OLEH:
SITI LIZA FAUZIAH
(21040118120010)
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur, penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Teknologi Informasi ini.
Laporan praktikum ini dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Praktikum Teknologi Informasi.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Sri Rahayu, S.si, M.si. selaku dosen pengampu
mata kuliah Praktikum Teknologi Informasi. Penulis menyadari bahwa laporan praktikum ini masih
banyak kekurangan. Mudah-mudahan laporan praktikum teknologi informasi mengenai
pengenalan aplikasi ArcGIS ini dapat bermanfaat bagi penulis, dan pembaca pada umumnya.
Penulis
DAFTAR ISI
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Pemaparan cara pengoperasian ArcGIS
2. Mengetahui penggunaan georeferencing
3. Mendigitasi peta dengan menggunakan aplikasi ArcGIS
1
1.3 Alat dan Bahan
1. Laptop
2. Mouse
3. Arcmap 10.3
4. Peta semarang
5. Peta salatiga
1.4 Metode
Pengenalan penggunaan arcgis dengan peta semarang
Menginput peta
Membuat 4 titik
salatiga (format Pemasukan atribut
koordinat
.Jpeg)
Menambah layers
Mengaktifkan
ibukota kecamatan,
georeferencing dan Pemasukan tabel
jalan dan batas
editor
wilayah
Mengatur
Mendigit peta Finish
koordinat sistem
BAB 2
KAJIAN TEORI
3
2.2 Data Spasial
Sebagian besar data yang akan ditangani dalam SIG merupakan data spasial yaitu sebuah data
berorientasi geografis, memiliki system koordinat tertentu. Sebagai dasar referensinya dan mempunyai
dua bagan penting yang membuatnya berbeda dari data lain, yaitu informasi lokasi (spasial) dan informasi
deskripsi (attribute) atau non spasial yang dijelaskan berikut ini:
1. Informasi lokasi (spasial), berkaitan dengan suatu koordinat baik koordinat geografi (lintang dan
bujur) dan koordinat XYZ, termasuk diantaranya informasi datum dan proyeksi.
2. Informasi deskriptif (atribut) atau informasil non spasial, suatu lokasi yang memiliki beberapa
keterangan yang berkaitan dengannya, contihnya: jenis vegetasi, populasi, luasan, kode pos dan
sebagainya. (Anshori, 2008)
Raster
Raster disebut juga dengan bitmap, adalah gambar yang komposisinya terdiri atas titik-
titik berbentuk bujur sangkar, yang dinamakan dengan pixel, yang disusun pada suatu grid. Setiap
titik-titik pada grid tersebut masing-masing mengandung warna tersendiri. Memodifikasi raster
berarti memodifikasi tiap pixel. Raster bersifat resolutiondependentatau bergantung pada
resolusi. Artinya data menampilkan gambar yang terpaku pada resolusi tertentu. Jadi, ketika
gambar tersebut diperkecil atau diperbesar, kualitas gambar akan berubah.
Keuntungan dan keterbatasan format data raster:
Membutuhkan tempat penyimpanan data yang besar
Penyajian kurang baik / kurang halus tergantung resolusi
Representasi yang sangat kompatibel dengan proses komposit lapis data SIG
Merupakan data baku pembentuk citra dijital pada sistem inderaja
Vektor
Melakukan proses pengolahan data atau gambar menggunakan garis dan kurva, yang
memuat informasi warna, dimensi serta posisi. Vektor bersifat tidak tergantung pada resolusi.
Artinya, vektor dapat diubah-ubah baik bentuk, ukuran, posisi atau warnanya pada resolusi
berapapun tanpa mengubah kualitas tampilannya. Vektor dapat pula berupa satu titik tunggal
Keuntungan dan keterbatasan format data vector: (BANOWOSARI, n.d.)
