Anda di halaman 1dari 10

Hendriatiningsih

ISSN 0853-2982

Jurnal Teoretis dan Terapan Bidang Rekayasa Sipil

Aplikasi Stake-Out Titik dengan Akurasi Tinggi


S. Hendriatiningsih
Kelompok Keilmuan Surveying & Kadaster
Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian
Institut Teknologi Bandung
Jl. Ganesha No. 10 Bandung 40132
hningsih@gd.itb.ac.id

Abstrak

Salah satu pekerjaan penting dalam surveying rekayasa adalah melakukan stake-out titik rencana desain
geometri baik horisontal maupun vertikal di permukaan bumi. Untuk memenuhi akurasi titik stake-out yang
diinginkan, standard deviasi titik stake-out yang dicapai harus lebih kecil dari standar deviasi titik stake-out
yang diinginkan. Standar deviasi titik stake-out yang dicapai dalam setting-out sudut dan jarak dipengaruhi
oleh standar deviasi titik ikat dan akurasi peralatan yang digunakan. Untuk mengaplikasikan stake-out titik di
permukaan bumi, diperlukan pemilihan peralatan surveying sesuai standar deviasi titik stake-out yang
diinginkan. Metode hitungan data stake-out titik ini bermanfaat untuk aplikasi stake-out titik yang membutuhkan
akurasi tinggi.

Kata-kata Kunci: Stake-out titik, standar deviasi, akurasi tinggi.

Of important tasks on engineering surveying is the staking out of points on geometric design, either horizontally
or vertically. In order to satisfy the required accuracy, the achieved accuracy should be smaller than the
required one. The achieved point standard deviation using setting-out of angle and distance on field was influ-
enced by known point standard deviation and instrument accuracy. Stake-out data computation methods in this
study are rather valuable in the special application which require high accuracy.

Keywords: Stake-out, standard deviation, high accuracy,

Akurasi titik stake-out yang diinginkan pada surveying


1. Pendahuluan
rekayasa, misalnya µp = ±(1-2)cm, sedangkan pada
Salah satu pekerjaan penting dalam surveying reka- sistem peralatan mesin yang presisi bisa mencapai µΡ
yasa (Engineering Surveying) adalah pematokan = ±(1-2)mm (Anderson and Mikhail, 1998).
(setting-out/staking-out). Implementasi staking-out
geometri horisontal dan vertikal yang dilakukan adalah Stake-out titik P disini disebut sebagai cara koordinat
untuk memenuhi akurasi tertentu yang diinginkan. polar yaitu dengan membuat sudut horisontal β dan
jarak horisontal dap dari titik ikat A, sedangkan titik
Dalam tulisan ini, stake-out titik-titik geometri ikat B dipergunakan sebagai target atau arah awal
horisontal dilakukan menggunakan alat Total Station untuk membuat sudut horisontal β, seperti pada
dengan cara koordinat polar (β, d), yang saat ini Gambar 1.
banyak dipakai oleh para surveyor. Stake-out titik ini
dilakukan dari titik-titik ikat yang diketahui Prinsip dasar dari teori kesalahan menyatakan bahwa
koordinatnya, dimana satu titik ikat dipakai untuk setiap pengukuran selalu mempunyai kesalahan, atau
tempat berdiri alat dan titik ikat lainnya dipergunakan pengukuran tanpa kesalahan adalah tidak mungkin
sebagai target untuk arah awal jurusan atau arah awal (Wolf and Ghilani, 1997). Oleh karena itu, akurasi
dalam membuat sudut polar (β). yang diperoleh dapat didefinisikan sebagai resultan

Vol. 15 No. 2 Agustus 2008 59


Aplikasi Stake-Out Titik dengan Akurasi Tinggi

P σYp σXp
P
σP
dap
d ap

B dab β A B d ab β A

Gambar 1. Stake-out titik P dengan cara dari titik Gambar 2. Komponen-komponen standar deviasi
ikat A titik stake-out yang dicapai

