Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI INFORMASI

Laporan Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktikum


Teknologi Informasi
Dosen Pembimbing: Sri Rahayu, S.Si, M.Si

OLEH:
SITI LIZA FAUZIAH
(21040118120010)

PROGRAM STUDI TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
2018

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur, penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Teknologi Informasi ini.
Laporan praktikum ini dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Praktikum Teknologi Informasi.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Sri Rahayu, S.si, M.si. selaku dosen pengampu
mata kuliah Praktikum Teknologi Informasi. Penulis menyadari bahwa laporan praktikum ini masih
banyak kekurangan. Mudah-mudahan laporan praktikum teknologi informasi mengenai
pengenalan aplikasi ArcGIS ini dapat bermanfaat bagi penulis, dan pembaca pada umumnya.

Semarang, Oktober 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................................... ii


DAFTAR ISI .................................................................................................................................... iii
BAB 1 ............................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN.............................................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................... 1
1.2 Tujuan ............................................................................................................................ 1
1.3 Alat dan Bahan............................................................................................................... 2
1.4 Metode .......................................................................................................................... 2
BAB 2 ............................................................................................................................................. 3
KAJIAN TEORI ................................................................................................................................. 3
2.1 Sistem Informasi Geografis (SIG) ................................................................................... 3
2.1.1 Komponen SIG .............................................................................................................. 3
2.2 Data Spasial ......................................................................................................................... 4
2.3 ArcGIS ............................................................................................................................ 5
BAB III ............................................................................................................................................ 6
LANGKAH KERJA PRAKTIKUM ........................................................................................................ 6
3.1 Pengenalan ArcGIS............................................................................................................... 6
3.2 Cara Georeferencing dan Digitasi ................................................................................ 13
BAB IV .......................................................................................................................................... 25
PEMBAHASAN.............................................................................................................................. 25
BAB V ........................................................................................................................................... 27
KESIMPULAN................................................................................................................................ 27
5.1 Kesimpulan ........................................................................................................................ 27
5.2 SARAN................................................................................................................................ 27
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................ 28

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Teknologi informasi saat ini berkembang sangat pesat, khususnya di bidang teknologi informasi dan
komunikasi. Di era yg serba digital ini, teknologi tidak mengenal usia, baik tua ataupun muda semua pasti
tidak asing lagi dengan kata teknologi, tidak bisa dipungkiri kemajuan teknologi saat ini memberikan
kemudahan bagi manusia dalam menyelesaikan perkerjaannya. Perkembangan teknologi harus diikuti
dengan perkembangan pada Sumber Daya Manusia (SDM). Manusia sebagai pengguna teknologi harus
mampu memanfaatkan teknologi yang ada. Salah satu perkembangan teknologi informasi yang semakin
berkembang adalah Teknologi Sistem Informasi Geografis (SIG).
Teknologi Sistem Informasi Geografis atau SIG adalah sistem basis komputer untuk menangani data
bereferensi geografis yang meliputi pemasukan, pengelolaan, menejemen data, manipulasi dan analisis
keluaran data. SIG saat ini berkembang sangat cepat. Bahkan pemanfaatannya tidak hanya terbatas di
bidang geografi saja, tetapi telah merambah ke berbagai bidang. Tentu dengan adanya teknologi SIG
memudahkan manusia dalam menyelesaikan pekerjaannya di bidang geografis karena dengan SIG ini data
dapat dikelola dalam format yang jelas, analisa data dan perubahan dapat dilakukan secara efisien selain
itu data dapat dirancang secara cepat dan tepat.
Dalam ilmu Perencanaan Wilayah Kota, SIG sangat dibutuhkan, salah satu aplikasi sistem informasi
geografis yang digunakan adalah ArcGIS. ArcGIS adalah perangkat lunak untuk membuat Sistem Informasi
Geografis yang berbasis desktop. Banyak sekali kelebihan dari ArcGIS, salah satunya dapat
mengimplementasikan konsep berbasis data spasial. Maka dari itu perlu pemahaman mengenai aplikasi
sistem informasi geografis ini karena sangat berguna dalam ilmu perencanaan wilayah kota.

