Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM

IDENTIFIKASI TRIANGULASI FOTO PADA FOTOGRAMETRI

MENGGUNAKAN SOFTWARE E-FOTO

DIBUAT OLEH :

ACHMAD THIRMIDZI

(03311740000034)

DEPARTEMEN TEKNIK GEOMATIKA

FAKULTAS TEKNI SIPIL, LINGKUNGAN, DAN KEBUMIAN

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

SURABAYA

2018
KATA PENGANTAR

Kami panjatkan puji syukur kami ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Yang telah melimpahkan
hidayahnya dan memberi kami kesempatan dalam menyelesaikan laporan praktikum Identifikasi
Triangulasi Foto pada Fotogrametri Menggunakan Software E-Foto. Laporan ini disusun
berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dengan prosedur tertentu mengenai proses
identifikasi triangulasi foto udara

Penulis menyadari, bahwa laporan praktikum ini tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan pihak-
pihak dibawah :

1. Orang tua yang selalu mendoakan segala upaya dalam melakukan perkuliahan, termasuk
dalam pembuatan laporan ini
2. Bapak Dr-Ing. Ir. Teguh Hariyanto, M.Sc selaku dosen pengampu Mata Kuliah
Fotogrametri Digital yang telah membagikan ilmu mengenai ilmu fotogrametri digital
3. Ibu Cherie Bhekti Pribadi, ST, MT selaku dosen response Mata Kuliah Fotogrametri
Digital yang telah membagikan ilmu mengenai fotogrametri digital
4. Teman-teman Teknik Geomatika 2017 yang telah memberi bantuan berupa ilmu serta
masukan dalam pembuatan laporan praktikum

Susunan Laporan praktikum ini sudah dibuat dengan sebaik-baiknya, namun tentu masih banyak
kekurangannya. Oleh karena itu jika ada kritik atau saran apapun yang sifatnya membangun bagi
penulis, dengan senang hati akan penulis terima.

Surabaya, 21 Oktober 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... ii


DAFTAR ISI.................................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG...................................................................................................... 1
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN .............................................................................................. 1
BAB II LANDASAN TEORI ......................................................................................................... 2
2.1 GROUND CONTROL POINT (GCP) ............................................................................. 2
2.2 PHOTO TRIANGULATION ........................................................................................... 3
2.3 ROOT MEAN SQUARE ERROR (RMSE) .................................................................... 4
BAB III METODOLOGI ................................................................................................................ 5
3.1 ALAT DAN BAHAN ...................................................................................................... 5
3.2 TEMPAT DAN WAKTU PRAKTIKUM ....................................................................... 5
3.3 PETUNJUK PRAKTIKUM ............................................................................................. 6
3.3.1 PROSES TRIANGULASI FOTO ................................................................................ 8
BAB IV HASIL DAN ANALISA ................................................................................................ 17
4.1 PHOTO TRIANGULATION ......................................................................................... 17
BAB V PENUTUP ....................................................................................................................... 22
5.1 KESIMPULAN .............................................................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 23

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Fotogrametri (pemotretan udara) adalah salah satu metode pengambilan data
ukuran bumi dengan memanfaatkan instrument yang dapat terbang dan mengambil foto dari
udara. Karena metode ini memanfaatkan pemotretan dari udara dengan kamera, maka
pengukur tidak perlu turun langsung ke lapangan (ekstra terrestrial). Instrument utama yang
diperlukan dalam pemotretan udara adalah kamera metrik.

Fotogrametri bertujuan untuk merekontruksi ruang gambar 2 dimensi menjadi


ruang objek 3 dimensi sehingga mengarah pada perhitungan yang dapat diandalkan. Ada
tiga jenis pengukuran fotogrametri, yakni dari orbital, citra optic / citra udara, dan foto jarak
dekat.