kesalahan koordinat titik ikat yang merupakan titik-


titik poligon, titik triangulasi, atau titi-titik jaringan
maka: σ P = ± σ Xp
2
+ σ Yp
2
(1)
kerangka dasar pemetaan.
Standar deviasi titik stake-out σyp merupakan resultan
Kesalahan-kesalahan yang mempengaruhi pengukuran dari standard deviasi yang dibentuk oleh sumber-
pada unsur-unsur stake-out yaitu (β, d) dapat sumber kesalahan yang terjadi akibat setting sudut β.
dinyatakan sebagai standar deviasi titik stake-out yang Kesalahan centering karena melakukan pengukuran
diperoleh yaitu ±σΡ (Baykal, unpublished, 2002 dalam (setting) sudut β di titik A adalah σSA, di titik B adalah
Baykal et.al, 2005). Untuk memenuhi akurasi yang σSB, di titik P adalah σS p dan kualitas alat ukur sudut
diinginkan, maka harus dipenuhi syarat |σΡ | ≤ | µΡ | yang dipakai (=σsa) serta standar deviasi posisi titik
dan harus dipertimbangkan dalam proses perencanaan ikat A dan B (=σsAB), sehingga jumlah standar deviasi
stake-out titik. yang harus dimasukan kedalam hitungan σyp, sebagai
berikut (Baykal O et.al, 2005):
2. Kesalahan-Kesalahan yang Mempenga-

( )2 + σ sa2 + σ s2
ruhi Stake-Out Titik
σ Yp = ± σ s A + σ s B + σ s P
Sumber-sumber kesalahan yang mempengaruhi AB
pengukuran diklasifikasikan ke dalam 3 kelompok (2)
(Anderson and Mikhail, 1998), yaitu kesalahan alat,
kesalahan manusia dan kesalahan akibat atmosfer.
Dalam tulisan ini, yang dipertimbangkan hanyalah
(
σ Xp = ± σ d A + σ d P )2 + σ da2 + σ d2 AP
(3)
akibat adanya kesalahan alat, sedangkan faktor-faktor
kesalahan dari manusia dan atmosfer tidak
2.1 Kesalahan-kesalahan dalam melakukan setting
diperhitungkan.
sudut β
Pada umumnya, kesalahan-kesalahan yang terdapat Stake-out titik P tanpa kesalahan, dapat dilihat pada
pada alat theodolit adalah kesalahan sumbu vertikal, Gambar 1. Jika terjadi kesalahan centering pada alat
kesalahan sumbu horisontal, salah kolimasi, salah theodolit di titik A sehingga posisinya menjadi titik
centering dan kualitas theodolit. Beberapa kesalahan A’, maka stake-out titik P akan jatuh di titik P’, seperti
dapat dieliminasi dengan melakukan beberapa pada Gambar 3.
pemeriksaan (checking) dan kalibrasi (Anderson and
Mikhail, 1998). 2.1.1 Kesalahan centering di titik ikat A

Yang dimasukkan ke dalam perhitungan untuk Dengan diketahuinya koordinat titik-titik ikat A
mendapatkan akurasi titik P hasil stake-out, hanya (XA,YA), B(XB,YB) dan koordinat titik yang akan di
kesalahan centering di titik ikat A, B dan titik rencana stake-out yaitu titik rencana P(XP,YP), maka dapat
P, kualitas alat dan standard deviasi posisi titik ikat dihitung unsur-unsur stake-out titik P, yaitu sudut dan
yang dipergunakan. Sehingga, akurasi posisi titik jarak (β, dap, dab) dimana αAP dan αAB adalah sudut
stake-out P yang dicapai, bergantung pada kesalahan jurusan AP dan AB, sehingga:
centering dan kualitas alat serta kesalahan posisi titik
ikat yang dipergunakan. YP − YA Y − YA
β = α AP − α AB = arctan − arctan B
Diasumsikan bahwa akurasi posisi titik stake-out P XP − XA XB − XA
yang dicapai merupakan dua komponen σxp dan σyp, (4)
seperti pada Gambar 2.