1.2 Tujuan
1. Pemaparan cara pengoperasian ArcGIS
2. Mengetahui penggunaan georeferencing
3. Mendigitasi peta dengan menggunakan aplikasi ArcGIS

1
1.3 Alat dan Bahan
1. Laptop
2. Mouse
3. Arcmap 10.3
4. Peta semarang
5. Peta salatiga

1.4 Metode
Pengenalan penggunaan arcgis dengan peta semarang

Menginput peta Memunculkan Melihat data atribut di


semarang (format .shp) atribut open atribut tabel

Georeferncing dan digitasi peta

Menginput peta
Membuat 4 titik
salatiga (format Pemasukan atribut
koordinat
.Jpeg)

Menambah layers
Mengaktifkan
ibukota kecamatan,
georeferencing dan Pemasukan tabel
jalan dan batas
editor
wilayah

Mengatur
Mendigit peta Finish
koordinat sistem
BAB 2

KAJIAN TEORI

2.1 Sistem Informasi Geografis (SIG)


Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sistem basis komputer untuk menangani data
bereferensi geografis yang meliputi pemasukan, pengelolaan, menejemen data, manipulasi dan
analisis keluaran data. Format yang dipakai dalam SIG adalah .shp

2.1.1 Komponen SIG


 Hardware
Hardware atau perangkat keras merupakan media tempat pelaksanaan proses-proses SIG.
hardware yang diperlukan dalam sebuah SIG meliputi perangkat keras untuk masukan data,
penyimpanan data, pengolahan dan analisa data, dan pembuatan keluaran.
 Software
Software atau perangkat lunak merupakan alat pelaksana pekerjaan SIG. software standar SIG
harus mempunyai kapabilitas data input, penyimpanan, menejemen data, transformasi dan
konversi data, analisa dan pembuatan keluaran.setiap software mempunyai kelebihan dan
kekurangan masing-masing namun yang menjadi standard dan banyak dipakai di seluruh
duniaadalah ArcGIS dari ESRI.
 Data
Data atau representasi dari sebuah objek/fenomena adalah bahan yang dianalisi didalam SIG. SIG
memperlakukan sebuah jenis data yang spesifik agar dapatmemberikan keluaran seperti
fungsionalitasnya. Data yang digunakan dalam SIG adalah data geospasial atau data yang
bereferensi geografis (mempunyai informasi lokasi).
 Metode
Metode adalah cara bagaimana data diolah untuk menjadi sebuah informasi. Metode meliputi
aspek pemasukan data ke system, bagaimana data dikelola dan disimpan, bagaimana data
dianalisis, dan bagaimana informasi ditampilkan.
 Manusia
Komponen yang mengendalikan pekerjaaan SIG (Marjuki, 2014)

3
2.2 Data Spasial
Sebagian besar data yang akan ditangani dalam SIG merupakan data spasial yaitu sebuah data
berorientasi geografis, memiliki system koordinat tertentu. Sebagai dasar referensinya dan mempunyai
dua bagan penting yang membuatnya berbeda dari data lain, yaitu informasi lokasi (spasial) dan informasi
deskripsi (attribute) atau non spasial yang dijelaskan berikut ini:

1. Informasi lokasi (spasial), berkaitan dengan suatu koordinat baik koordinat geografi (lintang dan
bujur) dan koordinat XYZ, termasuk diantaranya informasi datum dan proyeksi.
2. Informasi deskriptif (atribut) atau informasil non spasial, suatu lokasi yang memiliki beberapa
keterangan yang berkaitan dengannya, contihnya: jenis vegetasi, populasi, luasan, kode pos dan
sebagainya. (Anshori, 2008)

Format data spasial:

