PENGEMBANGAN MASYARAKAT
(GPW0104)
ACARA III
TEKNIK WAWANCARA
Disusun oleh:
Nama : Bima Oktavian
NIM : 19/441751/GE/09090
Hari, Tanggal : Rabu, 29 September 2021
Waktu : 09.55-11.35
Asisten : Satria Yudha Adhitama
LABORATORIUM KEWILAYAHAN
FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2021
I. Tujuan
1. Mahasiswa mampu memahami teknik wawancara dengan benar.
Untuk mendapatkan hasil data yang mendalam dan akurat dalam proses wawancara,
maka pewawancara disamping mencatat jawaban yang diberikan oleh responden perlu untuk
melakukan pengamatan terhadap gestur dan perilaku dari responden. Perilaku dan gestur
tersebut dapat mencakup ekspresi wajah, kontak mata, gerak-gerik anggota badan, posisi duduk,
pakaian, dan kontak mata (Saam, 2013). Contohnya, responden yang bosan akan menunjukkan
seperti sering mengecek jam, menghela nafas berat, menguap, memiliki tatapan menerawang
dan tidak fokus, dll. Sementara itu, responden yang menunjukkan perilaku memalingkan
pandangan, menggosok mata, memalingkan wajah, menyentuh hidung, gugup dapat menjadi
pertanda bahwa responden tidak memberikan jawaban yang jujur (Putra, 2013). Menurut Edi
(2016), keberhasilan dari wawancara juga ditentukan dari kejujuran atau tingkat kebenaran
informasi yang disampaikan oleh responden. Banyak orang yang sulit untuk berbicara secara
terbuka kepada orang lain yang baru dikenal, terutama untuk permasalahan yang sensitif. Oleh
karena itu, pengetahuan mengenai psikologi dari gestur manusia merupakan hal yang sangat
bermanfaat saat melakukan wawancara.
Input
Proses
Output
V. Hasil Praktikum
1. Tabel hasil penilaian terhadap kelebihan dan kelemahan dalam proses wawancara (terlampir).
2. Tabel pembahasan mengenai bagaimana teknik wawancara yang benar (terlampir).
3. Identifikasi dan penjelasan faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi dalam wawancara
sesuai (terlampir).
VI. Pembahasan
Kegiatan wawancara dilakukan dengan memperhatikan berbagai aspek dan berbagai
teknik wawancara. Contoh dari kegiatan wawancara yang dikenal masyarakat luas adalah
wawancara Kick Andy. Acara tersebut dibawakan oleh presenter Andi F. Noya yang juga
menjadi pewawancara. Latar belakan Andi F. Noya sebagai wartawan, pembawa acara, dan
presenter membuatnya telah terlatih dalam berbicara dan mendapatkan informasi dari orang
lain dengan metode wawancara. Video wawancara Kick Andy “Muda Yang Berdaya” memiliki
beberapa kelebihan dan kekurangan baik dari sisi responden, pewawancara, isi kuesioner, dan
situasi wawancara. Responden dari wawancara ini adalah anak-anak muda Indonesia yang telah
berhasil menciptakan berbagai produk-produk kreatif yang ramah lingkungan serta sustainable.
Selain itu, para responden juga merupakan orang-orang yang telah membantu kegiatan
pemberdayaan masyarakat di berbagai daerah di Indonesia.
Rata-rata para responden memiliki pembawaan yang tenang. Wawancara yang dilakukan
berjalan dengan responsif dan terbuka. Hal tersebut juga didukung dengan para responden yang
memiliki pengetahuan luas mengenai topik wawancara, sehingga dapat menjawab dengan baik,
cepat dan tanggap terhadap pertanyaan yang dilontarkan oleh pewawancara. Suasana cair dan
santai yang dibangun oleh pewawancara juga dapat diikuti oleh responden, sehingga wawancara
tidak terkesan kaku. Namun, terdapat beberapa kali responden terlihat merasa tidak nyaman
dan memiliki gestur yang kaku. Pewawancara yang telah mempelajari tentang latar belakang para
responden juga membuat komunikasi yang dilakukan dalam wawancara menjadi lebih santai
dan akrab. Hal tersebut membuat proses transfer informasi menjadi lebih maksimal.
Terlihat bahwa daftar pertanyaan yang disusun dalam wawancara Kick Andy telah
dipertimbangkan secara matang dari pertanyaan yang beragam dan inspiratif namun tetap sesuai
dengan tujuan dari wawancara tersebut. Didukung dengan saran prasarana yang mendukung
dan situasi yang kondusif membuat responden menjadi nyaman untuk menjawab pertanyaan
serta para penonton dapat dengan mudah mengikuti alur wawancara yang dilakukan.
Wawancara Kepala Desa Gayam dilakukan oleh tim KKN-P UMSIDA. Lokasi dari
kegiatan wawancara yang dilakukan sangat ramai dan banyak suara-suara lain yang mengganggu
dan menyebabkan jalannya wawancara menjadi kurang kondusif. Namun, karena wawancara
dilakukan langsung di lapangan, hal tersebut membuat pewawancara dapat secara langsung
melihat langsung kondisi lapangan. Namun, masih terdapat beberapa hal yang perlu diperbaiki
untuk wawancara ini, diantaranya adalah kesiapan pewawancara dalam menyusun pertanyaan.