60 Jurnal Teknik Sipil


Hendriatiningsih

P
qA
P’
dap

dap δ

qA
β A’ eA
dab
B εA β A
dab

Gambar 3. Kesalahan centering di titik A akibat setting sudut β

d ap = (X P − X A )2 + (Y P − Y A )2 (5) σ qA =
max q A

max q A
(7)
2,965 3

d ab = (X B − X A )2 + (Y B − Y A )2 (6) dengan batas kepercayaan 99,7% adalah benar (valid)


(Wolf and Ghilani, 1997).
Walaupun dalam mengatur alat theodolit dilakukan
Nilai σqA dan komponen σP yang dicapai, dapat
secara hati-hati, komponen kesalahan centering di titik
diperoleh dari Persamaan (7) jika nilai max qA dapat
ikat A tidak dapat diabaikan. Ketika melakukan
dihitung. Secara matematik, nilai qA terletak pada
setting sudut BAP = β, dan terjadi kesalahan centering
interval - ∞ < qA < +∞ dan bergantung pada nilai eA
di titik A yaitu (εA, eA), maka setting sudut BAP
menjadi BAP’ = β - δ. Akibatnya, posisi titik P yang yang terletak dalam interval 0 ≤ eA ≤ max eA. Nilai
tidak mempunyai kesalahan akan jatuh di titik P’ yang maksimum eA dapat dilihat pada brosur spesifikasi alat
memiliki kesalahan sebesar qA. yang akan dipakai seperti pada Tabel 1.
Kesalahan centering alat di titik ikat A relatif kecil,
sehingga sudut δ juga relatif kecil dan kesalahan qA max e A
juga relatif kecil dibandingkan jarak dap,dab.
σ sA = ± 2
d ab − 2 d ab d ap cos β + d ap
2
3d ab
Oleh karena itu dapat diasumsikan bahwa
(8)
A ' P ' ≅ AP = d ap dan A ' B ≅ AB = d ab
2.1.2 Kesalahan centering di titik target B
Kesalahan centering adalah kesalahan sistematik yang
Target yang diletakan pada titik ikat lainnya yaitu titik
terjadi dan tidak diketahui secara langsung oleh
B yang dipergunakan sebagai arah awal jurusan dalam
pemakai alat. Menurut (Baykal O et.al, 2005), tidak
mungkin dapat menghitung kesalahan qA dan tidak membuat sudut β di titik ikat A, sehingga diperoleh
mungkin pula melakukan koreksi terhadap posisi titik titik P yang akan di stake-out. Jika terjadi kesalahan
P’ dengan besaran qA pada saat melakukan stake-out centering target di titik B sebesar eB, maka titik B
titik. Oleh karena itu, solusinya adalah dengan akan jatuh ke titik B’ dan ketika setting sudut β, titik P
memasukan pengaruh kesalahan centering ke dalam akan jatuh di titik P’, dengan kesalahan qB seperti pada
standar deviasi titik P yang dicapai, yaitu σP (Wolf Gambar 4.
and Ghilani, 1997).
Tabel 1. Nilai max eA
Kesalahan qA dari titik stake-out adalah unsur dari Alat centering max eA Keterangan
sekumpulan data yang terdistribusi normal dan standar (mm)
deviasinya adalah σqA. Jika unsur dari sekumpulan Unting-unting 5 Tidak ada angin
data memiliki maksimum yang dinyatakan sebagai Optical plummet 1 Sumbu utama, tegak
max qA, maka standar deviasi σqA : Centering paksa 0,3 Disegala kondisi
Pin 0,2 dap < 50 m
[Schofield, 2001]

Vol. 15 No. 2 Agustus 2008 61


Aplikasi Stake-Out Titik dengan Akurasi Tinggi

P lp
qp e P
qB εp
p

dap P’
P’ dap δ dap
dap
B dab β β A δ
eB εB δ
dab
B dab β A
B’
Gambar 4. Kesalahan centering di titik target B Gambar 5. Kesalahan centering di titik stake-out P
akibat setting sudut β akibat setting sudut β

