Anda di halaman 1dari 10

Diterima Tanggal :

LAPORAN PRAKTIKUM Nilai :

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Tanda tangan Asisten :

( GKP 0301 )

ACARA 1
MEMBANGUN GEODATABASE
DAN GEOREFERENCING

Disusun Oleh:

Nama : Dwi Nofiana G.P


Nim : 12/336247/GE/07478
Hari,Jam : Selasa, 15.00-16.50 WIB
Asisten : 1.Prama Ardha A.
2.Wahyu Hidayat

LABORATORIUM SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS


FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2013
ACARA 1
MEMBANGUN GEODATABASE
DAN GEOREFERENCING

I. Tujuan
1. Melatih kemampuan dalam membangun geodatabase secara benar dan
efisien
2. Mampu melakukan georeferencing secara benar

II. Alat dan Bahan


a) PC atau Laptop
b) Software ArcGIS
c) Alat Tulis
d) Buku Panduan

III. Tinjauan Pustaka

Sistem Informasi Geografis atau SIG merupakan suatu sistem informasi


yang dapat memadukan data grafis dan data teks obyek yang kemudian
dihubungkan secara geografis di bumi (georeference). Menurut Budiyanto dalam
Sistem Informasi Goegrafis menggunakan ArcView (2002) Sistem Informasi
Geografis (SIG) adalah suatu komponen yang terdiri dari perangkat lunak,
perangkat keras, data geografis dan sumberdaya manusia yang bekerjasama
untuk menangkap, menyimpan, memperbaiki , memperbaharui, mengelola ,
memanipulasi , mengintegrasikan , menganalisa dan menampilkan data berbasis
geografis. Selain itu Sistem informasi Geografis juga dapat menggabungkan data
, mengatur data dan menganalisis data yang kemudian menghasilkan output yang
dapat dijadikan referensi untuk memecahkan masalah geografi.
Penginderaan jauh umumnya menghasilkan data digital berupa raster atau
vektor . Data raster merupakan data yang dihasilkan dari hasil image prosessing
yang kemudian diekspor dalam format image , bmp, jpg dan lain-lain. Sedangkan
data vektor adalah data yang dihasilkan dari hasil image processing yang
memiliki link dengan perangkat lunak SIG (Wahana Komputer, 2001)
Data spasial dapat diperoleh dari berbagai sumber dan berbagai format.
Sumber data spasial antara lain mencakup data grafis peta analog, citra satelit ,
foto udara, pengukuran lapangan, pengukuran theodolit , pengukuran
menggunakan GPS dan lain sebagainya. Format data spasial dapat dikategorikan
dalam format digital dan analog .

Data-data yang dipergunakan dalam SIG dibagi menjadi tiga yaitu :


1. Data Grafis
Data grafis terdiri dari data raster dan data digital. Data raster adalah data
digital yang diperoleh dari hasil scanning dan data-data lain yang belum
dalam format vektor. Data digital adalah data digital yang didapatkan dari
hasil digitasi yang telah dilengkapi dengan data teks dan data atribut lainnya.
2. Data Tabular
Merupakan data data selain data grafis yang berfungsi sebagai data
pendukung , berupa teks , angka dan data pendukung lain.
3. Data Vektor
Adalah data-data digital atau data-data yang telah diubah kedalam bentuk
digital dan telah dilengkapi dengan data-data obyek lain.

Kesalahan (error ) hampir selalu ada dalam setiap pengolahan data


geografis,hampir tidak ada data geografis yang 100% benar. Kesalahan kesalahan
yang sering ditemui dalam data geografis antara lain Kesalahan atribut yaitu
kesalahan dalam pemberian label fitur geografis, kesalahan posisi yaitu kesalahan
pemberian lokasi geografis, dan ketidakakuratan data yang terkait dengan waktu.
Komponen-komponen yang penting untuk diperhatiakn dalam dalam menilai
kualitas sebuah data geografis antara lain :
Kesalahan (error)
Kesalahan meliputi semua kesalahan yang ditimbulkan oleh ketidakakuratan
dan ketidaktepatan
Ketidakakuratan (inaccuracy)
Akurasi yang dimaksud adalah tingkat kesamaan informasi dalam data
geografis dengan keadaan sebenarnya (dilapangan)
Ketidaktepatan (imprecision)
Ketepatan yang dimaksud adalah tigkat kesamaan dan ketelitian dalam hasil
pengukuran yang dilakukan dalam SIG. (Ekadinata, dkk.2008)