Gambar terbentuk dari foto yang diambil dengan superposisi side-lap dan end-lap.
End-lap diperlukan untuk keperluan stereoskopik, sedangkan side-lap menjamin hubungan
antara potongan-potongan foto. Untuk mendapatkan koordinat dan elevasi tanah perlu
dilakukan triangulasi foto udara dengan penentuan koordinat foto yang diproses dengan
menggunakan software e-foto

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN


Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah :

 Untuk mempelajari tentang triangulasi foto udara pada fotogrametri digital


 Untuk mempelajari bagaimana cara melakukan identifikasi triangulasi foto udara
 Untuk mengetahui hasil triangulasi foto udara dari foto udara

1
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 GROUND CONTROL POINT (GCP)


Ground Control Point (GCP) adalah titik besar ditanah yang dianggap sebagai
target dalam foto udara. GCP letaknya tersebar di seluruh area survey fotogrametri dengan
teknis dan preferensi tertentu. Titik GCP harus memiliki koordinat, dimana koordinat bisa
didapatkan melalui penentuan posisi menggunakan GPS geodetic yang memiliki ketelitian
tinggi. Titik GCP dan koordinatnya digunakan untuk membantuk software pemetaan drone
sebagai bahan untuk georeferencing, yakni memposisikan peta foto yang didapatkan secara
akurat sesuai koordinat yang seharusnya didapatkan

Gambar 1 Ground Control Point yang digunakan sebagai titik acuan foto udara

Pada dasarnya penggunaan GCP bersifat opsional. Ketika digunakan dengan


benar, GCP dapat menigkatkan tingkat keakuratan peta foto. Yang berarti GCP dapat
membantuk memasikan garis lintang serta garis bujur pada titik di peta sesuai dengan
koordinat sebenarnya yang didapatkan melalui pengukuran GPS . Sehingga jika tidak
menggunakan GCP hanya akurasi peta foto yang dihasilkan menjadi rendah.

Setiap GCP harus memiliki tanda di tanah agar dapat terlihat pada foto udara hasil
pemotretan. Bentuk dari Premark pun bermacam-macam, dapat berupa lingkaran atau tanda

2
silang yang memiliki 4 sayap yang memotong titik control sebagai pusatnya. Bahan dan
warna yang digunakan untuk Premark pun bisa bermacam-macam, yang terpenting adalah
warna yang dipakai tidak menyerupai warna permukaan tanah sehingga dapat dilihat dengan
jelas melalui foto udara. Ukuran Premark sendiri menyesuaikan dengan resolusi tanah
pemotretan. Posisi pemasangan Premark pun harus sesuai dengan arah mata angin, dimana
setiap masing-masing sisinya harus menghadap arah mata angin yang berbeda.

2.2 PHOTO TRIANGULATION

Gambar 2 Bentuk overlap dan sidelap pada foto udara

Triangulasi foto udara adalah salah satu tahap penting dalam akuisisi foto udara.
Triangulasi foto udara merupakan metode penentuan titik kontrol dengan cara melakukan
pengukuran koordinat foto atau koordinat model yang selanjutnya diproses dengan
perhitungan perataan, sehingga dapat diperoleh koordinat maupun elevasi tanah dengan
ketelitian yang memenuhi persyaratan teknik untuk keperluan pemetaan fotogrametri
(Rokhim, 2014).

Proses triangulasi foto udara ini dapat dilaksanakn dalam waktu yang lebih
singkat serta biaya yang lebih murah jika dibandingkan dengan metode konvensional yakni
secara terestris. Berdasarkan data koordinat yang diukur, triangulasi foto udara dapat
dilakukan dengan 3 cara, yakni :

1. Aeropoligon, yakni memanfaatkan data input berupa koordinat strip


2. Independent model triangulation, yakni triangulasi udara dengan data input
berupa koordinat model

3
3. Bundle adjustment, yakni dengan data input berupa koordinat foto. Pada
metode perataan ini berasal dari perpotongan dengan sekurang-kurangnya
60% overlap serta 20% sidelap. Definisi dari prinsip penyesuaian kuadrat
terkecil adalah bundel-bundel sinar ditempatkan dan diputar sedemikian rupa
sehingga bundle-bundle tumpang tindih satu sama lain sebaik-baiknya pada
titik-titik yang bertalian dan menerobos titik-titik control sedekat mungkin
(Subiyanto, 2007).

