Anda di halaman 1dari 25

ii

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii


1. Quickly create and share a GIS map using ArcGIS ..................................................... 1
Apa itu Platform ArcGIS?.........................................................................................1
Geographic Information System ...............................................................................1
Definisi GIS ...........................................................................................................1
Komponen GIS ......................................................................................................1
Tujuan Pemanfaatan GIS ........................................................................................2
Data Pendukung GIS ..............................................................................................2
Pemetaan ..............................................................................................................5
Zona UTM Indonesia ..............................................................................................6
Unsur-Unsur Peta ...................................................................................................8
2. ArcCatalog Introduction ........................................................................................ 10
Apa itu ArcCatalog? .............................................................................................. 10
3. ArcMap Introduction ............................................................................................. 12
Apa itu ArcMap? ................................................................................................... 12
ArcMap View........................................................................................................ 12
ArcMap Tools ....................................................................................................... 13
Exploring ArcMap ................................................................................................. 14
Data Tabular ....................................................................................................... 16
Displaying Data .................................................................................................... 19
Save and Share Map............................................................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 21

iii
ArcGIS I : Introduction

1. Quickly create and share a GIS map using ArcGIS


Apa itu Platform ArcGIS?
Platform ArcGIS adalah satu set lengkap komponen perangkat lunak GIS, alat, SDK dan API,
layanan, dan spesifikasi dari Esri yang dapat digunakan untuk membangun dan menyebarkan
pemetaan serta solusi analitik. Platform ArcGIS sendiri terdiri dari ArcGIS Online, ArcGIS
Desktop, ArcGIS Enterprise, ArcGIS for Developers, ArcGIS Solutions, dan ArcGIS Marketplace.

Pada pelatihan ini, platform yang akan digunakan adalah ArcGIS Desktop. ArcGIS Desktop
memungkinkan untuk menganalisis data dan menyusun pengetahuan geografi dalam menguji
prediksi, memeriksa hubungan, dan mengambil keputusan yang lebih baik. ArcGIS Desktop
didalamnya termasuk ArcMap, dan ArcCatalog yang akan menjadi alat untuk mengolah data
pada pelatihan ini.

Geographic Information System


Definisi GIS
Sistem Informasi Geografis (Geographic Information System ) yang selanjutnya akan disebut
GIS merupakan sistem informasi berbasis komputer yang digunakan untuk mengolah dan
menyimpan data atau informasi geografis (Aronoff, 1989 dalam GIS Konsorsium Aceh Nias,
2007). Secara umum pengertian GIS adalah suatu komponen yang terdiri dari perangkat
keras, perangkat lunak, data geografis dan sumberdaya manusia yang bekerja bersama
secara efektif untuk memasukan, menyimpan, memperbaiki, memperbaharui, mengelola,
memanipulasi, mengintegrasikan, menganalisa dan menampilkan data dalam suatu informasi
berbasis geografis.

GIS akan selalu diasosiasikan dengan sistem yang berbasis komputer, walaupun pada
dasarnya GIS dapat dikerjakan secara manual, GIS yang berbasis komputer akan sangat
membantu ketika data geografis merupakan data yang besar (dalam jumlah dan ukuran) dan
terdiri dari banyak tema yang saling berkaitan. GIS mempunyai kemampuan untuk
menghubungkan berbagai data pada suatu titik tertentu di bumi, menggabungkannya,
menganalisa dan akhirnya memetakan hasilnya. Data yang akan diolah pada GIS merupakan
data spasial yaitu sebuah data yang berorientasi geografis dan merupakan lokasi yang
memiliki sistem koordinat tertentu, sebagai dasar referensinya. Sehingga aplikasi GIS dapat
menjawab beberapa pertanyaan seperti; lokasi, kondisi, trend, pola dan pemodelan.
Kemampuan inilah yang membedakan GIS dari sistem informasi lainnya.

Komponen GIS
a. Hardware
Hardware merupakan perangkat komputer yang mampu mengoperasikan GIS. Software
GIS dapat diinstal dan bekerja dalam berbagai tipe komputer. Hardware diantaranya
monitor, CPU, RAM, Hardisk, printer dan keyboard.

b. Software
Software GIS menyediakan berbagai tools dan fungsi untuk menyimpan, menganalisa dan
menampilkan informasi keruangan. Komponen software berfungsi:
▪ menginput dan memanipulasi data geografis;
▪ sebagai database manajemen;

1
▪ alat untuk menganalisa, mengelompokan, dan visualisasi data keruangan; dan
▪ menampilkan data grafis keruangan

c. Data
Data merupakan komponen paling penting dalam GIS. GIS dapat mengintegrasikan data
spasial dengan data lainnya dan diolah dalam basis data sistem manajemen. Data ini
diinput lalu diolah dan ditampikan hasilnya oleh software GIS.

d. Manusia
Teknologi GIS sangat tidak akan berfungsi jika tidak ada manusia yang menjalankan
sistem dan mengembangkannya. GIS membutuhkan tenaga terampil atau ahli yang
mampu membuat sistem, aplikasi dan menganalisa data keruangan agar bisa digunakan
di dunia nyata.

e. Metode
Sukses tidaknya pengoperasian GIS sangat bergantung pada perencanaan dan alur kerja
yang jelas. Berbagai metode pengembangan dan pengoperasian sangat memengaruhi
terhadap sistem kerja GIS.

