Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

FOTOGAMETRI 1
“Kalibrasi Kamera Dengan Bantuan Software PhotoMdeller Scanner”
MINGGU-3

DISUSUN OLEH:
MOH MAHRUS ALI (18/425044/TK/46739)
KELAS A

DEPARTEMEN TEKNIK GEODESI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2019
A. MATA ACARA PRAKTIKUM

Mengkalibrasi kamera menggunakan kamera digital dan kamera handphone


menggunakan software PhotoModeller Scanner.

B. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mengetahui cara mengambil foto yang baik menggunakan kamera digital dan
kamera handphone
2. Mengetahui parameter-parameter distorsi kamera
3. Mengetahui cara melakukan kalibrasi kamera dengan software PhotoModeler
Scanner
C. ALAT DAN BAHAN
1. Kamera Canon EOS Kiss X4.
2. Kamera HP Samsung A7 2018.
3. Laptop.
4. Software PhotoModeller Scanner.
D. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Praktikum ini dilakukan pada:

hari/tanggal : Selasa, 27 Agustus 2019.

waktu : Pukul 13.00 – 15.50.

tempat : Laboratorium Fotogametri Teknik Geodesi.

Adapun langkaha kerja yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Menginstal PhotoModeller Scanner sesuai dengan langkah-langkah yang


diberikan.
2. Melakukan pemotretan terhadap papan/kertas kalibrasi yang sudah tersedia.
Lakukan pemotretan sebanyak 3 kali atau lebih dengan sudut yang berbeda pada
setiap sisi papan/kertas kalibrasi. Alat yang digunakan adalah handphone dan
kamera.
3. Double klik atau run as adminstrator icon software PhotoModeler Scanner
maka akan muncul tampilan awal software, yaitu jendela Getting Started , lalu
pada kotak Click to create a new project pilih menu camera calibration project.

Gambar 1. Langkah ketiga.


4. Muncul jendela New Project Wizard “ select photos-point based project”. Pilih
direktori penyimpanan foto yang akan digunakan. Kemudian pilihlah folder
foto-foto yang akan digunakan untuk kalibrasi kamera (misalnya 12 buah foto),
jika folder yang dipilih benar, maka semua file foto akan muncul di kolom
sebelah kanan. Kemudian klik Next.
Gambar 2. Langkah keempat.
5. Setelah langkah diatas dilakukan maka akan keluar kotak perintah Automatic
Camera Calibration. Kemudian Klik perintah Execute Calibration. Setelah
semua proses selesai klik Show Report, maka akan dihasilkan

Gambar 3. Langkah kelima.

Gambar 4. Proses kalibrasi alat.


6. Analisislah data tersebut. Penjelasan lebih detail akan dijelaskan di bagian Hasil
dan Pembahasan.
Gambar 5. Hasil proses kalibrasi alat.
E. DASAR TEORI

Dalam fotogrametri, kamera merupakan alat yang krusial karena digunakan untuk
menghasilkan photo. Dalam proses fotogrametri, setiap pengambilan foto dengan
kameradimungkinkan terjadinya error (salah pengoperasian/hasil). oleh karena itu, perlu
dilakukan kalibrasi kamera, agar kamera tepat dalam hasilnya. Saat ini telah tersedia
software yang menunjang dalam melakukan pengoreksian data foto, yaitu PhotoModeler
Scanner

Kamera fotogrametri tidak mempunyai lensa yang sempurna, sehingga proses


perekaman yang dilakukan akan memiliki kesalahan. Oleh karena itu perlu dilakukan
pengkalibrasian kamera untuk dapat menentukan besarnya penyimpangan-penyimpangan
yang terjadi. Kalibrasi adalah kegiatan untuk memastikan hubungan antara harga-harga
yang ditunjukkan oleh suatu alat ukur dengan harga yang sebenarnya dari besaran yang
diukur. Kalibrasi kamera dilakukan untuk menentukan parameter distorsi, meliputi distorsi
radial dan distorsi tangensial, serta parameter-parameter lensa lainnya, termasuk juga
principal distance (c), serta titik pusat fidusial foto. Pada Software Austalis, model kalibrasi
terdiri dari element interior orientasi (xo, yo, c), koefisien distorsi lensa (K1, K2, K3, P1
and P2) serta koefisen untuk perbedaan penyekalaan dan ketidak ortogonal antara sumbu
X dan Y (b1, b2) Distorsi lensa dapat menyebabkan bergesernya titik pada foto dari posisi
yang sebenarnya, sehingga memberikan ketelitian pengukuran yang tidak baik, namun
tidak mempengaruhi kualitas ketajaman citra yang dihasilkan. Distorsi lensa dapat dibagi
menjadi :

1. Distorsi radial adalah pergeseran linier titik foto dalam arah radial terhadap titik
utama dari posisi idealnya. Distorsi lensia biasa diekspresikan sebagai fungsi
polonomial dari jarak radial (dr) terhadap titik utama foto Distorsi tangensial
adalah pergeseran linier titik di foto pada arah normal (tegak lurus) garis radial
memalui titik foto tersebut.
2. Distorsi tangensial disebabkan kesalahan sentering elemen-elemen lensa dalam
satu gabungan lensa dimana titik ousat elemen-elemen lensa dalam gabuang
lensa tersebut tidak terletak pada satu garis lurus. Pergeseran ini biasa
dideskripsikan dengan 2 persamaan polonomial untuk pergeseran pada arah x
(dx) dan y (dy). Kalibrasi kamera dapat dilakukan dengan berbagai metode.
Secara umum kalibrasi kamera biasa dilakukan dengan tiga metode, yaitu
laboratory calibration, on-the-job calibration dan self-calibration (Atkinson,
1987). Metode lain yang dapat digunakan antara lain analytical plumb-line
calibration dan stellar calibration (Fryer, 1989). Laboratory calibration
dilakukan di laboratorium, terpisah dengan proses pemotretan objek. Metode
yang termasuk di dalamnya antara lain optical laboratory dan test range
calibration. Secara umum metode ini sesuai untuk kamera jenis metrik.On-the-
job calibration merupakan teknik penentuan parameter kalibrasi lensa dan
kamera dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan pemotretan objek. Pada self-
calibration pengukuran titik-titik target pada objek pengamatan digunakan
sebagai data untuk penentuan titik objek sekaligus untuk menentukan parameter
kalibrasi kamera.
F. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Kamera HP Samsung A7 2018.

