Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-ISSN: 2548-964X

Vol. 2, No. 5, Mei 2018, hlm. 1894-1901 http://j-ptiik.ub.ac.id

Sistem Informasi Pengelolaan Perkebunan Kelapa Sawit Berbasis Web GIS


Faisal Akmal¹, Fatwa Ramdani², Aryo Pinandito³
Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Email : 1faisalakml@gmail.com , 2fatwaramdani@ub.ac.id , 3aryo@ub.ac.id.

ABSTRAK
Pemupukan merupakan salah satu hal upaya dalam peningkatan produksi kelapa sawit. Dengan
memiliki peranan yang begitu besar, maka penggunaan pupuk yang lebih efisien akan sangat
membantu menekan biaya produksi. Agar memastikan pemupukan efisien diperlukan ada nya analisis
dosis kebutuhan pupuk tanaman dan sekaligus memantau hasil panen. Analisis daerah memungkinkan
dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak GIS berbasis WebGIS yang memiliki kemudahan
dari sisi penggunaan dengan pendekatan precision farming agar dapat berjalan dalam jangka panjang.
Langkah pertama memvisualisasikan lahan perkebunan kelapa sawit dari olahan data citra guna
memantau, menganalisis, dan mengelola lahan perkebunan agar produksi tetap berlanjut. Kemudian
menentukan data atribut untuk analisis kebutuhan dosis pupuk dan mencocokan dengan tabel usia
pemupukan tanaman kelapa sawit. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan
untuk mengetahui jumlah dosis pupuk yang tepat dan sesuai agar dapat menekan biaya dan produksi
tetap meningkat sesuai dengan target masa panen.
Kata kunci: Sistem Informasi Geografis, Kelapa Sawit, Precision Farming

ABSTRACT
Fertilization is one way to increase palm oil production. With such a crucial role, then an
efficient usage of fertilizer could cut down production cost significantly. In order to ensure an efficient
fertilization, a thorough analysis on plant’s fertilizer needs along with looking after harvest results.
Area analysis is possibly done by utilizing WebGIS-based GIS software which is easy to operate using
precision farming approach in order to run in a long term. First step is to visualize palm oil plantation
using processed image data in order to supervise, analyze, and plantation and ensure continuous
production. Next, determining attribute data to analyze the need of fertilizer and match it with palm oil
plant fertilization age table. It is expected that the result of this research could be of help for
companies to know plant’s exact and proper need of fertilizer in order to save cost and continuous
increase in production that will meet harvest dates.
Keywords: Geographic Information System, Palm Oil, Precision Farming

1. PENDAHULUAN Pemupukan juga memberikan manfaat


Upaya untuk peningkatan produksi yang sangat tinggi selain meningkatkan kualitas
kelapa sawit dapat dilakukan dengan beberapa dan produksi, pemupukan sangat bermanfaat
cara, antara lain memperluas wilayah untuk kesuburan tanah dan daya tahan tanaman
perkebunan, pemilihan bibit unggul, pemberian meningkatkan terhadap serangan penyakit dari
pupuk yang teratur, memberantas hama pengaruh iklim atau hama yang merugikan.
tanaman, dan perbaikan sistem pengelolaan Akan tetapi dalam pelaksanaan sering terjadi
kebun atau perkebunan. Salah satu untuk penyimpangan sehingga pemupukan harus
meningkatkan hasil produksi dengan dikelola dengan baik sehingga menjamin
menggunakan bahan kimia dengan dosis rendah tercapainya tujuan pemupukan, mengingat salah
seperti pemupukan, sangat diperlukan dalam di satu komponen produksi yang besar adalah
kegiatan perkebunan atau perkebunan untuk biaya untuk pemupukan. Menurut Suwandi,
melengkapi atau mengganti unsur hara di dalam et.al. 1987, bahwa biaya perawatan pemupukan
tanah untuk memenuhi kebutuan tanaman sekitar 40 – 60% atau sekitar 20% dari total
(Umeda et.al, 1999). biaya produksi. Pemupukan yang efektif dan