Tujuan Pemanfaatan GIS


Aplikasi GIS dapat digunakan untuk berbagai kepentingan selama data yang diolah memiliki
referensi geografi, maksudnya data tersebut terdiri dari fenomena atau objek yang dapat
disajikan dalam bentuk fisik serta memiliki lokasi keruangan. Tujuan pokok dari pemanfaatan
Sistem Informasi Geografis adalah untuk mempermudah mendapatkan informasi yang telah
diolah dan tersimpan sebagai atribut suatu lokasi atau obyek. Tujuan lainnya yaitu:
a. GIS menggunakan data spasial maupun atribut secara terintegrasi.
b. GIS dapat digunakan sebagai alat bantu interaktif yang menarik dalam usaha
meningkatkan pemahaman mengenai konsep lokasi, ruang, kependudukan, dan unsur-
unsur geografi yang ada dipermukaan bumi.
c. GIS dapat memisahkan antara bentuk presentasi dan basis data.
d. GIS memiliki kemampuan menguraikan unsur-unsur yang ada dipermukaan bumi
kedalam beberapa layer atau coverage data spasial.
e. GIS memiliki kemapuan yang sangat baik dalam memvisualisasikan data spasial berikut
atributnya.
f. Semua operasi GIS dapat dilakukan secara interaktif.
g. GIS dengan mudah menghsilkan peta-peta tematik.
h. Semua operasi GIS dapat di costumize dengan menggunakan perintah-perintah dalam
bahaa script.
i. Perangkat lunak GIS menyediakan fasilitas untuk berkomunikasi dengan perangkat lunak
lain
GIS sangat membantu pekerjaan yang erat kaitannya dengan bidang spasial dan
geoinformatika.

Data Pendukung GIS


Data geografis/ spasial merupakan representasi dunia nyata yang ditampilkan dalam bentuk
digital. Pada prinsipnya terdapat dua jenis data dalam mendukung GIS yaitu:
a. Data Spasial
Data spasial adalah gambaran nyata suatu wilayah yang terdapat di permukaan bumi,
yang berorientasi geografis, memiliki sistem koordinat tertentu sebagai dasar
referensinya dan mempunyai dua bagian penting yang membuatnya berbeda dari data

2
lain, yaitu informasi lokasi (spasial) dan informasi deskriptif (atribut) yang dijelaskan
berikut ini:
▪ Informasi lokasi (spasial), berkaitan dengan suatu koordinat baik koordinat geografi
(lintang dan bujur) dan koordinat XYZ, termasuk diantaranya informasi datum dan
proyeksi;
▪ Informasi deskriptif (atribut) atau informasi non spasial, suatu lokasi yang memiliki
beberapa keterangan yang berkaitan dengannya, contohnya : jenis vegetasi, populasi,
luasan, kode pos, dan sebagainya.

b. Data Non Spasial (Atribut)


Data non spasial adalah data berbentuk tabel dimana tabel tersebut berisi informasi-
informasi yang dimiliki oleh obyek dalam data spasial. Data tersebut berbentuk data
tabular yang saling terintegrasi dengan data spasial yang ada.

Format data spasial dalam GIS direpresentasikan kedalam dua format, yaitu:
▪ Data Vektor
Data vektor merupakan bentuk bumi yang direpresentasikan ke dalam kumpulan garis,
area (daerah yang dibatasi oleh garis yang berawal dan berakhir pada titik yang sama),
titik dan nodes (merupakan titik perpotongan antara dua buah garis).

Sumber: gislearning.wordpress.com

Keuntungan utama dari format data vektor adalah ketepatan dalam merepresentasikan
fitur titik, batasan dan garis lurus. Hal ini sangat berguna untuk analisa yang
membutuhkan ketepatan posisi, misalnya pada basis data batas-batas kadaster. Contoh
penggunaan lainnya adalah untuk mendefinisikan hubungan spasial dari beberapa fitur.
Kelemahan data vektor yang utama adalah ketidakmampuannya dalam mengakomodasi
perubahan gradual.

▪ Data Raster
Data raster (atau disebut juga dengan sel grid) adalah data yang dihasilkan dari sistem
Penginderaan Jauh. Pada data raster, obyek geografis direpresentasikan sebagai struktur
sel grid yang disebut dengan pixel (picture element).

