Anda di halaman 1dari 74

APLIKASI WEBGIS UNTUK PEMETAAN OBYEK WISATA

DAN PRASARANA PENDUKUNG DI KABUPATEN


PONOROGO

Tugas Akhir

diajukan sebagai salah satu persyaratan


untuk memperoleh gelar Ahli Madya
Program Studi Diploma Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografi

Diajukan oleh
ABDUL AZIS MUSTOFA LUTFI
14/361740/SV/06005

Kepada
Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta

PROGRAM DIPLOMA
PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2017
LEMBAR PENGESAHAN

APLIKASI WEBGIS UNTUK PEMETAAN OBYEK WISATA


DAN PRASARANA PENDUKUNG DI KABUPATEN
PONOROGO

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Ahli Madya

Pada Program Studi Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografi

Departemen Teknologi Kebumian, Sekolah Vokasi

Universitas Gadjah Mada

Diterima dan disetujui oleh,

Pembimbing Penguji

Dr. Bowo Susilo, S.Si., M.T. Ari Cahyono,S.Si., M.Sc.


NIP. 197304012002121003 NIU. 990000290

Mengetahui,
Plt. Ketua Departemen
Teknologi Kebumian

Dr. Taufik Hery Purwanto S.Si., M.Si.


NIP. 196804011997021001

i
HALAMAN PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tugas akhir ini bukan merupakan karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar Ahli Madya di suatu Perguruan Tinggi,
dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak mengandung karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam
naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Yogyakarta, 5 Januari 2018

Penulis

Abdul Azis Mustofa Lutfi


(14/361740/SV/06005)

ii
APLIKASI WEBGIS UNTUK PEMETAAN OBYEK WISATA DAN
PRASARANA PENDUKUNG DI KABUPATEN PONOROGO

Disusun Oleh :
Abdul Azis Mustofa Lutfi
14/361740/SV/06005

INTISARI

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh ketersediaan informasi mengenai lokasi


wisata dalam bentuk peta wisata belum mutahir dan belum ada informasi mengenai
prasarana pendukung. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pemetaan obyek
wisata dan prasarana pendukung di Kabupaten Ponorogo yang berbasis WebGIS
menggunakan ArcGIS Online dan Menyusun basisdata terkait obyek wisata dan
prasarana pendukung di Kabupaten Ponorogo.
Pemetaan obyek wisata dan prasarana pendukung dibuat menggunakan data
spasial dan data non-spasial (attribute) yang diperoleh dari Dinas Pariwisata
Kabupaten Ponorogo. Data obyek wisata dan prasarana dilakukan ploting lokasi
untuk mendapatkan data spasial point yang digunakan sebagai input data
geodatabase dan WebGIS. Pembuatan geodatabase dilakukan menggunkan
ArcCatalog dan pembuatan WebGIS menggunakan fitur ArcGIS Online dengan
menggunakan dua hak akses yaitu user dan admin.
Hasil penelitian yang pertama berupa basisdata dalam bentuk geodatabase
yang berisikan data spasial dan non-spasial yang saling terintegrasi sebagai arsip
mengenai obyek wisata dan prasarana pendukung yang ada di Kabupaten Ponorogo.
Hasil kedua merupakan penyajian informasi dari basisdata dalam bentuk WebGIS
berupa peta obyek wisata dan prasarana pendukung di Kabupaten Ponorogo yang
dapat di akses menggunakan media web browser pada komputer atau smartphone
yang bisa digunakan untuk mengakses internet. Penyajian informasi hasil pemetaan
obyek wisata dan prasarana di Kabupaten Ponorogo terdapat 19 obyek wisata,
23unit pelayanan kesehatan, 17unit penginapan dan 21unit SPBU.

Kata Kunci: Pemetaan, SIG, Wisata, WebGIS, Website

iii
APPLICATION OF WEBGIS FOR MAPPING OF TOURISM OBJECTS AND
SUPPORTING INFRASTRUCTURE IN PONOROGO REGENCY
Written by :
Abdul Azis Mustofa Lutfi
14/361740/SV/06005

ABSTRACT

This research is motivated by the availability of information about tourist


location in the form of tourist map has not been upgraded and there is no
information about supporting infrastructure. This study aims to map the tourism
objects and supporting infrastructure in Ponorogo Regency based WebGIS using
ArcGIS Online software.
Mapping of tourist objects and supporting infrastructure using spatial data
and non-spatial data (attribute) obtained from the Tourism Office of Ponorogo
Regency. The data of tourist objects and infrastructure is done ploting the location
to get spatial point data that are used as input geodatabase and WebGIS.
Geodatabase creation is done using ArcCatalog and WebGIS creation using
ArcGIS Online feature by using two user and admin privilages.
The result of the research is in the form of database in geodatabase form
which contains spatial and non-spatial integrated data as archives of tourism
objects and supporting infrastructure available in Ponorogo Regency. The second
result is the presentation of information from the database in the form of WebGIS
in the form of maps of tourism objects and supporting infrastructure in Ponorogo
regency that can be accessed using the web browser media on the computer or
Smartphone that can be used to access the internet. Presentation of mapping
information result of tourism object and infrastructure in Ponorogo Regency there
are 19 tourism object, 23 units of health services, 17 units of inn and 21 units of gas
stations.

Keywords : Mapping, SIG, Tourism, WebGIS, Website

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Tugas Akhir dengan judul Aplikasi WebGIS Untuk Pemetaan Obyek Wisata dan
Prasarana Pendukung di Kabupaten Ponorogo. Laporan Tugas Akhir ini merupakan
salah satu syarat memperoleh gelar Ahli Madya, Penginderaan Jauh dan Sistem
Informasi Geografi, Departemen Kebumian, Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta.

Penulis menyadari sepenuhnya akan keterbatasan kemampuan yang ada,


selain berkat izin dan kekuasaan Allah Ta’ala, proses penulisan tugas akhir ini juga
tidak lepas dari bantuan, bimbingan, dan doa dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan
disusunnya penelitian tugas akhir ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Taufik Hery Purwanto, S.Si., M.Si. selaku Ketua Program
Diploma Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografi.

2. Bapak Drs., Zuharnen, M.S. selaku dosen pembimbing akademik yang


selalu memberikan masukan dan bimbingan selama menjalankan kuliah.

3. Bapak Dr. Bowo Susilo S.Si., M.T. selaku dosen pembimbingpenelitian


tugas akhir yang telah banyak memberikan bimbingan, semangat, dorongan,
kesabaran, dan pengertian kepada penulis.

4. Bapak Ari Cahyono, S.Si., M.si. selaku dosen penguji yang telah menguji,
menasihati, memberi kritik dan saran yang membangun.

5. Seluruh staf pengajar dan staf akademik serta karyawan Program Diploma
Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografi Sekolah Vokasi Universitas
Gadjah Mada yang telah memberikan fasilitas dan bekal selama proses
perkuliahan.

6. Ibunda tercinta Sri Widayati, Bapak tercinta Wahyudi, dan Adik tercinta M.
Wildan Maulana Affrizal yang telah memberikan begitu banyak do’a,

v
motivasi, pengertian, perhatian, dan bantuan materiil maupun spiritual
kepada penulis selama mengerjakan tugas akhir.

7. Teman-teman di yogyakarta yang telah memberikan begitu banyak


dukungan dalam kepada penulis selama mengerjakan tugas akhir.

8. Teman-teman kost yang begitu banyak memberikan motivasi dan semangat,


terima kasih atas segalanya.

9. Teman-teman seperjuangan prodi D3 Penginderaan Jauh dan Sistem


Informasi Geografi yang telah memberikan banyak inspirasi dan motivasi,
terima kasih atas kebersamaan dalam menimba ilmu di kampus tercinta.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini belum sempurna dan masih
terdapat berbagai kesalahan. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk meningkatkan kualitas dari hasil yang ada. Mohon maaf atas
segala kekhilafan. Semoga tugas akhir ini bermanfaat bagi diri pribadi penulis dan
juga bagi pembaca serta dapat menambah wawasan bagi nusa dan bangsa
Indonesia.

Yogyakarta, Desember 2017

Penulis

vi
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................. ii
INTISARI ........................................................................................................... iii
ABSTRACT ....................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ......................................................................................... v
DAFTAR ISI ..................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 4
1.3 Tujuan.................................................................................................... 4
1.4 Manfaat .................................................................................................. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 5
2.1 Sistem Informasi Geografi...................................................................... 5
2.2 Global Positioning System (GPS) ........................................................... 7
2.3 Kartografi............................................................................................... 8
2.4 Pengertian Peta ...................................................................................... 9
2.5 Fungsi Peta ............................................................................................ 9
2.6 Simbol Peta .......................................................................................... 10
2.7 Pengertian Pariwisata ........................................................................... 12
2.8 Prasarana Kepariwisataan ..................................................................... 13
2.9 Batasan Istilah ...................................................................................... 14
2.10 Penelitian Sebelumnya ......................................................................... 14
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 17
3.1 Alat dan Bahan..................................................................................... 17
3.2 Sumber Data ........................................................................................ 18
3.3 Tahapan Penelitian ............................................................................... 20
3.4 Diagram Alir ........................................................................................ 28

vii
BAB IV DESKRIPSI WILAYAH .................................................................. 29
4.1 Batas dan Luas Wilayah ....................................................................... 29
4.2 Kondisi Topografi ................................................................................ 31
4.3 Pariwisata ............................................................................................ 31
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 32
5.1 Ploting Lokasi Obyek Wisata dan Prasarana Pendukung di Kabupaten
Ponorogo .............................................................................................. 32
5.2 Basisdata Obyek Wisata dan Prasarana Pendukung di Kabupaten
Ponorogo .............................................................................................. 33
5.3 Peta Obyek Wisata dan Prasarana Pendukung di Kabupaten Ponorogo . 34
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 39
6.1 Kesimpulan .......................................................................................... 39
6.2 Saran .................................................................................................... 39
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 40

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Ilustrasi GPS etrex 30 Garmin ........................................................... 18