Tidak membutuhkan tempat penyimpanan data yang besar
Penyajian garis yang sangat halus
Proses overlay dan perhitungan luas area memerlukan algoritma yang lebih kompleks
Merupakan data baku pembentuk data spasial untuk keperluan SIG/peta
2.3 ArcGIS
ArcGIS adalah salah satu software yang dikembangkan oleh ESRI (Environment Science & Research
Institute) yang merupakan kompilasi fungsi-fungsi dari berbagai macam software GIS yang berbeda
seperti GIS desktop, server, dan GIS berbasis web. Produk utama dari ArcGIS adalah ArcGIS desktop,
ArcGIS desktop sendiri terdiri atas 4 aplikasi dasar yakni: Arcmap, ArcCatalog, ArcGlobe dan ArcScene
(bappeda Province NTB, 2013)
Arcmap adalah aplikasi utama yang digunakan galam ArcGIS yang digunakan untuk mengolah
(membuat menampilkan, editing, composing dan publishing) peta. di Arcmap inilah kita melakukan
praktek georeferencing dan mendigitasi.
Georeferencing adalah proses penempatan objek berupa raster atau image yang belum
mempunyai acuan system koordinat ke dalam system koordinat dan proyeksi tertentu.
Digitasi Digitasi merupakan proses pembentukan data yang berasal dari data raster menjadi data
vektor Dalam sistem informasi geografis dan pemetaan digital, data vektor banyak digunakan sebagai
dasar analisis dan berbagai proses. Digitasi pada Arcview dilakukan pada dokumen view. Dalam
pembentukan peta digital, data grafis harus disimpan di dalam sebuah shapefile (file .shp). Oleh karena
itu, proses digitasi didahului dengan pembuatan sebuah shapefile kosong. Peta hasil digitasi selanjutnya
dapat dugunakan dalam proses overlay.
5
BAB III
2. Pegenalan tools
3. Memasukan data
dengan perintah add data di toolbar
Muncul kotak dialog, memilih data yang akan dimasukan lalu add
Setelah data ditambahkan lalu muncul data di view atau lembar kerja
7
4. Jika ingin mengetahui area atau batas kecamatannya, klik kanan pada layers BATAS_KEC_SMG_OK,
pilih properties
Kotak dialog layers properties muncul, memilih symbology lalu memilih categories
Memilih KEC di kolom value field, klik add all value lalu Ok
Muncul perbedaan warna antar batas kecamatan
5. Memunculkan nama kecamatannya, dengan mengklik kanan pada layers BATAS_KEC_SMG_OK, lalu
memilih label features
9
6. Untuk mengetahui data lebih jelas mengklik kanan pada layers
BATAS_KEC_SMG_OK, memilih open attribute table.
7. Untuk membuka data yang lain atau membuat layers baru, dengan melakukan perintah yang sama
seperti no.3 & 4
Misal jalan
muncul rute jalan di kota semarang, jika tidak suka warnanya bisa diganti dengan menekan garis di
bawah layers jalan.
11
8. Untuk mengetahui data lebih lengkap mengenai jalan dengan mengklik kanan pada layers jalan lalu pilih
open attribute table.
9. Untuk memasukan data daerah banjir semarang, dengan melakukan hal yang sama saat
memasukan data jalan dan batas kecamatan.
Dengan data berformat .shp akan lebih mempermudah kita untuk mengetahui informasi-informasi
suatu wilayah mengenai jalan, kecamatan dan sebagainya, bebeda jika kita hanya memiliki data
dengan format JPG itu akan lebih sulit, maka dari itu ketrampilan dalam berkomunikasi seorang
planner diperlukan saat survey wilayah.
10. Hasilnya seperti ini
3.2 Cara Georeferencing dan Digitasi
Langkah-langkah menggunakan georeferencing dan men-digitasi
1. Buka Arcmap dengan double klik atau klik kanan
3. Memasukan data
Dengan perintah add data di toolbar
13
Akan muncul kotak dialog, memilih data yang akan dimasukan lalu add
4. Selanjutnya menekan perintah Costumize di menu bar lalu memilih toolbars, lalu Georeferencing
Atau bisa dengan cara klik kanan di menu bar yang kosong
5. Kotak dialog georeferencing akan muncul
15
7. Meng-Klik add control points pada kotak dialog georeferencing
8. menentukan titik kordinat (4 titik) di setiap titik pertemuan garis vertikal dan horizontal (paling atas
kanan kiri, paling bawah kanan kiri)
Menginput x dan y
\
Forward menunjukan angka 0,035..