Fakultas Ilmu Komputer


Universitas Brawijaya 1894
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 1895

efisien perlu memperhatikan beberapa hal yaitu menggunakan pendekatan precision farming
cara pemberian pupuk, jenis dan dosis pupuk, yang merupakan sistem perkebunan yang
waktu pemupukan, tempat aplikasi dan menerapkan teknologi pada sistem pengelolaan
pengawasan dalam pelaksanaan pemupukan perkebunan dalam rangka melakukan
(Poeloengan et. al., 2003). identifikasi, analisis dan mengolah informasi
PT Cahaya Anugrah Plantation adalah keragaman spasial dan temporal lahan
perusahaan yang bergerak dalam bidang perkebunan untuk mendapatkan keuntungan
perkebunan dan pengolahan perkebunan kelapa maksimal untuk berkelanjutan, dan ramah
sawit. Berdasarkan informasi yang diberikan lingkungan. Tujuan digunakannya precision
oleh PT Cahaya Anugrah Plantation hampir farming adalah memilih dan menetapkan
seluruh bagian lahan mendapatkan perlakuan kegiatan budidaya aplikasi suber daya yang
seragam (contoh). Laju aplikasi yang dilakukan sesuai dengan karakteristik lahan dan kondisi
tersebut didasarkan pada karakteristik rata-rata tanaman (McBratney dan Whelan, 1995). Tentu
keseluruhan guna pengukuran sifat sampel saja berpotensi dalam optimalisasi pada proses
gabungan yang dikumpulkan untuk budidaya perkebunan, dengan memberikan
merepresentasikan lahan dan dilakukan untuk masukan kebutuhan pupuk yang sama akan
berkelanjutan. Dengan perlakuan tersebut, maka mendapatkan hasil yang sama dengan
kemungkinan yang akan terjadi adalah adanya pengurangan masukan, atau hasil lebih besar
aplikasi yang berlebihan (over application) dengan pengurangan masukan.
yang mengakibatkan peningkatan biaya Penulis mengangkat penelitian
produksi dan aplikasi yang kekurangan (under sebelumnya untuk menjadi salah satu acuan
application) yang mengakibatkan target hasil dalam melakukan penelitian sehingga penulis
panen tidak sesuai. Dengan peranan begitu dapat memperkaya teori yang digunakan dalam
besar, maka dalam menggunakan pupuk yang mengkaji penelitian yang dilakukan. Salah satu
lebih efisien pada pertumbuhan kelapa sawit nya dengan judul Pengembangan Sistem
akan sangat nyata dalam membantu Informasi Geografis untuk Pengelolaan
menekankan biaya produksi dan meningkatkan Perkebunan Kelapa Sawit yang sebatas
hasil panen. pemodelan dan analisis sebagai dasar
Untuk menjaga produktivitas dan kualitas pengambilan keputusan yang lebih baik dan
hasil panen, perlu dilakukannya analisis potensi akurat, dalam rangka meningkatkan kinerja
lahan guna memantau perkembangan tanaman pengelolaan perkebunan kelapa sawit.
sekaligus memprediksi hasil panen. Karena Sehubungan dengan hal tersebut maka
dengan analisis potensi lahan dapat mengetahui perlu di rancang suatu Sistem Informasi
diprediksi hasil panen dan dapat menciptakan Geografis (SIG) yang khusus untuk mengelola
rekomendasi pemanfaatan lahan, sehingga hasil data yang memiliki informasi spasial
panen yang didapatkan di akhir akan maksimal (bereferensi keruangan). SIG dapat menerima
(Sugianto, 2010). Untuk analisis daerah dan mengolah data dari berbagai sumber
pertanian memungkinkan untuk dilakukan dengan skala dan struktur yang berbeda.
dengan menggunakan SIG (Sistem Informasi Pemanfaatan dari teknologi SIG ini digunakan
Geografis), karena dengan perangkat ini mampu untuk merancang sistem berbasis web dalam
memvisualisasikan data-data spasial dalam pemetaan perkebunan kelapa sawit yang disebut
format yang tepat, sehingga interpretasi data Web SIG. Dengan menggunakan sistem
spasial menjadi mudah untuk dipahami. tersebut nantinya perusahaan dapat
Sayangnya, pihak perusahaan masih belum menampilkan informasi perkebunan dan
menggunakan dengan maksimal karena tidak memudahkan setiap petugas dalam pengolahan
banyak orang yang mengetahui dan data sehingga diharapkan petugas dapat me-
menggunakan SIG, karena membutuhkan monitoring informasi data, dan dengan
pengetahuan yang khusus dalam menggunakan pendekatan precision farming
penggunaannya (Balamurugan, 2014). kita dapat menentukan variabel yang akan
Berdasarkan permasalahan tersebut, digunakan seperti jenis tanah, usia tanaman,
diperlukan analisis lahan yang dapat luas area perkebunan, dan jumlah pokok
menentukan dosis tepat pupuk pada perkebunan tanaman kelapa sawit sebagai tolak ukur dalam
kelapa sawit agar kebutuhan pupuk yang di melakukan perhitungan dan pengambilan
perlukan dalam satu blok berdasarkan usia rata- keputusan yang nanti akan digunakan sebagai
rata tanaman kelapa sawit tepat. Penelitian ini analisis kebutuhan dosis pupuk. Selain itu,