IV. Langkah Kerja


Membuat Pesonal Geodatabase
1. Membuat folder untuk menyimpan data dengan membuka
ArcCalatog , Connect to Folder , Klik make new folder dan tuliskan
mana folder yang ingin dibuat

2. Seletah Folder jadi dan terhubung , Kemudian buat personal


geodatabase. Caranay Klik kanan pada folder New Personal
geodatabase . Beri nama personal geodatabase.
3. Mengatur data Environment , dengan cara klik kanan ArcToolbox
pilih environment. Kemudian atur workspace kegeodatabase yang
diinginkan

4. Selanjutnya membuat domain , dengan meng-klik kanan pada


geodatabase properties. Kemudian muncul

Isikan Pada :
Domain Name : Tekstur Tanah
Field Type : Text
Coded value :
code Description
1 Debuan
2 Lempung
3 Pasiran
4 Tubuh Air
5. Buatlah dua Feature Dataset , dengan cara klik kanan pada personal
geodatabase dan beri nama Peta_Dasar dan Peta _Tematik

6. Atur proyeksi, Klik next Projected Coordinate System


UTMWGS 1984 klik kanan add to favorite
7. Membuat Feature Class , dengan meng-klik kana pada feature
dataset new feature class. Isikan nama : Admin_Sedayu, Alias :
Batas Administrasi , Type : polygon
8. Buat dua lagi feature class yaitu untuk sungai(nama : SungaiSedayu,
Alias : Sungai, type : polyline )dan jalan (Name : Jalan Sedayu, Alias
: Jalan dan Type : Polyline)

9. Membuat feature class dalam bentuk annotation Feature dalam feature


dataset Peta_Dasar
10. Isikan skala 1: 250.000 next Default(klik rename) diubah
menjadi Nama_Desa Huruf arial 9 pilih posisi horizontal
nextfinish
Melakukan Georeferencing
1. Membuka aplikasi ArcMap dan menambahkan data peta yang
terdapat pada folder peta ruster
2. Menambahkan data georeferencing layer(bila belum ada)
dengan cara klik add data

3. Menentukan titik kontrol (4 titik) pada tiap sudut peta , dengan


cara Add Control Point . Ke dan Y yang benar

4. Melihat RMS Error pada titik kontrol dengan cara klik view
link table

5. Langkah terakhir adalah klik Georeferencing kemudian


Update Georeferencing . Lakukan georeferencing untuk peta
lainnya yang ada pada peta raster.
V. Hasil Praktikum
1. Personal GeoDatabase (melalui e-mail)
2. Print Screen RMS Erorr Peta Administrasi, peta penggunaan lahan,
peta persebaran tempat sampah, peta tekstur tanah dan peta kerapatn
vegetasi (Wilayah Sedayu)
3. Peta hasil Georeferencing Peta Administrasi, peta penggunaan lahan,
peta persebaran tempat sampah, peta tekstur tanah dan peta kerapatn
vegetasi (Wilayah Sedayu)