Pada kenyataannya eB dan qB relatif kecil terhadap dab max e p


dan dap, dan sudut δ merupakan sudut yang kecil. σ sP = ± (11)
Dengan asumsi bahwa 3
AB ' ≅ AB = d ab dan AP ' ≅ AP = d ap 2.1.4 Kualitas alat

seperti pada Gambar 4, maka Kualitas alat theodolit umumnya dinyatakan dengan
standar deviasi σα″ yang diberikan oleh pabrik, maka
eB standard deviasi setting sudut β dengan pengamatan n
q B = δd ap dan δ = sin ε B , sehingga: kali, menurut (Wolf and Ghilani, 1997) adalah:
d ab
2σ a
d ap σ sa = ± (12)
qB = e B sin ε B (9) n
d ab
Selanjutnya komponen σSQ ditambahkan ke akurasi
Oleh karena tidak memungkinkan untuk melakukan titik stake-out P yang dicapai, sehingga standar deviasi
koreksi terhadap posisi di titik P’ dan tidak mungkin setting sudut β dengan kualitas alat theodolit yang
menghitung nilai numerik qB, maka pengaruh memiliki standar deviasi σα″ adalah (Baykal O et.al,
kesalahan centering harus dimasukan kedalam standar 2005):
deviasi titik stake-out P yang dicapai, yaitu σP.
2
Seperti penjelasan pada kesalahan centering di titik σ sa = ± d apσ a (13)
n
ikat A, maka berlaku pula untuk titik ikat lainnya
yaitu titik target B, sehingga berlaku pula untuk qB, 2.1.5 Kesalahan posisi titik ikat A dan titik ikat B
σβB, maxqB, eB, maxeB, dan diperoleh (Baykal O et.al,
2005) : Titik ikat A dan B merupakan titik kontrol baru, yang
dibangun untuk kegiatan survey rekayasa dan
max e B d ap koordinatnya diikatkan ke jaring kontrol nasional
σ sB = ± (10) seperti Kerangka Dasar Kadaster Nasional (KDKN)
3d ab yang menggunakan sistem koordinat Transverse
Mercator 30 ( TM-30 ). Misalkan koordinat A(XA, YA)
2.1.3 Kesalahan centering di titik stake-out P dan B(XB, YB) dihitung menggunakan hitung-perataan
jaringan, maka akan diperoleh matrik variansi-
Untuk memberi tanda pada titik rencana yang akan di kovariansi (VCV) koordinat titik A dan B, sebagai
stake-out dapat dipergunakan tanda seperti patok berikut:
kayu, pin, unting-unting dan lain-lain. Oleh karena itu
kesalahan centering di titik P yaitu (εp, ep) tak dapat σ X2 σ X AY A σ X AXB σ X AY B
dihindarkan lagi, sehingga akan mempengaruhi posisi A
titik P yang akan di stake-out, seperti pada Gambar 5. σ Y2 σ YA X B σ Y AY B
VCV AB = A
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, maka kesalahan σ X2 σ X B YB
posisi titik P yang di stake-out memiliki komponen qP B
dari ep dengan standar deviasi σsP (Baykal O et.al, σ Y2
2005): B
(14)

62 Jurnal Teknik Sipil


Hendriatiningsih

Jika hukum perambatan kesalahan diaplikasikan ke dilakukan dengan menggunakan alat Total Station.
Persamaan (4) dengan mempertimbangkan Kesalahan centering di titik ikat A dan di titik stake-
Persamaan (14) dan standar deviasi sudut stake-out β out P, kualitas alat EDM dan kesalahan-kesalahan
(= σβ), maka (Baykal O et.al, 2005): koordinat titik ikat diperhitungkan sebagai sumber-
sumber kesalahan dalam membuat jarak stake-out.
σ β2 =
1
4
[ A + B + C + 2 (D + E + F + G + H + I )]
d ab 2.2.1 Kesalahan centering di titik ikat A dan di
titik stake-out P
(15)
Kesalahan centering di titik ikat menyebabkan
dimana: kesalahan longitudinal lA (arah AP) pada pemasangan

{ (Y B − Y A )} 2
titik stake-out, seperti Gambar 6.
2
2
d ab (Y P − Y A ) − d ap
2
A= σ XA
Oleh karena tidak memungkinkan untuk melakukan
4
d ap koreksi posisi dengan menghitung besaran kesalahan,
maka pengaruh kesalahan dimasukan ke dalam akurasi

B =
{ 2
− d ab ( X P − X A ) + d ap
2
( X B − X A )} 2
2
σ
titik P yang dicapai. Seperti pada penjelasan
sebelumnya, maka dari Gambar 6 diperoleh lA = eA
4
d ap
YA
cos(β - εA) dan

dl A
C = (Y B − Y A )2 σ X2 + ( X B − X A )2 σ Y2 = e A sin (β − ε A ) = 0 maka:
B B dε A
{
d2 (YP −YA) −dap
D= ab
2
}{
(YB −YA) −dab2 ( XP − XA) +dap2 ( XB − XA)
σXAYA
} cos(β − ε A ) = 1
4
dap Dapat dituliskan bahwa maxlA = maxeA dan
diturunkan seperti standar deviasi kesalahan centering

