ISSN 0853-2982
Abstrak
Salah satu pekerjaan penting dalam surveying rekayasa adalah melakukan stake-out titik rencana desain
geometri baik horisontal maupun vertikal di permukaan bumi. Untuk memenuhi akurasi titik stake-out yang
diinginkan, standard deviasi titik stake-out yang dicapai harus lebih kecil dari standar deviasi titik stake-out
yang diinginkan. Standar deviasi titik stake-out yang dicapai dalam setting-out sudut dan jarak dipengaruhi
oleh standar deviasi titik ikat dan akurasi peralatan yang digunakan. Untuk mengaplikasikan stake-out titik di
permukaan bumi, diperlukan pemilihan peralatan surveying sesuai standar deviasi titik stake-out yang
diinginkan. Metode hitungan data stake-out titik ini bermanfaat untuk aplikasi stake-out titik yang membutuhkan
akurasi tinggi.
Of important tasks on engineering surveying is the staking out of points on geometric design, either horizontally
or vertically. In order to satisfy the required accuracy, the achieved accuracy should be smaller than the
required one. The achieved point standard deviation using setting-out of angle and distance on field was influ-
enced by known point standard deviation and instrument accuracy. Stake-out data computation methods in this
study are rather valuable in the special application which require high accuracy.
P σYp σXp
P
σP
dap
d ap
B dab β A B d ab β A
Gambar 1. Stake-out titik P dengan cara dari titik Gambar 2. Komponen-komponen standar deviasi
ikat A titik stake-out yang dicapai
( )2 + σ sa2 + σ s2
ruhi Stake-Out Titik
σ Yp = ± σ s A + σ s B + σ s P
Sumber-sumber kesalahan yang mempengaruhi AB
pengukuran diklasifikasikan ke dalam 3 kelompok (2)
(Anderson and Mikhail, 1998), yaitu kesalahan alat,
kesalahan manusia dan kesalahan akibat atmosfer.
Dalam tulisan ini, yang dipertimbangkan hanyalah
(
σ Xp = ± σ d A + σ d P )2 + σ da2 + σ d2 AP
(3)
akibat adanya kesalahan alat, sedangkan faktor-faktor
kesalahan dari manusia dan atmosfer tidak
2.1 Kesalahan-kesalahan dalam melakukan setting
diperhitungkan.
sudut β
Pada umumnya, kesalahan-kesalahan yang terdapat Stake-out titik P tanpa kesalahan, dapat dilihat pada
pada alat theodolit adalah kesalahan sumbu vertikal, Gambar 1. Jika terjadi kesalahan centering pada alat
kesalahan sumbu horisontal, salah kolimasi, salah theodolit di titik A sehingga posisinya menjadi titik
centering dan kualitas theodolit. Beberapa kesalahan A’, maka stake-out titik P akan jatuh di titik P’, seperti
dapat dieliminasi dengan melakukan beberapa pada Gambar 3.
pemeriksaan (checking) dan kalibrasi (Anderson and
Mikhail, 1998). 2.1.1 Kesalahan centering di titik ikat A
Yang dimasukkan ke dalam perhitungan untuk Dengan diketahuinya koordinat titik-titik ikat A
mendapatkan akurasi titik P hasil stake-out, hanya (XA,YA), B(XB,YB) dan koordinat titik yang akan di
kesalahan centering di titik ikat A, B dan titik rencana stake-out yaitu titik rencana P(XP,YP), maka dapat
P, kualitas alat dan standard deviasi posisi titik ikat dihitung unsur-unsur stake-out titik P, yaitu sudut dan
yang dipergunakan. Sehingga, akurasi posisi titik jarak (β, dap, dab) dimana αAP dan αAB adalah sudut
stake-out P yang dicapai, bergantung pada kesalahan jurusan AP dan AB, sehingga:
centering dan kualitas alat serta kesalahan posisi titik
ikat yang dipergunakan. YP − YA Y − YA
β = α AP − α AB = arctan − arctan B
Diasumsikan bahwa akurasi posisi titik stake-out P XP − XA XB − XA
yang dicapai merupakan dua komponen σxp dan σyp, (4)
seperti pada Gambar 2.