3
Sumber: gislearning.wordpress.com

Pada data raster, resolusi tergantung pada ukuran pixel-nya. Resolusi pixel
menggambarkan ukuran sebenarnya di permukaan bumi yang diwakili oleh setiap
pixel pada citra. Semakin kecil ukuran permukaan bumi yang direpresentasikan oleh
satu sel, semakin tinggi resolusinya. Data raster sangat baik untuk
merepresentasikan batas-batas yang berubah secara gradual, seperti jenis tanah,
kelembaban tanah, vegetasi, suhu tanah dan sebagainya. Keterbatasan utama dari
data raster adalah besarnya ukuran file; semakin tinggi resolusi grid-nya semakin
besar pula ukuran filenya dan sangat tergantung pada kapasistas perangkat keras
yang tersedia.
Masing-masing format data mempunyai kelebihan dan kekurangan. Pemilihan
format data yang digunakan sangat tergantung pada tujuan penggunaan, data yang
tersedia, volume data yang dihasilkan, ketelitian yang diinginkan, serta kemudahan
dalam analisa. Data vektor relatif lebih ekonomis dalam hal ukuran file dan presisi
dalam lokasi, tetapi sangat sulit untuk digunakan dalam komputasi matematik.
Sedangkan data raster biasanya membutuhkan ruang penyimpanan file yang lebih
besar dan presisi lokasinya lebih rendah, tetapi lebih mudah digunakan secara
matematis.
Sumber data spasial dalam GIS diperoleh dari:
▪ Peta Analog
Peta analog (antara lain peta topografi, peta tanah dan sebagainya) yaitu peta dalam
bentuk cetak. Pada umumnya peta analog dibuat dengan teknik kartografi, kemungkinan
besar memiliki referensi spasial seperti koordinat, skala, arah mata angin dan sebagainya.
Dalam tahapan GIS sebagai keperluan sumber data, peta analog dikonversi menjadi peta
digital dengan cara format raster diubah menjadi format vektor melalui proses digitasi
sehingga dapat menunjukan koordinat sebenarnya di permukaan bumi.

▪ Data Penginderaan Jauh


Data Penginderaan Jauh (antara lain citra satelit, foto-udara dan sebagainya), merupakan
sumber data yang terpenting bagi GIS karena ketersediaanya secara berkala dan
mencakup area tertentu. Dengan adanya bermacam-macam satelit di ruang angkasa
dengan spesifikasinya masing-masing, kita bisa memperoleh berbagai jenis citra satelit
untuk beragam tujuan pemakaian. Data ini biasanya direpresentasikan dalam format
raster.

4
▪ Data Hasil Pengukuran Lapangan
Data pengukuran lapangan yang dihasilkan berdasarkan teknik perhitungan tersendiri,
pada umumnya data ini merupakan sumber data atribut. Contohnya seperti batas
administrasi, batas kepemilikan lahan, batas persil, batas hak pengusahaan hutan dan
lain-lain.

▪ Data GPS (Global Positioning System)


Teknologi GPS memberikan terobosan penting dalam menyediakan data bagi GIS.
Keakuratan pengukuran GPS semakin tinggi dengan berkembangnya teknologi. Data ini
biasanya direpresentasikan dalam format vektor. Pembahasan mengenai GPS akan
diterangkan selanjutnya.

Pemetaan
Definisi Peta
Arti praktis dari peta adalah gambaran grafis dari objek-objek pada sebagian kecil, sebagian
besar, atau pada seluruh permukaan bumi. Atau bisa disebut dengan representasi 2 Dimensi
seluruh atau sebagian muka bumi yang menunjukkan kenampakan alam. Karena dibatasi oleh
skala dan proyeksi maka peta tidak akan pernah selengkap dan sedetail aslinya (bumi), karena
itu diperlukan penyederhanaan dan pemilihan unsur yang akan ditampilkan pada peta.

Sistem Koordinat
Sistem koordinat adalah sistem yang mendefinisikan lokasi dalam serangkaian angka.
Koordinat adalah suatu titik yang didapatkan dari hasil perpotongan dari garis latitude
(lintang) dengan garis longitude (bujur) sehingga akan menunjukan lokasi pada suatu daerah.
Secara umum terdapat dua kelompok sistem koordinat yaitu Sistem Koordinat Geografis dan
Sistem Koordinat Terproyeksi.
a. Sistem Koordinat Geografis
Sistem koordinat geografis (Geographic Coordinate System, GCS) menggunakan
permukaan tiga dimensi dari spheroid (bentuk bumi) sebagai dasar penentuan koordinat.
GCS menggunakan satuan sudut (angular unit) yang dinyatakan dalam longitude dan
latitude yang dihitung dari titik tengah bumi ke suatu titik di permukaan. GCS sering
dinyatakan dalam satuan derajat maupun radian. Longitude 0 (nol) adalah meridian yang
melintasi Kota Greenwich, England, sedangkan latitude 0 (nol) adalah garis khatulistiwa.
Pada Bujur/Longitude (X) merupakan garis yang perpindahannya secara vertikal dan pada
Lintang/Lattitude (Y) merupakan garis yang mempunyai perpindahan secara horizontal.
Pada gambar dibawah menjelaskan perpotongan antara garis bujur dan garis lintang akan
membentuk suatu titik pertemuan yang biasa disebut dengan titik koordinat. Sistem GCS
ini memiliki satuan koordinat geografis berupa derajat, yang terbagi menjadi:
▪ DMS : Degree Minute Second
▪ DM : Degree Minute
▪ DD : Degree, Degree

5
Sumber: lapakgis.com

b. Sistem Koordinat Terproyeksi


Sistem koordinat terproyeksi (Projected Coordinate System) tidak menggunakan bentuk
tiga dimensi shpereoid, melainkan menggunakan dua dimensi bidang datar. Lokasi
ditentukan oleh koordinat x dan y dalam suatu grid. Setiap lokasi memiliki nilai x dan y
yang menunjukkan posisi relatif titik tersebut terhadap titik origin. Titik origin untuk setiap
sistem koordinat berbeda-beda sehingga pengguna harus mengetahui titik origin sebelum
menggunakan suatu sistem koordinat.

