Anda di halaman 1dari 31

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

LAPORAN KULIAH LAPANGAN

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS


TOPONIMI

Disusun Oleh :
ADELLA CAELI AVE THERESITA M. 121230120
IDAAYU KADEK RADIKA. 121230033

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA


FAKULTAS TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR DAN KEWILAYAHAN
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
GT4138 | SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

A. MATA ACARA PRAKTIKUM


Mata acara kuliah lapangan sistem informasi geografis ini dilaksanakan pada
5 November 2023 pada pukul 16.00 hingga 17.20 WIB. Praktikum ini dilakukan
secara luring yang dilaksanakan di Karang Anyar. Kami melakukan pengambilan
data di lapangan terkait fasilitas umum dan fasilitas sosial. Kami mendapatkan
area 10. Setelah melakukan pengambilan data lapangan, kami melanjutkan
penggabungan shapefile toponimi ke dalam AOI keseluruhan dengan
menggunakan aplikasi ARCGIS.

B. TUJUAN PRAKTIKUM
Adapun tujuan kuliah lapangan sistem informasi geografis kali ini adalah :
1. Mahasiswa mengetahui jenis fasilita umum dan fasilitas social;
2. Mahasiswa dapat melakukan tracking dan pengambilan data lapangan dengan
menggunakan aplikasi Avenza Maps;
3. Mahasiswa dapat mengetahui dan mengenal tools yang ada pada aplikasi
Arcgis;
4. Mahasiswa dapat melakukan pembuatan shapefile di aplikasi Arcgis;
5. Mahasiswa dapat melakukan proses pembuatan layout;
6. Mahasiswa mengetahui dan memahami simbol simbol yang digunakan pada
peta;
7. Mahasiswa mengerti cara membuat informasi tepi dalam peta;
8. Mahasiswa dapat melakukan proses penggabungan SHP tiap kelompok.

C. ALAT DAN BAHAN


Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah :
1. Computer/leptop
2. Ms. Word
3. Browser
4. AOI
5. Shp toponimi tiap kelompok
6. Arcgis
7. Avenza Maps

2
GT4138 | SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

D. LANDASAN TEORI
1. Sistem Informasi Geografis
Sistem Informasi Geografis, atau yang sering disingkat sebagai SIG,
adalah sebuah sistem informasi komputer yang telah dirancang untuk
berinteraksi dengan data yang memiliki informasi spasial atau berhubungan
dengan lokasi fisik. SIG ini berfungsi untuk mengambil, memverifikasi,
menggabungkan, mengolah, menganalisis, serta menampilkan data yang
memiliki referensi spasial terhadap kondisi geografi bumi. Teknologi SIG
menggabungkan fungsi-fungsi umum dari database, seperti pencarian data
dan analisis statistik, dengan kemampuan khusus dalam visualisasi dan
analisis yang terkait dengan pemetaan geografis [1].

Sistem Informasi Geografis (SIG), yang juga dikenal sebagai


Geographic Information System (GIS), pertama kali muncul pada awal 1980-
an. Dalam seiring perkembangan teknologi komputer, baik dalam perangkat
keras maupun perangkat lunak, SIG mengalami perkembangan pesat pada
dekade 1990-an dan hingga saat ini, terus berkembang.

SIG adalah sebuah sistem informasi berbasis komputer yang


digunakan untuk mengelola dan menyimpan data geografis, sesuai dengan
definisi oleh Aronoff (1989). Ini adalah alat yang sangat bermanfaat untuk
mengumpulkan, menyimpan, mengambil data yang dibutuhkan, dan
menampilkan data spasial yang berasal dari dunia nyata, sebagaimana
dijelaskan oleh Barrough (1986) [2].

Secara umum, SIG dapat dijelaskan sebagai suatu komponen yang


terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, sumber daya manusia, dan data
yang bekerja bersama secara efisien untuk memasukkan, menyimpan,
memperbaiki, memperbarui, mengelola, memanipulasi, mengintegrasikan,
menganalisis, dan menampilkan data berbasis geografis. SIG memiliki
kemampuan untuk menghubungkan berbagai data di lokasi tertentu di bumi,
menggabungkannya, melakukan analisis, dan akhirnya membuat peta
berdasarkan hasilnya. Data yang diolah oleh SIG adalah data spasial, yang
3
GT4138 | SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

berarti data yang memiliki aspek geografis dan terkait dengan lokasi yang
memiliki sistem koordinat tertentu sebagai dasar referensinya. Oleh karena
itu, SIG memiliki kemampuan untuk menjawab berbagai pertanyaan terkait
dengan lokasi, kondisi, tren, pola, dan pemodelan. Inilah yang membuat SIG
berbeda dari sistem informasi lainnya.

Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah suatu perangkat yang telah


dirancang untuk menghimpun, menyimpan, dan menganalisis objek yang
memiliki lokasi geografis sebagai salah satu karakteristik utamanya. Hingga
saat ini, SIG tetap menjadi sistem yang sangat menarik. System ini memiliki
kapabilitas untuk menggabungkan data spasial, seperti peta vektor dan citra
digital, dengan atribut, seperti tabel dalam sistem basis data, dan juga atribut
penting lainnya. Kemampuan ini membedakan SIG dari sistem informasi
lainnya, menjadikannya lebih bermanfaat dalam memberikan informasi yang
mencerminkan situasi dunia nyata, memprediksi hasil, dan mendukung
perencanaan strategis.

Data dalam Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah materi mentah


yang diproses oleh SIG untuk menghasilkan informasi yang menggambarkan
fitur-fitur di permukaan bumi (dunia nyata). Data geografis dalam SIG dapat
dikelompokkan menjadi dua jenis:

a. Data Spasial: Data spasial adalah data visual yang terkait dengan lokasi,
posisi, dan area pada koordinat tertentu. Dalam SIG, data spasial dapat
diwakili dalam dua format berikut:

 Data Vektor: Data vektor menggambarkan fitur bumi sebagai


kumpulan garis (line), area atau polygon (daerah yang dibatasi oleh
garis yang dimulai dan berakhir pada titik yang sama), titik (point), dan
simpul (merupakan titik perpotongan antara dua garis). Data vektor
didefinisikan oleh sistem koordinat kartesian dua dimensi (x, y).

 Data Raster: Data raster, juga dikenal sebagai sel grid, dihasilkan dari
teknologi pemantauan jarak jauh seperti citra satelit atau foto udara.
Dalam data raster, objek geografis direpresentasikan sebagai struktur

4
GT4138 | SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

sel grid yang disebut pixel (elemen gambar).

b. Data Non-Spasial (Atribut): Data non-spasial, atau yang juga disebut


atribut, menjelaskan karakteristik objek-objek geografis di luar konteks
spasial, seperti warna, tekstur, dan informasi lainnya. Data non-spasial berisi
informasi tentang nilai atau sifat-sifat dari data visual. Dalam struktur data
vektor, data atribut disimpan secara terpisah dalam bentuk tabel. Sebaliknya,
dalam struktur data raster, nilai data visual disimpan langsung dalam nilai
grid atau pixel yang sesuai.
2. ARCGIS
Perangkat lunak dalam Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah
program aplikasi yang memiliki kemampuan untuk mengelola, menyimpan,
memproses, menganalisis, dan menampilkan data spasial. Dalam
implementasi SIG, perangkat lunak ini terdiri dari beberapa modul program
yang dapat berdiri sendiri dan dieksekusi secara independen. Salah satu
perangkat lunak SIG yang terkenal adalah ArcGIS. ArcGIS adalah perangkat
lunak yang dikembangkan oleh ESRI (Environment Science & Research
Institute) sebagai sebuah platform teknologi yang membantu pengguna dalam
menciptakan, berbagi, dan mengakses peta, aplikasi, serta data. ArcGIS
menyediakan alat-alat yang relevan untuk pemetaan dan analisis spasial,
sehingga memungkinkan pengguna untuk mengeksplorasi data yang berbasis
lokasi. Produk utama dari ArcGIS adalah ArcGIS Desktop, yang terdiri dari
empat aplikasi dasar, yaitu ArcMap, ArcCatalog, ArcGlobe, dan ArcScene,
serta ArcToolbox [3].
ArcGIS merupakan sebuah perangkat lunak integral untuk aplikasi
dalam Sistem Informasi Geografis (SIG). Dalam ArcGIS, terdapat beberapa
aplikasi SIG dengan fungsi yang berbeda-beda, seperti ArcView, ArcMap,
ArcCatalog, dan ArcReader. ArcGIS ini merupakan hasil pengembangan oleh
ESRI (Environmental System Research Institute), sebuah perusahaan yang
berfokus pada solusi pemetaan digital terintegrasi. ArcGIS adalah salah satu
produk yang saling terhubung di dalam ranah pemetaan digital yang
dikembangkan oleh ESRI [4].
ArcGIS pertama kali diperkenalkan oleh ESRI pada tahun 1999
5
GT4138 | SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

