Anda di halaman 1dari 4

Judul ACARA 6 : TATA LETAK PETA DAN NAMA GEOGRAFI

Nama Bima Oktavian Nilai Total


NIM 19/441751/GE/09090 Laporan :
Kelompok Praktikum Kamis, 07.00 – 09.00
Asisten 1. Safira Ihdanisa Hidayah
2. Nastasya Andam Dewi
Komponen Penilaian Laporan dikumpulkan pada
A : Pretest A: Tanggal : 06/11/2019 Jam : 07.00
B : Kegiatan B: Praktikan Asisten
Praktikum
C : Laporan C:
Praktikum
D : Tugas D: (Bima Oktavian) ( )

MEDIA PEMBELAJARAN

1) Peta RBI Yogyakarta skala 1 : 25.000


2) Peta tematik
3) Penggaris
4) Kertas Kalkir
5) Pensil
6) Drawing pen

Nilai

LANGKAH KERJA
Peta RBI skala 1 :25.000, Peta
Tematik, Peta Digital

Penggamb Labelling
Delinasi
aran tata peta
peta RBI
letak peta digital

Tata Penulisan Peta


letak nama dengan

peta geografis nama

Peta geografi
: Input
dengan : Proses
nama : Output
geografi
Nilai

HASIL DAN PEMBAHASAN


Dalam membuat peta salah satu hal yang harus diperhatikan adalah pengaturan tata letak
dan penulisan nama geografis. Proses pengaturan peta untuk disesuaikan dengan syarat-syarat
kartografis yang berlaku adalah proses layout (Satar, 2014). Dalam menentukan tata letak
peta, pembuat peta harus mempertimbangkan aspek-aspek yang membuat sebuah peta
menjadi menarik sekaligus informatif. Selain itu, tata letak peta juga harus dibuat dengan
mempertimbangkan kemudaham pengguna dalam memahaminya. Saat sebuah peta dapat
dibuat dengan baik, pengguna peta dapat menggunakan peta tersebut dengan nyaman.
Terdapat dua macam informasi yang terdapat di Peta Rupabumi Indonesia, yaitu muka
peta dan tepi peta. Muka peta merupakan bagian utama dari peta yang menunjukan objek di
suatu daerah berikut dengan informasinya, sedangkan informasi tepi peta merupakan
penjelasan yang lebih detail. Penentuan tata letak yang baik dan benar dapat membuat
tampilan peta menjadi lebih menarik. Peta Rupabumi Indonesia mayoritas memiliki tampilan
seragam dengan sedikit perbedaan antara peta satu dengan yang lain, namun pada dasarnya
setiap peta RBI memiliki tampilan yang sama agar dapat dipahami dengan mudah dan
pengguna dapat memperoleh informasi dengan baik.
Berbeda dengan peta RBI, peta tematik pada umumnya tidak memiliki standar dalam
pengaturan tata letak pada petanya. Pengaturan tata letak pada peta tematik tergantung oleh
pembuat masing-masing peta. Selain itu, informasi tepi yang terdapat peta tematik tidak
selengkap informasi tepi yang terdapat pada peta RBI. Hal tersebut disebabkan karena
informasi yang terdapat pada setiap peta tematik berbeda tergantung kegunaannya. Lain
halnya dengan peta RBI yang selalu memiliki informasi yang lebih detail dibandingkan peta
tematik karena memuat informasi-informasi umum, sehingga bagian tepinya harus lebih
detail agar informasi yang disajikan mudah dipahami oleh pembaca peta. Peta RBI memiliki
tampilan yang lebih rapi dibandingkan peta tematik karena memiliki standar untuk tata
letaknya. Terkadang masih ada peta tematik dengan informasi peta yang tidak rapi bahkan
terkesan kacau bahkan tidak memiliki informasi dasar yang penting sehingga
membingungkan pengguna peta itu sendiri.
Dalam sebuah peta, nama geografis merupakan hal yang sangat penting, hal tersebut
karena nama geografis merupakan identitas suatu fenomena yang terdapat di permukaan
bumi. Agar nama geografis tidak membingungkan pengguna peta, penempatannya harus tepat
sehingga informasi yang diperoleh menjadi akurat dan informatif. Terdapat beberapa kaidah
dalam penulisan nama geografis yang baik dan benar. Kaidah-kaidah tersebut antara lain
adalah pemilihan tipe-tipe huruf yang sesuai, spasi, pewarnaan tulisan yang memiliki makna
terkait dengan wujud geografisnya, serta penempatannya tidak dapat sembarangan. Nama
geografis yang tidak sesuai dengan kaidah dapat menyebabkan kesalahan interpretasi oleh
pengguna peta.
Di jaman yang sudah serba digital seperti sekarang ini, penulisan nama geografis sudah
dapat dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak. Penulisan nama geografis
menggunakan perangkat lunak dikenal dengan sebutan labelling. Kelebihan dari labelling
adalah tingkat efisiensi waktu yang lebih tinggi dibandingkan dengan cara manual, sehingga
waktu yang dibutuhkan untuk melakukan penulisan nama geografis dapat dipersingkat.
Selain itu, kemudahan menjadi salah satu keunggulan labelling yang mempermudah
pembuatan peta secara digital. Fitur-fitur yang lengkap dalam labelling membuatnya dapat
diatur sedemikian rupa, contohnya fitur untuk menyembunyikan nama geografis atau
memunculkannya kembali. Namun, labelling juga memiliki kekurangan, yaitu
ketidakmampuan menyaring informasi yag seharusnya terdapat di peta tersebut. Hal tersebut
tentu membuat pengguna peta mengalami kesulitan dalam memahami informasi di dalam
peta karena informasi yang terlalu kompleks,

Nilai

KESIMPULAN

1) Faktor utama dalam proses mendesain tata letak peta adalah adanya keseimbangan.
Komposisi yang tepat dapat membuat penampilan keseluruhan peta menjadi menarik
sehingga membuat pengguna peta memahami informasi yang disajikan oleh peta.
2) Terdapat kaidah-kaidah dalam penulisan nama-nama geografis, contohnya adalah
penggunaan tipe huruf yang sesuai, spasi, penempatan, serta warna yang memiliki
makna terkait dengan informasi atau perwujudan unsur-unsur geografisnya.

Nilai

DAFTAR PUSTAKA

Tyner, Judith A.. 2010. Principles of Map Design. New York : The Guilford Press
Gunawan, Totok. 2007. Fakta dan Konsep Geografi. Jakarta : Inter Plus

Nilai
Peta Tematik :

Anda mungkin juga menyukai