 Raster
Raster disebut juga dengan bitmap, adalah gambar yang komposisinya terdiri atas titik-
titik berbentuk bujur sangkar, yang dinamakan dengan pixel, yang disusun pada suatu grid. Setiap
titik-titik pada grid tersebut masing-masing mengandung warna tersendiri. Memodifikasi raster
berarti memodifikasi tiap pixel. Raster bersifat resolutiondependentatau bergantung pada
resolusi. Artinya data menampilkan gambar yang terpaku pada resolusi tertentu. Jadi, ketika
gambar tersebut diperkecil atau diperbesar, kualitas gambar akan berubah.
Keuntungan dan keterbatasan format data raster:
 Membutuhkan tempat penyimpanan data yang besar
 Penyajian kurang baik / kurang halus tergantung resolusi
 Representasi yang sangat kompatibel dengan proses komposit lapis data SIG
 Merupakan data baku pembentuk citra dijital pada sistem inderaja

 Vektor
Melakukan proses pengolahan data atau gambar menggunakan garis dan kurva, yang
memuat informasi warna, dimensi serta posisi. Vektor bersifat tidak tergantung pada resolusi.
Artinya, vektor dapat diubah-ubah baik bentuk, ukuran, posisi atau warnanya pada resolusi
berapapun tanpa mengubah kualitas tampilannya. Vektor dapat pula berupa satu titik tunggal
Keuntungan dan keterbatasan format data vector: (BANOWOSARI, n.d.)
 Tidak membutuhkan tempat penyimpanan data yang besar
 Penyajian garis yang sangat halus
 Proses overlay dan perhitungan luas area memerlukan algoritma yang lebih kompleks
Merupakan data baku pembentuk data spasial untuk keperluan SIG/peta

2.3 ArcGIS
ArcGIS adalah salah satu software yang dikembangkan oleh ESRI (Environment Science & Research
Institute) yang merupakan kompilasi fungsi-fungsi dari berbagai macam software GIS yang berbeda
seperti GIS desktop, server, dan GIS berbasis web. Produk utama dari ArcGIS adalah ArcGIS desktop,
ArcGIS desktop sendiri terdiri atas 4 aplikasi dasar yakni: Arcmap, ArcCatalog, ArcGlobe dan ArcScene
(bappeda Province NTB, 2013)

Arcmap adalah aplikasi utama yang digunakan galam ArcGIS yang digunakan untuk mengolah
(membuat menampilkan, editing, composing dan publishing) peta. di Arcmap inilah kita melakukan
praktek georeferencing dan mendigitasi.

Georeferencing adalah proses penempatan objek berupa raster atau image yang belum
mempunyai acuan system koordinat ke dalam system koordinat dan proyeksi tertentu.

Digitasi Digitasi merupakan proses pembentukan data yang berasal dari data raster menjadi data
vektor Dalam sistem informasi geografis dan pemetaan digital, data vektor banyak digunakan sebagai
dasar analisis dan berbagai proses. Digitasi pada Arcview dilakukan pada dokumen view. Dalam
pembentukan peta digital, data grafis harus disimpan di dalam sebuah shapefile (file .shp). Oleh karena
itu, proses digitasi didahului dengan pembuatan sebuah shapefile kosong. Peta hasil digitasi selanjutnya
dapat dugunakan dalam proses overlay.

5
BAB III

LANGKAH KERJA PRAKTIKUM

3.1 Pengenalan ArcGIS


Langkah-langkah pengoperasian dan pengenalan perintah-perintah di Arcmap
1. Membuka Arcmap dengan double klik atau klik kanan

2. Pegenalan tools

3. Memasukan data
dengan perintah add data di toolbar
Muncul kotak dialog, memilih data yang akan dimasukan lalu add

Setelah data ditambahkan lalu muncul data di view atau lembar kerja

7
4. Jika ingin mengetahui area atau batas kecamatannya, klik kanan pada layers BATAS_KEC_SMG_OK,
pilih properties

Kotak dialog layers properties muncul, memilih symbology lalu memilih categories

Memilih KEC di kolom value field, klik add all value lalu Ok
Muncul perbedaan warna antar batas kecamatan

5. Memunculkan nama kecamatannya, dengan mengklik kanan pada layers BATAS_KEC_SMG_OK, lalu
memilih label features

9
6. Untuk mengetahui data lebih jelas mengklik kanan pada layers
BATAS_KEC_SMG_OK, memilih open attribute table.
7. Untuk membuka data yang lain atau membuat layers baru, dengan melakukan perintah yang sama
seperti no.3 & 4
Misal jalan

muncul rute jalan di kota semarang, jika tidak suka warnanya bisa diganti dengan menekan garis di
bawah layers jalan.