dengan kode versi 8.0. Ini merupakan penggabungan, modifikasi, dan


peningkatan dari dua perangkat lunak ESRI yang sudah terkenal sebelumnya,
yaitu ArcView GIS 3.3 dan Arc/INFO Workstation 7.2. Setelah
diperkenalkan, ArcGIS terus berkembang dengan rilis berbagai versi,
termasuk ArcGIS 8.1, 8.2, 9.0, 9.1, 9.2, 9.3, dan seterusnya. Pada tahun 2000,
ESRI merilis ArcGIS 8.0. Software ini mulai berkembang dan ditingkatkan
terus kemampuannya. Produk utama dari ArcGIS adalah ArcGIS Desktop,
yang terdiri dari tiga komponen utama: ArcView (fokus pada penggunaan
data, pemetaan, dan analisis), ArcEditor (lebih berfokus pada pengeditan data
spasial), dan ArcInfo (menyediakan fungsi-fungsi lengkap untuk analisis
geoprosesing).
ArcGIS dirancang untuk berbagai kalangan pengguna GIS, termasuk
profesional, pengembang, dan pengguna awam. Ini mencakup penggunaan
GIS pada berbagai skala dan lingkup, dari penggunaan desktop hingga
pengumpulan data lapangan dan penggunaan melalui internet. ArcObjects
adalah komponen yang ditujukan bagi pengembang yang ingin menciptakan
inovasi dan pengembangan di dalam ArcGIS. ArcGIS mencakup berbagai
komponen seperti ArcGIS Server (termasuk ArcIMS dan ArcSDE) untuk
penggunaan internet, Mobile GIS untuk pengumpulan data lapangan, dan
ArcCatalog untuk pengelolaan data spasial dan metadata.
ArcGIS Desktop memiliki berbagai tingkat lisensi, termasuk
ArcView, ArcMap, ArcEditor, ArcInfo, dan Arccatalog, masing-masing
dengan kemampuan dan fitur yang berbeda sesuai dengan kebutuhan
pengguna. ESRI, yang berkantor pusat di Redlands, California, merupakan
penyedia perangkat lunak sistem informasi geografis internasional.
Perusahaan ini didirikan pada tahun 1969 dan telah menjadi pemimpin dalam
industri SIG dengan pangsa pasar yang besar di seluruh dunia.
3. Georeferencing
Georeferencing adalah suatu proses di mana sistem koordinat
geografis diberikan kepada objek berupa citra atau raster yang sebelumnya
tidak memiliki referensi koordinat [5]. Selain itu, dengan georeferencing, kita
dapat menggabungkan beberapa gambar berbeda yang menggambarkan area

6
GT4138 | SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

yang sama. Terdapat dua metode georeferencing yang umum digunakan, yaitu
manual georeferencing dan direct georeferencing. Pada metode manual
georeferencing, titik-titik Ground Control Point (GCP) ditempatkan secara
manual untuk melakukan georeferencing [6] . Sedangkan pada metode direct
georeferencing, proses georeferencing dilakukan dengan menggabungkan
citra mentah (raw image) dengan data GPS yang mencatat informasi akurat
tentang posisi koordinat dan kecepatan saat pengambilan gambar, serta data
dari sensor bintang (star sensor) yang mencatat informasi sikap kamera saat
pengambilan gambar.
Dalam melakukan georeferencing, kita mengenal Kesalahan Akar
Rata-Rata Kuadrat (RMSE), juga sering disebut sebagai Deviasi Akar Rata-
Rata Kuadrat (RMSD), dapat dihitung dengan menggunakan kesalahan yang
tersisa dan memberikan gambaran umum tentang sejauh mana transformasi
telah berhasil. Nilai RMSE ini dicatat dalam pesan pemrosesan dan juga
merupakan parameter hasil turunan yang bisa Anda manfaatkan dalam skrip
atau model aliran kerja. Proses perhitungan kesalahan sisa dan Root Mean
Square Error (RMSE) didasarkan pada koordinat tautan masukan antara titik
kontrol yang telah diketahui dan akan digunakan untuk mengubah data
spasial.
4. Toponimi
Toponimi peta adalah istilah yang merujuk pada penamaan lokasi atau
elemen geografis yang terdapat dalam peta. Ini melibatkan pemberian label
atau tanda untuk berbagai fitur seperti kota, desa, sungai, gunung, dan elemen
geografis lainnya yang dapat diidentifikasi secara visual pada peta. Informasi
yang disampaikan oleh toponimi peta sangat relevan bagi pengguna peta,
membantu mereka memahami letak dan karakteristik geografis suatu wilayah.
Melalui studi atau penelitian tentang toponimi peta, kita dapat mendapatkan
wawasan tentang bagaimana tempat-tempat tersebut dinamai dan bagaimana
nama-nama tersebut mencerminkan sejarah, budaya, atau aspek-aspek lain
dari lingkungan geografis yang direpresentasikan dalam peta.
Toponimi adalah istilah yang mengacu pada penamaan unsur
geografis atau unsur bumi di suatu wilayah. Unsur geografis ini mencakup