P
qA
P’
dap
dap δ
qA
β A’ eA
dab
B εA β A
dab
d ap = (X P − X A )2 + (Y P − Y A )2 (5) σ qA =
max q A
≅
max q A
(7)
2,965 3
P lp
qp e P
qB εp
p
dap P’
P’ dap δ dap
dap
B dab β β A δ
eB εB δ
dab
B dab β A
B’
Gambar 4. Kesalahan centering di titik target B Gambar 5. Kesalahan centering di titik stake-out P
akibat setting sudut β akibat setting sudut β
seperti pada Gambar 4, maka Kualitas alat theodolit umumnya dinyatakan dengan
standar deviasi σα″ yang diberikan oleh pabrik, maka
eB standard deviasi setting sudut β dengan pengamatan n
q B = δd ap dan δ = sin ε B , sehingga: kali, menurut (Wolf and Ghilani, 1997) adalah:
d ab
2σ a
d ap σ sa = ± (12)
qB = e B sin ε B (9) n
d ab
Selanjutnya komponen σSQ ditambahkan ke akurasi
Oleh karena tidak memungkinkan untuk melakukan titik stake-out P yang dicapai, sehingga standar deviasi
koreksi terhadap posisi di titik P’ dan tidak mungkin setting sudut β dengan kualitas alat theodolit yang
menghitung nilai numerik qB, maka pengaruh memiliki standar deviasi σα″ adalah (Baykal O et.al,
kesalahan centering harus dimasukan kedalam standar 2005):
deviasi titik stake-out P yang dicapai, yaitu σP.
2
Seperti penjelasan pada kesalahan centering di titik σ sa = ± d apσ a (13)
n
ikat A, maka berlaku pula untuk titik ikat lainnya
yaitu titik target B, sehingga berlaku pula untuk qB, 2.1.5 Kesalahan posisi titik ikat A dan titik ikat B
σβB, maxqB, eB, maxeB, dan diperoleh (Baykal O et.al,
2005) : Titik ikat A dan B merupakan titik kontrol baru, yang
dibangun untuk kegiatan survey rekayasa dan
max e B d ap koordinatnya diikatkan ke jaring kontrol nasional
σ sB = ± (10) seperti Kerangka Dasar Kadaster Nasional (KDKN)
3d ab yang menggunakan sistem koordinat Transverse
Mercator 30 ( TM-30 ). Misalkan koordinat A(XA, YA)
2.1.3 Kesalahan centering di titik stake-out P dan B(XB, YB) dihitung menggunakan hitung-perataan
jaringan, maka akan diperoleh matrik variansi-
Untuk memberi tanda pada titik rencana yang akan di kovariansi (VCV) koordinat titik A dan B, sebagai
stake-out dapat dipergunakan tanda seperti patok berikut:
kayu, pin, unting-unting dan lain-lain. Oleh karena itu
kesalahan centering di titik P yaitu (εp, ep) tak dapat σ X2 σ X AY A σ X AXB σ X AY B
dihindarkan lagi, sehingga akan mempengaruhi posisi A
titik P yang akan di stake-out, seperti pada Gambar 5. σ Y2 σ YA X B σ Y AY B
VCV AB = A
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, maka kesalahan σ X2 σ X B YB
posisi titik P yang di stake-out memiliki komponen qP B
dari ep dengan standar deviasi σsP (Baykal O et.al, σ Y2
2005): B
(14)
Jika hukum perambatan kesalahan diaplikasikan ke dilakukan dengan menggunakan alat Total Station.
Persamaan (4) dengan mempertimbangkan Kesalahan centering di titik ikat A dan di titik stake-
Persamaan (14) dan standar deviasi sudut stake-out β out P, kualitas alat EDM dan kesalahan-kesalahan
(= σβ), maka (Baykal O et.al, 2005): koordinat titik ikat diperhitungkan sebagai sumber-
sumber kesalahan dalam membuat jarak stake-out.
