PAPER
Diajukan untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Matematika Kimia
Dosen Pengampu:
Dr. Hj. Wati Susilawati, Dra., M.Pd.
Citra Deliana Dewi S., M.Si.
Disusun Oleh:
Ahmad Zulfiqor (1172080002)
Devi Lutfiati Jalillah (1182080012)
Dini Rahmani (1182080014)
Kanisa NurulFitriani.S. (1172080053)
Lisana Shidqin ‘Aliya (1172080061)
Muhammad Andra (1172080063)
Narisha Zuhra Namira (1172080071)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA / PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2018
1
DAFTAR ISI
2. Indeks miller…………………………………………………………10
D. Daftar Pustaka…….………………………………………………………18
2
A. Sejarah Koordinat Kartesius 3 Dimensi
Ide dasar sistem ini dikembangkan pada tahun 1637 dalam dua
tulisan karya Descartes. Pada bagian kedua dari tulisannya Discourse on
Method, ia memperkenalkan ide baru untuk menggambarkan
posisi titik atau obyek pada sebuah permukaan, dengan menggunakan
dua sumbu yang bertegak lurus antar satu dengan yang lain. Dalam
tulisannya yang lain, La Géométrie, ia memperdalam konsep-konsep
yang telah dikembangkannya.
Gambar 1
4
Tanda panah sumbu z ditentukan oleh
aturan tangan kanan, seperti yang diilustrasikan
pada gambar 2.
Kita menamakannya tangan kanan, karena
jika jari-jari tangan dikepal sedemikian rupa
sehingga arah jari-jari tersebut melengkung dari
sumbu x positif ke y positif, maka ibu jari
menunjukkan arah sumbu z positif.
Gambar 2
Gambar 3
Dari ketiga sumbu tersebut dapat ditentukan tiga bidang yaitu bidang xy,
bidang xz dan bidang yz., seperti pada gambar 3.
Ketiga bidang koordinat ini membagi ruang ke dalam delapan bagian, yang
disebut oktan. Yaitu oktan-oktan I, II, III, IV, V, VI, VII dan VIII. Oktan-
oktan I, II, III, dan IV berada diatas bidang xy. Sedangkan oktan-oktan V,
5
VI, VII dan VIII berada dibawah bidang xy seperti gambar di atas. Oktan
pertama dibagian muka dinyatakan oleh sumbu-sumbu positif.
Oktan I : (x+ , y+, z+) Oktan V : (x+ , y+, z-)
Oktan II : (x+ , y-, z+) Oktan VI : (x+ , y-, z-)
Oktan III : (x- , y-, z+) Oktan VII : (x- , y-, z-)
Oktan IV : (x- , y+, z+) Oktan VIII : (x- , y+, z-)
6
Koordinat Cartesius 3 dimensi (x, y, z) pada Gambar 3 di atas dapat diubah
menjadi Koordinat Tabung dan koordinat bola.
Hubungan diantara ketiganya, jika P(x,y,z) adalah letak titik dalam
koordinat Cartesius, maka P ( r , , z ) adalah letak dalam koordinat tabung
dan P ( , , ) adalah titik dalam koordinat bola (Spherical Coordinate).
Hasil ini memberikan Rumus Jarak di ruang-tiga yang akan benar jika beberapa
koordinatnya identik .
7
C. Aplikasi Koordinat Kartesius Tiga Dimensi dalam Kimia
1. Fraksi Koordinat Atom
8
Suatu atom terletak di koordinat :
Atom 1 : 0, 0, 0
Atom 2 : ½, 0. ½
Atom 3 : 0, 1, ½
Atom 4 : ½, 1, 1
Atom 5 : 1, 1, 1
Atom 6 : ½, ½, ½
Atom n : x, y, z
Koordinat Atom 1 : 0, 0, 0
a b c
9
2. Indeks Miller
Dengan d adalah distance yang berarti jarak dan a adalah nilai parameter kisi.
3. Pengindeksan Arah
11
Cara menentukan vektor arah :
1) Menentukan fraksi koordinat arah atom [ u v w ]
2) Jika dalam fraksi kooordinat dalam bentuk pecahan, maka semua titik
dijadikan bilangan bulat dan sederhana
3) Jika ada nilai salah satu titik bernilai negatif, maka harus diberi tanda vektor
[𝑢̅𝑣̅ 𝑤
̅]
Contoh :
12
Gambar 1.1 diagram p-v-T dan proyeksinya untuk suatu zat yang mengembang
saat membeku (a) pandangan 3D (b) diagram fase (c) diagram p-v.