2.3 ROOT MEAN SQUARE ERROR (RMSE)


Root mean square error (RMSE) adalah suatu ukuran kesalahan yang didasarkan
pada selisih antara dua buah nilai yang bersesuaian. Yang berarti RMSE ini adalah standar
deviasi residual, dimana residual adalah ukuran seberapa jauh titik data dari garis regresi.
RMSE adalah ukuran seberapa besar penyebaran dari data residual ini. Dengan kata lain,
RMSE memberi tahu kita bagaimana data terkumpul di sekitar garis paling sesuai. Rumus
perhitungan RMSE sendiri adalah sebagai berikut :

RMSE digunakan dalam berbagai pekerjaan, salah satunya adalah perhitungan


pada triangulasi foto udara, untuk memverifikasi hasil penelitian. Semakin besar nilai
RMSE, berarti hasil estimasi model yang dihasilkan semakin tidak akurat jika dibandingkan
dengan pengamatan

4
BAB III
METODOLOGI

3.1 ALAT DAN BAHAN


Alat : - Laptop / Personal Computer (PC)

- Perangkat lunak e-foto

- Perangkat lunak google earth

Bahan : - Foto udara yang sudah terorientasi luar

- Foto udara sebaran GCP

3.2 TEMPAT DAN WAKTU PRAKTIKUM


Tempat : Ruang GM-103 Departemen Teknik Geomatika ITS

Tanggal : Minggu, 10 Oktober 2019

Waktu : 13.00 – 15.00 WIB

5
3.3 PETUNJUK PRAKTIKUM
1. Menyiapkan file yang dibutuhkan, meliputi file “UERJ_io_eo”,
“1997_016_300dpi.jpeg”, “1997_017_300dpi”, “1997_018_300dpi”, dan
“GCP_DISTRIB”

2. Membuka software E-Foto

3. Membuka file project tutorial triangulasi foto dari e-foto bernama “UERJ_io.epp” yang
sebelumnya juga sudah dilakukan identifikasi orientasi luar oleh penulis sendiri pada
praktikum sebelumnya, buka melalui menu “Open file”

6
4. Pilih opsi “images” pada sisi kiri aplikasi untuk mengetahui orientasi yang sudah
dilakukan pada file, dimana pada file ini sudah terorientasi dalam dan terorientasi luar
yang merupakan syarat untuk melakukan triangulasi udara

5. Mulai melakukan identifikasi triangulasi foto dengan memilih opsi “Photo


Triangulation” pada menu bar “execute”, atau dengan menekan Ctrl +T

7
3.3.1 PROSES TRIANGULASI FOTO
1. Mulai proses identifikasi triangulasi foto dengan tampilan awal sebagai berikut

2. Pilih point yang akan diolah, meliputi P01, P02, P03, P04, P05, P06, P08, P09,
P10, P11, P12, P13, P14. Bisa dimulai dari P01 terlebih dahulu

3. Perhatikan pada image measurement, pada foto udara nomor berapa saja terdapat
point yang akan diolah, sebagai contoh, P01 berada pada foto udara 016, 017,
dan 018 yang berarti P01 terdapat pada 3 foto udara.

8
4. Buka foto 016 pada sebelah kiri dan foto 017 pada sebelah kanan untuk
melakukan tag pada foto udara

5. Tag point P01 pada posisi yang sama di masing-masing foto udara. (jika point
hanya berada pada 2 foto udara berbeda, maka hanya perlu melakukan langkah
tag point satu kali

6. Jika point berada pada 3 foto udara yang berbeda, maka pindah salah satu foto
pada foto udara yang belum ditag point, yakni foto 018. (lakukan tag sebanyak 2
kali untuk menyamakan tag pada semua foto udara).