E=
{d ab2 (YP − Y A ) − d ap2 (YB − Y A )}(YB − Y A ) σ di titik ikat A akibat setting jarak σdA sebagai berikut
(Baykal O et.al, 2005):
2 X AX B
d ap
max e A
σdA = ±
F=
{ 2
− d ab (YP − Y A ) + d ap
2
(YB }
− YA ) (X B − X A )
σ X AY B
3
(17)

2
d ap Oleh karena titik B tidak dipergunakan untuk setting
jarak dap, maka tidak ada perhitungan standar deviasi

G=
{− d ab2 ( X P − X A ) + d ap2 ( X B − X A )}(YB − Y A )σ kesalahan centering di titik ikat B.
Untuk kesalahan centering di titik stake-out P, σdp
2 YA X B
d ap akibat setting jarak dapat dituliskan sebagai berikut
(Baykal O et.al, 2005):
d 2 ( X B − X A )( X P − X A ) − d ap
2
( X B − X A )2 max e p
H = ab σ Y AY B σ dP = ± (18)
2
d ap 3
I = {− (Y B − Y A )( X B − X A )}σ X B Y B
P
Selanjutnya, komponen standar deviasi σP yang qA
dicapai dapat diturunkan dan standar deviasi
kesalahan posisi titik ikat yang dibentuk karena setting P
sudut β, sebagai berikut (Baykal O et.al, 2005): ’
da
σ s AB = ±σ β d ap (16)
da δ lA
Jika matriks variansi-kovariansi tidak diketahui, maka qA
Persamaan (16) tidak dapat dipergunakan. dab β A eA
B β A
2.2 Kesalahan-kesalahan dalam membuat jarak
dab ’ εA
stake-out (dap)
Gambar 6. Kesalahan centering di titik A akibat
Diasumsikan bahwa membuat jarak dap di lapangan, setting jarak dap

Vol. 15 No. 2 Agustus 2008 63


Aplikasi Stake-Out Titik dengan Akurasi Tinggi

yang dimasukan ke dalam akurasi titik P yang dicapai. harus valid, dimana σΡ yaitu standar deviasi titik
Nilai-nilai maxeA dan maxep dapat diperoleh dari stake-out yang dicapai, dapat dihitung dalam setiap
Tabel 1. proses stake-out.

2.2.2 Kualitas alat EDM Jika µX P = σ X P maka µXP

Kualitas alat EDM dinyatakan oleh standard deviasi dapat dihitung. Oleh karena standard deviasi µΡ yang
yang diberikan oleh pabrik (Wolf and Ghilani, 1997; diinginkan adalah diketahui, maka
Schofield, 2001):
µY P dapat dihitung dari µY P = ± µ P2 − σ X2
σ d (mm ) = ± a ± d [ ppm ] (19) P

dengan a adalah pengaruh kesalahan jarak dan d dan memenuhi σ Y P ≤ µY P


adalah bagian dari jarak. Dengan mengasumsikan
dimana σ YP telah dihitung
pengaruh kedua kesalahan ini bebas dari lainnya,
standard deviasi σda yang merupakan komponen Komponen-komponen σ s A ,σ s B ,σ s P , σ s AB dari σ XP
akurasi P yang dicapai, diperoleh (Baykal O et.al,
2005):
adalah besaran yang dapat dihitung dan σsa tidak
mungkin untuk dihitung karena repetisi n pada
σ da(mm) = ± (a(mm) )2 + ⎛⎜ d(mm)d ap
2
⎞⎟ (20) Persamaan (13) tidak diketahui. Dengan
⎝ (km ) ⎠ menggunakan Persamaan (3) dan syarat