Gambar 2 Ilustrasi Kamera Nikon D5300 (Blibli, 2017)..................................... 19
Gambar 3 Ilustrasi Ploting Koordinat Lokasi Obyek .......................................... 21
Gambar 4 Ilustrasi Pengambilan Foto Lokasi Ploting ......................................... 22
Gambar 5 Tampilan Hasil Pengolahan Data Ploting Lokasi Obyek .................... 22
Gambar 6 Ilustrasi Tampilan Pembuatan File Geodatabase ................................ 22
Gambar 7 Illustrasi Tampilan Tools Import Feature Class .................................. 23
Gambar 8 Ilustrasi Tampilan Tools Add Field.................................................... 23
Gambar 9 Ilustrasi Tampilan Tools Start Editing................................................ 23
Gambar 10 Ilustrasi Tampilan Field Attribute .................................................... 24
Gambar 11 Ilustrasi Tampilan Tools Enable Attachments .................................. 24
Gambar 12 Ilustrasi Tampilan Pemrosesan Enable Attachments......................... 24
Gambar 13 Ilustrasi Tampilan Tools Generate Attachment Match Table ............ 25
Gambar 14 Ilustrasi Tampilan Pemrosesan Generate Attachment Match Table .. 25
Gambar 15 Ilustrasi Tampilan Tools Add Attachments ...................................... 25
Gambar 16 Ilustrasi Tampilan Pemrosesan Add Attachments............................. 26
Gambar 17 Illustrasi Tampilan Hasil Pemrosesan Attachments .......................... 26
Gambar 18 Ilustrasi Tampilan Website ArcGIS Online ...................................... 27
Gambar 19 Ilustrasi Pilihan Tampiulan Penyajian Story Maps ........................... 27
Gambar 20 Ilustrasi Tampilan Set Location ....................................................... 27
Gambar 21 Peta Administrasi Kabupaten Ponorogo (dicetak tidak sesuai skala
asli).................................................................................................................... 29
Gambar 22 Ilustrasi Tampilan Geodatabase ....................................................... 33
Gambar 23 Ilustrasi Tampilan Hasil Proses Attachments ................................... 34
Gambar 24 Tampilan halaman depan WebGIS ................................................... 36
Gambar 25 Tampilan WebGIS Prasarana Pendukung (Pelayanan Kesehatan) .... 37
Gambar 26 Tampilan WebGIS Prasarana Pendukung (Penginapan) ................... 38
Gambar 27 Tampilan WebGIS Prasarana Pendukung (SPBU)............................ 38

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Jenis Simbol .......................................................................................... 11


Tabel 2 Daftar Nama dan Jenis Obyek Wisata.................................................... 20
Tabel 3 Daftar Nama dan Alamat Hotel ............................................................. 20
Tabel 4 Daftar Jenis Pelayanan Kesehatan dan Alamat....................................... 21
Tabel 5 Daftar SPBU dan Alamat ...................................................................... 21
Tabel 6 Daftar Luas Wilayah Setian Kecamatan ................................................ 30
Tabel 7 Daftar Jenis Obyek Wisata .................................................................... 31
Tabel 8 Daftar Jumlah Obyek Wisata Menurut Jenisnya .................................... 33
Tabel 9 Daftar Jumlah Prasarana Menurut Jenisnya ........................................... 33

x
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia memiliki berbagai kekayaan alam, salah satunya yaitu potensi
wisata alam yang luar biasa. Hampir setiap jengkal tanah di negeri ini memiliki
potensi wisata alam yang memukau. Tidak heran jika hampir rata-rata setiap
wilayah di bumi Nusantara ini memiki objek wisata. Alam pegunungan dan segala
sesuatu yang menjadi habitat pegunungan bisa menjadi objek wisata yang sangat
diminati. Apalagi bagi orang kota yang mendambakan kesejukan udara pegunungan
objek wisata pegunungan menjadi sarana wisata bagi seluruh keluarga. Demikian
juga pesona alam lainnya seperti danau atau sumber-sumber mata air panas yang
sangat bermanfaat bagi kesehatan (Soetopo, 2011).

Pariwisata menurut UU Nomor 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan


adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta
layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah
daerah. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan penting
dalam pembangunan perekonomian nasional. Pengembangan pariwisata perlu
dilakukan oleh pemerintah daerah karena memberikan banyak keuntungan yang
bisa diambil, antara lain dapat menciptakan lapangan pekerjaan, meningakatkan
pendapatan masyarakat, serta mengenalkan seni budaya dan kerajinan daerah
kepada wisatawan. Selain itu bidang pariwisata dapat memberikan kontribusi bagi
pendapatan asli daerah.

Sarana dan prasarana merupakan penunjang keberhasilan pariwisata suatu


daerah, baik berupa sarana jalan, jembatan maupun sarana akomodasi sangat
diperlukan dalam memperkenalkan dan mengembangkan obyek wisata. Menurut
Surjanto (1985, dalam Karyono, 1997) menyebutkan bahwa daerah tujuan wisata
adalah daerah yang berdasarkan kesiapan sarana dan prasarana dinyatakan siap
menerima kunjungan wisatawan, sehingga daerah-daerah tujuan wisata yang belum

1
mempunyai kesiapan sarana dan prasarana yang lengkap perlu dilakukan
pengadaan sarana dan prasarana.

Wilayah di Indonesia yang memiliki potensi wisata yang luar biasa salah
satunya Kabupaten Ponorogo. Kabupaten Ponorogo secara sosial budaya
mempunyai dua predikat sekaligus yaitu sebagai kota santri, karena mempunyai
puluhan pondok pesantren serta disebut kota reog karean dari kota inilah kesenian
reog yang sudah di akui Unesco berasal (Harsono, 2013). Kesenian reog tersebut
merupakan salah satu daya tarik bagi wisatawan selain potensi pesona wisata yang
ada di Kabupaten Ponorogo. Berdasarkan letak geografis Kabupaten Ponorogo
berada di kaki gunung wilis yang mempunyai banyak potensi alam, baik wisata
maupun bidang pertanian. Berdasarkan Ponorogo dalam angka tahun 2016,
Kabupaten Ponorogo memiliki 27 wisata alam, antara lain wisata alam Telaga
Ngebel, Air Terjun Pletuk, Gunung Pringgitan, dan Coban lawe. Berbagai macam
jenis wisata yang ada memiliki pesona dan budaya masing-masing tentu bisa
menjadi modal untuk meningkatkan pedapatan daerah dengan pengelolaan yang
baik.

Suatu negara yang mengembangkan pariwisata dengan tujuan untuk


memperoleh devisa, seyogianya mempersiapkan sarana dan prasarana
kepariwisataan yang lengkap untuk dapat memberikan pelayanan yang berkualitas
kepada wisatawan yang datang. Pembangunan sarana dan prasarana pariwisata
merupakan suatu keharusan, kalau suatu negara ingin mengembangkan pariwisata
sebagai suatu industri intuk tujuan memperoleh devisa (Yoeti, 2010). Pengelolaan
wisata dapat ditunjang dengan penyediaan informasi lokasi wisata dan prasarana
pendukung yang ada, akan tetapi di Kabupaten Ponorogo informasi mengenai
lokasi wisata dalam bentuk peta wisata belum mutahir dan belum ada informasi
mengenai prasarana pendukung. Hal tersebut di tunjukan berdasar ketersediaan peta
pariwisata di Dinas Pariwisata kabupaten ponorogo yang hanya menampilkan
informasi obyek wisata lama.

2
Saat ini perkembangan pemetaan di Kabupaten Ponorogo masih cenderung
menggunakan peta cetak, seperti ketersediaan peta wisata di Dinas Pariwisata.
Seiring dengan berjalannya waktu perkembangan peta tidak hanya sampai pada
peta konvensional, akan tetapi peta saat ini dapat berbentu peta digital. Menurut
Nuryadin (2005) Peta digital adalah representasi fenomena geografi yang disimpan
dan dianalisis menggunakan komputer digital. Penggunaan peta digital memiliki
kelebihan yaitu memiliki kualitas kontrol yang lebih baik dan dapat direvisi kapan
saja, selain itu peta digital dapat dipadukan dengan teknologi multimedia saat ini.
Pemanfatan teknologi multimedia saat ini dapat menggabungkan suara, animasi,
serta video dengan peta, sehingga didapatkan hasil peta yang menarik serta dapat
memberikan pemahaman yang lebih baik. Perkembangan teknologi internet saat ini
dapat digunakan sebagai media promosi peta wisata dengan memanfaatkan
kolaborasi anatara peta digital dengan website, tujuan kolaborasi tersebut tentunya
untuk memudahkan dalam promosi serta memberikan fitur baru yang menarik.

Seiring dengan perkembangan obyek wisata harus ditunjang dengan


prasarana yang memadai, mulai dari fasilitas umum, penginapan, hingga stasiun
pengisian bahan bakar umum di area perjalanan menuju obyek wisata. Informasi
mengenai obyek wisata dan prasarana yang ada sangat dibutuhkan untuk
memudahkan wisatawan dalam memenuhi kebutuhan selama berwisata, sehingga
pemetaan obyek wisata dan prasarana di Kabupaten Ponorogo sangat dibutuhkan
untuk mempermudah masyarakat maupun wisatawan untuk mengetahui data atau
informasi yang dibutuhkan. Selain itu untuk meningkatkan daya tarik wisatawan
untuk berkunjung dan sebagai media promosi, pemetaan obyek wisata berbasis
WebGIS sangat dibutuhkan. Teknologi WebGIS memberikan kemudahan bagi
wisatawan untuk mencari informasi yang terkait obyek wisata, serta ditunjang
dengan penggabungan suara, animasi, serta video dapat membuat peta semakin
menarik dan informatif.

Berdasarkan pada latar belakang diatas, timbul dugaan mengenai kebutuhan


masyarakat dan wisatawan akan informasi obyek wisata dan prasaran yang tersedia
di Kabupaten Ponorogo. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan tersebut penulis

3
mengambil lokasi penelitian di Kabupaten Ponorogo dengan judul laporan
“Pemetaan Obyek Wisata dan Prasarana Di Kabupaten Ponorogo”.

1.2 Rumusan Masalah


Potensi wisata yang dimiliki Kabupaten Ponorogo relatif besar dengan
kondisi lokasi yang cukup strategis, hal tersebut dapat dikelola dan dikembangkan
untuk meningkatkan penghasilan asli daerah dan kesejahteraan masyarakat.
Ketersediaan informasi obyek wisata dan prasarana dapat digunakan untuk
memantau potensi wisata yang ada dan dapat memudahkan wisatawan dalam
pencarian informasi, akan tetapi di Kabupaten Ponorogo belum tersedia informasi
yang terperinci mengenai obyek wisata dan prasaran pendukung.

Berdasarkan permasalahan dan latar belakang yang telah diuraikan, peneliti


mengajukan pertanyaan:
1. Bagaimana menyusun basisdata yang terperinci tentang obyek wisata
dan prasarana pendukung di Kabupeten Ponorogo?
2. Bagaimana persebaran (lokasi) obyek wisata dan prasarana pendukung
di Kabupaten Ponorogo?