9
7. Kemudian tag point pada foto 018 dengan posisi yang sama dengan foto 016 dan
foto 017

8. Jika point hanya terletak pada 2 foto udara, maka perlu dilakukan penyamaan tag
point pada foto sebanyak satu kali.

9. Pada 2 foto udara dilakukan tag point P05 sebanyak 1 kali, dan posisi antar titik
pada foto udara harus sama

10
10. Jika point hanya terletak pada 1 foto udara, maka tidak perlu menyamakan tag
antar foto udara, namun cukup dengan menyamakan tag dengan penyebaran
GCP pada “GCP_DISTRIB.jpeg”

11. Lakukan langkah yang sama dengan langkah 2 sampai langkah 10, dengan
menyesuaikan langkah-langkah praktikum dengan jumlah foto udara masing-
masing point, dengan penyesuaian yang sudah dijelaskan pada langkah 6 sampai
10.

11
12. Setelah tag selesai dilakukan, mulai proses identifikasi triangulasi foto udara
dengan memilih opsi “execute photo-triangulation” pada menu sisi kiri

13. Pilih gambar dan point yang akan diolah dengan memindah semua gambar dan
point ke sisi kanan window

14. Klik “run” untuk memulai proses

12
15. Akan muncul nilai hasil pengolahan triangulasi foto

16. Klik “accept” untuk menyelesaikan proses

17. Buat file format .kml dengan memilih opsi “make a kml file…” yang bergambar
bumi

18. Export file laporan/report dari triangulasi foto udara dengan memilih opsi
“photo-triangulation report”

13
19. Klik done untuk menyelesaikan proses triangulasi foto udara pada software e-
foto

20. Hasil pengolahan triangulasi foto dapat dilihat dari file report yang didapatkan
pada langkah 18. (hasil report tidak jauh berbeda dengan hasil pada langkah 15)

14
21. Posisi titik dan posisi foto 016, 017, dan 018 dapat kita lihat menggunakan
google earth, yakni dengan membuka file .kml dari langkah 17. Dengan langkah-
langkah sebagai berikut :
a. Buka google earth pro pada pc / laptop

b. Klik open file untuk membuka file .kml dari hasil langkah 17

15
c. Mendapatkan gambar lokasi foto udara berdasarkan google earth pro

16
BAB IV
HASIL DAN ANALISA

4.1 PHOTO TRIANGULATION


a. Sampel execute photo-triangulation tiap perbedaan jumlah cakupan foto udara
1) Point dengan cakupan pada 1 foto udara

Gambar 3 tag P03 pada foto 016(foto kiri)

2) Point dengan cakupan pada 2 foto udara


 Cakupan pada foto 016 dan 017

Gambar 4 tag P06 pada foto 016 dan foto 017

17
 Cakupan pada foto 017 dan 018

Gambar 5 tag P08 pada foto 017 dan foto 018

3) Point dengan cakupan pada 3 foto udara

Gambar 6 tag P01 pada foto 016 dan foto 017

18
Gambar 7 tag P01 pada foto 017 dan foto 018

b. Report hasil triangulasi foto udara

Gambar 8 Report hasil triangulasi udara dalam bentuk .txt

Gambar 9 Hasil yang muncul setelah melakukan triangulasi udara

19
Dari hasil photo triangulation didapatkan nilai RMSE 10.31412 dengan jumlah
iterasi sebanyak 4 kali dan sudah converged. Nilai RMSE yang didapatkan dapat
dikatakan sedang, sehingga data hasil triangulasi foto udara ini dapat dipakai.
Nilai RMS kurang kecil dikarenakan pada proses tag GCP yang kurang tepat
penempatannya. Tag GCP menjadi kurang tepat dikarenakan pada foto sebaran GCP
yang terdapat pada foto “GCP_DISTRIB.jpeg” memiliki titik GCP yang relative besar
untuk foto udara tersebut, sehingga posisi sebenarnya dari titik GCP belum bisa
dianggap akurat dari foto sebaran GCP yang ada
.Data hasil tersebut dapat dieksport menjadi file .kml untuk dibuka melalui
aplikasi google earth untuk mendapatkan gambaran foto udara yang dipakai berdasarkan
citra pada google earth, serta dapat mengetahui titik-titik point GCP yang dipakai dalam
foto udara tersebut

c. Hasil triangulasi foto udara yang ditampilkan pada google earth pro

Gambar 10 Hasil triangulasi foto pada google earth dengan pandangan yang memiliki sudut