Sumber: lapakgis.com
Salah satu sistem koordinat terproyeksi yang paling banyak digunakan adalah Universal
Transverse Mercator (UTM). UTM menggunakan proyeksi Transverse Mercator.
Sistem PCS ini memiliki satuan koordinat berupa meter. nilai awal absis (X) 500.000
meter, dan nilai awal ordinat (Y) untuk zona di bagian selatan equator
10.000.000 meter. S ementara nilai awal ordinat (Y) untuk zona dibagian utara
ekuator 0 meter . UTM membagi bumi ke dalam 60 zona utara (N) dan 60 zona selatan
(S). Setiap zona memiliki lebar enam derajat (6o) ke arah longitude (memanjang barat-
timur).

Zona UTM Indonesia


Pada peta yang lebih baru sistem koordinat yang paling umum digunakan adalah GCS dan
UTM. Meskipun kedua sistem tersebut memiliki banyak kelemahan pada penggunaan tertentu,
tetapi karena sifatnya lebih global dan lebih umum digunakan maka praktisi GIS seringkali
memilih GCS, UTM atau keduanya dalam mengelola dan menggunakan dan menyajikan data
spasial. Datum dapat dianggap sebagai kerangka referensi pengukuran lokasi pada

6
permukaan bumi. Untuk penggunaan datum, WGS 1984 adalah datum yang paling popular
digunakan yang salah satu alasannya adalah karena datum tersebut digunakan oleh sistem
satelit navigasi global (Global Navigation Satellite System, GNSS) milik Amerika, yaitu GPS.
Pada Sistem Koordinat UTM biasanya terdapat pembagian waktu berdasarkan zonasinya, di
Indonesia sendiri terdapat 16 pembagian zonasi waktu. Indonesia terbagi ke dalam 9 zona
UTM yaitu zona 46 – 54. Daerah yang berada di atas garis khatulistiwa akan mempunyai Kode
N sedangkan yang berada dibawah khatulistiwa akan mempunyai kode S.

Sumber: https://www.asifah.com/

Selain dengan melihat peta pembagian zona UTM seperti diatas, zona UTM di suatu wilayah
juga dapat diketahui dengan cara menghitungnya. Sebelumnya, kita harus mengatahui titik
koordinat geografi wilayah yang ingin diketahui zona-nya. Rumus zona UTM Indonesia yaitu:

Zona UTM = 31 + (Bujur Timur / 6°)

Kota Bandung memiliki titik koordinat 06°57′00”S.107°37′00”E


Garis Lintang = 06°57′00”S
Garis Bujur = 107°37′00”E
Maka :
Garis Bujur = 107°37′00”
Garis Bujur = (107)° + (37/60)° + (00/3600)°
Garis Bujur = (107)° + (0.6166)° + (0)°
Garis Bujur = (107.6166)°

Rumus Zona UTM :


Zona UTM = 31 + (Bujur Timur/6°)
Zona UTM = 31 + (107.6166°/6°)
Zona UTM = 31 + (17.9361)
Zona UTM = 48.9361

Hasilnya dibulatkan ke bawah menjadi wilayah Zona UTM 48 S.

7
Unsur-Unsur Peta
a. Judul Peta
Judul peta merupakan identitas/ nama yang menunjukkan isi dari peta tersebut.
Contohnya, PETA ADMINISTRASI PROVINSI JAWA TIMUR. Dari judul peta juga bisa
diketahui jenis peta tersebut. Karena peta sendiri memiliki beberapa jenis seperti, peta
kepadatan penduduk, peta sebaran kegiatan perekonomian, peta administrasi, dan
sebagainya.

b. Orientasi Arah/ Arah Mata Angin


Arah Mata Angin ditambahkan untuk mempermudah pembaca mengetahui arah peta.
Biasanya menggunakan gambar sebuah panah yang menunjukkan arah Utara.

c. Skala Peta
Skala peta adalah rasio ukuran pada peta dibandingkan dengan ukuran pada dunia nyata.
Peta yang memiliki skala 1:10.000 memiliki arti bahwa setiap 1 cm jarak di peta sama
dengan 10.000 cm jarak di dunia nyata. Jika jarak antara lokasi A dengan lokasi B pada
peta adalah 10 cm, maka di dunia nyata jarak antara lokasi A dan B tersebut adalah
100.000 cm atau sekitar 1 km. Skala akan akurat jika wilayah yang dipetakan kecil, seperti
peta kota dan peta kawasan. Jika wilayahnya besar, maka akan terjadi distorsi aki dari
kelengkungan muka bumi.