17
feature type: point
edit description dengan WGS 1984 UTM Zone 49s
14. Menentukan ibu kota kecamatan, mengklik ibukota kecamatan lalu memilih point
19
15. Kemudian menambahkan field, mengklik kanan pada ibukota kecamatan open attribut tablel
16. Add field, kemudian mengubah mengisi nama dengan ‘keterangan’ dan type dengan ‘text’
21
Hasilnya seperti ini, digit seluruh wilayah salatiga terlebih dahulu, setelah itu di cut polygon
23
25. Memunculkan nama wilayahnya dengan mengklik kanan batas wilayah-properties-simbology-
catigories kemudian value field ganti dengan keterangan - add all values – apply - ok
27. Untuk memunculkan nama ibu kota kecamatan dan nama wilayah dengan mengaktifkan label
features
28. Hasilnya seperti ini, setelah diubah warna
BAB IV
PEMBAHASAN
Paktikum pengenalan arcgis di pertemuan ke 6 ini menggunakan data peta semarang dengan
format .shp, dalam praktikum ini, memasukan data: BATAS_KEC_SMG_OK.shp, jalan.shp dan
TL_smg_UTM.shp, dari data tersebut kita mengetahui data spasial dan informasi non spasial dari Semarang.
Mengetahui daerah banjir, jalan dan batas kecamatan di Semarang, melalui atribut table. Data di attribute
table pada layer BATAS_KEC_SMG_OK memberikan informasi mengenai kecamatan yang ada di daerah
Semarang, selain itu memberi informasi mengenai kabupaten, provinsi, admin kecamatan, area dan
parimeter. Dari data tersebut terdapat 16 kecamatan yang termasuk kedalam Kota Semarang, Provinsi Jawa
Tengah. Kemudian data di attribute table pada layers TL_smg_UTM memberikan informasi mengenai tata
lahan di Semarang, dari data tersebut terdapat 24 wilayah dengan tata lahan yang berbeda. Data di
attribute table pada layers jalan memberikan informasi keterangan fungsi jalan, kondisi, pelayanan, panjang
dalam meter dan intesitas celaka dari jalan tersebut. Di attribute table ini tidak hanya untuk melihat
informasi/keterangan wilayah saja, Di attribute table ini kita bisa menambahkan keterangan yang berkaitan
dengan wilayah yang sudah didigitasi, dengan perintah add field.
Dalam praktikum diperkenalkan mengenai perintah-perintah yang digunakan dalam proses pembuatan dan
pengolahan peta diantaranya:
fixed zoom in: untuk memperbesar tampilan view terhadap pusat view
fixed zoom out: untuk memperkecil tampilan view terhadap pusat view
identify: untuk mengidentifikasi suatu data atribut dan sekaligus komponen geografis pada
25
setiap layers
Dalam praktikum georeferencing dan digitasi di pertemuan ke 7 menggunakan data peta salatiga
dengan format .jpeg, Sebelum melakukan proses digitasi, terlebih dahulu harus melakukan georeferencing,
georeferencing merupakan proses penempatan objek berupa raster atau image yang belum mempunyai
acuan system koordinat ke dalam system koordinat dan proyeksi tertentu
Dalam proses georefencing kita memerlukan titik control yaitu titik yang diketahui posisi permukaan bumi
dan juga lengkap dengan koordinatnya (lintang dan bujur), dalam praktikum pada peta Salatiga kita
menggunakan peta yang memiliki titik koordinat. Menentukan 4 titik kordinat dan memasukan nilai x dan
y nya, jika ingin lebih akurat, saat menentukan titik koordinat perlu memperbesar skala, mengetahui
keakuratan peta kita bisa dilihat dari forward jika angka mendekati 0 berati peta yg dibuat akan akurat