11
8. Untuk mengetahui data lebih lengkap mengenai jalan dengan mengklik kanan pada layers jalan lalu pilih
open attribute table.

9. Untuk memasukan data daerah banjir semarang, dengan melakukan hal yang sama saat
memasukan data jalan dan batas kecamatan.

Dengan data berformat .shp akan lebih mempermudah kita untuk mengetahui informasi-informasi
suatu wilayah mengenai jalan, kecamatan dan sebagainya, bebeda jika kita hanya memiliki data
dengan format JPG itu akan lebih sulit, maka dari itu ketrampilan dalam berkomunikasi seorang
planner diperlukan saat survey wilayah.
10. Hasilnya seperti ini
3.2 Cara Georeferencing dan Digitasi
Langkah-langkah menggunakan georeferencing dan men-digitasi
1. Buka Arcmap dengan double klik atau klik kanan

2. Mengklik kanan di lembar kerja lalu

3. Memasukan data
Dengan perintah add data di toolbar

13
Akan muncul kotak dialog, memilih data yang akan dimasukan lalu add

Kali ini memakai data dengan format j.pg


muncul peta salatiga di lembar kerja/ view

4. Selanjutnya menekan perintah Costumize di menu bar lalu memilih toolbars, lalu Georeferencing
Atau bisa dengan cara klik kanan di menu bar yang kosong
5. Kotak dialog georeferencing akan muncul

6. Lalu klik kanan layers-͢͢p͢͢ roperties-cordinate system-projected coordinat system

Klik UTM-WGS 1984-49s

Lalu pilih WGS 1984 zone 49S klik OK

15
7. Meng-Klik add control points pada kotak dialog georeferencing

8. menentukan titik kordinat (4 titik) di setiap titik pertemuan garis vertikal dan horizontal (paling atas
kanan kiri, paling bawah kanan kiri)

Menginput x dan y

Koordinat 1: (442000, 9192000)

Koordinat 2: (448000, 9192000)

Koordinat 3: (448000, 9184000)

Koordinat 4: (442000, 9184000)


9. Memeriksa view link table, forward maksimal 0,5 karena semakin kecil forward semakin akurat

\
Forward menunjukan angka 0,035..

10. Update georeferencing

11. Klik kanan img-source-periksa spatial reference

Spatial reference WGS_1984_UTM_zone_49s

Selanjutnya dilanjutkan dengan proses mendigitasi


12. Mengklik kanan pada katalog, memilih new-shapefile.. (untuk membuat jalan, ibu kota kecamatan
dan batas kecamatan)
Membuat ibukota_kecamatan,
dengan format name: ibu kota kecamatan

17
feature type: point
edit description dengan WGS 1984 UTM Zone 49s

Membuat jalan salatiga,


dengan format name: jalan_salatiga
feature type: polyline
edit description dengan WGS 1984 UTM Zone 49s

Membuat jalan batas wilayah,


dengan format name: batas_wilayah
feature type: polygon
edit description dengan WGS 1984 UTM Zone 49s
13. Start editing

14. Menentukan ibu kota kecamatan, mengklik ibukota kecamatan lalu memilih point

Dengan memberi titk/point pada daerah berikut:

19
15. Kemudian menambahkan field, mengklik kanan pada ibukota kecamatan open attribut tablel

16. Add field, kemudian mengubah mengisi nama dengan ‘keterangan’ dan type dengan ‘text’

17. Kemudian mengisi keterangan dengan nama ibu kota kecaman

18. Memunculkan ibukota kecamatanya dengan mengklik kanan ibukota kecamatan-properties-


simbology-catigories kemudian value field ganti dengan keterangan - add all values – apply - ok
19. Kemudian proses mendigit jalan dengan contruction tool line

20. Mendigit jalan arteri kota salatiga

Hasilnya seperti ini:

21. Kemudian mendigit batas wilayah dengan contruction tool polygon

21
Hasilnya seperti ini, digit seluruh wilayah salatiga terlebih dahulu, setelah itu di cut polygon

22. Sebelum cut polygon, ubah batas wilayah menjadi hollow

23. Kemudian cut polygon

Hasilnya seperti ini:


