Anda di halaman 1dari 6

RESUME JURNAL

STUDI PEMBUATAN PETA INFORMASI BIDANG TANAH (PIBT)


DENGAN PARTISIPASI MASYARAKAT MENGGUNAKAN PETA
DASAR DARI PEMETAAN FOTOGRAMETRI METODE FOTO FORMAT
KECIL (OLEH : ANGGORO WAHYU WIDODO)

DIBUAT OLEH :

ACHMAD THIRMIDZI

(03311740000034)

DEPARTEMEN TEKNIK GEOMATIKA

FAKULTAS TEKNI SIPIL, LINGKUNGAN, DAN KEBUMIAN

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

SURABAYA

2018
PENDAHULUAN

Peta Bidang Tanah (PBT) adalah peta hasil pemetaan bidang tanah melalui partisipasi
masyarakat dalam pengumpulan data dari bidang tanah yang berisi informasi mengenai bidang
tanah yang memuat posisi bidang tanah dan informasi mengenai bidang tanah terkait termasuk
nama pemiliknya. Informasi tersebut digunakan dalam penyusunan kebijakan pertanahan dan
ruang untuk menunjang program Pedaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL). Pada pembuatan
PBT ini dapat menggunakan peta dasar dari peta citra satelit resolusi tinggi dan fotogrametri
metode foto format kecil. Dalam penggunakan peta dasar tersebut, saat ini telah tersedia berbagai
alat pendukung dalam pembuatan PBT, antara lain Citra Satelit Resolusi Tinggi, foto udara
dengan Unmanned Aerial Vehicle (UAV) seperti drone, fix wing, dll. Pada penelitian ini
dilakukan pembuatan PBT dengan peta dasar dari pemotretan udara dengan metode foto format
kecil dengan wahana quadcopter (drone). Identifikasi dan validitas batas bidang tanah dilakukan
dengan partisipatif masyarakat, pemerintah daerah atau stake holder lainnya. Dengan pemetaan
partisipatif, masyarakat dapat menjadi control satu bidang dengan bidag lainnya yang
bersebelahan sehingga mengurangi konflik yang mungkin terjadi akibat sengketa batas atau
sengketa kepemilikan bidang tanah.

METODE

A. Lokasi Penelitian

Lokasi yang diambil adalah Desa Pojok, Kec. Tawangsari, Kab. Sukoharjo. Desa Pojok
terletak di 7042’24”LS-7048’39”LS dan 110047’32”BT-110048’28”BT.
B. Data yang Dibutuhkan
Data yang dibutuhkan meliputi :
1. Peta Orthophoto sebagai peta dasar dalam pembuatan PBT. Data didapatkan dari
pemotretan dengan wahana DJI Phantom 3 dengan foto format kecil
2. Pemetaan Partisipatif dengan masyarakat / pemerintah daerah dalam identifikasi dan
validasi batas dan kepemilikan bidang tanah
C. Langkah Penelitian
1. Perizinan dan Persiapan
Melakukan perizinan untuk melakukan penelitian dilokasi. Serta mempersiapkan
rencana jalur terbang drone dan sebaran GCP serta titik-titik cek
2. Pengukuran GCP
GCP diukur menggunakan GPS Geodetik untuk mendapat koordinat tanah
3. Pemotretan Udara
Akuisisi foto udara dengan wahana Drone DJI Phantom 3 Advanced untuk mendapat
data foto dari lokasi penelitian
4. Orthorektifikasi
Tahapan Georeferencing menggunakan koordinat GCP dengan cara rektifikasi foto
objek pada model
5. Pengolahan Foto Udara
Tahapan pembuatan orthophoto yaitu meliputi alignment foto pemodelan geometri 
pembentukan Tekstur 3D  Transformasi koordinat 3D  Orthomosaik
6. Pengumpulan Subjek / Objek dan Validasi Batas Bidang Tanah melalui Partisipasi
Masyarakat
Dilakukan penggalian informasi mengenai subjek / objek bidang tanah. Subjek adalah
pemilik dari bidang tanah, sedangkan objek adalah bidang tanah yang dipunyai dengan
hak tanah jenis apa yang dimiliki oleh bidang tanah yang bersangkutan
Pada tahapan ini masyarakat memiliki peranan penting untuk identifikasi batas-batas
bidang tanah secara langsung diatas hardcopy dari peta dasar orthopohoto yang
didapatkan. Setelah identifikasi, maka dilakukan deliniasi bidang-bidang tanah tersebut
serta pendataan subjek dari bidang tanahnya
7. Digitasi dan Pembuatan Peta Bidang Tanah
Dilakukan digitasi bidang tanah setelah subjek/objek dan batas bidang terkumpul dan
memasukkan attribute untuk pendaftara bidang tanah tersebut pada ArcGIS 10.5.
sehingga dihasilkan PBT
8. Analisa Hasil dan Kesimpulan
Dilakukan analisa mengenai pembuatan peta orthophoto hingga pembuatan PBT.
Setelah analisa didapatkan, maka ditarik kesimpulan mengenai pembuatan PBT ini