σ β2 =
1
4
[ A + B + C + 2 (D + E + F + G + H + I )]
d ab 2.2.1 Kesalahan centering di titik ikat A dan di
titik stake-out P
(15)
Kesalahan centering di titik ikat menyebabkan
dimana: kesalahan longitudinal lA (arah AP) pada pemasangan
{ (Y B − Y A )} 2
titik stake-out, seperti Gambar 6.
2
2
d ab (Y P − Y A ) − d ap
2
A= σ XA
Oleh karena tidak memungkinkan untuk melakukan
4
d ap koreksi posisi dengan menghitung besaran kesalahan,
maka pengaruh kesalahan dimasukan ke dalam akurasi
B =
{ 2
− d ab ( X P − X A ) + d ap
2
( X B − X A )} 2
2
σ
titik P yang dicapai. Seperti pada penjelasan
sebelumnya, maka dari Gambar 6 diperoleh lA = eA
4
d ap
YA
cos(β - εA) dan
dl A
C = (Y B − Y A )2 σ X2 + ( X B − X A )2 σ Y2 = e A sin (β − ε A ) = 0 maka:
B B dε A
{
d2 (YP −YA) −dap
D= ab
2
}{
(YB −YA) −dab2 ( XP − XA) +dap2 ( XB − XA)
σXAYA
} cos(β − ε A ) = 1
4
dap Dapat dituliskan bahwa maxlA = maxeA dan
diturunkan seperti standar deviasi kesalahan centering
E=
{d ab2 (YP − Y A ) − d ap2 (YB − Y A )}(YB − Y A ) σ di titik ikat A akibat setting jarak σdA sebagai berikut
(Baykal O et.al, 2005):
2 X AX B
d ap
max e A
σdA = ±
F=
{ 2
− d ab (YP − Y A ) + d ap
2
(YB }
− YA ) (X B − X A )
σ X AY B
3
(17)
2
d ap Oleh karena titik B tidak dipergunakan untuk setting
jarak dap, maka tidak ada perhitungan standar deviasi
G=
{− d ab2 ( X P − X A ) + d ap2 ( X B − X A )}(YB − Y A )σ kesalahan centering di titik ikat B.
Untuk kesalahan centering di titik stake-out P, σdp
2 YA X B
d ap akibat setting jarak dapat dituliskan sebagai berikut
(Baykal O et.al, 2005):
d 2 ( X B − X A )( X P − X A ) − d ap
2
( X B − X A )2 max e p
H = ab σ Y AY B σ dP = ± (18)
2
d ap 3
I = {− (Y B − Y A )( X B − X A )}σ X B Y B
P
Selanjutnya, komponen standar deviasi σP yang qA
dicapai dapat diturunkan dan standar deviasi
kesalahan posisi titik ikat yang dibentuk karena setting P
sudut β, sebagai berikut (Baykal O et.al, 2005): ’
da
σ s AB = ±σ β d ap (16)
da δ lA
Jika matriks variansi-kovariansi tidak diketahui, maka qA
Persamaan (16) tidak dapat dipergunakan. dab β A eA
B β A
2.2 Kesalahan-kesalahan dalam membuat jarak
dab ’ εA
stake-out (dap)
Gambar 6. Kesalahan centering di titik A akibat
Diasumsikan bahwa membuat jarak dap di lapangan, setting jarak dap
yang dimasukan ke dalam akurasi titik P yang dicapai. harus valid, dimana σΡ yaitu standar deviasi titik
Nilai-nilai maxeA dan maxep dapat diperoleh dari stake-out yang dicapai, dapat dihitung dalam setiap
Tabel 1. proses stake-out.
