Tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas makalah Geodesi Satelit yang diberikan oleh Pak Heri
Andreas
Geodesi Satelit
NIM : 15115023
Kelas : 02
Kerangka Referensi :
Datum ditentukan dengan memilih satu posisi di kota Padang, adalah suatu titik dari
jaring triangulasi sebagai awal sistem posisi baru di Indonesia. Titik awal datum ditetapkan
satu titik dalam jaringan triangulasi di Padang dengan koordinat (posisi) yang ditentukan
dengan satelit Doppler dan ellipsoid NWL-9D untuk koordinat lintang dan bujur. Koordinat
ini diadopsi sebagai koordinat pada ellipsoid nasional (INS). Koordinat lintang dan bujur
terhadap NWL-9D diperoleh dari transformasi dari koordinat kartesian (X1, Y1, Z1) yang
diperoleh dari satelit Doppler. Koordinat bujur dan lintang yang sama dalam INS diperoleh
kembali koordinat kartesiannya (X2, Y2, Z2) dengan memakai parameter ellipsoida GRS-67.
Untuk menentukan orientasi SNI dalam ruang. ditetapkan titik datum rclatif dengan
titik eksentrik dan titik A pada basis bidang WGS 1884 sebagai titik datum dengan posisi
Lintang(φ) : 0o 52' 38.4 14" S Bujur(λ) : 100° 22' 08.804" T Tinggi (h) : 3,190 meter di alas
SNI Orientasi dari SNI ditetapkan bersinggungan dengan NWL-9D di titik datum dm sumbu
koordinat kedua elipsoid didefinisikan sejajar scperti gambar dibawah. Dengan mengkonversi
posisi titik datum ke sistem koordinat kartcsian tiga dimensi pada kedua sistcm SN1 dan
NWL-9D, maka didapat parameter translasi sebagai berikut (Rais, 1976):
Parameter translasi kedua sistem tersebut di atas terdefinisi ditetapkan berlaku untuk
seluruh wilayah Indonesia, sehingga hasil penentuan posisi dengan Satelit Doppler dapat
ditransformasi langsung ke satu sistem datum yang diberi nama Datum Indonesia 1974 (DI-
1974). Peta-peta laut yang memakai Datum Indonesia 1974 ini adalah peta-peta Lingkungan
Pantai Indonesia (LPI) dan Lingkungan Laut Nasional (LLN). Peta-peta tersebut merupakan
produksi bersama DISHIDROS dan BAKOSURTANAL.
Kerangka Referensi :
Pengukuran Jaring Kontrol Horizontal Nasional (JKHN) dilaksanakan sejak tahun
1992 dengan memanfaatkan teknologi GPS. Penyebaran titik ditempatkan secara merata di
seluruh Indonesia dengan jumlah titik sebnyak 60 buah. JKHN diklarifikasi sebagai orde 0.
JKHN orde 0 ini dirapatkan lagi dengan JKHN orde 1 dengan diukur juga menggunakan GPS
serta dikaitkan dengan orde 0.
Beberapa titik orde 0 dan orde 1 ditempatkan pada titik yang mempunyai koordinat
Datum Indenesia 1974 dan merupakan titik sekutu sebanyak 38 titik dari 38 titik tersebut
dihitung parameter transformasi koordinat dari DI 74 ke DGN 95. alam transformasi datum
dari datum ID-74 ke Datum DGN-95 menggunakan model transformasidatum. Terdapat
bermacam-macam model dalam background image transformasi datum. Model transformasi
datum tersebut antara lain :
• Similarity transformation model(model Bursa-Wolf )
• Affinity transformation model ( 10 parameter transformasi )
DGN (Datum Geodesi Nasional) 1995 adalah datum geodetik Nasional (Indonesia)
yang secara resmi berlaku saat ini di Indonesia, yang pada prinsipnya sama dengan datum
WGS 1984.
c. Datum G. Genuk
Sistem Referensi :
Datum geodetik horizontal relatif di Gunung Genuk yang didefenisikan pada zaman
Belanda, arah-arah sumbu koordinatnya tidak jelas, karena pada waktu itu baekground image
reduksi pengamatan astronomi untuk mendapatkan sumbu menengah bumi (mean pole)
belum ada (Rais, 1976). Dengan demikian bisa saja sumbu koordinat pada datum-datum
relatif tidak sejajar dengan sumbu koordinat datum global yang sumbu Z-nya mengarah ke
mean pole. Sebenarnya datum ini adalah pengikatan dari Datum Genuk Semarang yang
menggunakan Ellipsoid Bessel. Pada waktu itu dilakukan pengukuran melalui pengukuran
astronomi yaitu melalui konfigurasi bintang-bintang, sehingga dianggap di Datum Genuk
merupakan titik tinggi 0. Kenapa titik Genuk yang notabene merupakan daerah pegunungan
dianggap nol, karena itu merupakan persinggunggan antara Geoid dan Ellipsoid Bessel. Dari
Datum Genuk itulah referensi dibawa ke jakarta dengan menggunakan Pengukuran
Triangulasi melalui gunung-gunung di Jawa sehingga sampai ke Jakarta, sedangkan titik
datum Batavia ini adanya di Sekitar Pelabuhan Tanjung Priok. Sedangkan Datum Djakarta
menggunakan datum ID-74 yang letaknya ada di Monas
Kerangka Referensi :
Datum ini dikenal juga dengan nama Datum Batavia atau Datum Jakarta merupakan
datum untuk titik-titik triangulasi Sumalera, Jawa, Bali, Lombok sampai Nusa Tenggara. Titik
datum ditetapkan di titik triangulasi P.520 yang terletak di Gunung Genuk. Jawa Tengah.
Pada titik ini ditetapkan posisi lintang astronomis dan asimut astronomis ke suatu titik
sebagai lintang dan asimut geodetik. Hasil pengukuran bujur astronomi titik P. 126 di Jakarta
ditetapkan sebagai bujur geodetik di titik itu. Selanjutnya bujur geodetik di titik datum P 520
ditenntukan dengan mentransfer hasil bujur geodetik P. 126 dengan hitungan triangulasi.
Elipsoid referensi yang dipakai adalah Bessel 1841.
d. ITRF2005
XCIS = (X1,Y1,Z1)
XCTS = (XT,YT,ZT)
Dimana :
M = matriks rotasi untuk gerakan kutub (polar motion)
S = matriks rotasi untuk rotasi bumi (earth rotation)
N = matriks rotasi untuk nutasi (nutation)
P = matriks rotasi untuk presesi (precession)
Posisi rata-rata dapat di transformasikan dari epok referensi to (J2000) ke epok
pengamatan sebenarnya t. Matriks rotasi untuk presisi P adalah :
P = R3 (-z) R2 (θ) R3 (-ζ)
Dimana tiga besaran sudut rotasinya adalah :