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 1896

sistem Informasi Geografis (SIG) dapat internet (Pharasta, 2007).


membantu untuk memvisualisasikan lahan
2.3. Precision Farming
perkebunan dalam bentuk peta digital
berdasarkan data citra satelit serta Precision Farming adalah suatu usaha
pengembangan website yang memanfaatkan pertanian dengan pendekatan dan teknologi
data keruangan untuk menjaga produksi sawit yang memungkinkan perlakuan yang teliti
dan memantau lahan perkebunan yang (precise treatment) terhadap rantai agribisnis
berkelanjutan serta mendapatkan rekomendasi dari hulu (onfarm) sampai ke hilir (off farm).
dosis pupuk berdasarkan usia rata-rata yang Precision farming merupakan istilah yang
nanti nya akan menentukan hasil panen. digunakan untuk menjabarkan tujuan
peningkatan efisiensi dalam pengelolaan
2. LANDASAN KEPUSTAKAAN pertanian (Blackmore, 1994). Precisin farming
2.1. Sistem Informasi Geografis memungkinkan adanya peningkatan
produktivitas, sementara biaya produksi
Sistem Informasi Geografis (SIG) atau menurun dan danmpak lingkunan minimal
Geographic Information System (GIS) adalah (NRC 1997, dalam Shibusawa, 2001).
sebuah sistem yang didesain untuk menangkap, Menurut Blackmore (1994), tigas aspek
menyimpan, memanipulasi, menganalisa, dalam precision farming adalah: (1)
mengatur dan menampilkan seluruh jenis data menemukan apa yang terjadi dalam lahan, (2)
geografis (Turban, 2005). memutuskan apa yang dilakukan untuk itu, dan
SIG tidak lepas dari data spasial, yang (3) memberik perlakuan pada area tergantung
merupakan sebuah data yang mengacu pada pada keputusan yang dibuat. Pelaksanaan
posisi, obyek dan hubungan diantaranya dalam precision farming merupakan suatu siklus yang
ruang bumi. Data spasial merupakan salah satu berkesinambungan dari tahap perancanaan
item dari informasi di mana di dalamnya (planning season), tahap pertumbuhan (growing
terdapat informasi mengenai bumi termasuk season), dan tahap pemanenan (harvesting
permupkaan bumi. Terdapat 5 komponen utama season).
SIG menurut John E. Harmon dan Stevej J. Tahapan awal dari siklus precision farming
Anderson (2003), yaitu: adalah analisa kesuburan tanah dari sampel
1. User atau pengguna yang menjalankan tanah sedangkan pada sistem yang telah
sistem. berjalan biasanya melalui proses untuk
2. Aplikasi merupakan prosedur yang memonitor hasil panen di tiap lokasi sesuai
digunakan untuk mengolah data menjadi koordinat geo-referencing, yaitu penandaan
informasi. koordinat geografi untuk titik-titik pada
permukaan bumi.
3. Data yang digunakan dalam SIG dapat
berupa data grafis dan data atribut.
3. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN
4. Software atau perangkat lunak SIG DATA
berupa program aplikasi yang memiliki
kemampuan pengelolaan dan penayangan 3.1. Studi Literatur
data spasial. Langkah ini termasuk dalam perencanaan
5. Hardware atau perangkat keras yang dalam penelitian mengenai pendekatan
dibutuhkan untuk menjalan sistem. precision farming dalam perancangan sistem
informasi pemupukan. Diantaranya,
2.2. WebGIS mempelajari penelitian terdahulu yang dan
WebGIS adalah suatu perangkat lunak SIG literature yang berhubungan dengan penelitian.
atau pemetaan secara digital yang Dalam melakukan studi literatur, peneliti
menggunakan jaringan internet sebagai media diharapkan mampu memahami konsep
komunikasi yang berfungsi mendistribusikan, pendekatan precision farming dan pemupukan
mempublikasikan, mengintegerasikan, dalam analisis dan perancangan.
menghubungkan dan menyediakan informasi 3.2. Pengumpulan Data
dalam bentuk skrip, peta digital serta
3.2.1. Observasi
menjalankan fungsi-fungsi analisis dan query
yang terkait dengan GIS melalui jaringan Observasi yang dilakukan pada penelitian

