= lintang geodetic
= bujur geodetic
h = tinggi elipsoid
S
Elipsoid h
acuan
Ekuator O
Y
X
6-11 m
• C/A Code on L1
• No Selective Availability
Standalone Positioning: By 2011
Better resistance
to interference
1-3 m
• C/A Code on L1
• L2C Code on L2
• New Code on L5
PENENTUAN POSISI MENGGUNAKAN DATA FASE
GELOMBANG PEMBAWA (ABSOLUT)
• Konsep dasar penentuan posisi secara absolut dengan
menggunakan GPS adalah reseksi jarak antara satelit dan
receiver
• Menurut Kleusberg dan Teunissen [1996], jarak antara
reveiver dan satelit yang diukur dengan menggunakan data
fase (jarak fase) dapat ditulis sebagai berikut
d Ai t Ai t N Ai ...................................................(1)
PENENTUAN POSISI MENGGUNAKAN DATA FASE
GELOMBANG PEMBAWA (ABSOLUT)
Jarak geometrik antara receiver dan satelit dapat ditulis sebagai berikut :
...............................................(2)
1
t X i X A Yi YA Z i Z A
i
A
2 2 2 2
Jika kondisi ideal, jarak geometrik (persamaan 2) akan sama dengan jarak
ukuran (persamaan 1).
Pada kenyataannya, jarak ukuran selalu dihinggapi kesalahan dan bias yang
disebabkan karena perbedaan jam pada receiver dan satelit, bias ionosfer dan
troposfer, cycle ambiguitas, multipath serta noise-noise lainnya, sehingga jarak
ukuran tidak sama dengan jarak geometrik.
PENENTUAN POSISI MENGGUNAKAN DATA FASE
GELOMBANG PEMBAWA (ABSOLUT)
Jika kesalahan multipath dan noise tidak dimasukkan, maka persamaan 3 menjadi :
Ai t Ai t N Ai .............................................(3)
1
Persamaan 4 ini data pengamatan fase masih mengandung kesalahan jam satelit,
kesalahan jam receiver, kesalahan troposfer dan kesalahan ionosfer.
AB
i
t 1
AB
i
t N AB
i
c
TAB t ion trop ..............................(7)
AB
i
t 1
AB
i
t N AB
i
TAB t ion trop ..............................(8)
c
AB
j
t 1
AB
j
t N ABj TAB t ion trop ..............................(9)
c
PENENTUAN POSISI MENGGUNAKAN DATA FASE
GELOMBANG PEMBAWA (DIFERENSIAL)
Jika persamaan 8 dikurangi persamaan 9, maka akan diperoleh persamaan
sebagai berikut:
AB
ij
t 1
AB
ij
t N AB
ij
ion trop..............................(10)
Pada persamaan 10, efek kesalahan waktu receiver telah tereliminasi dan
efek kesalahan atmosfer (ionosfer dan troposfer) akan semakin tereduksi.
AB
ij
t1 1
AB
ij
t1 N AB
ij
ion trop..............................(11)
AB
ij
t2 1
AB
ij
t2 N AB
ij
ion trop..............................(12)
Jika persamaan 11 dikuranggi persamaan 12, maka akan diperoleh persamaan
sebagai berikut :
AB
ij
t12 1
AB
ij
t12 ion trop ..............................(13)
Pada persamaan 13, bias cycle ambiquity tereliminasi. Persamaan 13 ini disebut
persamaan pengamatan fase Triple Difference.
PENENTUAN POSISI MENGGUNAKAN DATA FASE
GELOMBANG PEMBAWA (DIFERENSIAL)
Persamaan pengamatan single difference, double difference dan tripple
difference merupakan model matematika yang digunakan dalam penentuan
posisi diferensial/relatif pada metode radial maupun jaringan.
dN = dh - dH
Vektor Baseline
Tahapan Pengolahan Baseline
Metode Penentuan Posisi Diferensial
– Statik
– Rapid Statik
– Radial
– Stop and Go
– Kinematik
– Real Time Kinematic (RTK)
– RTK NTRIP
Radial
Stop and Go
10 km
2 cm accuracy
Faster recovery
following signal 100+ km
interruptions
(ex., under bridges)
2 cm accuracy
= lintang geodetic
= bujur geodetic
h = tinggi elipsoid
S
Elipsoid h Sistem koordinat
acuan geodetik
Sistem koordinat
kartesian
Ekuator O Sistem koordinat
peta
Y
X
Koordinat Geodetik
Y
(,,h)
S
Elipsoid acuan h Koordinat Peta
(x,y)
pemetaan S
Ekuator
O
X Y X