Dari pemotretan dengan menggunakan kamera HP Samsung A7 2018


diperoleh foto sebagai berikut.
Gambar 6. Hasil Pemotretan Kamera HP Samsung A7 2018.

Dari hasil kalibrasi pertama kamera HP Samsung A7 2018 diperoleh hasil


Average Photo Point Coverage dan RMS sebagai berikut:

Gambar 7. Average Photo Point Coverage kamera HP pertama.


Gambar 8. RMS kamera HP pertama.

Dari kalibari pertama diperoleh Average Photo Point Coverage sebesar


82% dan RMS sebesar 0,404600. Sebenernya hasil tersebut sudah cukup untuk
memenuhi syarat sebuah kamera yang bisa digunakan untuk fotogametri. Namun,
jika dianalisis ada beberapa foto yang membaca titik kalibrasi lebih dari 100 dan
terdapat juga yang lebih dari 100. Agar hasil kalibrasi kedua lebih maksimal bisa
saja dilakukan pengurangan titik atau penambahan titik pada foto yang memiliki
pembacaan titik lebih dari 100.

Gambar 9. Analisis point coverage.


Untuk mengurangi titik yang berlebih dapat dilakukan dengan cara memilih
foto yang memiliki pembacaan titik berlebih, kemudian mencari titik yang
seharusnya tidak dibaca, kemudian klik sampai berwarna merah, lalu tekan tombol
Delete.

Gambar 10. Proses penghapusan titik berlebih.

Sedangkan untuk menambah titik yang belum terbaca bisa dilakukan


dengan cara pilih foto yang memiliki pembacaan titik yang kurang, klik ikon Mark
Points Mode, kemudian pilih titik yang seharusnya terbaca.

Gambar 11. Proses penambahan titik.

Setelah dilakukan proses-proses diatas maka diperoleh hasil kalibrasi kedua


sebagai berikut:
Gambar 12. Hasil kalibrasi kedua kamera HP Samsung A7 2018.

Dari hasil ini terlihat bahwa terjadi penurunan RMS hal ini berarti kalibrasi
telah dilakukan.

2. Kamera Canon Eos Kiss x4.

Pembahasan kalibrasi dari kamera Canon Eos Kiss x4 pada dasarnya sama
dengan pembahasan kamera HP Samsung A7 2018, sehingga diperoleh hasil
sebagai berikut:

a) Kalibrasi pertama.
Gambar 13. Hasil Kalibrasi pertama kamera Canon Kiss x4.
b) Kalibrasi kedua

Gambar 14. Hasil Kalibrasi kedua kamera Canon Kiss x4.

G. KESIMPULAN

Saat melakukan kalibrasi menggunakan software PhotoModeler Scanner, harus


dipastikan terlebih dahulu Average Photo Point Coverage dari foto-foto tersebut lebih dari
80% karena nilai tersebut bergantung pada banyaknya cakupan objek yang bisa ditangkap
kamera. Apabila nilai tersebut lebih dari 80% maka artinya kamera dapat menangkap 100
titik dan 4 titik control yang terdapat pada papan kalibrasi. Apabila seluruh titik tertangkap
oleh kamera tersebut maka proses kalibrasi kamera nantinya bisa menghasilkan nilai RMS
yang kecil (kurang dari 1).

RMS atau Root Mean Square berarti hasil hitungan semua kesalahan yang terdapat
pada foto-foto tersebut. Nilai RMS yang baik yaitu kurang dari 1. Karena kamera yang
digunakan untuk pengambilan foto tersebut bukan kamera standar yang digunakan untuk
fotogrametri, maka kalibrasi perlu dilakukan. Kalibrasi yang dilakukan tersebut akan
memperkecil kesalahan yang ada di dalam foto sehingga hasil hitungan semua kesalahan
pada foto atau nilai RMS juga akan semakin kecil.

H. DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Bab II Dasar Teori https://anzdoc.com/bab-ii-dasar-teori-21-kamera.html


diakses pada tanggal 31 Agustus 2019 pukul 21.45
http://taufik.staff.ugm.ac.id/wp-content/uploads/Bahan-1-Pengantar-Fotogrametri.pdf
diakses pada tanggal 31 Agustus 2019 pukul 21.48
https://www.kameradigital.co.id/051115/kamera-dslr-nikon-d3200-indonesia/ diakses
pada tanggal 31 Agustus 2019 pukul 22.58
https://www.slideshare.net/irsyadifirdaus/laporan-kalibrasi-kamera?from_action=save
diakses pada tanggal 31 Agustus 2019 pukul 23.05
http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?mod=download&sub=DownloadFile&act=vie
w&typ=html&id=93887&ftyp=potongan&potongan=S1-2016-312690-
introduction.pdf diakses pada tanggal 31 Agustus 2019 pukul 00.36

Anda mungkin juga menyukai