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Pembuatan Jalur Terbang


Pembuatan jalur terbang menggunakan aplikasi pix4d. Disini Wahana QuadCopter
terbang dengan ketinggian 150 meter diatas lokasi penelitian seluas 259,335 hektar. Total
foto yang dihasilkan 1803 buah yang terbagi atas 17 misi penerbangan.

Gambar 1 Perencanaan Jalur Terbang Drone Menggunakan Software Pix4d

2. Hasil Pengukuran GCP dan ICP


Pengukuran Ground Control Point (GCP) dilakukan pada 10 titik yang tersebar di Desa
Pojok. Pengukuran GCP ini menggunakan GPS Geodetik dengan metode statik. Dengan
base yang digunakan adalah CORS Solo (CSLO). Durasi tiap sesi pengamatan dilakukan
selama ± 30 menit. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data koordinat
planimetris (X,Y). Berikut merupakan persebaran titik-titik GCP:

Gambar 2. Penyebaran GCP Gambar 3. Koordinat GCP Gambar 4. Koordinat ICP


3. Georeferencing
Memberikan koordinat hasil pengukuran kedalam model yang masih berkoordinat foto

Gambar 5. Hasil Georeferencing


4. Hasil Orthophoto
Pembentukan orthophoto melalui beberapa tahap, seperti Alignment Photo, pembentukan
Dense Cloud, pembentukan Mesh, pembentukan Texture, serta Orthomosaik. Berikut
merupakan hasil orthophoto Desa Pojok, Kecamatan Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo:

Gambar 6. Hasil OrthoPhoto


5. Koordinat ICP Model dan Lapangan
ICP digunakan dalam pengujuan akurasi dari GCP yang didapatkan dari selisih koordinat
ICP model dengan ICP lapangan
Gambar 7. Koordinat ICP Model dan Koordinat ICP Lapangan

6. Pengumpulan Subjek / Objek dan Validasi Batas Bidang Tanah


Dilakukan dengan partisipatif masyarakat diatas hardcopy peta dasar orthophoto yang telah
didapatkan dari proses sebelumnya.
7. Digitasi dan Pembuatan PBT
Digitasi dilakukan pada software ArcGIS 10.5. Pada desa penelitian, secara umum
daerahnya hanya terbagi atas daerah pemukiman dengan total bidang 1.443 bidang dan areal
persawahan dengan total bidang 615 bidang yang dapat memuat informasi nama pemilik,
NUB (Nomor Urut Bidang), Jenis Hak, Penggunaan bidang, kondisi bidang (terdapat
bangunan atau tidak), jenis bidang (sawah/pekarangan/kebun) serta foto kondisi lokasi
bidang tersebut.

Gambar 8. Bidang Tanah Berikut Informasinya

KESIMPULAN

1. Telah dibuat peta dari hasil pemotretan udara menggunakan wahana quadcopter / drone
sebagai peta dasar dalam pembuatan peta informasi bidang tanah (PIBT) yang memiliki
nilai RMS Error pergeseran pada proses georeferencing sebesar 4,671 cm.
2. Pengumpulan data untuk mendapatkan subjek/objek bidang tanah dan validasinya
melibatkan partisipasi dari masyarakat, baik perangkat desa maupun warga setempat.
3. Peta Bidang Tanah (PBT) yang telah dibuat didominasi oleh areal persawahan dengan total
luas 128,597 hektar yang terdiri dari bidang tanah sebanyak 615 bidang dan daerah
pemukiman dengan total luas 69,378 hektar yang terdiri dari 1.443 bidang.
Gambar 9. Peta Informasi Bidang Tanah Desa Pojok RT 3 RW 2, Kecamatan Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo

Anda mungkin juga menyukai