Hal tersebut terlihat dari pertanyaan yang masih sedikit dan cenderung kurang menggali
informasi lebih dalam lagi. Hal tersebut masih dapat diatasi karena Kades Gayam yang tanggap
serta responsif dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Terutama jika mengingat
pengetahuan Kades Gayam yang luas terkait desanya. Namun, akibatnya adalah responden
menjadi terlalu mendominasi dan pewawancara menjadi kesulitan dalam mengontrol jalannya
alur wawancara. Walaupun begitu, perlu diapresiasi bahwa pewawancara tetap tidak
memberikan saran atau tanggapan yang menggiring jawaban responden serta menggunakan
komunikasi non verbal untuk meningkatkan partisipasi dalam proses wawancara tersebut.
Faktor yang mempengaruhi komunikasi dalam wawancara agar berjalan dengan baik
adalah dapat dilihat dari responden, pewawancara, isi kuesioner, dan situasi responden.
Pewawancara yang terampil dalam memberikan pertanyaan akan mendapatkan data yang
optimal sesuai apa yang dibutuhkan. Sementara itu, responden pun juga turut andil dalam
penyampaian data, sehingga keberhasilan wawancara sangat tergantung dengan kejujuran dari
responden. Pada umumnya semakin tinggi tingkat pendidikan yang ditempuh oleh responden
maka akan lebih sulit dalam mengendalikan alur wawancara yang dilakukan, namun apabila
tingkat pendidikan responden terlalu rendah, maka pewawancara terkadang perlu untuk
menjabarkan tiap-tiap pertanyaan dengan kalimat yang lebih sederhana agar maksudnya dapat
ditangkap oleh responden. Teknik wawancara yang baik adalah meliputi tiga hal, yaitu melalui
cara penampilan, cara bertanya, dan cara mencatat. Hal tersebut berkaitan dengan menjalin
hubungan baik dengan responden; pewawancara bersikap obyektif dan profesional;
menciptakan hubungan yang baik dengan responden; mencatat jawaban responden.
VII. Kesimpulan
1. Teknik wawancara yang baik dapat membantu membangun hubungan baik dengan
responden, sehingga informasi yang didapat lebih maksimal dan dapat menjamin
keberhasilan proses wawancara. Teknik wawancara yang baik adalah meliputi tiga hal, yaitu
melalui cara penampilan, cara bertanya, dan cara mencatat. Hal tersebut berkaitan dengan
menjalin hubungan baik dengan responden; pewawancara bersikap obyektif dan profesional;
menciptakan hubungan yang baik dengan responden; mencatat jawaban responden.
VIII. Daftar Pustaka
Edi, Fandi Rosi Sarwo. (2016). Teori Wawancara Psikodiagnostik. Yogyakarta: LeutikaPrio.
Juliansyah, Noor. (2011). Metodologi Penelitian : Skripsi, Tesis, Desertasi, & Karya Ilmiah.
Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Rosaliza, M. (2015). Wawancara, Sebuah Interaksi Komunikasi Dalam Penelitian Kualitatif.
Jurnal Ilmu Budaya. Vol 11. No.2.
Saam, Zulfan. (2013). Psikologi Konseling. Jakarta: Rajawali Pers.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.
LAMPIRAN
1. Tabel hasil penilaian terhadap kelebihan dan kelemahan dalam proses wawancara.
a. Terlalu mendominasi alur wawancara yang a. Berusaha menggali informasi yang lebih dalam
dilakukan dari responden untuk memperoleh lebih banya data
b. Terlalu terfokus kepada jawaban yang b. Memberikan pertanyaan kepada responden secara
disampaikan oleh responden tanpa adanya runtut dan tertata alurnya
2 Pewawancara
keingintahuan untuk menggali informasi yang lebih c. Memberi kenyamanan bagi responden untuk
dalam menjawab pertanyaan yang dilontarkan
c. Kemampuan menguasai kegiatan wawancara yang d. Memberi pertanyaan secara komunikatif
masih kurang
a.Terlalu banyak gangguan suara a. Memastikan ketenangan lingkungan sekitar dalam
kegiatan wawancara sehingga informasi yang
3 Situasi Wawancara
disampaikan oleh responden dapat ditangkap dengan
baik
a. Pertanyaan sedikit a. Merencanakan daftar pertanyaan yang lebih
4 Isi Kuesioner matang dan menggunakan pertanyaan-pertanyaan
yang dapat menggali informasi lebih dalam
3. Identifikasi dan penjelasan faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi dalam wawancara sesuai.
KICK ANDY
NO INDIKATOR KETERANGAN FAKTOR
Keberhasilan dari kegiatan wawancara sangat tergantung dari kejujuran responden. Semakin tinggi
pendidikan yang ditempuh oleh responden, maka makin sukar untuk mengendalikan hal tersebut.