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 1897

ini adalah observasi non-perilaku, bertujuan Tabel 1. Persyaratan Fungsional


untuk mengetahui prosedur pengelolaan
pemupukan pada perusahaan yang dilakukan. Nama Kode Kode Kode Deskripsi
Fitur Fitur Dasar Lengkap
3.2.2. Wawancara Login FIT1 F– F-WPKS- Sistem
WPK 1-1 dapat
Wawancara yang dilakukan dalam S–1 melakukan
penelitian ini adalah wawancara personal, autentifikas
bertujuan untuk mendapatkan kebutuhan dari i pengguna
pengguna dan melakukan verifikasi terhadap yang akan
masuk.
pendefisinian kebutuhan yang dilakukan oleh
Visualis FIT2 F– F-WPKS- Sistem
peneliti. asi WPK 2-1 dapat
Lahan S–2 menampilk
3.3. Analisis dan Perancangan Perangkat Perkebu an sebaran
Lunak nan lahan
Kelapa perkebunan
Fase ini diawali dengan analisa hasil Sawit kelapa
wawancara yang kemudian dilanjutkan dengan sawit
arsitektur sistem yang dihasilkan berdasarkan terdaftar
referensi. Kemudian melakukan perancangan dalam
desain antarmuka, data flow diagram, entity bentuk peta
digital.
relationship diagram, dan physical data model.
3.4. Pengolahan Data Citra Satelit 4.1.2 Analisis Persyaratan Non-Fungsional
Dalam fase ini melakukan pengolahan data Berikut merupakan persyaratan Non-Fungsional
citra satelit Quickbird menggunakan aplikasi dengan parameter compatibility WebGIS
QuantumGIS. Pengolahan ini untuk pembuatan pengelolaan perkebunan kelapa sawit yang
point untuk simbol pohon kelapa sawit, polygon tertera dalam Tabel 2.
untuk area perkebunan, dan database. Setelah Tabel 2. Persyaratan Non-Fungsional
itu eksport data yang sudah diolah menjadi
format HTML. No SRS Parameter Deskripsi
ID
3.5. Implementasi WebGIS 1 NF- Compatibility Perangkat lunak
WPK dapat berjalan di
Fase ini melakukan implementasi website S-01 berbagai web
dari hasil analisis kebutuhan sistem, browser untuk
perancangan desain antarmuka dan eksport mempermudah
pengolahan data citra satelit menggunakan dalam
bahasa pemrgoraman php dan javascript. mengakses.

3.6. Pengujian dan Hasil Analisis 4.2. Data Flow Diagram

Dalam fase ini pengujian dari hasil Gambar 1. adalah diagram konteks proses ruang
implementasi menggunakan pengujian black- lingkup sistem informasi pengelolaan
box dan user acceptance test. Penggunaan perkebunan kelapa sawit yang memperlihatkan
black-box untuk mengetahui kebutuhan sistem aliran data. Pada sistem yang dibuat terdapat
sudah sesuai dari segi perancangan, sedangkan dua entitas yaitu Admin yang mempunyai
user acceptance test dari segi pengguna yang wewenang untuk mengelola control panel dan
akan menggunakan sistem. hak akses pada website. User melakukan analisa
rekomendasi pemupukan, yang proses
4. ANALISA DAN PERANCANGAN perhitungan dilakukan secara online.

4.1. Analisis Persyaratan Fungsional dan


Non-Fungsional
4.1.1 Analisis Persyaratan Fungsional
Tabel 1. merupakan contoh persyaratan
fungsional sesuai dengan perancangan untuk
WebGIS pengelolaan perkebunan kelapa sawit.