Gambar 1.2 diagram p-v-T dan proyeksinya untuk suatu zat yang menyusut saat
membeku (a) pandangan 3D (b) diagram fase (c) diagram p-v.
Pada dareah fase tunggal(single phase region) ini, suatu keadaan dapat
menentukan leh setiap pasangan sifat : tekanan, volume spesifik, dan
temperatur,karena seluruhnya bersifat bebas ketika terdapat fase tunggal. Lokasi
diantara fase tunggal merupakan daerah dua fase (teo-phase regions) dimana
terdapat dua fase dalam kesetimbangan : fase cair-uap, padat-cair, dan padat-
uap.
Dua buah fase dapat muncul secara simultan selama perubahan fase seperti
pada penguapan, peleburan, dan sublimsi. Pada daeah dua fase tekanan dan
temperatur bersifat tidak bebas, dimana salah satunya tidak dapat berubah tanpa
perubhan yang lainnya. Dalam daerah ini keadaan tidak dapat ditentukan hanya
dengn tekanan dan temperatur saja; namun keadaan dapat ditentukan
berdasarkan pasangan volume spesifik dengan tekanan dan temperatur. Tiga
buah fase dapat muncul dalam kesetimbangan disepanjang garisyang disebut
garis tripel (triple line).
Suatu keadaan dimana suatu perubahan fase berawal dan berakhir disebut
keadan jenuh (saturation state). Daerah berbentuk kubah yang terdiri dari dua
fase keadaan cair-uap disebut kubah uap (vavor dome). Garis-garis yang
membatasi kubah uap disebut garis cair jenuh dan garis uap jenuh. Puncak
kubah dimana garis cair jenuh dan garis uap jenuh disebut titik kritis (critical
13
point). Temperatur kritis (critical temperature) Tc suatu zat murni adalah
temertur maksimum dimana fase cair dan uap dapat terjadi secara simultan
dalam kesetimbangan. Tekanan pada titik kritis disebut tekanan kritis (critical
pressure), pc. Vo;ume spesifik pada keadaan ini disebut volume spesifik kritis
(critical specific volume) (Moran, Michael J.; Shafiro, Howard N.;, 2004).
Permukaan P-v-T tiga dimensi sangat bermanfaat untuk mengkaji
perubahan fase dari suatu zat, namun seringkali lebih mudah mempelajarinya
dengan menggunakan proyeksi dua dimensi. Proyeksi permukaan P-v-T
terhadap permukaan p-T dan P-v ditunjukkan pada Gambar 1.2. Walaupun
proyeksi permukaan P-v-T terhadap permukaan v-T jarang digunakan namun
akan kita bahas pula dibawah ini (Mukhammad Cholil, 2015).
14
kristal yang berbeda untuk air dalam fase padat(es)(Moran, Michael J.;
Shafiro, Howard N.;, 2004).
1. Digram p-v
Proyeksi permukaan p-v-T kebidang tekanan dan volume spesifik
(p-v)menghasilkan diagram p-v seperti tampak pada gambar 1.1c dan
1.2c. gambar tersebut ditandai dengan istilh istilah yang telah
diperkenalkan sebelumna.
Ketika menyelesaikan masalah, sketsa diagram p-v seringkli
membantu. Untuk memudahkan penggunaan sketsa semacam ini,
perhatikanlah terdapatnya garis-garis temperatur konstan (isotermal).
Pada gambar 1.1c dan 1.2c tampak bahwa untuk setiap temperatur
tertentu yang lebih rendah dari temperatur kritis, teknan akan tetap pada
saat daerh dua fase cair-uap dilintasi. Namun, di dalam daerah fase
tunggal cair dan daerah uap, tekanan akan menurun pada temperatur
tetap akibat peningkatan volume spesifik. Untuk temperatur yang lebih
besar atau sama dengan temperatur kritis, tekanan terus menurun pada
temperatur tetap pada saat volume spesifik meningkat. Tidak terdapat
lintasan yang melintasi daerah fase cair-uap. Garis istermal kritis
melalui sebuah titik belok (inflection point) pada titik kritis dengan
kemiringan sama dengan nol (Moran, Michael J.; Shafiro, Howard N.;,
2004).
15
2. Diagram p-T
16
padat) berubah menjadi cair (pencairan) kemudian berubah menjadi uap
(penguapan). Sementara pada proses yang ditandai dengan panah biru,
perubahan dari bentuk beku (padat) menjadi uap terjadi tanpa melalui
proses pelelehan (mencair). Proses ini disebut dengan menyublim. Dan
proses tersebut hanya dapat terjadi pada tekanan dan suhu dibawah
tekanan dan suhu triple point.
3. Diagram T-v
17
Daftar Pustaka
18