2.2.3Kesalahan koordinat titik ikat A dan titik rencana P σ Y P ≤ µY P


Jarak stake-out dihitung dengan Persamaan (5). serta memasukan ke dalam Persamaan (13),
Dengan mengaplikasikan hukum perambatan diperoleh (Baykal O et.al, 2005):
kesalahan dan mempertimbangkan persamaan matriks
variansi-kovariansi, maka komponen ±σdAp dari 2d ap 2σ a2
akurasi P yang dicapai, sebagai berikut (Baykal O
et.al, 2005):
n≥
[(
µY2 − σ s A + σ s B + σ s P
P
)2 + σ s2
AB
] (22)

σ d AP = ±
1
{(X − X A)
2
σ X2 +
dengan syarat
P
(
µY2 > σ s A + σ sB + σ sP )2 + σ s2 AB
3 P A
d ap Sehingga untuk melakukan stake-out dapat (23)

}
direncanakan tahap-tahap hitungan sebagai berikut:
(YP − YA )2 σ Y2 + 2( X P − X A )(YP − YA )σ XY AP
1. Bentuk (σSA +σSB +σSp) dipertimbangkan untuk
2
A
(21) membuat Persamaan (23) dengan pendekatan
maxe dari alat centering yang mengacu pada
Tabel 1 atau dari spesifikasi alat yang dipakai.
Jika matriks variansi-kovariansi tidak diketahui, maka
Persamaan (21) tidak dapat dipergunakan. 2. Hitung σ s2 dari Persamaan (16)
AB
2.3 Hitungan komponen-komponen kesalahan 3. Jumlah repetisi (n) dihitung melalui Persamaan
dalam stake-out titik (22). Jumlah repetisi (n) harus beralasan (masuk
Diasumsikan bahwa standard deviasi titik stake-out akal) dan dapat diaplikasikan.
yang diinginkan adalah µΡ dan terdiri dari dua Sebagai contoh hitungan untuk stake-out titik P dari
komponen yaitu µXΡ,µYΡ, maka seperti pada titik ikat A dengan arah target ke titik ikat B, diketahui
Persamaan (1) dan Gambar 2, maka dapat dituliskan sebagai berikut (Umarjono et.al, 1998):

µ P = ± µ X2 + µY2
P P
Tabel 2. Koordinat titik sistem proyeksi TM-30
No Titik KOORDINAT SEJATI
dan harus memenuhi akurasi yang dibutuhkan yaitu X (m) Y (m)
A 39158,857 - 703795,356
σ P ≤ µ P dan σ X ≤ µ X dan σYP ≤ µYP B 39154,999 - 703774,835
P P P 39130,440 - 703769,261

64 Jurnal Teknik Sipil


Hendriatiningsih

dan matriks variansi-kovariansi posisi titik ikat adalah sebagai berikut:

σ2 = 0,000028 σ X AY A = 0 σ X A X B = 0,00014 σ X AY B = 0,000014


XA
σ 2 = 0,000027 σ Y A X B = −0,000014 σ Y AY B = 0,000014
YA
VCV =
σ2
AB
= 0,000020 σ X B Y B = −0,000014
XB
σ 2 = 0,000020
YB

Standar deviasi titik P yang diinginkan adalah 2 −σ 2


3. Hitung µY P = ± µ P
µP = ±5mm XP

Direncanakan menggunakan peralatan dengan µY P = ± (5)2 − (2,549 )2 = ±4,301mm


ketelitian eA = 1 mm, eB = 3 mm, eP = 3 mm, σα = 1”,
σd = ± 2 ± 2 [ppm]
(
4. Dari persamaan µ 2 > σ s A + σ s B + σ s P 2 + σ 2
YP s AB
)
Tahapan hitungan dilakukan, sebagai berikut:
1. Hitungan sudut dan jarak dihitung
max e A
Arah Sudut Jurusan Jarak Sudut σ sA = ± d 2 − 2d ab d ap cos β + d ap
2
(α) d (m) β 3d ab ab
AB 3490 21’ 09,”62 20,882 360 47’ 30,”420
3120 33’ 39,”20 σsA = ±
1
(20882)2 −2(20882)(38584)(0,800817267) +(38584)2 = ±0,402mm
3(20882)
AP 38,584

A P
(
2. Hitung σ Xp = ± σ d + σ d 2 + σ 2 + σ 2
da d AP
) σ sB = ±
max e B d ap

3 × 38584
= ±1,848mm
3d ab 3 × 20882
dari persamaan µ X P = σ X P VCV , σ d , max e p
A 3
σ sP = ± =± = 1mm
σ d P , σ da , σ d 3 3
AP ,