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 1898

Gambar 1. Diagram Konteks (Level 0)

Gambar 4. DFD Level 2 Kelola Sawit

Gambar 5. DFD Level 2 Kelola Pegawai


Gambar 2. DFD Level 1
4.3. Entity Relationship Diagram
ERD digunakan dalam membangun basis
data untuk menggambarkan relasi atau
hubungan dari dua tabel. ERD terdiri dari 2
komponen utama yaitu entitas dan relasi.
Hubungan antar entitas yang terjadi dalam
sistem yang akan dirancang dapat dilihat pada
gambar 6.

Gambar 3. DFD Level 2 Kelola Perkebunan

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 1899

4.5.2 Desain Antarmuka Halaman Analisa


Pemupukan
Gambar 9. adalah tampilan desain
antarmuka pada halaman analisa pemupukan.
Halaman ini menunjukan informasi blok
sesuai opsi yang dipilih oleh pengguna, proses
rekomendasi langsung dihitung dan
ditampilkan dalam bentuk grafik batang yang
berisikan luas tanah, jenis bibit yang ditanam,
jumlah pohon yang tertanam dan prediksi
hasil panen.

Gambar 6. Entity Relational Diagram

4.4. Physical Data Model


Gambar 7. adalah database schema yang
menggambarkan kerangka untuk menyusun
Gambar 9. Perancangan Halaman Analisa
database.
Pemupukan

5. PENGUJIAN
5.1. Pengujian Blackbox
Pengujian metode black box merupakan
Gambar 7. Database Schema pengujian terhadap fungsionalitas input/output
4.5. Perancangan Desain Antarmuka dari suatu perangkat lunak. Penguji
mendefinisikan sekumpulan kondisi input
4.5.1 Desain Antarmuka Halaman Utama kemudian melakukan sejumlah pengujian
terhadap program sehingga menghasilkan suatu
Gambar 8. merupakan tampilan desain
output yang nilainya dapat dievaluasi.
antarmuka pada halaman utama. Halaman ini Modul testing yang dilakukan dengan
akan muncul peta lokasi perkebunan kelapa menguji modul:
sawit yang sudah dibagi berdasarkan blok nya
Tabel 3. Hasil Pengujian Blackbox
dan terdapat titik yang mewakili simbol kelapa
No Test Yang Hasil
sawit. Halaman ini dapat diakses ketika Name diharapkan Pengamatan
pengguna sistem telah berhasil melakukan login 1 F- Sistem mampu Notifikasi
ke dalam sistem. WPK validasi data, kesalahan muncul.
S-1-1 apa data
username atau
password
kosong maka
muncul
notifikasi
kesalahan.
Sistem mampu Notifikasi
validasi data, kesalahan muncul
apa data
username atau
password tidak
benar maka
muncul
Gambar 8. Perancangan Halaman Utama notifikasi

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 1900

kesalahan. Tabel 5. Pengujian User Acceptance Test


2 F- Pengujian Sistem akan
WPK dengan memilih menampilkan Pertanya Jawaban Karyawan
S-2-1 blok dan akan informasi blok an
menampilkan dan kelapa sawit TS % S % SS %
informasi terkait dengan model
blok dan kelapa pop-up. 1 0 0% 1 20% 4 80%
sawit.
2 0 0% 3 60% 2 40%
5.2. User Acceptance Test 3 0 0% 3 60% 2 40%
Pengujian User Acceptance Test yang
4 0 0% 1 40% 4 60%
dilakukan untuk memberikan hak kepada
pengguna untuk langsung memberi penilaian 5 0 0% 2 40% 3 60%
terhadap sistem informasi pengelolaan
6 0 0% 5 60% 0 40%
perkebunan kelapa sawit. Dengan jumlah
responden 5 orang dengan 8 pertanyaan. 7 0 0% 1 80% 4 20%