1.3 Tujuan
Tujuan yang akan didapatkan berupa:
1. Menyusun basisdata terkait obyek wisata dan prasarana pendukung
di Kabupaten Ponorogo.
2. Memetakan persebaran (lokasi) obyek wisata dan prasarana
pendukung di Kabupaten Ponorogo.

1.4 Manfaat
Manfaat yang akan diperoleh berupa:
1. Memberikan informasi kepada masyarakat luas tentang objek wisata
dan prasarana yang terdapat di Kabupaten Ponorogo.
2. Memudahkan wisatawan untuk berkunung ke Kabupaten Ponorogo
dengan adanya informasi yang terdapat dalam peta.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Informasi Geografi

Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah suatu sistem yang didesain untuk
bekerja dengan data spasial/data yang berwujud koordinat geografis (Prahasta,
2001). Sistem Informasi Geografis (SIG) menurut ESRI (Enviromental System
Research Institute) yaitu kumpulan terorganisir dari perangkat keras, perangkat
lunak, data geografis, dan personal yang didesain untuk memperoleh, menyimpan,
memperbaiki, memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan bentuk informasi
yang bereferensi geografis.

Sistem Informasi Geografis untuk dapat beroperasi membutuhkan


perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) serta manusia yang
mengoperasikannya (brainware). Secara rinci, agar SIG tersebut dapat beroperasi
dibutuhkan komponen-komponen sebagai berikut (Harmon dan Anderson, 2003):

1. User (Pengguna)
Teknologi SIG membutuhkan user dalam menjalankan, mengelola, dan
membangun perencanaan sistem yang dapat diaplikasikan dalam
kehidupan nyata. Pengguna SIG yang menjalankan sistem adalah
operator sistem, sedangkan yang mengelola dan membangun
perencanaan sistem ini antara lain adalah pemasok SIG, perusahaan
swasta, dan agen publik. Seorang operator sistem bertanggung jawab
terhadap kinerja kerja sistem, sedangkan pemasok SIG bertanggung
jawab dalam penyediaan software pendukung dan update software
terbaru, salah satu contohnya adalah Environmental Systems Research
Institute, Inc (ESRI). Perusahaan swasta adalah organisasi yang
bergerak di bidang SIG. Agen publik pada dasarnya adalah agen
pemerintahan yang menyediakan data suatu negara dalam porsi besar,
contohnya adalah Bakosurtanal untuk Indonesia.

5
2. Aplikasi
Aplikasi yang dimaksud adalah prosedur - prosedur yang digunakan
untuk mengolah data.
3. Data
Dalam kerangka SIG, data secara logika dibagi menjadi dua kategori,
data spasial, dan data tekstual (atribut). Data spasial merupakan data
yang memiliki informasi lokasi atau data yang bereferensi geografis dan
data atribut merupakan data yang memiliki informasi fitur spasial.
4. Software (Perangkat lunak)
Elemen yang harus terdapat dalam komponen perangkat lunak SIG
adalah:
a. Tools untuk melakukan input dan pengolahan data geografis.
b. Sistem Manajemen Basis Data (Database Management System).
c. Tools yang mendukung query, analisis, dan visualisasi data
geografis.
d. Graphical User Interface (GUI) untuk memudahkan penggunaan
SIG.
5. Hardware (Perangkat keras)
SIG membutuhkan perangkat keras komputer untuk penyimpanan dan
pemrosesan data. SIG membutuhkan spesifikasi perangkat keras yang
lebih tinggi dibandingkan sistem informasi lainnya. Untuk melakukan
proses analisis data geografis dibutuhkan prosesor yang cepat dan
memori yang cukup besar, kartu grafik dan harddisk dengan spesifikasi
yang tinggi untuk kualitas gambar yang dihasilkan dan kemampuan
penyimpanannya.

Shamsi (2005) menyebutkan bahwa pengaplikasian SIG memiliki beberapa


keuntungan. SIG meningkatkan efisiensi waktu, menghemat dana, dan
memudahkan pekerjaan. SIG juga menawarkan kemampuan dalam
mengintegrasikan informasi sehingga menciptakan komunikasi yang lebih baik

6
diantara beragam pengguna informasi. Hal-hal tersebut membuat SIG mampu
dimanfaatkan dan diaplikasikan dalam berbagai bidang.

2.2 Global Positioning System (GPS)

Global Positioning System (GPS) adalah sistem untuk menentukan posisi di


permukaan bumi dengan bantuan sinkronisasi sinyal satelit. Sistem ini
menggunakan konstelasi satelit yang mengirimkan sinyal berupa gelombang mikro
ke permukaan bumi. Sinyal ini diterima oleh perangkat penerima di permukaan
bumi, dan digunakan untuk menentukan posisi, kecepatan, arah, dan waktu (Samper
et al, 2008). Saat ini pun GPS mulai banyak diaplikasikan di Indonesia, terutama
yang terkait dengan aplikasi-aplikasi yang menuntut informasi tentang posisi.
Layanan GPS ini tersedia gratis, bahkan tidak perlu mengeluarkan biaya apapun
kecuali membeli GPS recierver-rya.

Perangkat GPS menghasilkan data posisi yang kemudian dapat digunakan


sesuai kebutuhan seperti penggunaan GPS Tracker. GPS Tracker atau sering
disebut dengan GPS Tracking adalah teknologi AVL (Automated Vehicle Locater)
yang memungkinkan pengguna untuk melacak posisi kendaraan, armada ataupun
mobil dalam keadaan realtime. GPS Tracking memanfaatkan kombinasi teknologi
GSM dan GPS untuk menentukan koordinat perangkat penerima, lalu
menerjemahkannya dalam bentuk peta digital (Tanoe, 2011). Secara teoritis, GPS
bekerja dengan cara mengumpulkan data dari satelit, masing-masing satelit akan
memberikan informasi jarak antara lokasi satelit tersebut dengan sebuah titik di
bumi (GPS receiver). Dari proses pengambilan lokasi-lokasi tersebut akan
diperoleh koordinat-koordinat yang disebut waypoint (garis lintang dan bujur pada
peta).

7
2.3 Kartografi

Kartografi adalah disiplin yang berurusan dengan seni, ilmu pengetahuan


dan teknologi membuat dan menggunakan peta (ICA, 2003). Penggunaan peta
sekarang ini tidak hanya untuk menggambarkan berbagai fenomena spasial di
permukaan bumi, akan tetapi digunakan sebagai alat bantu komunikasi yang efisien
untuk menyajikan data keruangan. Penyajian peta harus dilakukan dengan baik agar
selain menarik juga mudah dimengeti pengguna peta sehingga informasi yang ingin
disampaikan pembuat peta dapat tersampaikan. Penyajian peta yang baik harus
memenuhi syarat-syarat atau kaidah kartografi, sehingga pembuat peta harus
melalui serangkaian proses yang perlu dikerjakan untuk mengubah informasi dunia
nyata menjadi peta.

Menurut Taylor (1991, dalam Kraak dan Ormeling 2007), mendefinisikan


kartografi adalah pengorganisasian, presentasi, komunikasi dan penggunaan
geoinformasi dalam bentuk grafis, digital atau format nyata. Hal tersebut dapat
meliputi semua langkah-langkah mengenai persiapan data hingga pembuatan akhir
peta dan hasil yang terkait informasi spasial. Pengertian yang lebih luas kartografi
meupakan salah satu sistem komunikasi yang digunakan untuk merepresentasikan
hasil proses kegiatan memperkecil keruangan suatu daerah yang berhubungan
dengan kenampakan yang ada di permukaan bumi.

Kegiatan dalam pemrosesan kartografi meliputi proses pembuatan peta


hingga penggunaan peta. Kegiatan tersebut meliputi pengumpulan data dan
pengolahan data. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengumpulan data adalah
sumber data; macam data; dan cara memperoleh data. Data mentah hasil
pengumpulan data perlu dilakukan pengolahan data, meliputi seleksi data,
klasifikasi data, penyederhanaan data, dan simbolisasi. Proses selanjutnya setelah
peta jadi yaitu penggunaan peta yang meliputi pembacaan dan penafsiran peta agar
pengguna peta dapat memahami dan memperoleh gambaran dunia nyata yang
dipetakan.

8
2.4 Pengertian Peta

Peta adalah representasi yang disimbolkan realitas geografis, mewakili fitur


terpilih atau karakteristik, dihasilkan dari usaha kreatif pelaksanaan para penulis
pilihan, dan dirancang untuk digunakan ketika hubungan spasial utama relevansi
(ICA, 2003).

Definisi Peta menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 10


Tahun 2000 sebagai gambaran dari unsur-unsur alam maupun buatan manusia yang
berada diatas maupun dibawah permukaan bumi yang digambarkan pada suatu
bidang datar dengan skala tertentu. Secara sederhana peta merupakan pengecilan
dari permukaan bumi atau benda angkasa yang digambarkan pada bidang datar
dengan menggunakan ukuran, simbol, dan sistem generalisasi. Peta digunakan
sebagai alat komunikasi yang bersifat universal yang banyak digunakan di berbagai
belahan dunia. Proses komunikasi yang teradi pada penggunaan peta memalui
simbol yang digunakan sebagai gambaran dari berbagai obyek atau kenapakan di
permukaan bumi maupun benda-benda angkasa.

2.5 Fungsi Peta

Menurut Sukwardjono dan sukoco (1997) beberapa contoh dapat


disebutkan sebagai fungsi peta, sebagai berikut:

Fungsi peta untuk perencanaan regional:

1. Untuk memberikan informasi pokok dari aspek keruangan tentang


karakter dari suatu daerah;
2. Sebagai suatu alat menganalisis untuk mendapatkan suatu kesimpulan;
3. Sebagai alat untuk menjelaskan penemuan-penemuan penelitian yang
dilakukan;
4. Sebagai alat untuk menjelaskan rencana-rencana yang diajukan.

9
Peta selain digunakan sebagai kegiatan perencanaan, dapat juga digunakan
sebagai alat bantu dalam kegiatan penelitian. Berikut ini fungsi peta dalam
kegiatan penelitian:

1. Alat bantu sebelum melakukan survei untuk mendapatkan gambaran


tentang daerah yang akan dieliti;
2. Sebagai alat yang digunakan selama penelitian, misalnya memasukan
data yang ditemukan di lapangan;
3. Sebagai alat untuk melaporkan hasil penelitian.