σdA = ±
max e A 1
= ± = ±0,3333mm
(σ sA + σ sB + σ sP )2
= (0 , 4 0 2 0 3 4 8 3 9 +
1,8 4 7 7 1 5 7 3 6 + 1 ) = (3 , 2 4 9 7 5 05 7 5 )
2 2
3 3
max e P 3
σ dP = ± = ± = ±1mm
σ s AB = ±σ β d ap dihitung dari
3 3

σ β2 =
1
[A + B + C + 2(D + E + F + G + H + I )]
( )
2
σ da(mm ) = ± a (mm ) 2 + ⎛⎜ d (mm )d ap ⎞
=± d4
⎝ (km ) ⎟⎠ ab
dengan:
± (2)2 + (2 × 0,038584)2 = ± 2,001mm
{ 2 (Y − Y )}2
d 2 (Y P − Y A ) − d ap B A
{ A= ab σ2 =
σ d AP = ±
1
(− 28,417 )2 (0,000028) + 4
d ap
XA
(38,584)
{ 20,882)2 (26,095) − (38,584)2 (20,521)}
3
2
(
(26,095)2 (0,000027) + 2(− 28,417)(26,095)(0) }= A=
(38,584)4
(0,000028) =

σ d AP = ±0,845mm = 0,004643307235

( )
{ 2 ( X − X )}2
2 +σ 2
σ X P = ± σd A +σdP 2 +σda =
d AP − d 2 ( X P − X A ) + d ap B A
B= ab σ2 =
σ X P = ± (0,3333+1)2 +(2,001488171)2 +(0,844815192)2 = ±2,549mm 4
d ap
YA

Vol. 15 No. 2 Agustus 2008 65


Aplikasi Stake-Out Titik dengan Akurasi Tinggi

B=
{
− (20,882)2 (− 28,417) + (38,584)2 (− 3,858)}
2
(0,000027) =
σs AB
= ± σ β d ap = ± (0 , 0000653082 69 )(38 ,584 ) =
± 0 , 0025198542 51m = ± 2 ,520 m m
(38,584)4

0,0005384075491
2 ( 2 2 )
syarat µY > σ s A +σ sB +σ sP +σ s harus dipenuhi.
P AB

(4,301469923)2 > (3,249750575)2 + (2,519854251)2


C = (Y B − Y A )2 σ 2 + ( X B − X A )2 σ 2 = 18,5026435 > 16,91054425 (terpenuhi)
X B YB
(20,521)2 (0,000020) + (− 3,858)2 (0,000020)
5. Hitung n dari persamaan
2d ap σ a2
2
C = 0,0087199121

{ 2 (Y −Y )}{−d2 ( X −X ) +d2 ( X −X )}
d2 (YP−YA) −dap B A ab P A ap B A
n≥
P
[
µY2 − (σ s + σ s + σ s
A B P
) 2
+ σ s2AB ]
D= ab σ XAYA =
2(38584)2 (1 / 206265)2 6,998313787 ×10 −2
4
dap
n≥ =
D=
{(20,882)2(26,095)−(38,584)2(20,521)}{−(20,882)2(−28,417)+(38,584)2(−3,858)}(0) = 18,5026435 − 16,91054425 1,59209925
(38,584)4 Diperoleh n ≥ 0,044, agar dapat diaplikasikan dan
D=0 beralasan maka setting sudut diambil n = 1.

E= ab
{
d2 (YP−YA) −dap 2 (Y −Y ) (Y −Y )
B A B A } σXAXB =
Untuk n = 1 maka
2
dap 2

E=
{ }
(20,882)2(26,095) −(38,584)2(20,521) (20,521) (0,000014) =−0,003699655201
σ sa = ±
1
(38584)(1" / 206265" ) = 0,612mm