Tabel 4. Kuisioner Pengguna 8 0 0% 4 60% 1 40%

No Pertanyaan TS S SS TOTAL 0 0% 20 50% 20 50%

1 Sistem informasi pengelolaan


perkebunan dapat Dari hasil penilaian pengujian user acceptance
dioperasikan dengan mudah test dapat diambil kesimpulan yaitu:
dan efektif 1. Pengguna sistem yang telah memilih
2 Sistem informasi pengelolaan
perkebunan memudahkan
Tidak Setuju (TS) mendapat nilai 0%
para pengguna dalam hal 2. Pengguna sistem yang telah memilih
melakukan analisis Setuju (S) mendapat nilai 50%
pemupukan
3 Sistem informasi pengelolaan 3. Pengguna sistem yang telah memilih
perkebunan dapat membantu Sangat Setuju (SS) mendapat nilai 50 %
memenuhi kebutuhan
informasi blok perkebunan
6. KESIMPULAN
bagi pengguna
4 Apakah visualisasi yang 1. Visualisasi data spasial menggunakan
ditampilkan sudah sesuai WebGIS dapat dilakukan melalui
dengan kebutuhan
ekstrasi hasil pengolahan data pada
5 Apakah proses input data
pada sistem informasi perangkat lunak QuantumGIS.
pengelolaan perkebunan Pengolahan data dimulai dari
sudah berjalan dengan baik
6 Proses perhitungan pada
pengambilan titik-titik untuk
sistem informasi pengelolaan menentukan batas HGU atau wilayah
perkebunan dalam menggunakan GPS. Setelah itu
menentukan dosis pupuk
sudah sesuai pengambilan titik-titik untuk
7 Apakah fitur dalam sistem menentukan pohon kelapa sawit yang
informasi pengelolaan
perkebunan sudah sesuai
tertanam pada tiap-tiap blok. Langkah
dengan kebutuhan dalam selanjutnya melengkapi data atribut
menganalisis pada setiap poligon dan point yang
8 Apakah sistem informasi
pengelolaan perkebunan sudah dibuat sebelumnya. Setelah data
sudah responsif atribut sudah terisi, maka dapat
dilakukan ekstrasi data ke dalam format
Setelah kuisioner di atas diberikan kepada
HTML untuk digunakan sebagai bahan
peserta, kemudian data kuisioner tersebut diolah
untuk mendapatkan hasil penilaian pengguna pembangunan WebGIS.
user acceptance test. Untuk data pengujian user 2. Penentuan dosis pemupukan yang
acceptance test dapat dihilat pada tabel 5. didapatkan berdasarkan jumlah rata-
rata usia pohon kelapa sawit yang di
sesuaikan dengan acuan tabel standar

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 1901

dosis pemupukan pada tanaman yang Kabupaten Sragen. Pendekatan RAP-


sudah menghasilkan. CLS. Disertasi. Sekolah Pascasarjana,
3. Berdasarkan hasil pengujian fungsional Institut Pertanian Bogor.
yang telah dilakukan diperoleh hasil
100% valid pada 21 test case yang diuji
dan berdasarkan hasil pengujian non-
fungsionalitas didapatkan hasil bahwa
sistem yang dibangun mampu berjalan
dengan baik pada browser yang diuji
sehingga telah memenuhi persyaratan
non-fungsionalitas yang telah
ditetapkan. User acceptance test yang
telah dilakukan diperoleh hasil jumlah
rata-rata 50% pada jawaban Setuju dan
jumlah rata-rata 50% pada jawaban
Sangat Setuju dengan test case yang
diuji dan berdasarkan pengujian non-
fungsional didapatkan hasil bahwa
sistem yang dibangun dapat di terima
oleh pengguna.

DAFTAR PUSTAKA
Balamurugan, M., Kalaiarasi, K. & Prasad, A.,
S., 2014. Agriculture Land Information
System Using Web GIS. IJIRSET. ISSN:
2319-8753.
Blackmore S. (1994). Precision Farming : an
overview. Agricultural Engineer
49(3):86-88.
Umeda M, Lida M, and Suguri M. 1999.
Research at Laboratory of Farm
Machinery of Kyoto University.
ASAE/CSAE-SCGR Annual
International Meeting. Toronto Canada.
McBratney A, Whelan BM. 1995. The Potential
for Site-specific Management of Cotton
Farming Systems. Discussion Paper No.
1, Co-operative Research Center of
Sustainable Cotton Production. Australia.
Pharasta, E. 2007. Sistem Informasi Geografis:
Tutorial ArcView, Bandung: Informatika.
Poeloengan, Z. M. L. Fadli, Winarna, S.
Ruhutomo, dan E.S. Sutarta. 2003.
Permasalahan Pemupukan pada
Perkebunan Kelapa Sawit, hal 67-80.
Sugianto, 2010. Sistem Informasi Geografis
Untuk Pemetaan dan Analisa Daerah
Pertanian Di Kabupaten Ponorogo.
Insititut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya: jurusan Teknologi Informasi.
Suwandi. 2005. Keberlanjutan Usaha Tani pada
Padi Sawah-Sapi Potong Terpadu di

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

Anda mungkin juga menyukai