Peta dengan skala besar menggambarkan suatu wilayah kecil dengan akurat dan tingkat
detail yang tinggi. Peta seperti ini umumnya digunakan ketika diperlukan informasi detail
pada wilayah berukuran kecil. Peta dengan skala kecil menggambarkan wilayah yang luas
dengan tingkat akurasi dan detail yang rendah. Peta seperti ini umumnya digunakan
ketika ingin melihat kondisi umum suatu wilayah. Peta digital yang disimpan dalam format
raster ataupun vektor memiliki skala variatif yang dapat diubah-ubah oleh pengguna
dengan menggunakan software sistem informasi geografis seperti ArcGIS.
▪ Skala Kecil
Skala kecil meliputi semua peta yang memiliki skala diatas 1:500.000. Umumnya, peta
skala kecil digunakan untuk menggambarkan suatu pulau, negara, regional, bahkan
peta dunia.
▪ Skala Menengah
Skala menengah berkisar antara 1:250.000 hingga 1:500.000. Umumnya peta skala
menengah digunakan untuk menggambarkan wilayah yang tidak terlalu sempit namun
tidak terlalu luas pula, contohnya adalah provinsi.
▪ Skala Besar
Skala besar berkisar antara 1:5.000 hingga 1:250.000. Umumnya peta skala besar
digunakan untuk menggambarkan wilayah yang relative sempit seperti kecamatan
ataupun desa. Peta topografi dibuat dalam skala besar agar pembaca peta dapat
dengan jelas menginterpretasikan garis kontur yang ada pada peta tersebut.
▪ Skala Kadester
Skala kadaster berkisar antara 1:100 hingga 1:5000. Umumnya peta dengan skala
kadaster digunakan untuk pengukuran tanah, perencanaan siteplan, dan juga
modelling tapak bangunan.

8
Pada ArcGIS, skala peta dapat disajikan dalam bentuk:
▪ Skala Angka/ Text
Skala angka adalah skala yang dinyataka dengan angka. Contohnya 1:75.000, 1:5.000.
▪ Skala Batang/ Grafis/ Bar
Skala batang adalah skala yang dinyatakan dalam bentuk garis lurus yang terbagi ke
dalam beberapa bagian yang sama panjangnya. Pada skala ini harus dicantumkan
jarak yang sesungguhnya di lapangan atau lokasi sebenarnya dengan menggunakan
satuan ukur meter, kilometer, feet atau mil.
Pada umumnya, skala batang digunakan jika suatu peta akan dikecilkan atau akan
dibuat ukuran khusus. Sehingga jarak antar dua wilayah atau tempat dapat langsung
diukur di peta. Terkadang pada suatu peta ada dua skala yang sekaligus digunakan,
yaitu skala batang dan skala angka.

Skala batang ditunjukkan dengan gambar batang yang dibedakan dengan deret angka.
Ada bagian yang diarsir atau berwarna hitam dan ada juga yang tidak diarsir atau
berwarna putih. Pada skala batang yang tertera di bawah ini menunjukkan bahwa
jarak antara dua angka pada peta sama dengan 1 km pada jarak sebenarnya di
lapangan, jadi apabila 0 – 1, 1 – 2, 2 – 3, 3 – 4, 4 – 5 masing-masing sama dengan 1
cm, maka hal ini berarti 1 cm jarak di peta sama dengan 1 km jarak sebenarnya di
lapangan.
0 1 2 3 4 5 km

d. Inset peta
Fungsi inset itu sendiri untuk memperjelas lokasi peta utama dalam kaitannya dengan
daerah sekitarnya yang lebih luas. Macam-macam inset diantaranya:
▪ Inset penunjuk lokasi, berfungsi menunjukkan letak daerah yang belum dikenali
▪ Inset penjelas, berfungsi untuk memperbesar daerah yang dianggap penting
▪ Inset penyambung, berfungsi untuk menyambung daerah yang terpotong di peta
utama

e. Legenda Peta
Legenda merupakan bagian yang memuat keterangan mengenai simbol-simbol yang ada
pada peta tersebut. Seperti keterangan dari symbol batas administrasi, perairan, jaringan
jalan, dan sebagainya.

f. Koordinat
Garis koordinat yang disajikan dalam suatu peta terdiri dari koordinat PCS, dan koordinat
GCS.

9
g. Sumber Peta
Sebuah perusahaan atau badan institusi yang membuat dan mengedarkan peta harus
bertanggung jawab penuh dengan kualitas dan informasi mengenai peta yang dibuat
dan diedarkannya.

h. Tahun Pembuatan peta


Tahun pembuatan peta juga menjadi unsur unsur peta yang tidak boleh dilupakan dan
harus dicantumkan, karena setiao tahun kondisi permukaan bumi selalu berubah ubah
sehingga mempengaruhi peta yang dibuatnya. Untuk itu dalam memilih peta haruslah
memilih peta yang dikeluarkan pada tahun terbaru.

2. ArcCatalog Introduction
Apa itu ArcCatalog?
Data spasial / geografis memiliki banyak elemen yang dipisahkan menjadi beberapa data
dengan nama file yang sama namun ekstensi file yang berbeda. Ketika pengguna membuka
data spasial pada Windows Explorer, maka terdapat banyak file dengan nama yang serupa
namun memiliki ekstensi file yang berbeda. Hal ini akan menyulitkan pengguna dalam
menyortir file yang akan digunakan. Untuk memudahkan hal tersebut, ArcGIS menyediakan
file explorer khusus untuk membaca data spasial berupa ArcCatalog.

Perbandingan Windows Explorer dengan ArcCatalog

Pada ArcCatalog, pengguna hanya dapat melihat file utama dan elemen file dengan nama
serupa otomatis tersembunyi. Sehingga pengguna tidak kesulitan dalam menyortir file yang
akan digunakan. Gambar di bawah ini menunjukan perbedaan Windows Explorer dan
ArcCatalog.