2.6 Simbol Peta

Menurut Aziz dan Rachman (1997) simbol merupakan salah satu alat untuk
mengadakan komunikasi, dan simbol mempunyai arti dan bentuk. Dengan
mengetahui arti dan bentuk simbol tersebut, maka pemilihan simbol harus
disesuaikan dengan maksud dan tujuan dari peta tematik. Pada hakekatnya dengan
menggunakan simbol, kita dapat membaca tema dari suatu peta dengan mudah.
Menurut bentuknya simbol dibagi menjadi 3 yaitu:

1. Simbol Titik (Point)


Simbol yang mencerminkan kenampakan atau data yang mempunyai
sifat non dimensi (data posisional), Data ini biasanya digunakan untuk
menyimbolkan Kota dalam skala kecil, titik ketinggian, dll.
2. Simbol Garis (Line)
Simbol yang mencerminkan kenampakan atau data yang mempunyai 1
(satu) dimensi yaitu panjang/jarak. Misalnya rek kereta api, jalan, dan
sungai.
3. Simbol Area (Polygon)
Simbol yang mencerminkan kenampakan yang mempunyai sifta dua
dimensi yaitu luas dan panjang.

10
Simbol menurut wujudnya dapat dibagi menjadi 3 yaitu:

1. Piktoral
Simbol yang digunakan untuk mewakili suatu kenampakan muka bumi
dengan bentuk yang mirip atau identik dengan bentuk asli kenampakan
tersebut.
2. Geometrik / Abstrak
Simbol yang digunakan untuk mewakili suatu kenampakan muka bumi
dengan bentuk yang abstrak, yang mudah digambar namun agak sulit
diketahui maksudnya.
3. Huruf
Simbol yang digunakan untuk mewakili suatu kenampakan muka bumi
yang khas atau khusus dengan huruf.

Tabel 1 Jenis Simbol

Sumber: Kartografi dasar 1997

11
2.7 Pengertian Pariwisata

Pengertian pariwisata menurut Hunzieker, dkk (1942, dalam Yoeti 2010)


adalah keseluruhan gejala- gejala yang timbul oleh perjalanan dan pendiaman
orang-orang asing serta penyediaan tempat tinggal sementara waktu, asalkan
pendiaman itu tidak menetap dan tidak mencari nafkah dari aktifitas yang bersifat
sementara. Secara sederhana menekankan bahwa orang yang melakukan perjalanan
wisata itu tidak dibenarkan menetap di kota atau negara yang dikunjungi.

Pada hakekatnya berwisata adalah suatu proses kepergian sementara dari


seseorang atau lebih menuju tempat lain di luar tempat tinggalnya. Dorongan
kepentingannya adalah karena berbagai kepentingan, baik karena kepintingan
ekonomi, sosial, kebudayaan, politik, agama, kesehatan maupun kepentingan lain
seperti karena sekedar ingin tahu, menambah pengalaman, atau pun untuk belajar
(Suwantoro, 1997). Pengertian lainnya mengenai pariwisata adalah segala sesuatu
yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik
wisata serta usaha–usaha yang terkait di bidang tersebut (UU No 10 Tahun 2009).

Beberapa konsep kepariwisataan di dalam UU No. 10 tahun 2009 tentang


kepariwisataan disebutkan sebagai berikut:
1. Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan
rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik
wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara;
2. Wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata;
3. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung
berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat,
pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah;
4. Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan
pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul
sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara
wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah,
Pemerintah Daerah, dan pengusaha;

12
5. Usaha pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang dan/atau jasa
bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan pariwisat;
6. Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan,
keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam,
budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan
kunjungan wisatawa;
7. Daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut Destinasi Pariwisata
adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah
administratif yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas
umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling
terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan.

2.8 Prasarana Kepariwisataan

Menurut Yoeti (2010), yang dimaksud dengan prasarana kepariwisataan


adalah semua fasilitas yang memungkinkan agar semua sarana kepariwisataan
dapat hidup dan berkembangn serta dapat memberikan pelayanan kepada
wisatawan untuk memenuhi kebutuhan mereka yang beraneka ragam. Yang
termasuk dalam prasarana kepariwisataan adalah:

1. Prasarana perhubungan seperti jaringan jalan raya dan kereta api,


pelabuhan udara (air port), pelabuhan laut (sea port), terminal dan
stasiun;
2. Instalasi pembangkit tenaga listrik dan instalasi penjernihan air bersih;
3. Instalasi penyulingan bahan bakar minyak, dan lain-lain;
4. Sistem pengairan atau irigasi untuk kepentingan pertanian, peternakan
dan perkebunan;
5. Sistem perbankan dan moneter;
6. Sistem telekomunikasi, seperti telepon, pos dan telegraf, telex dan lain-
lain;
7. Pelayanan kesehatan, keamanan dan pertanian.

13
2.9 Batasan Istilah

Sistem Informasi Geografis adalah sebuah sistem atau teknologi berbasis


komputer yang dibangun dengan tujuan untuk mengumpulkan, menyimpan,
mengolah dan menganalisa, serta menyajikan data dan informasi dari suatu obyek
atau fenomena yang berkaitan dengan letak atau keberadaannya di permukaan bumi
(Aronoff, 1989 dalam Riyanto dkk, 2009).

Kartografi adalah disiplin yang berurusan dengan seni, ilmu pengetahuan


dan teknologi membuat dan menggunakan peta (ICA, 2003).

Peta adalah representasi yang disimbolkan realitas geografis, mewakili fitur


terpilih atau karakteristik, dihasilkan dari usaha kreatif pelaksanaan para penulis
pilihan, dan dirancang untuk digunakan ketika hubungan spasial utama relevansi
(ICA, 2003).

Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai


fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah,
dan pemerintah daerah (UU Nomor 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan).

Prasarana kepariwisataan adalah semua fasilitas yang memungkinkan agar


semua sarana kepariwisataan dapat hidup dan berkembangn serta dapat
memberikan pelayanan kepada wisatawan untuk memenuhi kebutuhan mereka
yang beraneka ragam (Yoeti, 2010).

2.10 Penelitian Sebelumnya

Penelitian yang dilakukan Reza Arifandy (2010) yaitu tentang aplikasi


sistem informasi geografi untuk pemetaan obyek wisata di Kabupaten Wonosobo.
Metode yang dilakukan yaitu survei lapangan dengan tahapan pemilihan daerah
penelitian, pengumpulan data, dan pengolahan digital. Hasil dari penelitian yaitu
peta persebaran obyek wisata di Kabupaten Wonosobo.

Penelitian yang dilakukan Nugroho (2011) yaitu tentang pemanfaatan


sistem informasi geografi untuk pemetaan interaktif wisata kuliner di Kota Solo

14
Jawa Tengah. Metode yang dilakukan yaitu survei lapangan dengan tahapan
pemilihan daerah penelitian, pengumpulan data, dan pengolahan digital. Hasil dari
penelitiannya yaitu peta interaktif yang disusun dengan sistem informasi geografi.

Penelitian yang dilakukan Mengkara (2014) yaitu tentang pemetaan potensi


objek wisata berbasis web dalam rangka promosi pariwisata Pulau Bangka. Metode
yang dilakukan yaitu survei lapngan dengan tahapan pemilihan daerah penelitian,
pengumpulan data, scoring, klasifikasi, analisi dan publikasi. Hasil dari penelitian
ini Peta obyek wisata dan prasaran pendukung di Pulau Bangka dan website obyek
wisata Pulau Bangka.

Penelitian yang dilakukan Sulistyanto dkk (2014) yaitu dengan judul Sistem
Informasi Geografi Pariwisata Kabupaten Probolinggo Berbasis Web. Metode yang
digunakan yaitu waterfall model, metode yang digunakan tersebut merupakan
metode perancangan dan pemodelan sistem sehingga hanya melakukan
pengaplikasian data yang sudah ada kedalam web. Hasil dari penelitian ini website
wisata Kabupaten Probolinggo.

Penelitian yang dilakukan Eboy (2017) yang berjudul pemetaan pariwisata:


tinjauan umum kartografi dan penggunaan GIS. Metode yang digunakan yaitu
dengan melakukan perbandingan pemetaan tradisional dan GIS dalam
menghasilkan peta pariwisata. Hasil dari penelitian berupa tabel perbandingan
penggunaan peta cetak dan peta digital.

Berdasarkan kelima penelitian sebelumnya, penelitian yang saya lakukan


memiliki kesamaan pada metode survey lapangan dan hasil peta berbentuk
WebGIS. Perbedaan dari penelitian sebelumnya terletak pada hasil database obyek
wisata dan prasarana, sedangkan dari keempat penelitian sebelumnya tidak ada
yang mencantumkan pembuatan database obyek wisata.

15
Tabel III.2 Penelitian Sebelumnya

No Peneliti Judul Penelitian Lokasi Metode Hasil

Aplikasi Sistem Informasi Geografi


Peta Persebaran Obyek Wisata Di
Reza Arifandy Untuk Pemetaan Obyek Wisata Di
1 Kabupaten Wonosobo Survei lapangan Kabupaten Wonosobo berbentuk
(2010) Kabupaten Wonosobo Provinsi Jawa
WebGIS
Tengah
Pemanfaatan Sistem Informasi
Geografis Untuk Pemetaan interaktif Peta interaktif wisata kuliner kota
2 Nugroho (2011) Kota Solo Survei lapangan
wisata kuliner di Kota Solo Jawa solo Jawa Tengah berbentuk WebGIS
Tengah
Peta potensi wisata pulau bangka
Pemetaan Potensi Obyek Wisata
Ady mengkara Pulau Bangka- berbentuk WebGIS dan Data-data
3 Berbasis Web Dalam Rangka Promosi Survei lapangan
(2014) Provinsi Kep. Babel Informasi Sarana dan Prasarana
Pariwisata Pulau Bangka
Wisata Pulau Bangka

Sulistyanto, dkk Sistem Informasi Geografi Pariwisata Kabupaten Website wisata Kabupaten
4 waterfall model
(2014) Kabupaten Probolinggo Berbasis Web Probolinggo Probolinggo

Tabel perbandingan penggunaan peta


Oliver Valentine Tourism Mapping: an overview of
5 - Perbandinagn ceta dan peta digital dalam pemetaan
Eboy (2017) cartography and the use of gis
pariwisata
Pemetaan Obyek Wisata dan
Prasarana Pendukung Di Kabupaten
Aplikasi WebGIS Untuk Pemetaan
Abdul Azis M. L Ponorogo berbentuk WebGIS dan
6 Obyek Wisata dan Prasarana Pendukung Kabupaten Ponorogo Survei lapangan
(2017) Basisdata Obyek Wisata dan
Di Kabupaten Ponorogo
Prasarana Pendukung Di Kabupaten
Ponorogo

16
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan selama penelitian berlangsung sebagai


berikut:
1. Seperangkat Laptop digunakan utnuk pengolahan data, penyajian
informasi dan penyusunan laporan, dengan spesifikasi sebagai
berikut:
a. Merk : Acer
b. Prosesor :Intel Core(TM) i3-2328MCPU@2.20GHz
c. Memori (RAM) : 4 GB
d. Kartu Grafis : NVIDIA Geforce GT 630M
e. Sistem Operasi : Windows 10 Home Basic 64-bit
2. Perangkat lunak:
a. Software ArcGIS versi 10.1 digunakan untuk melakukan
plotting dan penyusnan basisdata.
b. ArcGIS Online digunakan untuk penyajian informasi
c. Microsoft Office 2016 digunakan untuk melakukan penyajian
data, pengolahan data, dan penyusunan laporan.
3. Perangkat keras yang digunakan:
a. Mouse digunakan untuk membantu pengoperasi laptop.
b. Printer digunakan untuk mencetak file dan dokumen.
4. Koneksi internet digunakan untuk mengakses internet browser
5. Alat yang digunakan:
a. GPS handheld digunakan untuk melakukan plotting lokasi
obyek wisata dan prasarana.
b. Kamera digunakan untuk mengabadikan plotting lokasi dan
survei lapangan yang dilakukan.

