All => klik kanan pada layar kerja => Copy => Paste pada
SHP gabungan yang telah dibuat.
3. Tahap penyelesaian
Selanjutnya adalah melanjutkan penggabungan semua hasil toponimi
dari seluruh kelompok. Kemudiaan membuat layout, dan membuat laporan
terkait pelaksanaan kulap gabak Sistem Informasi Geografis ini.
27
GT4138 | SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
28
GT4138 | SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
29
GT4138 | SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
30
GT4138 | SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
H. DAFTAR PUSKATA
[1] A. Aini, “SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENGERTIAN DAN
APLIKASINYA,” pp. 1–23, 2019.
[2] K. Sukmawati1, "PENGEMBANGAN GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM
(GIS) GUNA PENGELOLAAN KOMODITAS TANAMAN CABAI," jurnal
informatika terpadu, vol. 8, 2022.
[3] Dwi Puji Rahmat, "Sistem Informasi Geografis Pemetaan Area Menggunakan
Arcgis," jurnal nasional ilmu komputer, vol. 2, 2021.
[4] N. Awaluddin, Geopraphical Information System with ArcGis 9.x edisi 1. 2010.
[5] Li, Y. (2006). Automated Georeferencing Based on Topological Point Pattern
Matching. https://www.semanticscholar.org/paper/Automated-Georeferencing-Based-
on-Topological-Point-Li/653e2d051b83d74bd90983ce982ad755f7bee485
[6] Verhoeven, G. (2012). Mapping by matching: a computer vision-based approach to
fast and accurate georeferencing of archaeological aerial photographs.
[7] R. D. Agustia, “Perangkat Lunak Pengolahan Data Survey Geografis Berbasis
Smartphone Android,” vol. 2017, pp. 75–80, 2017.
31