(38,584)2 6. Hitung kembali

F=
{−dab2 (YP−YA)+dap2 (YB−YA)}(XB −XA) σ ( 2 +σ 2
σ Yp = ± σ s A + σ s B + σ s P 2 + σ sa
s AB =
)
2 XAYB =
dap
σ YP = ± (3,250 )2 + (0,612 )2 + (2,520 )2 =
F=
{−(20,882)2(26,095)+(38,584)2(20,521)}(−3,858) (0,000014) =−0,0006955445527
(38,584)2 ± 17,285 = ±4,157mm

G=
{−dab2 (XP−XA)+dap2 (XB−XA)}(YB−YA) σ 7. Hitung σ P = ± σ X2 + σ Y2
2 YAXB = P P

dap

G=
{−(20,882)2(−28,417)+(38,584)2(−3,858)}(20,521) (−0,000014) =−0,001282921975 σP = ± (2 ,549 )2 + (4 ,157 )2 = ± 4 ,876 m m
(38,584)2
syarat s P ≤ µ P terpenuhi.
d 2
( X B − X A )( X P − X A ) − d ( X B − X A )
2 2

H = ab
2
ap
σY AYB
= 3. Kesimpulan
d ap
Dari uraian dan hasil hitungan dalam perencanaan

H=
(20,882)2(−3,858)(−28,417) −(38,584)2(−3,858)2 (0,000014) =0,0002411925823 proses hitungan data stake-out, dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
(38,584)2
1. Untuk memenuhi spesifikasi dalam proses stake-
I = {− (Y B − Y A )( X B − X A )}σ X B Y B = {
out, akurasi titik stake-out yang dicapai harus lebih
kecil dari pada akurasi titik stake-out yang
{− (20,521)(− 3,858)}(− 0,000014) = −0,001108380252 dibutuhkan yaitu dengan memperhitungkan
kesalahan yang mempengaruhi akurasi titik stake-
σβ2 =
1
[A+ B+C+2(D+ E+ F +G+ H + I)] = 1 [0,0008110072032] = out yang dinyatakan sebagai standar deviasi dari
d 4
ab
(20,882)4 posisi titik ikat dan kesalahan-kesalahan penting
lainnya dalam pengukuran.
σβ2 = 4,26517⎛⎜10−9 ⎞⎟m2
⎝ ⎠

66 Jurnal Teknik Sipil


Hendriatiningsih

2. Dalam setting sudut yang hanya menggunakan


bacaan sudut dengan teropong dalam kedudukan
Biasa, memungkinkan untuk memenuhi akurasi
yang diinginkan.

3. Matriks variansi-kovariansi titik-titik ikat yang


mewakili jaring kerangka dasar pemetaan, metode
pengukuran dan peralatan yang dipilih dalam
proses stake-out ini dapat memberikan keputusan
yang optimal.

4. Metode hitungan data stake-out ini bermanfaat


untuk aplikasi stake-out titik yang membutuhkan
akurasi tinggi. Prosedur ini umumnya banyak
dipergunakan pada pekerjaan surveying rekayasa,
seperti stake-out pada bagian-bagian mesin,
akselerator elektron, soket (socket) tiang jembatan
(viaduct) dan lain sebagainya.

Daftar Pustaka
Anderson, J. M., and Mikhail, E. M., 1998, Surveying:
Theory and practice, 7th Ed., WCB McGraw-
Hill, New York.

Baykal, O., Tari, E., Coskun, M. Z., and Erden, T.,


2005, Accuracy of Point Layout with Polar
Coordinates, Journal of Surveying Engineering
© ASCE, August.

Schofield, W., 2001, Engineering surveying: Theory


and examination problems for students, Butter-
worth-Heinemann, Linacre House, Jordan Hill,
Oxford, U.K.

Umaryono, P., Hendriatiningsih, S., Agoes S. S.,


Sudarman, D., Muhally, H., Saptomo, H., 1998,
Penggunaan Proyeksi TM-30 dalam Sistem
Pengukuran dan Pemetaan Kadastral, Badan
Pertanahan Nasional, Lembaga Pengabdian
kepada Masyarakat, Institut Teknologi
Bandung.

Wolf, P. R., and Ghilani, C. D., 1997, Adjustment


computations: Statistic and least squares in
surveying and GIS, Wiley, New York.

Vol. 15 No. 2 Agustus 2008 67


Aplikasi Stake-Out Titik dengan Akurasi Tinggi

68 Jurnal Teknik Sipil

Anda mungkin juga menyukai