7
GT4138 | SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

elemen alami dan buatan. Dalam perencanaan tata ruang kota, penting untuk
melakukan pendataan unsur alami seperti gunung, sungai, dan lembah, serta
unsur buatan seperti fasilitas umum (fasum) dan fasilitas sosial (fasos) [6].
Kendala yang dihadapi saat melakukan survei toponimi adalah bahwa
surveyor dari instansi penyedia jasa survey harus membawa berbagai
perangkat, seperti GPS handheld untuk mengambil titik koordinat, kamera
digital untuk mengambil foto, dan peralatan tulis-menulis untuk mencatat
nama dan kondisi objek yang disurvei.
Selain dari banyaknya perangkat yang dibawa, data survei yang
diperoleh terpisah satu sama lain (foto, koordinat, catatan nama, dan kondisi
objek). Oleh karena itu, surveyor harus mengolah dan menyatukan kembali
data survei tersebut menjadi satu laporan utuh sebelum mengirimkannya ke
koordinator instansi atau tim studio untuk diproses dan dimasukkan ke dalam
peta digital menggunakan aplikasi pemetaan seperti ArcGIS.
5. Layout Peta

Layout peta merupakan tahap akhir dalam pembuatan peta, yang


melibatkan susunan elemen-elemen penting seperti judul, legenda, skala,
sumber data, penerbit, nomor lembar, jenis proyeksi, dan lainnya. Desain peta
memiliki peran krusial dalam menciptakan peta yang menarik. Sebuah peta
yang menarik dengan warna yang bagus perlu memperhatikan aspek
geometris dan kartografisnya. Ini berarti bahwa peta harus bukan hanya
sekadar hiasan visual, tetapi juga harus memberikan informasi yang benar dan
akurat tentang lokasi dan objek yang digambarkan.

Tata letak peta yang baik sangat penting karena dapat membantu
pengguna memahami dan menggunakan peta dengan lebih efektif. Beberapa
elemen yang perlu diperhatikan dalam layout peta termasuk judul, skala,
legenda, letak lintang dan bujur, pencatatan sumber, kerangka peta, dan
penyusun peta. Judul peta memberikan gambaran tentang isi peta dan
biasanya ditempatkan di bagian atas peta dengan huruf besar. Skala peta
mengindikasikan perbandingan antara jarak di peta dengan jarak sebenarnya
di permukaan bumi. Legenda memberikan keterangan mengenai simbol-
simbol yang digunakan dalam peta. Letak lintang dan bujur digunakan untuk
8
GT4138 | SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

menentukan lokasi yang tepat di permukaan bumi. Pencatatan sumber


mencantumkan informasi tentang sumber data yang digunakan dalam
pembuatan peta. Kerangka peta adalah garis tepi pada peta, dan penyusun
peta dicantumkan untuk memberikan informasi tentang siapa yang
bertanggung jawab atas pembuatan peta bersama tahun penggambarannya.
Semua elemen ini adalah bagian penting dari tata letak peta yang baik dan
memastikan bahwa peta dapat memberikan informasi yang berguna dan
akurat kepada pengguna.

E. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

1. Tahap Persiapan

Sebelum melakukan praktikum, pertama-tama sediakan alat dan bahan


yang sudah di tentukan. Alat dan bahan nya adalah Computer/leptop, Ms.
Word, browser, AOI, Shp toponimi kelompok, dan Arcgis

2. Tahap Pelaksanaan
Adapun langkah kerja dalam melakukan penggabungan seluruh shp
toponimi tiap kelompok ini adalah :
a. Pengambilan data di lapangan
 Tahap pertama dalam pengambilan data lapangan ini adalah
menyediakan AOI area kelompok10 yang sudah di georeferencing.
 Kemudian masuk ke Avenza Maps dan masukkan peta AOI kelompok
10 ke aplikasi.

 Buka file tersebut.

9
GT4138 | SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

 Kemudian lakukan proses tracking mengikuti peta AOI yang ada di


Avenza. Jika terdapat fasilitas umum dan fasititas sosial, tandai lokasi
tersebut.
 Tandai lokasi dengan mengarahkan lingkaran hitam ke tempat yang
terdapat fasilitas umum atau fasititas social tersebut.

 Kemudian klik tanda letak berikut untuk mengisi data fasilitas umum
atau fasititas social tersebut.

 Isi semua informasi yang dibutuhkan, seperti nama, informasi/tanda,


foto, deskripsi, dan lainnya.

10
GT4138 | SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

 Kemudian klik tanda centang untuk menyimpan informasi data yang


sudah di buat.

 Lakukan cara tersebut secara berulang untuk melakukan penandaan


letak semua fasilitas umum dan fasititas social yang ada di area
kelompok 10.
 Jika semua fasilitas umum dan fasititas social sudah di tandai, klik
lapisan peta untuk melakukan ekspor data lapangan.

 Kemudian klik titik tiga pada lapisan, dan pilih ekspor.

11
GT4138 | SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

 Pilih format ekspor nya CSV dan klik OKE.

 Lalu klik ekspor.


b. Pembuatan SHP
 Buka arcgis, kemudian klik kanan layers  Add Data  masukkan tif
file area yang sudah di potong.

12
GT4138 | SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

 Lalu akan muncul gambar area kelompok 10 di lembar kerja Arcgis.

 Selanjutnya masukkan data lapangan yang sudah di export dari aplikasi


avenza dengan jenis file .csv

13
GT4138 | SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

 Kemudian klik kanan file .csv yang sudah dimasukkan. Pilih Display XY
data.

 Masukkan ketentuan pada Display XY data  X Field : Easting  Y


Field : Northing  Z Field : Elevation. Atur juga sistem koordinat nya
sesuai dengan area pengambilan data. Setelah semua sudah di atur klik
OK.

14
GT4138 | SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

 Setelah titik-titik toponimi sudah masuk pada area, selanjutnya klik


kanan file .csv Events  Data  Export Data...

 Lalu rename dan pilih tempat penyimpanan data dalam bentuk


Shapefile.

15
GT4138 | SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

 Selanjutnya adalah mengisi atribute table yang kurang lengkap sesuai


dengan ketentuan. Klik kanan .csv Events Open Atribute Table. Akan
muncul atribute table seperti berikut.

 Lalu klik Add field untuk menambahkan Field baru.

 Berikan nama dan pilih tipe data nya. Lalu klik ok.

16
GT4138 | SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

 Berikut merupakan hasil atribute table yang sudah lengkap.

c. Pembuatan layout
 Buka software ArcGis lalu masukkan shp toponimi yang sebelumnya
telah di buat.

 Lalu klik file >> page and print set up untuk membuat layout.

17
GT4138 | SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

 Lalu akan muncul seperti gambar seperti di bawah, lalu setting size
kertas menjadi A3 >> Land scape lalu pada width dan height ubah
menjadi centimeter.

 Pada Arcgis klik layout view untuk membuat layout pada arcgis,
kemudian buatlah garis rulers untuk memudahkan proses pembuatan
layout dan berguna agar layout rapih dengan hitungan muka peta 2/3

18
GT4138 | SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

dan informasi tepi yaitu 1/3.

 Kemudian buatlah kotak informasi tepi dengan menggunakan rectangle,


setelah itu setting fill color menjadi no color

 Masukkan peta administrasi yang sudah di input tadi, pastikan petanya


19
GT4138 | SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

masuk kedalam muka peta, dan lihat skalanya.