17
6. Alat tulis digunakan untuk mencatat data primer saat melakukan
survei lapangan.
7. Bahan yang digunakan selama penelitian berlangsung sebagai berikut:
a. Peta jaringan jalan Kabupaten Ponorogo skala 1: 10000 tahun
2013.
b. Peta jaringan sungai Kabupaten Ponorogo skala 1: 10000 tahun
2013.
c. Peta batas administrasi Kabupaten Ponorogo skala 1: 10000
tahun 2013.
d. Data obyek wisata dan prasarana Kabupaten Ponorogo

3.2 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam melakukan penelitian ini dibedakan


menjadi dua, sebagai berikut:

1. Data primer
Sumber data primer yang digunakan penelitian ini melalui survei
lapangan dengan GPS dan foto lokasi dengan kamera.

Gambar 1 Ilustrasi GPS etrex 30 Garmin

18
Gambar 2 Ilustrasi Kamera Nikon D5300 (Blibli, 2017)

2. Data Sekunder
a. Data obyek wisata dan penginapan diperoleh dari Dinas Pariwisata
Kabupaten Ponorogo. Data yang digunakan berupa data tabular
yang berisikan mengenai keterangan pada masing-masing data
tersebut.

b. Data sekunder yang kedua yakni data pelayanan kesehatan dan


SPBU yang diperoleh dari website. Website kemenkes.go.id
sebagai sumber data pelayanan kesehatan, sedangkan website
esdm.jatimprov.go.id merupakan sumber data dari stasiun
pengisian bahan bakar umum(SPBU). Data yang digunakan dari
kedua website tersebut berbentuk data tabular yang berisikan
masing-masing keterangan dari data fasilitas kesehatan dan stasiun
pengisian bahan bakar umum (SPBU).

c. Data yang ketiga yakni basemap administrasi Kabupaten Ponorogo


yang diperoleh dari Bakosurtanal / BIG. Data yang digunakan
berbentuk data shapefile yang mencakup Kabupaten Ponorogo.

19
3.3 Tahapan Penelitian

3.3.1 Persiapan Data


Melakukan pengambilan data obyek wisata berupa nama obyek
wisata, jenis wisata dan alamat, sedangkan data penginapan berupa
nama penginapan, harga penginapan, dan alamat penginapan melalui
identifikasi pada data dari Dinas Pariwisata. Data tentang fasilitas
kesehatan diperoleh mealalui identifikasi pada website Kementrian
Kesehatan, sedangkan data stasiun pengisian bahan bakar diperoleh
melalui identifikasi pada ESDM dalam Angka. Contoh pengambilan
data dapat dilihat pada Tabel 2, Tabel 3, Tabel 4, dan Tabel 5.

Tabel 2 Daftar Nama dan Jenis Obyek Wisata

Jenis Obyek
No Obyek Wisata Lokasi
Wisata
1 Gunung Masjid Wisata Alam Dsn. Kates Ds. Pandak
Gunung Beruk Tanggungrejo
2 Wisata Alam Karangpatihan
Makam Kelurahan Setono
Bathoro
3 Katong Wisata Budaya
Masjid Ds. Tegalsari
4 Tegalsari Wisata Budaya
5 Jenang Mirah Wisata Buatan Desa Josari

Tabel 3 Daftar Nama dan Alamat Hotel

No Nama Hotel Alamat Harga


1 Ponorogo Permai Jl.Jend Sudirman 117 175000
2 Kencana Dewi Jl.Diponegoro 40 100000
3 Dirgahayu Jl.Sukarno Hatta 315 100000
4 Saa Nuansa Jl.Sultan Agung 4 100000
5 Saa Nuansa Graha Jl.Sultan Agung 6 100000

20
Tabel 4 Daftar Jenis Pelayanan Kesehatan dan Alamat

No. Jenis Pelayanan Kesehatan Alamat


Jl. Raya Ngrayun No.40,
Puskesmas
1 Ngrayun Kec. Ngrayun
Jl. Jawa No.2, Kec.
Puskesmas
2 Slahung Slahung
Jl. Raya Pacitan, Kec.
Puskesmas
3 Nailan Slahung
Jl. Pemuda No.53, Kec.
Puskesmas
4 Bungkal Bungkal
Jl. A.R.Hakim No.11,
Puskesmas
5 Sambit Tamansari, Kec. Sambit

Tabel 5 Daftar SPBU dan Alamat

N
SPBU Kecamatan
o
1 Tambakbayan Ponorogo
2 Kepuhrubuh Siman
3 Slahung Slahung
4 Nailan Slahung

3.3.2 Survei lapangan


Melakukan pengambilan foto lokasi dan plotting pada semua data
hasil identifikasi berupa obyek wisata, penginapan, fasilitas
kesehatan dan stasiun pengisian bahan bakar umum. Plotting
dilakukan untuk memperoleh lokasi berupa koordinat x, y pada
masing-masing obyek, sedangkan foto digunakan untuk mengetahui
kondisi obyek.

Gambar 3 Ilustrasi Ploting Koordinat Lokasi Obyek

21
Gambar 4 Ilustrasi Pengambilan Foto Lokasi Ploting

3.3.3 Penyusunan basisdata


1. Memasukan masing-masing data titik hasil plotting ke dalam
ArcMap 10.1 untuk dapat dilakukan export titik menjadi data
shapefile.

Gambar 5 Tampilan Hasil Pengolahan Data Ploting Lokasi Obyek

2. Menyusun basisdata obyek wisata dan prasarana pendukung


berdasarkan data primer dan data skunder, dengan membuat
geodatabase menggunakan ArcGis 10.1.

Gambar 6 Ilustrasi Tampilan Pembuatan File Geodatabase

22
3. Memasukan shapefile obyek wisata, shapefile prasaran pendukung,
shapefile basemap Kabupaten Ponorogo kedalam geodatabase yang
telah dibuat sebelumnya dengan melakukan klik kanan Import
Feature Class (Multiple)

Gambar 7 Illustrasi Tampilan Tools Import Feature Class

4. Menghubungkan titik lokasi pada masing-masing shapefile dengan


foto lokasi menggunkan fitur attachments berdasarkan field nama
foto dimasing-masing attribute.
a. Menambahkan field baru pada Attribute Table  Table Option
 Add Field.

Gambar 8 Ilustrasi Tampilan Tools Add Field

b. Mengaktifkan Editor  Star Editing

Gambar 9 Ilustrasi Tampilan Tools Start Editing

23
c. Mengisikan nama file foto pada field foto yang sudah dibuat.

Gambar 10 Ilustrasi Tampilan Field Attribute

d. Memilih ArcToolbox Data Management tools Enable


Attachments.

Gambar 11 Ilustrasi Tampilan Tools Enable Attachments

e. Pada jendela Enable Attachments  memasukan data shapefile


titik obyek wisata pada Input Dataset.

Gambar 12 Ilustrasi Tampilan Pemrosesan Enable Attachments

24
f. Memilih ArcToolbox Data Management tools  Generate
Attachment Match Table.

Gambar 13 Ilustrasi Tampilan Tools Generate Attachment Match Table

g. Pada jendela Generate Attachment Match Table  memasukan


data shapefile titik obyek wisata pada Input Dataset 
memasukan folder letak penyimpanan foto yang akan
dihubungkan pada Input Folder  pada key field memilih foto
Ok.

Gambar 14 Ilustrasi Tampilan Pemrosesan Generate Attachment Match


Table

h. Memilih ArcToolbox Data Management tools Add


Attachments.

Gambar 15 Ilustrasi Tampilan Tools Add Attachments

25
i. Pada jendela Add Attahments  memasukan data shapefile titik
obyek wisata pada Input Dataset  memasukan tabel hasil
Generate Attachment Match Table  memasukan folder letak
penyimpanan foto yang akan dihubungkan pada Working
Folder Ok.

Gambar 16 Ilustrasi Tampilan Pemrosesan Add Attachments

j. Tampilan hasil Attachments pada Gambar foto dengan shapefile


titik lokasi

Gambar 17 Illustrasi Tampilan Hasil Pemrosesan Attachments

k. Melakukan langkah yang sama untuk menghubung foto lokasi


dengan titik lokasi pada prasarana pendukung.

