Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

KARTOGRAFI DASAR

ACARA VI
TATA LETAK PETA DAN NAMA GEOGRAFIS

Disusun Oleh :
Nama : Ikhwan Amri
NIM : 16/393473/GE/08221
Program Studi : Geografi dan Ilmu Lingkungan
Hari, tanggal : Kamis, 20 Oktober 2016
Waktu : 09.00 – 11.00 WIB
Asisten : 1. Ayuni Nur Fitriani
2. Deha Agus Umarhadi

LABORATORIUM KARTOGRAFI
PROGRAM STUDI KARTOGRAFI DAN PENGINDERAAN JAUH
DEPARTEMEN SAINS INFORMASI GEOGRAFI
FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2016
ACARA VI

TATA LETAK PETA DAN NAMA GEOGRAFIS

A. TUJUAN
1. Melatih keterampilan dalam melakukan desain tata letak peta beserta kelengkapan
informasi tepi.
2. Menuliskan nama geografis pada peta sesuai dengan kaidah yang berlaku.

B. BAHAN DAN ALAT


1. Peta RBI dan Peta Tematik
2. Kertas Kalkir
3. Alat tulis

C. LANGKAH KERJA

Data digital dan


Peta RBI skala Peta Tematik Peta acuan dan
Software
1:25.000 pilihan kertas kalkir
QuantumGIS

Tata letak peta Nama geografis Simbolisasi


diidentifikasi diberikan pada peta dilakukan pada peta

Kelengkapan Informasi tepi peta


Data digital dibuat
informasi peta dicari ditambah sesuai dengan
labelling
dan diberi masukan ruang yang ada

Ulasan kelebihan
Sketsa tata letak Peta Sketsa tata letak Peta Peta hasil penulisan
dan kekurangan
RBI Tematik nama geografis
labelling

Sketsa tata letak


usulan
D. HASIL PRAKTIKUM
1. Sketsa tata letak Peta RBI (terlampir)
2. Sketsa tata letak Peta Tematik (terlampir)
3. Sketsa tata letak usulan (terlampir)
4. Peta hasil penulisan nama geografis (terlampir)

E. PEMBAHASAN

Peta dibuat agar dapat mengkomunikasikan informasi muka bumi secara efektif,
informatif, dan komunikatif kepada pemakai peta. Peta rupabumi dapat berfungsi dengan
baik jika pengguna peta dapat memahami informasi peta dengan mudah (Wibowo, 2016).
Sasaran tersebut dapat dicapai apabila desain peta dibuat dengan memperhatikan penampilan
grafis suatu informasi muka bumi pada peta. Desain peta tersebut menyangkut pemilihan
simbol, tata letak peta, pemilihan warna, serta pemilihan jenis dan ukuran huruf. Tata letak
peta terbagi lagi menjadi dua bagian yaitu muka peta dan informasi tepi peta.

Kegiatan praktikum yang pertama kali dilakukan adalah mengidentifikasi susunan tata
letak Peta RBI Pakem skala 1:25.000 dan Peta Daerah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal)
Kabupaten/Kota Indonesia. Komposisi pada peta RBI tersebut lebih lengkap dibandingkan
dengan Peta Daerah 3T karena peta RBI masih memuat informasi muka peta secara umum.
Informasi tepi pada peta RBI Pakem diletakkan pada sebelah kanan dan bawah muka peta.
Judul peta, skala, nomor lembar, dan edisi diletakkan di sudut kanan atas pada peta RBI
tersebut. Legenda, simbol, sumber, diagram lokasi, dan informasi lainnya diletakkan
dibawahnya. Informasi mengenai orientasi, skala grafis, pembagian daerah administrasi, dan
keterangan lainnya diletakkan di bawah muka peta agar komposisinya seimbang.

Kelengkapan informasi pada Peta Daerah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal)


Kabupaten/Kota Indonesia lebih terbatas karena lebih mengutamakan keterkaitan dan
kepentingan informasinya. Judul peta diletakkan di atas muka peta disertai dengan peta inset
di sudut kiri bawah muka peta tanpa memotong bagian informasi yang utama. Informasi tepi
lainnya berupa legenda, keterangan, skala grafis, orientasi, dan sumber peta diletakkan di
bawah peta. Bagian tengah pada informasi tepi peta ini kosong sehingga layout peta terlihat
kurang seimbang. Adapun beberapa perbaikan dan tata letak usulan untuk peta tematik ini
adalah orientasi peta diletakkan di muka peta bagian kanan dan di bawah judul peta.
Keterangan dan legenda peta lebih baik diletakkan di bagian kanan bawah peta karena
biasanya pengguna peta cenderung membaca peta dari arah kiri ke kanan. Skala peta
diletakkan di tengah informasi tepi agar tidak terjadi kekosongan dan lebih seimbang.