Kualitas alat EDM dinyatakan oleh standard deviasi dapat dihitung. Oleh karena standard deviasi µΡ yang
yang diberikan oleh pabrik (Wolf and Ghilani, 1997; diinginkan adalah diketahui, maka
Schofield, 2001):
µY P dapat dihitung dari µY P = ± µ P2 − σ X2
σ d (mm ) = ± a ± d [ ppm ] (19) P
σ d AP = ±
1
{(X − X A)
2
σ X2 +
dengan syarat
P
(
µY2 > σ s A + σ sB + σ sP )2 + σ s2 AB
3 P A
d ap Sehingga untuk melakukan stake-out dapat (23)
}
direncanakan tahap-tahap hitungan sebagai berikut:
(YP − YA )2 σ Y2 + 2( X P − X A )(YP − YA )σ XY AP
1. Bentuk (σSA +σSB +σSp) dipertimbangkan untuk
2
A
(21) membuat Persamaan (23) dengan pendekatan
maxe dari alat centering yang mengacu pada
Tabel 1 atau dari spesifikasi alat yang dipakai.
Jika matriks variansi-kovariansi tidak diketahui, maka
Persamaan (21) tidak dapat dipergunakan. 2. Hitung σ s2 dari Persamaan (16)
AB
2.3 Hitungan komponen-komponen kesalahan 3. Jumlah repetisi (n) dihitung melalui Persamaan
dalam stake-out titik (22). Jumlah repetisi (n) harus beralasan (masuk
Diasumsikan bahwa standard deviasi titik stake-out akal) dan dapat diaplikasikan.
yang diinginkan adalah µΡ dan terdiri dari dua Sebagai contoh hitungan untuk stake-out titik P dari
komponen yaitu µXΡ,µYΡ, maka seperti pada titik ikat A dengan arah target ke titik ikat B, diketahui
Persamaan (1) dan Gambar 2, maka dapat dituliskan sebagai berikut (Umarjono et.al, 1998):
µ P = ± µ X2 + µY2
P P
Tabel 2. Koordinat titik sistem proyeksi TM-30
No Titik KOORDINAT SEJATI
dan harus memenuhi akurasi yang dibutuhkan yaitu X (m) Y (m)
A 39158,857 - 703795,356
σ P ≤ µ P dan σ X ≤ µ X dan σYP ≤ µYP B 39154,999 - 703774,835
P P P 39130,440 - 703769,261
A P
(
2. Hitung σ Xp = ± σ d + σ d 2 + σ 2 + σ 2
da d AP
) σ sB = ±
max e B d ap
=±
3 × 38584
= ±1,848mm
3d ab 3 × 20882
dari persamaan µ X P = σ X P VCV , σ d , max e p
A 3
σ sP = ± =± = 1mm
σ d P , σ da , σ d 3 3
AP ,
σdA = ±
max e A 1
= ± = ±0,3333mm
(σ sA + σ sB + σ sP )2
= (0 , 4 0 2 0 3 4 8 3 9 +
1,8 4 7 7 1 5 7 3 6 + 1 ) = (3 , 2 4 9 7 5 05 7 5 )
2 2
3 3
max e P 3
σ dP = ± = ± = ±1mm
σ s AB = ±σ β d ap dihitung dari
3 3
σ β2 =
1
[A + B + C + 2(D + E + F + G + H + I )]
( )
2
σ da(mm ) = ± a (mm ) 2 + ⎛⎜ d (mm )d ap ⎞
=± d4
⎝ (km ) ⎟⎠ ab
dengan:
± (2)2 + (2 × 0,038584)2 = ± 2,001mm
{ 2 (Y − Y )}2
d 2 (Y P − Y A ) − d ap B A
{ A= ab σ2 =
σ d AP = ±
1
(− 28,417 )2 (0,000028) + 4
d ap
XA
(38,584)
{ 20,882)2 (26,095) − (38,584)2 (20,521)}
3
2
(
(26,095)2 (0,000027) + 2(− 28,417)(26,095)(0) }= A=
(38,584)4
(0,000028) =
σ d AP = ±0,845mm = 0,004643307235
( )
{ 2 ( X − X )}2
2 +σ 2
σ X P = ± σd A +σdP 2 +σda =
d AP − d 2 ( X P − X A ) + d ap B A
B= ab σ2 =
σ X P = ± (0,3333+1)2 +(2,001488171)2 +(0,844815192)2 = ±2,549mm 4
d ap
YA
B=
{
− (20,882)2 (− 28,417) + (38,584)2 (− 3,858)}
2
(0,000027) =
σs AB
= ± σ β d ap = ± (0 , 0000653082 69 )(38 ,584 ) =
± 0 , 0025198542 51m = ± 2 ,520 m m
(38,584)4
0,0005384075491
2 ( 2 2 )
syarat µY > σ s A +σ sB +σ sP +σ s harus dipenuhi.
