Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN PRAKTIKUM Nilai praktikum

GKP 0301 SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS


Laboratorium Sistem Informasi Geografis
Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada

ACARA I: SPATIAL THINKING

KELOMPOK HARI : SELASA PUKUL: 15.00 - 17.00


ICHSANIA RAMADHANTY 18 / 426821 / GE / 08757
.
ASISTEN:
1. Gian Felix R
2. Syafiq Muhammad R
.

A. TUJUAN
Tujuan dari praktikum Spatial Thinking antara lain, yaitu:
1. Mengenal prinsip berfikir spasial.
2. Menerapkan prinsip berfikir spasial untuk memecahkan masalah spasial.

B. PEMBAHASAN
Spatial thinking merupakan suatu kemampuan dalam berfikir secara keruangan
dalam memecahakan berbagai permasalahan dan fenomena yang berkaitan dengan
aspek-aspek keruangan. Kemampuan tersebut dapat dimanfaatkan dalam
mengeksplorasi, memahami, dan menganalisis suatu objek, proses, maupun fenomena.
Fenomena keruangan dapat dianalisi berdasarkan suatu bentuk, ukuran, pola, arah,
maupun lokasi fenomena tersebut.
Salah satu permasalahan yang berkaitan dengan aspek keruangan adalah dalam
permasalahan, baik dalam pembangunan jalan, fasilitas umum, maupun pembangunan
aset pribadi seperti rumah. Salah satu permasalahan pembangunan yang membutuhkan
pertimbangan dari berbagai aspek-aspek keruangan adalah dalam pembangunan sebuah
perumahan. Pembangunan perumahan memerlukan pertimbangan yang cukup matang
agar developer dapat mendapatkan keuntungan sebanyak mungkin dengan kualitas
perumahan yang baik. Hunian yang baik adalah hunian yang aman, memiliki
aksesibilitas yang baik, lingkungan yang mendukung, dan memiliki ketersediaan air
yang cukup.
Pemilihan lokasi perumahan dipertimbangkan berdasarkan beberala layer peta
yang tersedia. Layer peta yang digunakan antara lain, yaitu: peta kontur, peta jaringan
jalan, peta persebaran fasilitas umum, peta aliran sungai, peta persebaran area
persawahan, dan peta persebaran area permukiman. Hal pertama yang digunakan
sebagai pertimbangkan dalam pemilihan lokasi adalah peta kontur. Peta kontur
digunakan sebagai pertimbangan pertama karena kami memilih tempat dengan lokasi
yang relatif datar, selain karena relatif lebih aman dan nyaman untuk ditinggali

