Anda di halaman 1dari 9

PAPER PRAKTIKUM

TEKNOLOGI INFORMASI SPASIAL


( Aplikasi ArcGIS : Layouting )

Shift : 2 (Dua)
Nama : Azhari Dwi Pramesti
NPM : 240110170092
Hari, Tanggal Praktikum : Selasa, 22 Oktober 2019
Waktu : 08.00-10.00 WIB
Asisten Praktikum : 1. Jeremy Lion D. Mamora
2. Muhammad Wildan Sapoetro
3. Tia Putri Budiarti

DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2019
A. Layout Peta
Pembuatan layout peta merupakan pekerjaan terakhir setelah input data, editing
data,analisis data, penambahan label, dan pengaturan legenda. Melalui fasilitas
layout dapatmembuat dan mengatur data mana saja yang akan digunakan sebagai
output dari proses atauanalisis gis yang digunakan serta bagaimana data tersebut
akan ditampilkan.
Layout ini akan bermanfaat untuk memperjelas peta dan memperindah secara
tampilan, selain itu tujuan yang lebih penting mengenai layout peta adalah
sebagaiatribut pelengkap yang mampu menjelaskan isi peta, yang merupakan inf-
ormasi penting. Tanpa adanya layout, sebuah peta tidak akan berarti apa-apa, dan
hanya bermakna sebagai gambar biasa. Pentingnya layout ini pada sebuah peta,
sehingga perlu dilakukan pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan dalam mendesain layout yang baik.
Komponen Layout Peta
1. Judul Peta
Mencerminkan isi sekaligus tipe peta. Penulisan judul biasanya di bagian
atas tengah,atas kanan, atau bawah. Walaupun demikian, sedapat mungkin
diletakan di kanan atas.
2. Skala Peta
Skala adalah perbandingan jarak pada peta dengan jarak sesungguhnya di
lapangan
3. Orientasi / Tanda Arah
Pada umumnya, arah utara ditunjukkan oleh tanda panah kearah atas peta.
Letaknyadi tempat yang sesuai jika ada garis lintang dan bujur, koordinat
dapat sebagai petunjuk arah.
4. Koordinat/grid
Sistem koordinat yang biasa digunakan adalah Universal Transverse
Mercator (UTM)dan sistem koordinat geografis yang menunjukan suatu
titik di bumi berdasarkan garislintang dan bujur.
5. LegendaLegenda adalah keterangan dari symbol-simbol yang merupakan
kunci untukmemahami peta.
6. Symbol Peta
Simbol Peta adalah tanda atau gambar yang mewakili kenampakan yang
ada permukaan bumi yang terdapat pada peta kenampakannya
7. Inset
Inset adalah peta kecil yang disisipkan di peta utama. Macam-macam inset
antara lain:
a. Inset penunjuk lokasi, berfungsi menunjukkan letak daerah yang
belum dikenali
b. Inset penjelas, berfungsi untuk memperbesar daerah yang dianggap
penting
c. Inset penyambung, berfungsi untuk menyambung daerah yang
terpotong di peta utama
(Andra, 2014)

B. Langkah-langkah Membuat Layout Peta


Setelah melakukan digitasi on screen pada praktikum sebelumnya, maka
selanjutnya akan dilakukan pembuatan layout peta. Layout peta termasuk juga
informasi yang penting didalamnya antara lain judul peta, skala peta, arah utara,
koordinat/grid, legenda peta, tahun pembuatan, penerbit peta, index peta/inset
peta. Berikut adalah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam membuat
layout peta antara lain:

1. Membuka data peta yang telah melalui georeferencing dan telah di digitasi

2. Mengubah tampilan peta menjadi Layout view dengan mengklik Layout view
pada bagian bawah.
3. Mengatur ukuran kertas dengan cara mengklik menu File > Page and Print
Setup kemudian mengubah ukuran kertas menjadi A4 dan mengubah tampilan
peta menjadi Landscape

4. Mengubah grid pada peta dengan cara klik change layout pada tolbar layout >
traditional layout > landscape modeminset.mxd, maka akan muncul tampilan
seperti berikut :
5. Memberi judul peta dengan cara Insert > Tittle

6. Lalu mengatur skala peta.

8. Menambahkan grid pada peta dengan cara klik kanan pada peta Propertis >
Grids > New Grid dan memilih grid Graticule : Divides map by medians and
parallels lalu Next.
9. Mengatur ukuran grid menjadi 30 sec lattitude dan 30 sec longitude

10. Setelah mengatur tampilan grid, maka akan mucul tampilan grid sebagai
berikut :

11. Langkah selanjutnya adalah menambakhan peta inset, dengan cara klik kanan
> Label Features
12. Setelah itu klik kanan > Properties dan mengubah Label fields > Nama
Desa

13. Mengubah warna frame sesuai dyang diinginkan dengan cara klik kanan
pada frame yang akan diubah, lalu properties > frame

14. Menambahkan bagian-bagian peta pada Tool Insert, seperti arah angin,
teks, skala, legenda, dll.
15. Setelah melakukan layout pada peta, maka Export peta untuk mendapatkan
print peta yang telah dibuat dan mengatur resolusi peta nya.

C. Tugas
1. Jelaskan tentang Georeferencing dan Digitasi
Georeferencing merupakan proses pemberian reference geografi dari objek
berupa raster atau image yang belum mempunyai acuan sistem koordinat ke dalam
sistem koordinat dan proyeksi tertentu. Proses ini diperlukan ketika akan
melakukan input data berupa data raster (hasil scan) ke dalam SIG (ARCGIS).
Digitasi merupakan proses penggambaran peta yang dalam hal ini dilakukan
secara on-screen pada layar monitor. Proses digitasi akan menghasilkan sebuah
data vektor yang nantinya akan menjadi peta digital. Digitasi dapat dilakukan
pada sebuah shapefile bertipe titik, polygon, dan garis.
2. Jelaskan proses pembuatan peta administrasi desa
Pembuatan peta administrasi desa didapatkan dari peta kabupaten/kota atau
peta lain yang didalamnya terdapat desa yang menjadi objek. Proses pertama yaitu
pemberian titik koordinat referensi atau georeferencing. Selain pemberian
koordinat diatur pula sistem proyeksi yang digunakan, Indonesia biasa
menggunakan format proyeksi WGS 1984. Setelah georeferencing dilakukan
proses digitasi yang dilakukan dengan menambahkan shapefile. Shapefile poligon
digunakan sebagai pembatas area/wilayah administrasi desa, shapefile garis untuk
jalan atau sungai dan titik untuk tempat penting atau fasilitas umum. Proses
terakhir yaitu layouting. Layouting ini akan bermanfaat untuk memperjelas peta
dan memperindah secara tampilan, selain itu tujuan yang lebih penting mengenai
layout peta adalah sebagai atribut pelengkap yang mampu menjelaskan isi peta.
DAFTAR PUSTAKA
Andra, Oriza Steva. 2014. Layout Peta. Padang : Universitas Negeri Padang

Anda mungkin juga menyukai