24. Add field, kemudian mengisi nama dengan ‘keterangan’ dan type dengan ‘text’ mengisi keterangan
dengan nama batas wilayah yang sudah di digitasi

23
25. Memunculkan nama wilayahnya dengan mengklik kanan batas wilayah-properties-simbology-
catigories kemudian value field ganti dengan keterangan - add all values – apply - ok

26. Mengubah label field dengan keterangan

27. Untuk memunculkan nama ibu kota kecamatan dan nama wilayah dengan mengaktifkan label
features
28. Hasilnya seperti ini, setelah diubah warna
BAB IV

PEMBAHASAN

Paktikum pengenalan arcgis di pertemuan ke 6 ini menggunakan data peta semarang dengan
format .shp, dalam praktikum ini, memasukan data: BATAS_KEC_SMG_OK.shp, jalan.shp dan
TL_smg_UTM.shp, dari data tersebut kita mengetahui data spasial dan informasi non spasial dari Semarang.
Mengetahui daerah banjir, jalan dan batas kecamatan di Semarang, melalui atribut table. Data di attribute
table pada layer BATAS_KEC_SMG_OK memberikan informasi mengenai kecamatan yang ada di daerah
Semarang, selain itu memberi informasi mengenai kabupaten, provinsi, admin kecamatan, area dan
parimeter. Dari data tersebut terdapat 16 kecamatan yang termasuk kedalam Kota Semarang, Provinsi Jawa
Tengah. Kemudian data di attribute table pada layers TL_smg_UTM memberikan informasi mengenai tata
lahan di Semarang, dari data tersebut terdapat 24 wilayah dengan tata lahan yang berbeda. Data di
attribute table pada layers jalan memberikan informasi keterangan fungsi jalan, kondisi, pelayanan, panjang
dalam meter dan intesitas celaka dari jalan tersebut. Di attribute table ini tidak hanya untuk melihat
informasi/keterangan wilayah saja, Di attribute table ini kita bisa menambahkan keterangan yang berkaitan
dengan wilayah yang sudah didigitasi, dengan perintah add field.

Dalam praktikum diperkenalkan mengenai perintah-perintah yang digunakan dalam proses pembuatan dan
pengolahan peta diantaranya:

zoom in: untuk memperbesar tampilan view

zoom out: untuk memperkecil tampilan view

fixed zoom in: untuk memperbesar tampilan view terhadap pusat view

fixed zoom out: untuk memperkecil tampilan view terhadap pusat view

pan-move: untuk menggeser objek di view

Full-extents: untuk menampilkan dengan pas objek/peta di view

go to previous: untuk kembali pada tampilan sebelum/sesudahnya

identify: untuk mengidentifikasi suatu data atribut dan sekaligus komponen geografis pada

