Anda di halaman 1dari 4

PRAKTIKUM KARTOGRAFI [GKP 0101]

Judul Acara Praktikum Representasi Relief


Nama Nasrudin Dwi Jatmiko Nilai Total Laporan :
NIM 19/438814/GE/08949
Kelompok Praktikum Senin, Pukul 09.00-11.00
Asisten 1. Widiya Setyaningrum
2. Eska Hanifah
Komponen Penilaian Laporan dikumpulkan pada
A : Pretest A: Tanggal : Jam :

B : Kegiatan Praktikum B: Praktikan Asisten


C : Laporan Praktikum C:
D : Tugas D:
( )

TUJUAN
1. Menggambarkan peta kontur serta menambahkan informasi bentuk relief.
2. Membuat penampang melintang (profil) sebagai salah satu keunggulan representasi
relief dan melakukan pengukuran kemiringan lereng.
3. Mengetahui interpolasi peta kontur, penyajian relief, dan pembuatan profil dengan
menggunakan perangkat lunak.
Nilai

MEDIA PEMBELAJARAN
1. Peta titik ketinggian hasil pengukuran (dummy)
2. Kertas Kalkir
3. Alat tulis (pensil, penggaris, pena, drawing pen, pensil warna)
4. Kalkulator
5. Kertas milimeter
6. Data titik ketinggian digital*
7. Perangkat lunak Surfer dan/atau QuantumGIS*
*) untuk kepentingan demonstrasi oleh asisten
Nilai

LANGKAH KERJA
1. Pembuatan peta kontur
Menentukan
Peta titik
interval kontur
ketinggian Peta kontur
dan
hasil menghubungkan hasil
pengukuran titik dengan interpolasi
(dummy) ketinggian yang
PRAKTIKUM KARTOGRAFI [GKP 0101]

2. Penyajian relief
Menyajikan
Peta relief
Relief peta
hachures
menggunaka
n metode
hachures
Peta kontur Menyajikan
hasil Peta relief
interpolasi hillshading

Menyajikan Relief
peta menggunakan Peta relief
metode Hypsometric Hypsometric Tints
TInts

3. Pembuatan profil
Menent
Profil
ukan
Peta kontur (penampang
dua titik
melintang) di
dan
daerah
menand
4. Perhitungan kemiringan lereng
Menghitung
0 kemiringan Kemiringan
Profil lereng
ketinggian lereng pada 2
dengan segmen profil
rumus
5. Penyajian relief menggunakan perangkat lunak*

Demonstrasi
penyajian Ulasan
Data digital relief penyajian
menggunakan relief secara
Keterangan : perangkat digital
: Input : Proses : Output

*) didemonstrasikan oleh asisten


Nilai

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil :
1. Peta kontur hasil interpolasi (terlampir)
2. Penyajian relief
a. Hachures (terlampir)
b. Hillshading (terlampir)
c. Hypsometric Tints (terlampir)
PRAKTIKUM KARTOGRAFI [GKP 0101]