 Untuk membuatt Judul peta pertama buat kotak rectangle lalu buat
seperti gambar di bawah .

 Lalu tambahkan text untuk memberikan penamaannya.

20
GT4138 | SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

 . lalu untuk menambahkan icon icon lain gunakan tools insert


Text : untuk membuat kata, kalimat, judul yang akan di tampilkan pada
informasi tepi
Legend : untuk menampilkan legenda apa saja yang ada pada muka peta
North Arrow : untuk menampilkan arah mata angin
Scale Bar : untuk menampilkan skala batang
Scale Text : untuk menampilkan skala angka
Picture : untuk menampilkan gambar atau logo pada peta

21
GT4138 | SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

 Untuk membuat orientasi peta, klik insert pada toolbar, kemudian klik
data frame, lalu klik new data frame >> Add Data...
Masukkan data batas kota.

 Berikut informs tepi yang kami buat

22
GT4138 | SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

 Pembuatan grid dan gratikul


 Klik kanan pada layers, pilih properties. Kemudian klik
grid, klik new grid. Kemudian ubah pada menit menjadi 5.

 Kemudian klik new grid lagi, pilih measured grid, next sampai finish.
23
GT4138 | SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

Masukkan ketentuan sebagai berikut

 Gratikul
Masukkan ketentuan berikut :

24
GT4138 | SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

 Kemudian klik apply kemudian klik ok.

 Setelah selesai maka akan di hasilkan peta seperti gambar di bawah

d. Penggabungan SHP
 Buka aplikasi arcgis 10.8.
 Kemudian masukkan AOI keseluruhan. Klik kanan Layers  Add
data  masukkan AOI

25
GT4138 | SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

 Kemudian klik Add, nanti akan muncul AOI pada lembar kerja.

 Langkah selanjutnya, masukkan semua SHP persebaran toponimi


yang sudah dibuat tiap kelompok.
 Klik kanan Layers  Add data  masukkan AOI

 Kemudian klik Add, nanti akan muncul persebaran titik kedalam AOI
yang ada pada lembar kerja. Terlihat seperti gmbar dibawah ini.
Masukan semua shp yang sudah benar dan sudah ada atribut tabel
nya

26
GT4138 | SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

 Start editing pada titik yang akan digabungkan => Sellection =>
Sellect All => klik kanan pada layar kerja => Copy => Paste pada
SHP gabungan yang telah dibuat.

3. Tahap penyelesaian
Selanjutnya adalah melanjutkan penggabungan semua hasil toponimi
dari seluruh kelompok. Kemudiaan membuat layout, dan membuat laporan
terkait pelaksanaan kulap gabak Sistem Informasi Geografis ini.

27
GT4138 | SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

F. HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil layouting peta AOI blok/perkelompok ( kelompok 10)

Hasil layouting peta AOI gabungan/keseluruhan

28
GT4138 | SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

Dalam kuliah lapangan ini, sebelum kami melakukan pengambilan


data lapangan, kami memotong blok kami dari AOI keseluruhan. Kemudian kami
melakukan proses georeferencing. Georeferencing adalah suatu proses di mana
sistem koordinat geografis diberikan kepada objek berupa citra atau raster yang
sebelumnya tidak memiliki referensi koordinat. Setelah melakukan
georeferencing, kami melakukan tracking dan penitikan lokasi yang tergolong
kedalam fasilitas umum dan fasilitas sosial sesuai dengan spesifikasi teknis peta
dasar untuk penyusunan rencana detail tata ruang. Proses tersebut merupakan
toponimi, yang mana toponimi peta adalah istilah yang merujuk pada penamaan
lokasi atau elemen geografis yang terdapat dalam peta seperti fasilitas umum
danfasilitas sosial. Dalam pelaksanaan survei toponimi untuk memenuhi tugas
besar kuliah lapangan sistem informasi geografis ini, langkah-langkah dilakukan
dengan tujuan utama mengklasifikasikan toponimi fasum dan fasos di lapangan.
Selama melakukan proses toponimi fasum dan fasos di lapangan, kami
menggunakan aplikasi Avenza Maps. Hasil dari toponimi ini digunakan untuk
memberikan informasi terperinci mengenai objek-objek yang ada di lapangan.
Informasi ini kemudian akan dibuat dalam format SHP. Kemudian kami
melakukan pembuatan shapefile per blok / kelompok masing-masing di dalam
Arcgis. Shapefile itu berisikan titik-titik data lapangan yang sudah kami peroleh
dengan aplikasi avenza maps. Dan setelah setiap kelompok selesai membuat
shapefile tersebut, tahap terakhir kami melakukan penggabungan shapefile
kedalam peta AOI keseluruhan. Kemudian mengisi semua atribut table sesuai
dengan spesifikasi teknis peta dasar untuk penyusunan rencana detail tata ruang.
Lalu melakukan layouting. Layout peta melibatkan penyusunan komponen-
komponen seperti legenda, skala, judul, garis batas, simbol-simbol, arah mata
angin, dan elemen-elemen lain dalam suatu tampilan grafis.