begitupun sebaliknya. Dalam proses georeferencing peta Salatiga mengubah koordinat sistem dengan WGS
1984 UTM zone 49s
Proses digitasi dimulai dengan membuat layer terlebih dahulu melalui perintah shapefile pada
menu catalog, layer ini mempunyai format .shp. Layer yang digunakan saat melakukan digitasi pada peta
Salatiga adalah point, polyline, polygon dan mengedit description masing-masing layers dengan koordinat
sistem WGS 1984 UTM zone 49s. Untuk objek-objek berbentuk titik dipresentasikan dalam bentuk point,
dalam praktikum ini layers point digunakan untuk ibu kota kecamatan, ibu kota kecamatan di salatiga ada
4 diantaranya Sidorejo, Tingkir, Argomulyo dan Sidomukti. Untuk objek yang memanjang dipresentasikan
dalam bentuk polyline, dalam hal ini polyline digunakan untuk mendigit jalan salatiga, untuk jalan salatiga
yang di digit hanya jalan arteri saja dan menggunakan warna merah karena merupakan sudah
ketentuannya. Dan untuk objek yang berbentuk luas dipresentasikan dalam bentuk polygon, dalam peta
salatiga digunakan untuk membuat batas wilayah, salatiga dibagi menjadi 4 bagian yaitu kecamatan
Sidorejo, kecamatan Tingkir, kecamatan Argomulyo dan kecamatan Sidomukti. Untuk memulai digitasi,
pada toolbar Editor dengan Start Editing (jangan lupa untuk target diganti sesuai fitur yang akan di digitasi)
gunakan Sketch tools untuk melakukan digitasi, Setelah melakukan digitasi, Save Edit, Stop Editing (lakukan
untuk semua jenis fitur).
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum ArcGIS pada pertemuan ke 6 dan 7, dapat disimpulkan Aplikasi
ArcGIS memudahkan manusia dalam mengolah data bereferensi geografis. Beberapa keunggulan
ArcGIS diantaranya memudahkan dalam proses pembuatan peta digital, ArcGIS membuat
sederhana dan cepat dalam mendigitasi berbagai objek di permukaan bumi, baik objek
berupa: titik (point), garis (line) maupun area (polygon), membuat mudah dan cepat dalam
menentukan sistem koordinat, baik berupa sistem koordinat geografi maupun sistem koordinat
projeksi, dengan perintah Georerencing dimana georeferencing berguna untuk menempatan
objek berupa raster atau image yang belum mempunyai acuan sistem koordinat ke dalam sistem
koordinat Dan dapat menggunakan berbagai jenis input data, antara lain: citra satelit, foto
udara, peta analog, gambar, table, dan lain lain, tidak hanya data berformat .shp saja, data
berformat .jpeg juga bisa diinput dan diolah di ArcGIS, peta menjadi mudah dimodofikasi sesuai
dengan kebutuhan agar dapat mempercepat dan mengefisienkan pembuatan peta.
5.2 Saran
Saran dari penulis setelah melakukan praktikum ArcGIS ini
27
DAFTAR PUSTAKA
Marjuki, B. (2014). Sistem Informasi Geografis Menggunakan Quantum Gis 2.0. 1 Durfour.
Bramantyo Marjuki.
Anshori, M. (2008). ArcGIS Dekstop 10. Journal Ekonomi dan Bisnis Indonesia (Vol. 23).
Retrieved from s_s
BANOWOSARI, L. Y. (n.d.). Sistem Informasi Geografis Representasi Grafis Untuk Objek,
19. Retrieved from
http://lintang.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/42799/Sistem+Informasi+Geog
rafis+-+Model+Data+Spatial.pdf
bappeda Province NTB. (2013). Bab02_PengantarArcGIS10.pdf. Retrieved from
http://bappeda.ntbprov.go.id/wp-
content/uploads/2013/09/Bab02_PengantarArcGIS10.pdf