P AB
{ 2 (Y −Y )}{−d2 ( X −X ) +d2 ( X −X )}
d2 (YP−YA) −dap B A ab P A ap B A
n≥
P
[
µY2 − (σ s + σ s + σ s
A B P
) 2
+ σ s2AB ]
D= ab σ XAYA =
2(38584)2 (1 / 206265)2 6,998313787 ×10 −2
4
dap
n≥ =
D=
{(20,882)2(26,095)−(38,584)2(20,521)}{−(20,882)2(−28,417)+(38,584)2(−3,858)}(0) = 18,5026435 − 16,91054425 1,59209925
(38,584)4 Diperoleh n ≥ 0,044, agar dapat diaplikasikan dan
D=0 beralasan maka setting sudut diambil n = 1.
E= ab
{
d2 (YP−YA) −dap 2 (Y −Y ) (Y −Y )
B A B A } σXAXB =
Untuk n = 1 maka
2
dap 2
E=
{ }
(20,882)2(26,095) −(38,584)2(20,521) (20,521) (0,000014) =−0,003699655201
σ sa = ±
1
(38584)(1" / 206265" ) = 0,612mm
F=
{−dab2 (YP−YA)+dap2 (YB−YA)}(XB −XA) σ ( 2 +σ 2
σ Yp = ± σ s A + σ s B + σ s P 2 + σ sa
s AB =
)
2 XAYB =
dap
σ YP = ± (3,250 )2 + (0,612 )2 + (2,520 )2 =
F=
{−(20,882)2(26,095)+(38,584)2(20,521)}(−3,858) (0,000014) =−0,0006955445527
(38,584)2 ± 17,285 = ±4,157mm
G=
{−dab2 (XP−XA)+dap2 (XB−XA)}(YB−YA) σ 7. Hitung σ P = ± σ X2 + σ Y2
2 YAXB = P P
dap
G=
{−(20,882)2(−28,417)+(38,584)2(−3,858)}(20,521) (−0,000014) =−0,001282921975 σP = ± (2 ,549 )2 + (4 ,157 )2 = ± 4 ,876 m m
(38,584)2
syarat s P ≤ µ P terpenuhi.
d 2
( X B − X A )( X P − X A ) − d ( X B − X A )
2 2
H = ab
2
ap
σY AYB
= 3. Kesimpulan
d ap
Dari uraian dan hasil hitungan dalam perencanaan
H=
(20,882)2(−3,858)(−28,417) −(38,584)2(−3,858)2 (0,000014) =0,0002411925823 proses hitungan data stake-out, dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
(38,584)2
1. Untuk memenuhi spesifikasi dalam proses stake-
I = {− (Y B − Y A )( X B − X A )}σ X B Y B = {
out, akurasi titik stake-out yang dicapai harus lebih
kecil dari pada akurasi titik stake-out yang
{− (20,521)(− 3,858)}(− 0,000014) = −0,001108380252 dibutuhkan yaitu dengan memperhitungkan
kesalahan yang mempengaruhi akurasi titik stake-
σβ2 =
1
[A+ B+C+2(D+ E+ F +G+ H + I)] = 1 [0,0008110072032] = out yang dinyatakan sebagai standar deviasi dari
d 4
ab
(20,882)4 posisi titik ikat dan kesalahan-kesalahan penting
lainnya dalam pengukuran.
σβ2 = 4,26517⎛⎜10−9 ⎞⎟m2
⎝ ⎠
Daftar Pustaka
Anderson, J. M., and Mikhail, E. M., 1998, Surveying:
Theory and practice, 7th Ed., WCB McGraw-
Hill, New York.