29
GT4138 | SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

Gambar atribut tabel blok 10


G. KESIMPULAN
Dalam kuliah lapangan ini, kami melakukan pengambilan data lapangan,
dimana kami melakukan tracking dan penitikan lokasi yang tergolong kedalam
fasilitas umum dan fasilitas sosial sesuai dengan spesifikasi teknis peta dasar
untuk penyusunan rencana detail tata ruang. Proses tersebut merupakan toponimi,
yang mana toponimi peta adalah istilah yang merujuk pada penamaan lokasi atau
elemen geografis yang terdapat dalam peta. Ini melibatkan pemberian label atau
tanda untuk berbagai fitur seperti kota, desa, sungai, gunung, dan elemen
geografis lainnya yang dapat diidentifikasi secara visual pada peta. Dalam
perencanaan tata ruang kota, penting untuk melakukan pendataan unsur alami
seperti gunung, sungai, dan lembah, serta unsur buatan seperti fasilitas umum
(fasum) dan fasilitas sosial (fasos). Hasil dari toponimi ini digunakan untuk
memberikan informasi terperinci mengenai objek-objek yang ada di lapangan.
Informasi ini kemudian dibuat dalam format SHP.
Kemudian kami melakukan pembuatan shapefile per blok / kelompok masing-
masing. Shapefile itu berisikan titik-titik data lapangan yang sudah kami peroleh
dengan aplikasi avenza maps. Dan setelah setiap kelompok selesai membuat
shapefile tersebut, tahap terakhir kami melakukan penggabungan shapefile
kedalam peta AOI keseluruhan. Kemudian mengisi semua atribut table sesuai
dengan spesifikasi teknis peta dasar untuk penyusunan rencana detail tata ruang.
Lalu melakukan layouting.
Layout peta melibatkan penyusunan komponen-komponen seperti legenda,
skala, judul, garis batas, simbol-simbol, arah mata angin, dan elemen-elemen lain
dalam suatu tampilan grafis. Tujuan dari penyusunan layout peta adalah untuk
mempresentasikan informasi geografis dengan cara yang jelas dan menarik
sehingga membantu pembaca peta dalam memahami data geografis dengan baik.
Layout ini berisikan muka peta dan informasi tepi.

30
GT4138 | SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

H. DAFTAR PUSKATA
[1] A. Aini, “SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENGERTIAN DAN
APLIKASINYA,” pp. 1–23, 2019.
[2] K. Sukmawati1, "PENGEMBANGAN GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM
(GIS) GUNA PENGELOLAAN KOMODITAS TANAMAN CABAI," jurnal
informatika terpadu, vol. 8, 2022.
[3] Dwi Puji Rahmat, "Sistem Informasi Geografis Pemetaan Area Menggunakan
Arcgis," jurnal nasional ilmu komputer, vol. 2, 2021.
[4] N. Awaluddin, Geopraphical Information System with ArcGis 9.x edisi 1. 2010.
[5] Li, Y. (2006). Automated Georeferencing Based on Topological Point Pattern
Matching. https://www.semanticscholar.org/paper/Automated-Georeferencing-Based-
on-Topological-Point-Li/653e2d051b83d74bd90983ce982ad755f7bee485
[6] Verhoeven, G. (2012). Mapping by matching: a computer vision-based approach to
fast and accurate georeferencing of archaeological aerial photographs.
[7] R. D. Agustia, “Perangkat Lunak Pengolahan Data Survey Geografis Berbasis
Smartphone Android,” vol. 2017, pp. 75–80, 2017.

31

Anda mungkin juga menyukai