26
3.3.4 Penyajian Informasi
1. Mengakses website ArcGIS Online 
www.storymaps.arcgis.com

Gambar 18 Ilustrasi Tampilan Website ArcGIS Online

2. Membuat penyajian Story Maps Create Story Shortlist

Gambar 19 Ilustrasi Pilihan Tampiulan Penyajian Story Maps

3. Memasukan titik lokasi dan foto lokasi obyek wisata AddSet


Location

Gambar 20 Ilustrasi Tampilan Set Location

4. Pembuatan desain Website yang berisikan halaman beranda, peta


dan kontak melalui html

27
3.4 Diagram Alir

28
BAB IV
DESKRIPSI WILAYAH

4.1 Batas dan Luas Wilayah

Gambar 21 Peta Administrasi Kabupaten Ponorogo (dicetak tidak sesuai skala asli)

29
Kabupaten Ponorogo secara geografis berbatasan langsung dengan
Kabupaten Magetan, Kabupaten Madiun dan Kabupaten Nganjuk di sebelah utara.
Di sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Tulungagung dan Kabupaten
Trenggalek. Di sebelah selatan dengan Kabupaten Pacitan. Sedangkan di sebelah
barat berbatasan dengan Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Wonogiri (Provinsi
Jawa Tengah). Kabupaten Ponorogo terletak di koordinat 111o 17’ – 111o52’ Bujur
Timur dan 7o49’ – 8o20’ Lintang Selatan yang berada di Provinsi Jawa Timur. Luas
wilayah Kabupaten Ponorogo yang mencapai 1.371,78 km2 habis terbagi menjadi 21
Kecamatan yang terdiri dari 307 Desa/Kelurahan. Tabel IV.1 menunjukan luas setiap
kecamatan di Kabupaten Ponorogo

Tabel 6 Daftar Luas Wilayah Setian Kecamatan

No Kecamatan Luas (km2)


1 Ngrayun 184,76
2 Slahung 90,34
3 Bungkal 54,01
4 Sambit 59,83
5 Sawoo 124,71
6 Sooko 55,33
7 Pudak 48,92
8 Pulung 127,55
9 Mlarak 37,20
10 Siman 37,95
11 Jetis 22,41
12 Balong 56,96
13 Kauman 36,61
14 Jambon 57,48
15 Badegan 52,35
16 Sampung 50,61
17 Sukorejo 59,58
18 Ponorogo 22,31
19 Babadan 43,93
20 Jenangan 59,44
21 Ngebel 59,50

30
4.2 Kondisi Topografi
Kondisi topografi Kabupaten Ponorogo bervariasi mulai daratan rendah
sampai pegunungan. Berdasarkan data yang ada, sebagian besar wilayah Kabupaten
Ponorogo yaitu 79 % terletak di ketinggian kurang dari 500 m di atas permukaan
laut, 14,4% berada di antara 500 hingga 700 m di atas permukaan laut dan sisanya
5,9% berada pada ketinggian di atas 700 m. Secara topografis dan klimatologis
Kabupaten Ponorogo merupakan dataran rendah dengan iklim tropis yang
mengalami dua musim kemarau dan musim penghujan dengan suhu udara berkisar
antara 18˚ s/d 31˚ Celcius. Apabila dilihat menurut luas wilayahnya, Kecamatan
yang memiliki wilayah terluas (di atas 100 km2) secara berturut-turut adalah
Kecamatan Ngrayun, Kecamatan Pulung dan Kecamatan Sawoo.

4.3 Pariwisata
Kabupaten Ponorogo merupakan Kabupaten yang terkenal dengan kesenian
Reyog, dan juga dijuluki sebagai Bumi Reyog. Kabupaten Ponorogo mempunyai
sejarah yang tidak lepas dari Seorang Raden yang bernama Bathoro Katong,
awalnya Raden Katong datang ke Wilayah Wengker dan saat itu wilayah tersebut
dipimpin oleh Suryo Ngalam, dan pelan tapi pasti Raden Katong mendapat
kepercayaan Suryo Ngalam dan dapat mendirikan Kadipaten dan diberi nama
Kadipaten Ponorogo. Kesenian Reyog Ponorogo merupakan salah satu daya tarik
wisatawan asing maupun lokal untuk berkunjung di Kabupaten Ponorogo.
Wisatawan yang berkunjung di Kabupaten Ponorogo tidak hanya menikmati
kesenian Reyog, akan tetapi berkunjung ke obyek wisata yang ada di kabupaten
Ponorogo.

Tabel 7 Daftar Jenis Obyek Wisata

No Jenis Obyek Wisata Jumlah


1 Wisata Alam 10
2 Wisata Buatan 7
3 Wisata Budaya 2
Sumber: Dinas Pariwisata Kabupaten Ponorogo

31
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Ploting Lokasi Obyek Wisata dan Prasarana Pendukung di Kabupaten


Ponorogo
Penelitian dilakukan dengan pengumpulan data obyek wisata dan prasarana
dari instansi terkait. Data sekunder yang sudah dikumpulkan sebelumnya
digunakan sebagai acuan dalam survey lapangan. Data sekunder obyek wisata dan
prasarana yang diambil berupa nama obyek, alamat, jenis obyek, dan keterangan
khusus. Jenis obyek wisata dalam penelitian dibagi menjadi 3 jenis yaitu wisata
alam, wisata budaya dan wisata buatan, sedangkan jenis prasarana pendukung
dibagi menjadi 3 yaitu Pelayanan kesehatan, penginapan, dan SPBU. Survey
dilakukan untuk mendapatkan koordinat lokasi obyek wisata dan prasaran
pendukung dengan bantuan GPS Garmin etrex 30.

Penggunaan GPS Garmin etrex 30 yang digunakan dalam survey lapangan


memiliki kekurangan dalam hal akurasi, dimana GPS Garmin etrex 30 merupakan
GPS jenis tracking sehingga akurasi yang dihasilkan rendah. Akurasi yang
dihasilkan dalam ploting koordinat lokasi obyek yakni antara 3-5m. GPS Garmin
etrex 30 selain memiliki akurasi rendah, GPS tersebut hanya dapat digunakan diluar
bangunan. Sinyal satelit tidak mampu ditangkap dengan baik oleh GPS, sehingga
ploting koordinat pada obyek yang berbentuk bangunan dilakukan diluar bangunan
dengan posisi sedekat mungkin dengan obyek.

Jumlah obyek wisata berdasarkan data sekunder dan cek lapangan yakni 19
obyek wisata, sedangkan jumlah prasarana pendukung berdasarkan data sekunder
dan cek lapangan yakni 61 obyek prasarana. Pengumpulan data dilakukan
berdasarkan jenis obyek seperti pada Tabel V.1 dan Tabel V.2.

32
Tabel 8 Daftar Jumlah Obyek Wisata Menurut Jenisnya

No Jenis Obyek Wisata Jumlah


1 Wisata Alam 10
2 Wisata Buatan 7
3 WIsata Budaya 2
Sumber: Cek lapangan 2017

Tabel 9 Daftar Jumlah Prasarana Menurut Jenisnya

No Jenis Prasarana Jumlah


1 Pelayanan Kesehatan 23
2 Penginapan 17
3 SPBU 21
Sumber: Cek lapangan 2017

5.2 Basisdata Obyek Wisata dan Prasarana Pendukung di Kabupaten


Ponorogo
Pembuatan basisdata dalam pemetaan obyek wisata dan prasarana
pendukung di Kabupaten Ponorogo dilakukan dengan pengumpulan data sekunder
dan cek lapangan untuk mengetahui koordinat lokasi obyek. Data cek lapangan
yang sudah dilakukan pengolahan data untuk memperoleh titik lokasi dalam bentuk
shapefile dengan data attribute dari data sekunder. Basisdata yang digunakan dalam
penelitian ini berbentuk geodatabase. Bentuk basisdata geodatabase dipilih karena
dapat memuat data spasial dan data tabular. Tampilan hasil geodatabase seperti
pada Gambar V.1.

Gambar 22 Ilustrasi Tampilan Geodatabase

33
Basisdata yang dibuat berisikan shapefile lokasi obyek wisata, shapefile
lokasi SPBU, shapefile lokasi pelayanan kesehatan, shapefile lokasi penginapan,
dan shapefile basemap administrasi Kabupaten Ponorogo. Shapefile lokasi obyek
wisata dan prasarana pendukung yang sudah di import kedalam geodatabase
dilakukan attachments dengan foto masing-masing lokasi. Attachments digunakan
untuk menghubungkan foto dengan masing-masing shapefile, sehingga data foto
dapat diakses langsung melalui shapefile dalam database tersebut. Contoh hasil
proses Attachments dapat dilihat pada Gambar V.2.

Gambar 23 Ilustrasi Tampilan Hasil Proses Attachments

Pembuatan basisdata dapat bermanfaat sebagai arsip data tentang pariwisata


dan prasarana pendukung, selain itu di Kabupaten Ponorogo belum memiliki data
spasial mengenai lokasi obyek pariwisata. Basisdata yang dibuat menyimpan data
basemap sebagai data pelengkap data spasial lokasi obyek pariwisata. Basisdata
yang dibuat dalam bentuk geodatabase lebih ditujukan untuk pengolahan data SIG
seperti pembuatan peta, akan tetapi data tabular yang ada pada geodatabase dapat
di export jika diperlukan untuk pengolahan data yang lain.

5.3 Peta Obyek Wisata dan Prasarana Pendukung di Kabupaten Ponorogo

Data hasil survey lapangan dilakukan pemrosesan menggunakan ArcGIS


Online sehingga didapatkan hasil Peta Obyek Wisata dan Prasarana Pendukung di
Kabupaten Ponorogo. Peta hasil pemrosesan tersebut dalam bentuk WebGIS,
bentuk tersebut dipilih karena lebih efisien dan juga dapat memuat berbagai data
pendukung peta seperti gambar dan juga video. WebGIS memiliki berbagai
kelebihan anatara lain dapat diakses dengan cepat, tidak memerluka ruang

34
penyimpanan yang besar, dan juga sistem informasi yang dihasilkan dapat dengan
mudah di integrasikan dengan sistem lain. Pemetaan menggunakan WebGIS sangat
dipengaruhi perkembangan teknologi modern, sehingga memiliki kelemahan salah
satunya yakni akses harus dilakukan menggunakan internet.

Penyajian informasi dilakukan dengan menggunakan Storymaps ArcGIS


Online dengan desain shortlist. Desain shortlist memiliki tampilan simpel,menarik,
dan mudah dipahami dalam pembacaan informasi yang diasajikan. Tampilan desain
shortlist menggunakan menu untuk membedakan masing-masing jenis data.
Penyajian informasi obyek wisata dan prasarana pendukung memiliki tampilan 4
menu utama yakni menu pertama menyajikan titik lokasi obyek wisata, menu kedua
menyajikan titik lokasi pelayanan kesehatan, menu ketiga menyajikan titik lokasi
penginapan, dan menu terakhir menyajikan titik lokasi SPBU.