Kegiatan praktikum selanjutnya adalah penulisan nama geografis berdasarkan peta


acuan. Peta acuan yang digunakan adalah Peta RBI Batur skala 1:25.000. Penulisan nama
geografis ini harus dilakukan sesuai dengan aturan. Nama Kabupaten Batang ditulis dengan
huruf tegak, kapital, dan berwarna hitam dengan ketebalan tertentu. Nama kecamatan dan
desa seperti Kecamatan Blado dan Desa Gerlang juga ditulis sesuai dengan nama kabupaten,
namun ketebalannya dikurangi sesuai dengan tingkat wilayah administrasi. Tempat
pemukiman seperti Kayuabang dan Cikesod ditulis dengan huruf kecil, tegak dan berwarna
hitam. Ketebalannya juga sangat tipis. Peta tersebut juga mengandung unsur rupabumi berupa
gunung. Contohnya adalah Gunung Bucu yang ditulis dengan huruf italic dan hitam. Kata
gunung itu sendiri disingkat dengan huruf G. Unsur lain yang terdapat pada peta tersebut
adalah sungai. Nama sungai ditulis dengan huruf italic dan berwarna biru dengan ketebalan
yang sangat tipis. Penulisan ini juga harus mengikuti arah sungai. Kata sungai itu juga
disingkat seperti K. Kitiran yang berarti Kali Kitiran.

Penulisan nama geografis pada perangkat lunak QuantumGIS dapat dilakukan dengan
penggunaan tombol labelling. Nama-nama tersebut sudah tersimpan dalam data atribut dan
hanya perlu ditampilkan saja. Jendela Layer labelling settings akan muncul setelah tombol
labelling diklik. Kolom yang berisi nama dipilih untuk fitur yang akan dilabel di sebelah field
with labels. Tombol Apply selanjutnya diklik pada sebelah kanan bawah jendela, sehingga
label-label sudah ditambahkan pada seluruh titik peta yang memiliki nama. Label tersebut
dapat diubah penampilannya baik dari segi warna, ukuran, dan jenis hurufnya sesuai dengan
keinginan masing-masing melalui tab Label Setting. Toponomi pada perangkat lunak ini juga
dapat digunakan dengan cara mencentang berbagai pilihan di sebelah kiri. Apabila terdapat
dua penamaan (double) pada wilayah yang sama, maka labelling tersebut harus di-setting
terlebih dahulu. Labelling pada perangkat lunak QuantumGIS ini juga dapat ditambah secara
manual dengan menggunakan tombol Drawing. Area yang akan dibuat toponomi diklik
terlebih dahulu. Kotak berupa textbox akan muncul dan ditulis namanya sesuai dengan
keinginan masing-masing. Ukuran, derajat, dan warnanya juga dapat diatur sendiri.
Kelebihan labelling melalui perangkat lunak QuantumGIS adalah lebih cepat dan rapi
dibandingkan dengan penulisan secara manual. Jenis huruf, ukuran, dan warna tulisan pun
sangat bervariasi. Kekurangan labelling melalui software ini adalah pada saat proses
peletakan label garis, label yang sebelumnya terlihat menjadi tersembunyi karena kesulitan
untuk membuat label mengikuti garis jalan yang berkelok-kelok sambil tetap terbaca.
Pengaturan tampilan huruf juga cukup sulit dilakukan terlebih bagi orang yang belum paham
mengenai penggunaan software ini. Nilai estetika penulisan nama secara manual tentunya
lebih tinggi dibandingkan dengan cara labelling.

F. KESIMPULAN

1. Tata letak peta dapat didesain sesuai dengan imajinasi pembuat peta dengan
mempertimbangkan aspek keindahan dan keseimbangan. Komposisi informasi tepi pada
peta harus dibuat secara teratur dan seimbang agar dapat memudahkan pengguna peta
dalam membaca peta.
2. Penulisan nama geografis sangat terkait dengan perwujudan unsur geografinya. Setiap
unsur peta memiliki nama geografis yang memiliki perbedaan tipe huruf, ukuran, spasi,
penempatan, dan warna tertentu.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2016. Cartography Final Flashcard. Diakses pada tanggal 25 Oktober 2016 melalui
http://www.flashcardmachine.com/cartography-final.html.

Astrini , R., dan Oswald, P. 2012. Modul Pelatihan Quantum GIS Tingkat Dasar. Mataram:
BAPPEDA Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Inasafe. 2016. Modul 7: Label dan Klasifikasi. Diakses pada tanggal 26 Oktober 2016
melalui http://docs.inasafe.org/id/training/old-training/beginner/qgis-inasafe/207-
labels-and-classification.html.

Sukwardjono, dan Sukoco, M. 1997. Kartografi Dasar. Yogyakarta: Departemen Pendidikan


dan Kebudayaan Universitas Gadjah Mada.

Wibowo, T.W., dan Khakhim, N. 2016. Petunjuk Praktikum Kartografi Dasar GKP 0101.
Yogyakarta: Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada.
TUGAS

Jelaskan beberapa istilah berikut ini (semua berhubungan dengan lettering): Literal symbol,
Locative symbol, Nominal symbol, dan Ordinal symbol.

Jawaban:

a. Literal symbol adalah jenis simbol lettering yang menampilkan nama fitur peta dan hanya
menjadi representasi dari objek yang digambarkan pada peta.
b. Locative symbol adalah jenis simbol lettering yang menunjukkan lokasi (batas dan
orientasi) suatu fitur pada peta.
c. Nominal symbol adalah simbol lettering yang mendeskripsikan kelas nominal fitur peta
dengan menggunakan atribut desain (font).
d. Ordinal symbol adalah simbol lettering yang menggunakan variasi ukuran dan huruf
kapital atau huruf kecil untuk membedakan tingkatan karakteristik fitur peta.
PETA TEMATIK

Anda mungkin juga menyukai