VI. Pembahasan

Sistem Informasi Geografis memiliki kemampuan dalam bidang


management data spasial, yang terdiri dari perangkat lunak, perangkat keras ,
data geografis dan sumberdaya manusia yang saling bekerjasama. Perangkat
lunak yang digunakan adalah ArcGIS dengan data geografis wilayah
Sedayu,kemudian data data tersebut akan diolah untuk dijadikan data baru
yang lebih informatif berdasarkan geospasial. Proses ini memerlukan peran
Sumberdaya manusia yang handal dalam pengolahan data SIG untuk
menghasilkan data geografis yang berkualitas.
Membangun geodatabase dan georeferencing bertujuan untuik
memudahkan pengguna ArcGIS dalam melakukan pengolahan data
geografis. Langkah awal yaitu membuat geodatabase, berfungsi untuk
menyimpan berbagai data geografis yang nanti akan diolah. Geodatabase
terdiri dari dua macam yaitu File Geodatabase dan Personal Geodatabase.
Personal geodatabase dipilih untuk digunakan dalam pengolahan Peta
wilayah Sedayu, karena personal geodatabase digunakan untuk pengolahan
kapasitas kecil. Sedangkan File geodatabase digunakan untuk pengolahan
dalam kapasitas yang lebih besar, sebagai contoh penggunaan File database
yaitu untuk kajian tingkat nasional.
Geodatabase terdiri atas future dataset yang didalamnya terdapat
future data class. Future dataset yang dibuat ada dua yaitu peta dasar dan peta
tematik. Peta dasar terdiri dari kenampakan yang selalu ada dalam
peta,contoh : peta administrasi, peta jalan dan peta sungai . Sedangkan peta
tematik menggambarkan kenampakan muka bumi yang selalu terkait dengan
tema khusus, contoh, peta tekstur tanah, peta kerapatan vegetasi dan peta
persebaran tempat sampah. Sistem yang digunakan dalam pembuatan
geodatabase ini adalah WGS 1984 Zona 49S.
Geodatabase yang sudah selesai dibuat akan digunakan untuk
membuat georeferencing. Georeferencing bertujuan untuk memberikan
informasi geografis yang berupa koordinat kebumian. Cara kerjanya yaitu
dengan menyesuaikan koordinat yang dibuat dengan koordinat peta. Cara ini
dilakukan dengan membuat 4 titik (point) kontrol pada tiap sudut peta. Tahap
inilah yang menentukan besar kecilnya kesalahan (error) yang dihasilkan.
Untuk mengontrol kesalahan dapat melihat pada RMS error yang
ditunjukkan. Semakin besar nilai RMS error yang dihasilkan maka tingkat
kesalahan juga semakin besar. Nilai RMS error yang di perbolehkan adalah
0-0,5 . Apabila nilai RMS error yang dihasilkan lebih dari 0- 0,5 maka hasil
georeferencingnya kurang akurat dan tidak dianjurkan untuk dijadikan acuan
kajian suatu masalah geografis. Hal yang tidak kalah penting setelah
melakukan georeferencing adalah melakukan update georeferencing.
Hasil perhitungan RMS error dari lima peta yang ada berkisar antara
0,001-0,02 ,artinya hasil georeferencing yang telah dilakukan sudah cukup
baik dan tingkat kealahannya relatif kecil. Sehingga data baru hasil
georeferencing tersebut dapat digunakan untuk acuan kajian suatu masalah
geografis. Hasil RMS error akan semakin kecil apabila Sumberdaya Manusia
yang mengolah data tersebut semakin teliti , akurat dan memahami cara kerja
software yang digunakan.
Kesalahan (error), ketidakakuratan(inaccuracy) dan ketidaktepatan
(imprecision) akan mempengaruhi kualitas data geografis. Kualitas data
geografis yang baik apabila nilai ketiga indikator tersebut kecil. Sehingga
dalam pembuatan geodatabase dan georeferencing diperlukan ketelitian agar
hasilnya akurat ,tepat dan data outputnya dapat menjadi acuan untuk
memecahkan masalah-masalah geografi.
VII. Kesimpulan
Geodatabase merupakan kumpulan data geografis dalam ArcGIS
yang bertujuan untuk memanajement data spasial dengan cara
mengisikan atribut data yang akan dijadikan sebagai pelengkap dalam
penyajian data.
Georeferencing adalah proses registrasi data koordinat kebumian
yang terdapat pada data terhadap koordinat sesunggguhnya
dilapangan .
Kesalahan, ketidakakuratan dan ketidaktepatan akan mempengaruhi
kualitas data geografis, sehingga diperlukan ketelitian untuk
melakukan georeferencing agar data outputnya dapat menjadi acuan
untuk memecahkan masalah-masalah geografi.

VIII. Daftar Pustaka

Budiyanto,Eko.2002.Sistem Informasi Geografis Menggunakan


ArcView.Yogyakarta : Andi
Ekadinata, Andree, Dewi S., Hadi D., Nugroho D.,dan Johana F. 2008.
Sistem Informasi Geografis untuk Pengelolaan Bentanglahan
Berbasis SumberdayaAlam .Buku 1 : Sistem Informasi Geografis dan
Penginderaan Jauh Menggunakan ILWIS Open Source.Bogor : World
Agroforesty Centre
Wahana Komputer .2001 . Sistem Informasi Geografi dengan AutoCad
Map.Semarang : Andi

Anda mungkin juga menyukai