Masing-masing menu memiliki warna yang berbeda-beda mengikuti warna


simbol dari masing-masing jenis titik lokasi. Jenis titik lokasi obyek wisata
memiliki simbol warna hijau, titik lokasi pelayanan kesehatan memiliki simbol
warna merah, titik lokasi penginapan memiliki simbol warna biru, sedangkan
simbol SPBU menggunakan warna hitam. Penggunaan warna yang berbeda-beda
tersebut sebagai sarana untuk membedakan masing-masing obyek, dimana dalam
penyajian data melalui Storymaps ArcGIS Online dengan desain shortlist tidak
dapat mengatur atau menentukan simbol sesui dengan kaidah kartografi.
Penggunaan Storymaps ArcGIS Online selain memiliki kekurangan tidak dapat
menentukan simbol, Storymaps ArcGIS Online memiliki kelebihan yaitu sudah
tersedia berbagai basemap yang dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan dalam
penyajian peta seperti imagery, imagery with labels, streets, topographic, open
street map, national geographic, terrain with labels, oceans, dark gray canvas, dan
light gray canvas.

Hasil penyajian menggunakan data Storymaps ArcGIS Online dilakukan


penggabungan penyajian dengan website sehingga data yang disajikan tidak hanya
peta. Penyajian dalam bentuk website memiliki halaman awal sebagai pembuka
website yang berisikan sejarah Kabupaten Ponorogo, Daftar wisata, dan beberapa

35
kata pengantar. Halaman kedua website tersebut berisikan peta utama yaitu peta
obyek wisata dan prasarana pendukung di Kabupaten Ponorogo. Halaman terakhir
berisikan biodata dari pembuat website sekaligus peta obyek wisata dan prasarana
pendukung di Kabupaten Ponorogo.

Gambar 24 Tampilan halaman depan WebGIS

Hasil penyajian informasi obyek wisata di Kabupaten Ponorogo terlihat


obyek wisata menyebar di seluruh wilayah Kabupaten Ponorogo. Obyek wisata
alam mendominasi di wilayah Kabupaten Ponorogo bagian timur dan barat yang
memiliki topografi pegunungan. Obyek wisata buatan dan budaya berada di
wilayah Kabupaten Ponorogo tengah atau kota, dimana wilayah tersebut memiliki
topografi rendah.

Gambar 25 Tampilan WebGIS Obyek Wisata

36
Penyajian informasi Prasarana pendukung dibagi menjadi 3 obyek yakni
pelayanan kesehatan, penginapan dan SPBU. Hasil pemetaan obyek pelayanan
kesehatan terlihat menyebar rata di seluruh wilayah Kabupaten Ponorogo, hal
tersebut dimaksudkan untuk memudahkan masyarakat menjangkau fasilitas
tersebut. Obyek pelayanan kesehatan dibagi menjadi 2 jenis yakni puskesmas dan
rumah sakit. Pelayanan kesehatan puskesmas menyebar di seluruh wilayah
ponorogo hampir di masing-masing kecamatan memiliki puskesmas, sedangkan
pelayanan kesehatan rumah sakit terpusat di wilayah tengah Kabupaten Ponorogo
atau di wilayah kota.

Gambar 25 Tampilan WebGIS Prasarana Pendukung (Pelayanan Kesehatan)

Prasarana pendukung yang kedua yakni penginapan, hasil pemetaan


penginapan terlihat obyek mendominasi di wilayah Kabupaten Ponorogo bagian
tengah atau wilayah kota. Hal tersebut disebabkan wilayah tengah memiliki
infrastuktur yang memadai, akses jalan yang baik, serta pusat perekonomian berada
di wilayah kota. Penginapan yang berada selain di wilayah kota hanya ada di
wilayah obyek wisata telaga ngebel, dimana obyek wisata tersebut merupakan salah
satu obyek wisata terbesar di Kabupaten Ponorogo.

37
Gambar 26 Tampilan WebGIS Prasarana Pendukung (Penginapan)

Prasarana pendukung yang ketiga yakni SPBU, hasil pemetaan SPBU


terlihat obyek mendominasi di wilayah Kabupaten Ponorogo bagian tengah dan
barat. Wilayah Kabupaten Ponorogo bagian timur hanya terlihat satu SPBU, hal
tersebut disebabkan karena wilayah Kabupaten Ponorogo sebelah barat merupak
salah satu akses utama jalan antar kabupaten maupun provinsi dan pusat
perekonomian Kabupaten Ponorogo.

Gambar 27 Tampilan WebGIS Prasarana Pendukung (SPBU)

38
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Pembuatan basisdata dilakukan dalam bentuk geodatabase sehingga dapat


mencakup data spasial dan data tabular. Basisdata berisikan data shapefile
obyek wisata dan prasarana pendukung dan shapefile basemap administrasi
Kabupaten ponorogo. Shapefile obyek wisata dan prasarana dihubungkan
dengan foto lokasi di masing-masing titik obyek.
2. Hasil pemetaan obyek wisata dan prasarana pendukung di Kabupaten
Ponorogo menunjukan 19 obyek wisata tersebar di seluruh wilayah
kabupaten Ponorogo, obyek wisata alam mendominasi di bagian timur dan
barat sedangkan wisata buatan dan budaya di wilayah bagian tengah atau
kota. Prasarana pendukung dibagi menjadi 3 yaitu sebanyak 23 unit
pelayanan kesehatan, 17 unit penginapan dan 21 unit SPBU.

6.2 Saran

Saran yang dapat disampaikan dari pemetaan Obyek Wisata dan Prasaranan
Pendukung di Kabupaten Ponorogo adalah:

1. Kelengkapan data sekunder yang didapatkan masih kurang sehingga


dalam cek lapangan diperlukan beberapa penambahan informasi terkait
data obyek wisata.
2. Perlu adanya penyajian data yang lengkap oleh ahli bidang pemetaan di
Dinas Pariwisata Kabupaten Ponorogo
3. Dari hasil penelitian disarankan agar pemerintah daerah meningkatkan
promosi dalam bidang pariwisata, salah satunya yaitu dengan
menyajikan informasi kepariwisataan menggunakan WebGIS di website
pemerintah sehingga wisatawan dapat dengan mudah mengetahui lokasi
tujuan.

39
DAFTAR PUSTAKA

Aziz, L., & Rachman, R. 1997. Peta Tematik. Bandung: Institut Teknologi
Bandung.

Harmon J.E., & Anderson S.J. 2003. Design and Implementation of Geographic
Information Systems. John Wiley and Sons: New Jersey.

Harsono, J., & Santoso, S. 2013. Sosiologi Masyarakat Ponorogo. Ponorogo:


UMPO Press.

Karyono, Hari. 1997. Kepariwisataan. Jakarta: Grasindo.

Kraak, Menno-Jan & Ormeling, F. 2007. Kartografi: Visualisasi Data


Geospasial. Yogyakarta: UGM Press.

Nuryadin, Ruslan. 2005. Panduan Menggunakan Mapserver. Bandung:


Informatika Bandung

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2010 tentang Tingkat


Ketelitian Peta Untuk Penataan Ruang Wilayah.
Prahasta, Eddy. 2002. Konsep-konsep Dasar Sistem Informasi Geografis. Bandung:
Informatika.

Riyanto, Putra, P.E., & Inderlarko, H. 2009. Pengembangan Aplikasi SIG Berbasis
Desktop dan Aplikasi. Yogyakarta: Gava Media.

Samper, J.M., Lagunilla, J.M., & Perez, R.B. 2008. GPS and Galileo: Dual RF
Front-end receiver and Design, Fabrication, & Test. McGraw Hill
Profesional.
Shamsi, U. M. 2005. GIS Application for Water, Wastewater & Stormwater
System. CRC Press. Florida.
Soetopo, Alifien. 2011. Mengenal Lebih Dekat: Wisata Alam Indoensia. Jakarta:
Pacu Minat Baca.

40
Sukwardjono & Sukoco, M. 1997. Kartografi Dasar. Yogyakarta: Program Pra
Pasca Sarjana Fakultas Geograsi Universitas Gadjah Mada.

Suwantoro, Gamal. 1997. Dasar-dasar Pariwisata. Yogyakarta: Andi Offset.

Tanoe, Andrea. 2011. Berkenalan dengan GPS. Percetakan Pohon Cahaya, Jakarta.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang


Kepariwisataan.
Yoeti, Oka A. 2010. Dasar-dasar Pengertian Hospitaliti Dan Pariwisata.
Bandung: Alumni.

DAFTAR LAMAN
International Cartographic Association. 2003. A Strategic Plan for the
International Cartographic Association 2003-2011, (Online),
(http://icaci.org/mission/ , diakses 16 Agustus 2017).

41
LAMPIRAN

42
Lampiran I Tabel Hasil Plotting Lapangan Obyek Wisata

Jenis Obyek Koordinat Koordinat Jam Tiket


No Obyek Wisata
Wisata X Y Buka Masuk
Gunung
1 Wisata Alam 540258 9117635 - -
Masjid
2 Gunung Beruk Wisata Alam 539170 9120867 - -
Makam
3 Bathoro Wisata Budaya 554659 9132128 - -
Katong
Masjid
4 Wisata Budaya 553163 9123266 - -
Tegalsari
08:00 -
5 Jenang Mirah Wisata Buatan 552267 9123559 -
21:00
Air Terjun
6 Sundan Wisata Alam 570453 9135657 - -
Widodaren
07:00 -
7 Telaga Ngebel Wisata Alam 569719 9137140 Rp 15.000
16:00
Taman
8 Wisata Buatan 551839 9131886 - -
Sukowati
Aloon Aloon
9 Wisata Buatan 550956 9129970 - -
Ponorogo
Air Terjun
10 Wisata Alam 579561 9132616 - -
Coban Lawe
Air Terjun
11 Wisata Alam 575636 9127812 - -
Pletuk
12 Tanah Goyang Wisata Alam 580052 9129620 - -
Grojokan
13 Wisata Alam 566471 9119143 - -
Kokok
Gunung
14 Wisata Alam 543070 9114052 - -
Pringgitan
15 Gunung Bedes Wisata Alam 569937 9120628 - -
09:00 -
16 Dawet Jabung Wisata Buatan 553196 9124741 -
20:30
Kolam Renang
06:00 -
17 Tirto Wisata Buatan 552931 9130699 -
17:00
Menggolo
09:00 -
18 Gang Sate Wisata Buatan 552089 9131104 -
21:00
Taman Wisata 08:00 -
19 Wisata Buatan 555012 9130154 Rp 15.000
Ngembak 16:00