Hal tersebut merupakan tugas dari pewawancara untuk mengendalikannya dalam proses
1 Responden wawancara. Sebaliknya, jika responden memiliki pendidikan yang terlalu rendah, seringkali
kesukaran dalam menjawab pertanyaan, sehingga pewawancara perlu menjabarkan setiap
pertanyaan dengan kalimat yang lebih sederhana agar maksud dari pertanyaan tersebut dapat
tersampaikan.
Peran pewawancara dalam proses pengumpulan data melalui metode wawancara sangatlah penting.
Apabila pewawancara terampil dalam mengajukan pertanyaan dan memahami setiap pertanyaan
yang diajukan, maka data yang diperoleh lebih optimal dan sesuai dengan informasi yang
2 Pewawancara
dibutuhkan. Pengalaman merupakan salah satu faktor yang berpengaruh besar dalam hal tersebut,
dimana pewawancara yang telah terbiasa melakukan kgiatan wawancara akan memiliki kemampuan
wawancara yang baik karena telah terbiasa.
Pembuatan kuesioner harus menggunakan pertanyaan yang sesuai dengan tujuan penelitian, bahasa yang
baik dan benar, singkat, padat, dan jelas, tidak terdapat duplikasi, dan tidak menggiring jawaban dari
3 Isi Kuesioner responden. Kuesioner yang dibuat telah sesuai dengan tujuan dari penelitian sehingga informasi yang
didapatkan sesuai dengan yang dibutuhkan dan memberikan pertanyaan-pertanyaan pendukung yang dapat
menggali informasi lebih dalam.
Penentuan waktu wawancara merupakan salah satu penentu dalam keberhasilan mendapatkan
informasi yang dibutuhkan dari wawancara. Alokasi waktu yang dibutuhkan juga dibutuhkan untuk
memastikan bahwa kegiatan wawancara tidak berjalan terlalu lama.
4 Situasi Wawancara Tempat wawancara dan sarana prasarana mempengaruhi berjalannya proses wawancara, Tempat
yang kondusif dan mendukung kegiatan wawancara untuk memperoleh informasi secara maksimal.
Namun, dalam wawancara yang dilakukan secara mendadak perlu dilakukan improvisasi untuk
dapat tetap melakukan kegiatan wawancara dengan maksimal.
KADES
NO INDIKATOR KETERANGAN FAKTOR
Keberhasilan dari kegiatan wawancara sangat tergantung dari kejujuran responden. Semakin tinggi
pendidikan yang ditempuh oleh responden, maka makin sukar untuk mengendalikan hal tersebut.
Hal tersebut merupakan tugas dari pewawancara untuk mengendalikannya dalam proses
wawancara. Sebaliknya, jika responden memiliki pendidikan yang terlalu rendah, seringkali
1 Responden
kesukaran dalam menjawab pertanyaan, sehingga pewawancara perlu menjabarkan setiap
pertanyaan dengan kalimat yang lebih sederhana agar maksud dari pertanyaan tersebut dapat
tersampaikan. Kades yang tanggap dan esponsive serta berpengetahuan luas membuat wawancara
berjalan dengan baik.
Peran pewawancara dalam proses pengumpulan data melalui metode wawancara sangatlah penting.
Apabila pewawancara terampil dalam mengajukan pertanyaan dan memahami setiap pertanyaan
yang diajukan, maka data yang diperoleh lebih optimal dan sesuai dengan informasi yang
2 Pewawancara dibutuhkan. Pengalaman merupakan salah satu faktor yang berpengaruh besar dalam hal tersebut,
dimana pewawancara yang telah terbiasa melakukan kgiatan wawancara akan memiliki kemampuan
wawancara yang baik karena telah terbiasa. Pewawancara dalam hal ini telah mengikuti kuesioner
yang telah dibuat sebelumnya
Pembuatan kuesioner harus menggunakan pertanyaan yang sesuai dengan tujuan penelitian, bahasa yang
3 Isi Kuesioner baik dan benar, singkat, padat, dan jelas, tidak terdapat duplikasi, dan tidak menggiring jawaban dari
responden. Isi kuesioner telah sesuai dengan tujuan dari penelitian.
Penentuan waktu wawancara merupakan salah satu penentu dalam keberhasilan mendapatkan
4 Situasi Wawancara informasi yang dibutuhkan dari wawancara. Alokasi waktu yang dibutuhkan juga dibutuhkan
untuk memastikan bahwa kegiatan wawancara tidak berjalan terlalu lama.
Tempat wawancara dan sarana prasarana mempengaruhi berjalannya proses wawancara, Tempat
yang kondusif dan mendukung kegiatan wawancara untuk memperoleh informasi secara maksimal.
Namun, dalam wawancara yang dilakukan secara mendadak perlu dilakukan improvisasi untuk
dapat tetap melakukan kegiatan wawancara dengan maksimal. Tempat wawancara yang berada
langsung di lapangan membuat suasana wawancara menjadi lebih santai dan dapat melihat langsung
kondisi di lapangan, sehingga proses transfer informasi terjadi dengan maksimal.