Laporan Praktikum GKP 0301 Sistem Informasi Geografis 2019 I-1


pemilihan lahan yang datar juga dapat menghemat biaya pembangunan perumahan
tersebut. Penghematan dilakukan karena tidak perlunya dilakukan penimbunan maupun
pengurukan pada lahan tersebut.
Pertimbangan kedua adalah peta jaringan jalan. Pemilihan lokasi yang dekat
dengan jaringan jalan dapat mempermudah dalam aksesbilitas. Wilayah yang mudah
untuk dijangkau menaikan nilai jual perumahan tersebut, sehingga menguntungkan dari
segi ekonomi. Pertimbangan ketiga adalah fasilitas umum. Lokasi perumahan yang
dipilih memiliki jarak kurang dari dua kilometer dari rumah sakit dan fasilitas umum
lainnya. Letaknya yang tidak jauh dari beberapa fasilitas umum memudahkan para
kosumen perumahan dalam berbagai aktifitasnya terutama pada situasi darurat, selain
itu juga dapat meningkatkan nilai jual.
Pertimbangan keempat yaitu dilihat dari peta aliran sungai. Peta aliran sungai
dapat membantu memetakan daerah-daerah yang rawan terhadap bencana banjir. Aliran
sungai yang mengalami pelengkungan dan yang mempunyai gradien sungai yang landai
hingga datar berpotensi berkembang menjadi dataran banjir (Dibyosaputro, 2016).
Terdapat beberapa area dalam cakupan peta yang memiliki kenampakan anak sungai
yang terkumpul ditempat yang berdekatan, bentuk aliran sungai mengalami
pelengkungan dan berada di daerah yang relatif datar yang kemungkinan tempat
tersebut merupakan daerah yang cukup rawan terjadi banjir. Wilayah yang kami pilih
cukup dekat dengan aliran sungai yang pengalami pelengkungan pula, namun hanya
dilewati oleh satu anak sungai dan berada di ketinggian yang berbeda berdasarkan peta
kontur.
Pertimbangan kelima adalah menurut peta persebaran area persawahan. Apabila
dianalogikan harga seluruh lahan memiliki harga yang sama atau hampir sama karena
ketidak adaanya data mengenai harga lahan, lahan yang dipilih sebagai tempat
pembangunan perumahan cukup menguntungkan. Pemilihan lokasi perumahan yang
berada di bekas wilayah sawah memungkinkan adanya biaya tambahan untk
pengeringan sawah, pengurukan, dan ijin pembangunan untuk alih fungsi lahan, selain
itu ada kemungkinan pula bawa lahan tersebut memiliki kualitas air tanah yang buruk,
sehingga memerlukan pembangunan jaringan pipa PDAM untuk akses sumberdaya air.
Wilayah bekas lahan persawahan yang dapat menyisakan partikel-partikel pencemar
ataupun mineral-mineral logam yang menyebabkan kualitas air tanah menjadi buruk
(Yuliani, 2017). Kualitas air tanah yang buruk menyebabkan pemanfaatan air tanah
tersebut kurang optimal.
Pertimbangan terakhir yang digunakan adalah letak persebaran permukiman.
Area perumahan yang dipilih cukup jauh dari area permukiman. Hal tersebut diplih
karena mempertimbangkan luas perumahan yang akan dibentuk, kualitas air tanah, dan
keadaan lingkungan sekitar. Wilayah yang berada didekat area permukiman cenderung
memiliki lingkungan yang kurang baik karena memiliki kesan yang kumuh, padat, dan
berisik, walaupun tidak seluruh wilayah padat permukiman memiliki kondisi tersebut.
Sebagian orang mengimpikan rumah sebagai tempat untuk melepas penat dan
bersantai, sehingga memilih memiliki rumah di area yang cukup tenang dan memiliki
suasana yang kondusif seperti di area perumahan yang akan dibangun tersebut.

Laporan Praktikum GKP 0301 Sistem Informasi Geografis 2019 I-2


C. KESIMPULAN
Kesimpulan yang diperoleh dalam praktikum Spatial Tinking antara lain, yaitu :
1. Spatial thingking merupakan kemampuan untuk memanfaatkan aspek keruangan
sebagai kerangka berpikir yang mendukung eksplorasi dan pemahaman mengenai
suatu objek, proses, dan fenomena.
2. Permasalaha keruangan yang dihadapi dalam praktikum spatial thinking adalah
menentukan tempat pembangunan perumahan yang tepat. Lokasi dipilih menurut
kondisi reliefnya, aksesibilitas jalannya, keamanannya, kualitas air, kondisi
lingkungan sekitar, dan besaran keuntungan teerbesar yang dapat diperoleh.

D. DAFTAR PUSTAKA
Dibyosaputro, Suprapto. 2016. Karakteristik Point Bar di Sungai Bogowonto, Kabupaten
Purworejo, Provinsi Jawa Tengah. Volume 14. Nomor 1. Yogyakarta: Geomedia.

Yuliani, Nia. Nurlela dan Novia Angraeni Lestari. 2017. Kualitas Air Sumur Bor di Perumahan
Bekas Persawahan Gunung Putri, Jawa Barat. SENASPRO 2017. Malang: Universitas
Muhammadiyah Malang.

Laporan Praktikum GKP 0301 Sistem Informasi Geografis 2019 I-3

Anda mungkin juga menyukai