43
Lampiran II Tabel Hasil Plotting Lapangan Prasarana Pendukung (Hotel)

No Nama Hotel Koordinat X Koordinat Y Harga


1 Ponorogo Permai 551043 9129788 Rp 175.000
2 Kencana Dewi 550871 9130325 Rp 100.000
3 Dirgahayu 551679 9131473 Rp 100.000
4 Saa Nuansa 552381 9129965 Rp 100.000
5 Saa Nuansa Graha 552375 9129984 Rp 100.000
6 Latiban 552061 9130711 Rp 100.000
7 Gajah Mada 552333 9129877 Rp 150.000
8 Juanda 552521 9129912 Rp 285.000
9 Pantes 550849 9130540 Rp 30.500
10 Aman 551844 9129955 Rp 40.000
11 Maesa 552173 9130786 Rp 350.000
12 Amaris 553313 9129949 Rp 320.000
13 Sankita 550856 9126235 Rp 100.000
14 Sentrum 551871 9129937 Rp 40.500
15 Wilis Baru 570354 9138216 Rp 85.000
16 Boshe 569693 9138905 Rp 85.000
17 Tlogorejo 570380 9137922 Rp 85.000

44
Lampiran III Tabel Hasil Plotting Lapangan Prasarana Pendukung (Pelayanan
Kesehatan)
Pelayanan
No. Jenis Koordinat X Koordinat Y
Kesehatan
1 Puskesmas Ngrayun 549235 9107699
2 Puskesmas Slahung 545682 9111651
3 Puskesmas Nailan 547229 9117969
4 Puskesmas Bungkal 549985 9114946
5 Puskesmas Sambit 557367 9120020
6 Puskesmas Sawoo 563109 9118507
7 Puskesmas Sooko 573784 9125316
8 Puskesmas Pudak 578440 9129935
9 Puskesmas Pulung 568078 9129409
10 Puskesmas Jetis 552360 9123230
11 Puskesmas Balong 547746 9120496
12 Puskesmas Kauman 545024 9130445
13 Puskesmas Jambon 541561 9128941
14 Puskesmas Badegan 536064 9129832
15 Puskesmas Sampung 540132 9137561
16 Puskesmas Babadan 555587 9136457
17 Puskesmas Jenangan 560443 9135406
18 Puskesmas Ngebel 570181 9138705
19 Rumah Sakit Rsu Aisyiyah 551984 9130206
20 Rumah Sakit Rsu Darmayu 552182 9130221
21 Rumah Sakit Rsu Griya Waluya 552376 9130395
22 Rumah Sakit Rsu Muslimat 551798 9129186
23 Rumah Sakit Rsud Dr.Hardjono 550853 9127745

45
Lampiran IV Tabel Hasil Plotting Lapangan Prasarana Pendukung (SPBU)
No SPBU Kecamatan Koordinat X Koordinat Y
1 Tambakbayan Ponorogo 549686 9130559
2 Kepuhrubuh Siman 553571 9125865
3 Slahung Slahung 545713 9112154
4 Nailan Slahung 547087 9117489
5 Bungkal Bungkal 549640 9114743
6 Sidoharjo Pulung 565789 9129771
7 Besuki Sambit 558550 9119621
8 Jetis Jetis 552812 9122637
9 Madusari Siman 550912 9126201
10 Surodikraman Ponorogo 551974 9129146
11 Tonatan Ponorogo 554095 9129952
12 Mangunsuman Siman 554116 9131586
13 Babadan Babadan 555013 9135615
14 Cekok Babadan 552994 9133270
15 Gupolo Babadan 551636 9133592
16 Jingglong Ponorogo 550717 9131487
17 Maron Kauman 543501 9130367
18 Sukosari Kauman 544955 9125526
19 Nongkodono Kauman 544916 9126605
20 Bangunrejo Sukorejo 543393 9133762
21 Karangwaluh Sampung 538346 9129802

46
Lampiran V Sebagai Foto Lapangan Obyek Wisata

No Obyek Wisata Lokasi Foto

1 Gunung Masjid Dsn. Kates Ds. Pandak

Tanggungrejo
2 Gunung Beruk
Karangpatihan

Makam Bathoro
3 Kelurahan Setono
Katong

4 Masjid Tegalsari Ds. Tegalsari

5 Jenang Mirah Desa Josari

47
No Obyek Wisata Lokasi Foto

Air Terjun Sundan


6 Dkh. Tritis Ds. Talun
Widodaren

7 Telaga Ngebel Ds. Ngebel

8 Taman Sukowati Kel. Banyudono

Aloon Aloon
9 Kel. Mangkujayan
Ponorogo

Air Terjun Coban


10 Dsn. Ngreco Ds. Krisik
Lawe

48
No Obyek Wisata Lokasi Foto

Dkh. Kranggan Ds.


11 Air Terjun Pletuk
Jurug

Dsn. Pandan Sari,


12 Tanah Goyang
Pudak Wetan

Dsn. Krajan, Tumpak


13 Grojokan Kokok
Pelem

14 Gunung Pringgitan Dsn. Caluk

49
No Obyek Wisata Lokasi Foto

Dkh. Buyut Desa


15 Gunung Bedes
Ngadirojo

16 Dawet Jabung Ds. Jabung

Kolam Renang Jl. Pramuka No.31,


17
Tirto Menggolo Kertosari, Siman

Jalan Lawu, Gang Sate,


18 Gang Sate
Kel. Nologaten

Taman Wisata
19 Ronowijayan, Siman
Ngembak

50
Lampiran VI Sebagai Foto Lapangan Prasarana pendukung (Hotel)

No Nama Hotel Alamat Foto

Jl.Jend.Sudirman 117,
1 Ponorogo Permai
Ponorogo

Jl.Diponegoro 40,
2 Kencana Dewi
Ponorogo

Jl.Sukarno Hatta 315,


3 Dirgahayu
Ponorogo

4 Saa Nuansa Jl.Sultan Agung 4,

Jl.Sultan Agung 6,
5 Saa Nuansa Graha
Ponorogo

Jl.KH.A.Dahlan 62,
6 Latiban
Ponorogo

51
No Nama Hotel Alamat Foto

Jl.Gajahmada 56,
7 Gajah Mada
Ponorogo

8 Juanda Jl.Ir.Juanda Ponorogo

9 Pantes Jl.Diponegoro 85

Jl.Sukarno Hatta 115,


10 Aman
Ponorogo

Jl.Ahmad Dahlan,
11 Maesa
Ponorogo

Jl.Juanda.No 19,
12 Amaris
Ponorogo

52
No Nama Hotel Alamat Foto

Jl.Raya Pacitan,
13 Sankita
Ponorogo

Jl.Sukarno Hatta 12,


14 Sentrum
Ponorogo

15 Wilis Baru Ds.Ngebel, Ponorogo

16 Boshe Ds.Ngebel, Ponorogo

17 Tlogorejo Ds.Ngebel, Ponorogo

53
Lampiran VII Sebagai Foto Lapangan Prasarana pendukung (Pelayanan
Kesehatan)
Pelayanan Alamat Foto
No. Jenis
Kesehatan

Jl. Raya
Ngrayun
1 Puskesmas Ngrayun No.40, Kec.
Ngrayun

Jl. Jawa
2 Puskesmas Slahung No.2, Kec.
Slahung

Jl. Raya
3 Puskesmas Nailan Pacitan, Kec.
Slahung

Jl. Pemuda
4 Puskesmas Bungkal No.53, Kec.
Bungkal

Jl.
A.R.Hakim
5 Puskesmas Sambit No.11,
Tamansari,
Kec. Sambit

54
Pelayanan Alamat Foto
No. Jenis
Kesehatan

Jl. Sunan
Kumbul
6 Puskesmas Sawoo No.84, Kec.
Sawoo

Jl. Sooko -
7 Puskesmas Sooko Pulung No.1,
Kec. Sooko

Jl. Pudak -
8 Puskesmas Pudak Pulung No.1,
Kec. Pudak

Jl. Dr. Sutomo


9 Puskesmas Pulung No.33, Kec.
Pulung

Jl.
Jend.Sudirman
10 Puskesmas Jetis No.51, Kec.
Jetis

55
Pelayanan Alamat Foto
No. Jenis
Kesehatan

Jl. Pemuda
11 Puskesmas Balong No. 4a, Kec.
Balong

Jl.
Diponegoro,
12 Puskesmas Kauman Kec.
Kauman

Jl. Merdeka
13 Puskesmas Jambon No.1, Kec.
Jambon

Jl. Raya
Ponorogo -
Solo
14 Puskesmas Badegan No.123b,
Kec.
Badegan

Jl. Raya
Sampung
15 Puskesmas Sampung No.53, Kec.
Sampung

56
Pelayanan Alamat Foto
No. Jenis
Kesehatan

Jl. Raya
Ponorogo -
16 Puskesmas Babadan Madiun
No.06, Kec.
Babadan

Jl. Raya
Jenangan,
17 Puskesmas Jenangan Kec.
Jenangan

Jl. Telaga
18 Puskesmas Ngebel Ngebel No.7,
Kec. Ngebel

Jl. Dr.
Soetomo No.
18 - 24,
Rumah Rsu Ponorogo,
19
Sakit Aisyiyah Bangunsari,
Kec.
Ponorogo

Jl. Dr
Sutomo No.
Rumah Rsu 44 - 50,
20 Bangunsari,
Sakit Darmayu
Kec.
Ponorogo

57
Pelayanan Alamat Foto
No. Jenis
Kesehatan

Jl. Sultan
Rumah Rsu Griya Agung No.68,
21 Nologaten,
Sakit Waluya
Kec. Ponorogo

Jl. Jend.
Ahmad Yani
Rumah Rsu No.155,
22
Sakit Muslimat Surodikraman,
Kec. Ponorogo

Jl. Raya
Ponorogo -
Rumah Rsud Pacitan,
23
Sakit Dr.Hardjono Pakunden,
Kec. Ponorogo

58
Lampiran VIII Sebagai Foto Lapangan Prasarana pendukung (SPBU)

No SPBU Kecamatan Foto

1 Tambakbayan Ponorogo

2 Kepuhrubuh Siman

3 Slahung Slahung

4 Nailan Slahung

5 Bungkal Bungkal

59
No SPBU Kecamatan Foto

6 Sidoharjo Pulung

7 Besuki Sambit

8 Jetis Jetis

9 Madusari Siman

10 Surodikraman Ponorogo

11 Tonatan Ponorogo

60
No SPBU Kecamatan Foto

12 Mangunsuman Siman

13 Babadan Babadan

14 Cekok Babadan

15 Gupolo Babadan

16 Jingglong Ponorogo

17 Maron Kauman

61
No SPBU Kecamatan Foto

18 Sukosari Kauman

19 Nongkodono Kauman

20 Bangunrejo Sukorejo

21 Karangwaluh Sampung

62
63

Anda mungkin juga menyukai