Sama halnya dengan Windows Explorer, pada ArcCatalog pengguna dapat mengatur file yang
dimiliki seperti:
▪ Mengganti nama
▪ Membuat folder
▪ Membuat file baru
▪ Menyalin atau memindahkan
▪ Menghapus
▪ Melihat informasi terhadap satu file

10
Create New File
Pada ArcCatalog, kita dapat membuat data spasial baru. Untuk membuat file baru pengguna
dapat melakukan Klik kanan pada bagian kosong, pilih New. Maka akan terdapat banyak pilih
jenis file apa yang akan dibuat, namun penggunaan file-file tersebut tergantung pada
kebutuhan pengguna.

Shapefile

▪ Klik kanan
▪ Pilih New
▪ Klik Shapefile, maka akan terbuka jendela baru

▪ Pada Name masukan nama shapefile. Terdapat aturan dalam penulisan nama ini,
pengguna hanya dapat memasukan karakter alfabet, numerik dan underscore.

▪ Pada Feature Type pilih jenis feature yang akan digunakan. point untuk titik, polyline
untuk garis, polygone untuk bangun datar.
▪ Pada Spatial References atur sistem kordinat yang akan digunakan. Klik edit, lalu akan
muncul jendela baru.
▪ Terdapat 2 pilihan sistem kordinat, yaitu Geographic Coordinate System (GCS) dan
Projected Coordinate System (PCS). Jika menggunakan PCS maka pengguna perlu
mengetahui zona UTM. Namun secara umum pengguna dapat menggunakan GCS WGS
1984.

11
▪ Pilih GCS, pilih world, pilih WGS 1984, klik OK
▪ Lalu klik OK

3. ArcMap Introduction
Apa itu ArcMap?
ArcMap adalah aplikasi utama untuk kebanyakan proses GIS dan pemetaan dilakukan. ArcMap
memiliki kemampuan utama untuk visualisasi, membangun data spasial yang baru, memilih
(query), editing, menciptakan desain-desain peta, analisis dan pembuatan tampilan akhir
dalam laporan-laporan kegiatan. Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh ArcMap diantaranya
yaitu penjelajahan data (exploring), analisa sig (analyzing), presenting result, customizing
data dan programming.

ArcMap View
Tampilan pada ArcMap terbagi menjadi dua bagian, yaitu Data View dan Layout View. Masing-
masing tampilan memiliki fungsi tersendiri. Pada tampilan Data View, pengguna difokuskan
untuk membuat, mengolah, menganalisis data geografis, yang disajikan dalam bentuk Layer.
Sehingga pengguna dapat memilih data mana saja yang akan ditampilkan atau
disembunyikan. Pada tampilan Layout View, pengguna difokuskan untuk mengolah tampilan
peta sebelum disimpan dalam format gambar (.jpeg / .png) atau sebelum peta siap dicetak.
Pada Layout View pengguna dapat memasukan bingkai serta unsur peta.

Tampilan Data View

12
Tampilan Layout View

ArcMap Tools
Dalam penggunaan ArcGIS, terdapat 48 toolbar yang bisa diaktifkan dengan kegunaan yang
berbeda-beda. Untuk menampilkan toolbar tersebut, dapat dilakukan dengan cara Klik
Cutomize > Toolbar >Beri ceklis pada toolbar yang akan digunakan. Namun dalam
penggunaan dasar, tidak semua toolbar digunakan. Berikut ini toolbar yang sering digunakan
dalam penggunaan dasar.

a. Standard
Sama seperti sofware lainnya, toolbar ini berfungsi untuk membuat file baru, membuka
file, menyimpan file, melakukan copy, cut, paste. Hingga mengaktifkan beberapa fitur lain
seperti ArcToolbox, ArcCatalog, Search dan Editor.

b. Tools
Tools toolbar berfungsi untuk melakukan pergerakan dasar dalam Data View. Pada
toolbar ini, pengguna dapat melakukan zoom in, zoom out, panning, reset tampilan,
menyeleksi, melihat informasi pada salah satu feature, hingga melakukan pengukuran
dengan measure.

c. Editor
Toolbar ini akan aktif jika pengguna telah mengaktifkan fitur Start Editing. Pada toolbar
ini, pengguna dapat membuat feature baru atau mengedit featur yang sudah ada.

13
d. Layout
Toolbar ini hanya akan aktif jika pengguna mengganti tampilan dari Data View menjadi
Layout View. Fungsi dari toolbar ini sama seperti Toolbar Tools, yaitu untuk melakukan
zoom in, zoom out, panning, reset tampilan. Namun hal tersebut dilakukan pada Page
Layout / kanvas yang kita gunakan untuk membuat peta.

e. Draw
Toolbar ini dapat digunakan dalam tampilan Layout View. Toolbar ini berfungsi untuk
menambahkan objek berupa text, dan garis untuk membuat bingkai pada kanvas.

Exploring ArcMap
Menambahkan Data
Untuk menambahkan data pada ArcMap, dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut;
▪ Klik simbol Add Data
▪ Lalu pilih Add Data

▪ Maka akan muncul jendela baru. Cari lokasi folder tempat menyimpan data. Jika folder
yang di cari belum ada, maka perlu mengkoneksikan folder dulu. Pada bagian atas, klik
pilihan Connect to Folder.