20
Gambar 11 Hasil triangulasi foto pada google earth dengan pandangan yang tegak lurus ke tanah

Dari penampilan data hasil triangulasi foto udara tersebut, terlihat posisi foto 016, 017,
dan 018 yang tertampil pada aplikasi google earth. Foto 016 paling kiri berwarna merah,
017 tengah berwarna kuning, dan 018 paling kanan berwarna biru. Berdasarkan data
yang ditampilkan pada google earth, lokasi yang ditunjukkan pada foto udara merupakan
lokasi yang sesuai dengan yang ditampilkan pada google earth. Yang berarti hasil
triangulasi foto udara sesuai dengan posisi lokasi yang sebenarnya. Hal ini dikarenakan
oleh proses triangulasi yang berhasil dilakukan yang ditandai dengan nilai RMSE yang
relative rendah untuk hasil dari foto udara.

21
BAB V
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapatkan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Proses identifikasi triangulasi udara dapat memberikan hasil koordinat tanah serta
elevasi yang sesuai dengan keadaan sebenarnya
2. Identifikasi triangulasi udara menghasilkan data yang memiliki nilai RMSE 10,31412
dengan jumlah iterasi sebanyak 4 kali dan sudah converged.
3. Nilai RMSE yang didapatkan relative kecil, hal ini ditandai dengan dapat dihasilkannya
data .kml untuk dimasukkan pada aplikasi google earth
4. Foto udara yang diolah memiliki nilai parameter orientasi luar yang berbeda pada setiap
fotonya, yakni sebagai berikut :
Nama File Xo (m) Yo (m) Zo (m)   K
1997_016_300dpi 680519.29400 7465043.42800 1311.90774 2.07354 -2.58361 -0.15700
1997_017_300dpi 681288.85900 7465059.40200 1323.82331 -0.20362 -0.24401 -1.06786
1997_018_300dpi 681997.13900 7465040.33200 1315.20040 0.53232 -0.99205 -2.27211
5. Hasil pengolahan foto udara sudah sesuai, ditandai dengan hasil pengolahan berformat
.kml yang digunakan untuk menampilkan lokasi foto di permukaan bumi, dan wilayah
foto udara yang diolah sesuai dengan hasil google earth

22
DAFTAR PUSTAKA

 Putra, Riady; dkk. 2018. LAPORAN PRAKTIKUM III PRAKTIKUM FOTOGRAMETRI


II PHOTO TRIANGULATION. Bandung. Teknik Geodesi Institut Teknologi Nasional
 Gitawardani, Afrida. 2017. LAPORAN PRAKTIKUM FOTOGRAMETRI I. Lampung.
Teknik Geomatika Institut Teknologi Sumatera
 Anonim. 2016. APA ITU GROUND CONTROL POINT (GCP)?.
http://aerogeosurvey.com/2016/09/08/apa-itu-ground-control-point-gcp/. Diakses pada 21
Oktober 2019.
 Anonim. 2018. Apa itu Ground Control Points dan Bagaimana Menggunakannya?.
https://zonaspasial.com/2018/11/apa-itu-ground-control-points-dan-bagaimana-
menggunakannya/. Diakses pada 21 Oktober 2019
 Susetro, Danang Budi; dan Gularso, Herjuno. 2018. PERBANDINGAN NILAI
KOORDINAT DAN ELEVASI ANTAR MODEL STEREO PADA FOTO UDARA
HASIL TRIANGULASI UDARA. Seminar Nasional Geomatika 2017.
10.24895/SNG.2017.2-0.452.
https://www.researchgate.net/publication/323121775_PERBANDINGAN_NILAI_KOORD
INAT_DAN_ELEVASI_ANTAR_MODEL_STEREO_PADA_FOTO_UDARA_HASIL_T
RIANGULASI_UDARA/citations

23

Anda mungkin juga menyukai