25
setiap layers

find: untuk mencari atribut dan data dan layers

Dalam praktikum georeferencing dan digitasi di pertemuan ke 7 menggunakan data peta salatiga
dengan format .jpeg, Sebelum melakukan proses digitasi, terlebih dahulu harus melakukan georeferencing,
georeferencing merupakan proses penempatan objek berupa raster atau image yang belum mempunyai
acuan system koordinat ke dalam system koordinat dan proyeksi tertentu
Dalam proses georefencing kita memerlukan titik control yaitu titik yang diketahui posisi permukaan bumi
dan juga lengkap dengan koordinatnya (lintang dan bujur), dalam praktikum pada peta Salatiga kita
menggunakan peta yang memiliki titik koordinat. Menentukan 4 titik kordinat dan memasukan nilai x dan
y nya, jika ingin lebih akurat, saat menentukan titik koordinat perlu memperbesar skala, mengetahui
keakuratan peta kita bisa dilihat dari forward jika angka mendekati 0 berati peta yg dibuat akan akurat
begitupun sebaliknya. Dalam proses georeferencing peta Salatiga mengubah koordinat sistem dengan WGS
1984 UTM zone 49s
Proses digitasi dimulai dengan membuat layer terlebih dahulu melalui perintah shapefile pada
menu catalog, layer ini mempunyai format .shp. Layer yang digunakan saat melakukan digitasi pada peta
Salatiga adalah point, polyline, polygon dan mengedit description masing-masing layers dengan koordinat
sistem WGS 1984 UTM zone 49s. Untuk objek-objek berbentuk titik dipresentasikan dalam bentuk point,
dalam praktikum ini layers point digunakan untuk ibu kota kecamatan, ibu kota kecamatan di salatiga ada
4 diantaranya Sidorejo, Tingkir, Argomulyo dan Sidomukti. Untuk objek yang memanjang dipresentasikan
dalam bentuk polyline, dalam hal ini polyline digunakan untuk mendigit jalan salatiga, untuk jalan salatiga
yang di digit hanya jalan arteri saja dan menggunakan warna merah karena merupakan sudah
ketentuannya. Dan untuk objek yang berbentuk luas dipresentasikan dalam bentuk polygon, dalam peta
salatiga digunakan untuk membuat batas wilayah, salatiga dibagi menjadi 4 bagian yaitu kecamatan
Sidorejo, kecamatan Tingkir, kecamatan Argomulyo dan kecamatan Sidomukti. Untuk memulai digitasi,
pada toolbar Editor dengan Start Editing (jangan lupa untuk target diganti sesuai fitur yang akan di digitasi)
gunakan Sketch tools untuk melakukan digitasi, Setelah melakukan digitasi, Save Edit, Stop Editing (lakukan
untuk semua jenis fitur).
BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum ArcGIS pada pertemuan ke 6 dan 7, dapat disimpulkan Aplikasi
ArcGIS memudahkan manusia dalam mengolah data bereferensi geografis. Beberapa keunggulan
ArcGIS diantaranya memudahkan dalam proses pembuatan peta digital, ArcGIS membuat
sederhana dan cepat dalam mendigitasi berbagai objek di permukaan bumi, baik objek
berupa: titik (point), garis (line) maupun area (polygon), membuat mudah dan cepat dalam
menentukan sistem koordinat, baik berupa sistem koordinat geografi maupun sistem koordinat
projeksi, dengan perintah Georerencing dimana georeferencing berguna untuk menempatan
objek berupa raster atau image yang belum mempunyai acuan sistem koordinat ke dalam sistem
koordinat Dan dapat menggunakan berbagai jenis input data, antara lain: citra satelit, foto
udara, peta analog, gambar, table, dan lain lain, tidak hanya data berformat .shp saja, data
berformat .jpeg juga bisa diinput dan diolah di ArcGIS, peta menjadi mudah dimodofikasi sesuai
dengan kebutuhan agar dapat mempercepat dan mengefisienkan pembuatan peta.

5.2 Saran
Saran dari penulis setelah melakukan praktikum ArcGIS ini

1. Saat menentukan koordinat sistem memfavoritkan ‘WGS_1984_UTM_Zone_49S’


2. Sabar dan hati-hati saat mendigitasi peta, saat mendigitasi perbesarlah skala agar peta lebih
akurat dan terhindar dari double klik
3. Membuat file yang akan digunakan dalam satu folder agar memudahkan dalam mencari dan
menginput data

27
DAFTAR PUSTAKA

Marjuki, B. (2014). Sistem Informasi Geografis Menggunakan Quantum Gis 2.0. 1 Durfour.
Bramantyo Marjuki.
Anshori, M. (2008). ArcGIS Dekstop 10. Journal Ekonomi dan Bisnis Indonesia (Vol. 23).
Retrieved from s_s
BANOWOSARI, L. Y. (n.d.). Sistem Informasi Geografis Representasi Grafis Untuk Objek,
19. Retrieved from
http://lintang.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/42799/Sistem+Informasi+Geog
rafis+-+Model+Data+Spatial.pdf
bappeda Province NTB. (2013). Bab02_PengantarArcGIS10.pdf. Retrieved from
http://bappeda.ntbprov.go.id/wp-
content/uploads/2013/09/Bab02_PengantarArcGIS10.pdf

Anda mungkin juga menyukai