▪ Maka akan muncul jendela Connect to Folder. Cari folder lokasi menyimpan data. Setalh
itu klik Ok.

14
▪ Setelah folder terbuka, pilih file mana saja yang akan ditambahkan kedalam Data Frame.
▪ Lalu klik Ok.

Data yang Dapat Digunakan


Dalam penggunaan ArcGIS sebagai platform pengolah data geospasial, data apapun dapat
digunakan sebagai input. Asalkan data tersebut memiliki sistem kordinat, baik dalam bentuk
geodetic maupun dalam bentuk projected. Jenis data yang dapat digunakan yaitu;
▪ Vektor (.shp / .kml / .kmz)
▪ Raster (.tif / .jpeg / .ecw)
▪ Tabular (.xls / .csv)

Vektor merupakan jenis data grafis yang terbentuk dari sejumlah garis/kurva. Garis ini tidak
tergantung oleh banyaknya piksel, sehingga apabila dilakukan pembesaran (zooming) tidak
terlihat detailnya, dan gambar tidak terlihat pecah atau kabur berbentuk kotak kotak.

Raster / Bitmap merupakan gambar yang terbentuk dari titik-titik atau piksel. Kualitas grafis
dari data ini tergantung banyaknya piksel, sehingga apabila dilakukan pembesaran (zooming),
akan terlihat kotak-kotak piksel dari gambar tersebut. Piksel / pixel sendiri merupakan
singkatan dari Picture Element.

Tabular merupakan data berbentuk tabel yang terdiri dari baris dan kolom. Syarat data ini
dapat dimasukan kedalam ArcGIS adalah, setiap cels harus memiliki kordinat X dan Y.

Untuk mendapatkan data-data spasial secara gratis, kita dapat mengakses beberapa website
pemerintah yang menyediakan data spasial.

a. Ina Geoportal ( https://tanahair.indonesia.go.id )


Website ini milik Badan Informasi Geospasial. Dalam website ini kita dapat mengakses
dan mengunduh data spasial Indonesia dalam format shapefile. Data yang dapat diunduh
meliputi;
▪ Batas Wilayah
▪ Geologi
▪ Hidrografi
▪ Hipsografi
▪ Terbangun
▪ Transportasi
▪ Vegetasi

15
b. DEM Nasional ( http://tides.big.go.id/DEMNAS/ )
Dalam website ini kita dapat mengakses dan mengunduh data spasial dalam format
raster. Data yang dapat diunduh yaitu Batimetri Nasional dan Data Elevation Model
berupa DTM (Digital Terain Model).

c. Google Earth
Pada Google Earth pengguna dapat menyimpan citra satelit google dalam format .jpg.
Namun file ini belum memiliki referensi kordinat, sehingga kita perlu melakukannya secara
manual menggunakan Tools Georeferencing pada ArcMap. Selain itu, pada Google Earth
juga pengguna dapat melakukan ploting lokasi dengan menandai titik-titik lokasinya.
Selanjutnya hasil ploting tersebut disimpan dalam format .kmz, yang selanjutnya format
tersebut dapat dibuka di ArcMap dengan tool KML to Layer.

Dalam penggunaan ArcMap, pengguna dapat menggunakan berbagai macam source data
untuk dijadikan layer dalam satu satu Data Frame. Asalkan seluruh data atau layer tersebut
memiliki lokasi dan referensi kordinat yang sama. Contoh dalam modul ini adalah, dalam satu
data frame dimasukan layer sebagai berikut:
▪ Batas wilayah dan garis kontur yang di unduh dari website Indonesia Geospatial Portal
▪ Data Elevation Model yang diunduh dari website DEM Nasional
▪ Basemap Open Street Map
Data tersebut berasal dari source yang berbeda-beda, namun dapat di-overlay kedalam satu
dataframe yang sama.

Data Tabular
Konversi Tabular menjadi Vektor (Excel to Table)
Dalam penggunaan ArcMap sebagai platform GIS, data yang dapat digunakan tidak hanya
dalam format raster atau vektor. Namun data dalam bentuk tabular (table) dapat dimasukan
kedalam ArcMap, dengan syarat terdapat koordinat dalam setiap atribute.

16
Syarat selanjutnya yaitu format file harus berbentuk .csv atau .xls (excel 2003). Hal ini karena
ArcMap hanya dapat membaca file excel dengan format lama. Maka jika pengguna memiliki
file excel dengan format .xlsx (excel 2010 keatas) maka perlu melakukan konversi dengan
cara File > Save As > pilih format menjadi .xls.

Untuk memasukan file tabular, pengguna tidak dapat langsung melakukan drag and drop dari
folder menuju table of content. Tetapi harus melalui fitur Add Data.