3. Profil (penampang melintang) di daerah pemetaan (terlampir)


4. Kemiringan lereng pada 2 segmen profil (terlampir)
5. Ulasan penyajian relief secara digital (pembahasan)
Pembahasan :
Peta memiliki kekurangan karena tidak dapat menampilkan perbedaan ketinggian
(relief) suatu tempat. Untuk itu, diciptakanlah sistem penggambaran relief untuk dapat
menggambarkan kenampakan tiga dimensi pada bidang datar. Penggambaran relief dibagi
menjadi dua kategori besar, yakni absolute-relief mapping methods untuk menunjukkan
informasi ketinggian secara presisi, dan relative-relief mapping methods untuk menunjukkan
fitur bentuklahan yang berbeda dan memberi impresi umum tentang ketinggian relatif.
Yang termasuk absolute-relief mapping salah satunya adalah peta kontur, yang
kemudian dapat diturunkan menjadi hypsometric tinting. Garis kontur merupakan garis yang
menghubungkan titik-titik dengan ketinggian yang sama. Tiap garis kontur yang dibuat
memiliki selisih ketinggian antargaris, yang disebut dengan interval kontur. Dari garis kontur,
dapat ditentukan profil ketinggian suatu wilayah. Dari profil ketinggian dapat dihitung
kemiringan lereng. Hypsometric tinting merupakan metode untuk menampilkan relief
menggunakan perbedaan warna. Kelebihan dari metode ini adalah ketinggian tempat
ditampilkan dengan tepat, bukan menggunakan kisaran.
Yang termasuk relative-relief mapping diantaranya adalah metode hachures dan
metode hillshading. Hachures menggunakan garis yang sejajar dengan kemiringan lereng,
dan jumlahnya sesuai dengan tingkat kemiringan lereng. Hachures kurang sesuai apabila
digunakan pada peta skala kecil, karena akan mengalami generalisasi/simplifikasi.
Hillshading digunakan untuk meningkatkan kesan tiga dimensi dari fitur medan (Kimerling et
al., 2016).
Pada praktikum kali ini, diberikan peta dummy berisi titik ketinggian. Interval kontur
ditetapkan sebesar 10 meter. Setelah dihitung dan ditentukan titik-titik interval, kemudian
titik-titik dengan ketinggian yang sama dihubungkan dengan garis kontur. Rangkaian dari
garis kontur tersebut membentuk peta kontur seperti yang terlampir. Dari peta kontur
tersebut, kemudian difotokopi dan kemudian disajikan reliefnya menggunakan tiga metode,
yakni Hachures, Hillshading, dan Hypsometric Tints (Kimerling et al., 2016; Kraak&Ormeling,
2010). Ketiga metode tersebut memiliki ciri khas maupun keunggulan dan kekurangan
masing-masing seperti yang telah disebut diatas. Peta kontur yang telah dibuat juga
digunakan untuk membuat profil ketinggian tempat. Profil ketinggian tersebut dibuat dari
dua titik yang ditentukan, dalam hal ini titik A berada di ketinggian 90 meter, dan titik B
berada di ketinggian 170 meter. Setelah ditentukan, lalu dibuat profil penampang
ketinggiannya. Dari profil ketinggian tersebut, kemudian ditentukan dua segmen yang akan
digunakan untuk mengetahui kemiringan lereng. Segmen pertama dibuat dari ketinggian
150 meter hingga 170 meter, sedangkan segmen kedua dibuat dari ketinggian 90 meter
hingga 130 meter.
Pada segmen pertama, diketahui vertical distance (VD) sebesar 20 meter dan
horizontal distance (HD) sebesar 22 meter. Dari VD dan HD, dapat diketahui kemiringan
PRAKTIKUM KARTOGRAFI [GKP 0101]

lereng. Kemiringan lereng dalam bentuk pecahan sebesar 0,909. Kemiringan lereng dalam
bentuk persen sebesar 90,9%. Sedangkan kemiringan lereng berbentuk derajat slope
sebesar 42,27°. Pada segmen kedua, diketahui vertical distance (VD) sebesar 40 meter dan
horizontal distance (HD) sebesar 50 meter. Dari VD dan HD, dapat diketahui kemiringan
lereng. Kemiringan lereng dalam bentuk pecahan sebesar 0,8. Kemiringan lereng dalam
bentuk persen sebesar 80%. Sedangkan kemiringan lereng berbentuk derajat slope sebesar
38,66°.
Representasi relief secara digital secara umum lebih mudah dibandingkan dengan
penyajian relief secara manual. Kemudahan tersebut dikarenakan tersedianya tools untuk
melakukan interpolasi kontur, penyajian relief, pembuatan profil, serta perhitungan
kemiringan lereng. Hal tersebut tentunya akan mempersingkat waktu pembuatan. Ketika
membuat kontur secara manual, perlu langkah-langkah yang tidak praktis, diantaranya yaitu
menghitung titik kontur dari interval kontur, menggaris titik dengan ketinggian sama,
termasuk menyajikan relief menggunakan tiga metode yang telah disebut sebelumnya.
Kelemahannya, diperlukan perangkat keras yang memadai untuk menggunakan perangkat
lunak.
Nilai

KESIMPULAN
1. Peta kontur dibuat berdasarkan titik-titik ketinggian yang dihitung dan dihubungkan
dengan garis kontur. Bentuk relief bervariasi mulai dataran rendah sampai dataran
tinggi.
2. Profil kenampakan melintang ketinggian diperoleh dari peta kontur yang telah dibuat.
3. Interpolasi peta kontur, penyajian relief, dan pembuatan profil dengan menggunakan
perangkat lunak dilakukan menggunakan tools yang telah tersedia dalam perangkat
lunak tersebut
Nilai

DAFTAR PUSTAKA
Kimerling, A. J., et al. (2016). Map use : Reading, analysis, interpretation (8th ed.). California: ESRI
Press.
Kraak, M.-J. & Ormeling, F. (2010). Cartography: Visualization of geospatial data (3rd ed.). Essex:
Pearson Education.
Nilai

Anda mungkin juga menyukai