Langkah:

▪ Klik Add Data, cari file tabular dengan format .xls atau .csv
▪ Double klik pada file, maka akan tampil pilihan sheet yang tersedia, lalu klik Add

▪ Maka akan tampi layer baru di table of content, lamun layer ini belum dapat
ditampilkan pada data frame.
▪ Langkah selanjutnya, klik kanan pada layer tabular tersebut, klik Display XY Data

▪ Maka akan tampil jendela Display XY Data

17
▪ Pada X Filed pilih field yang memiliki informasi kordinat X atau Longitude
▪ Pada Y Field pilih field yang memiliki informasi kordinat Y atau Latitude
▪ Klik Ok. Maka akan tampil setiap atribute dalam bentuk point. Namun point-point ini
belum berbentuk shapefile (.shp). Untuk menjadikannya shapefile, perlu dilakukan
konversi atau export data terlebih dahulu.
▪ Klik kakan pada Sheet$Event

▪ Pilih data, lalu klik export data. Maka akan tampil jendela export data.
▪ Atur lokasi penyimpanan

▪ Klik Ok. Maka akan tampil layer baru dengan feature dan atribute yang sama namun
dalam foemat shapefile.

18
Konversi Shapefile menjadi Tabular (Table to Excel)
Dalam pengunaan ArcMap, pengguna dapat melakukan konfersi atribute table menjadi format
excel. Hal ini agar pengguna lebih leluasa melakukan proses editing atribute dalam software
lain.

Langkah:

▪ Buka ArcToolBox > Conversion Tool > Excel > Table to Excel

▪ Masukan layer shapefile yang akan dikonversi menjadi excel dan atur lokasi output,
lalu klik Ok

▪ Maka pada folder output akan tampil file excel yang berasal dari atribute table. Namun
perlu diketahui bahwa ArcMap memiliki limit dalam melakukan konversi Attribute Tabel
menjadi Excel. ArcMap hanya dapat memproses 65.536 baris menjadi file excel. Jika
attribute kita melebihi angka tersebut maka perlu melakukan konversi pada format
.csv.

Displaying Data
Masukan data (vaktor atau raster) kedalam Data Frame. Data yang dimasukan kedalam Data
Frame data dilihat dalam Table Of Content.

List by Drawing Order List by Source List by Visible List by Selection

19
Dalam table of content akan secara default terdapat satu data frame dengan nama Layers.
Seluruh data yang kita masukan akan otomatis masuk kedalam data frame tersebut. Dalam
table of content, pengguna akan diberikan empat pilihan untuk mensortir data-data yang ada
dalam Data Frame.
▪ List by Drawing Order, layer akan diurutkan berdasarkan waktu terakhir kali dimasukan
kedalam Data Frame.
▪ List by Source, layer akan diurutkan berdasarkan lokasi folder penyimpanan.
▪ List by Visible, layer akan diurutkan dan dipisahkan berdasarkan layer aktif dan non-aktif.
▪ List by Selection, layer akan diurutkan berdasarkan jumlah feature yang diseleksi.

Save and Share Map


Untuk menyimpan Project Peta, dapat kita lakukan dengan cara berikut;
▪ Klik file
▪ Pilih Save / Save As
▪ Pilih lokasi penyimpanan, lalu beri nama
▪ Klik Ok.
Format file akan berupa .mxd. Perlu diketahui bahwa file ini hanyalah file project-nya saja,
yang di dalamnya terdapat daftar layer yang digunakan dan tampilan Layout Peta yang sudah
dibuat. Jika akan melakukan copy atau atau membuka file project di komputer lain, maka
perlu mengcopy seluruh data shapefile yang digunakan di dalam Data Frame.

Terdapat juga pilihan Share Map Package. Pilihan ini memungkinkan pengguna
menggabungkan seluruh layer pada data frame beserta layout peta kedalam satu paket data.
Sehingga jika ingin dibuka pada komputer berbeda kita hanya perlu mengcopy satu file saja.
Untuk membuat map package ini dapat dilakukan dengan langkah berikut;
▪ Klik File
▪ Pilih Share As
▪ Pilih Map Package
▪ Maka akan terbuka jendela baru
▪ Pada item descpriction, masukan deskripsi file
▪ Lalu klik analyze
▪ Setelah itu klik share

20
DAFTAR PUSTAKA

Bappeda Provisi NTB. 2013. Tutorial Arcgis 10 Tingkat Dasar. Diakses pada 15 Mei 2020.

Esri. 2001. Geoprocessing. Dalam web http://edndoc.esri.com/arcobjects/8.3


/Samples/ArcMap/ Geoprocessing. Diakses pada 15 Mei 2020.

Esri. ArcGIS platform. Dalam web https://developers.arcgis.com/glossary/arcgis-


platform/https://developers.arcgis.com/glossary/arcgis-platform/. Diakses pada 28 April
2020.

GIS Konsorsium Aceh Nias. 2007. Modul Pelatihan ArcGIS Tingkat Dasar. Dalam web
https://mbojo.files.wordpress.com/2008/12/modul-pelatihan-arcgis-tingkat-dasar.pdf.
Diakses pada 28 April 2020.

Info-Geospasial. 2015. Data SHP (Shapefile) Seluruh Indonesia. Dalam web http://www.info-
geospasial.com/2015/10/data-shp-seluruh-indonesia.html. Diakses pada 28 April 2020.

Lapak GIS. 2018. Sistem koordinat di Indonesia! CGS? UTM? Datum? Proyeksi? Koordinat?.
Dalam web https://www.lapakgis.com/2018/09/sistem-koordinat-indonesia-cgs-utm-
proyeksi-koordinat.html. Diakses pada 29 April 2020.

21
22

Anda mungkin juga menyukai