Anda di halaman 1dari 32

Pertemuan Ke

: 7 (Ketujuh) dan 8 (Kedelapan)

Judul Praktikum

: Analisis Data Vektor

Hari / Tanggal

: Jumat / 31 Maret dan 08 April 2016

Tempat

: Laboratorium Energi, Material dan Rekayasa I

Nama Anggota

: 1. Abidani Muratna

(F1D114001)

: 2. Muhammad Agung Andika. O

(F1D114017)

: 3. Widiya Repilya

(F1D114031)

Prinsip Teori
A. Data Vektor
Pada model data vektor, unsur geografik disajikan secara digital seperti bentuk
visualisasi/penyajian dalam peta hardcopy. Model data vektor menampilkan,
menempatkan, dan menyimpan data spasial dengan menggunakan :
1. Titik-titik
Entity titik meliputi semua objek grafis atau geografis yang dikaitkan dengan
koordinat. Di samping koordinat-koordinat, data atau informasi yang
diasosiasikan dengan titik tersebut juga harus disimpan untuk menunjukkan
jenis titik yang bersangkutan.
2. Garis-garis atau kurva
Entity garis dapat didefinisikan sebagai semua unsur-unsur linier yang
dibangun dengan menggunakan segmen-segmen garis lurus yang dibentuk oleh
dua titik koordinat atau lebih.
3. Poligon/luasan beserta atribut-atributnya.
Cara yang paling sederhana untuk merepresentasikan suatu poligon adalah
pengembangan dari cara yang digunakan untuk merepresentasikan arc yang
sederhana yaitu merepresentasikan setiap poligon sebagai sekumpulan koordinat
(x,y) yang membentuk segmen garis, dimana mempunyai titik awal dan titik
akhir segmen garis yang sama (memiliki nilai koordinat yang sama).

Bentuk-bentuk dasar representasi data spasial ini, di dalam sistem model data
vektor, didefinisikan oleh sistem koordinat kartesian dua dimensi (x,y). Di dalam
model data spasial vektor, garis-garis atau kurva merupakan sekumpulan titiktitik terurut yang dihubungkan. Sedangkan luasan atau poligon juga disimpan
sebagai sekumpulan list titik-titik, tetapi dengan catatan bahwa titik awal dan
titik akhir poligon memiliki nilai koordinat yang sama dengan syarat poligon
tersebur tertutup. Representasi vektor suatu objek merupakan suatu usaha di
dalam menyajikan objek yang bersangkutan sesempurna mungkin. Untuk itu,
ruang

atau

dimensi

koordinat

diasumsikan

bersifat

kontinyu

yang

memungkinkan semua posisi, panjang dan dimensi didefinisikan dengan presisi.


B. Geoprocessing
Geoprocessing ini merupakan kekuatan SIG yang tidak terdapat di system
informasi lainnya. Hal yang menarik sekaligus menjadi tantangan, karena hampir 6070% kegiatan SIG terfokus pada entry data dan di sisi yang lain sharing data kurang
berjalan sempurna, banyak kegiatan SIG yang pada akhirnya belum mengaplikasikan
geoprocessing ini, SIG akhirnya banyak digunakan sebagai alat pemetaan.
C. Transformasi Koordinat
Koordinat adalah pernyataan besaran geometrik yang menentukan posisi satu
titik dengan mengukur besar vektor terhadap satu Posisi Acuan yang telah
didefinisikan.
Posisi acuan dapat ditetapkan dengan asumsi atau ditetapkan dengan suatu
kesepakatan matematis yang diakui secara universal dan baku. Jika penetapan titik
acuan tersebut secara asumsi, maka sistim koordinat tersebut bersifat Lokal atau
disebut Koordinat Lokal dan jika ditetapkan sebagai kesepakatan berdasar matematis
maka koordinat itu disebut koordinat yang mempunyai sistim kesepakatan dasar
matematisnya.
Transformasi Koordinat adalah proses pemindahan suatu Sistim Koordinat ke
Sistim Koordinat lainnya. Transformasi koordinat digunakan untuk merelasikan
sistem koordinat tanah dengan peta atau layer data atau untuk meng-adjust suatu
layer data sedemikian rupa sehingga layer tersebut dapat di-overlay-kan secara tapat
di atas layer yang lain. Prosedur yang digunakan untuk mengaplikasikan koreksi ini

disebut dengan istilah registrasi beberapa layer yang berbeda diregistrasikan


terhadap sistem koordinat bersama atau terhadap salah satu layer yang dianggap
sebagai peta dasar (standard). Layer yang mencakup area yang sama harus
diregistrasi sedemikian rupa sehingga setiap lokasi yang terdapat di dalam overlay
memiliki koordinat (peta) yang sama.
Secara umum, terdapat 2 jenis sistem koordinat yang sering digunakan, yakni :
1. Sistem Geografis (Latitude Longtitude)
Pada sistem koordinat ini, bumi dibagi menjadi 360 bagian, tiap bagian bernilai 1
derajat, dan titik nol derajat (acuan/datum) adalah di Greenwich, Inggris. Disamping
itu, garis khatulistiwa juga merupakan garis bujur 0 derajat yang membagi dua
wilayah. Dalam aplikasinya wilayah selatan akan diberi simbol (-) minus, sedangkan
(+) untuk wilayah utara.
2. UTM (Universal Transverse Mercator)
Untuk UTM, bumi kemudian dibagi kedalam beberapa zona, antara 01 s/d 60
dengan satuan meter. Pada sistem koordinat ini, bagian bumi akan dibagi menjadi 2
bagian, di atas khatulistiwa sebagai bagian utara dengan simbol (N) serta dibagian
selatan khatulistiwa diberi simbol (S).
D. Menentukan Jarak dan Luas
Fungsinya adalah untuk menghitung berapa jauh masing-masing sel dari
obyek terdekat.
E. Extract (Clip, Select)
Operasi clip digunakan untuk memotong/menggunting layer. Namun atribut dari
input layer tidak berubah, hanya bentuk featurenya saja yang mengikuti bentuk layer
pemotongnya. Layer pemotong (clipper) harus layer polygon, sementara input layer
bisa dengan tipe point, line maupun polygon.
Select merupakan proses pemilihan suatu feature dengan mengunakan SQL
berupa expression yang ditentukan.
F. Overlay (Intersect, Union)

Fungsi ini menghasilkan data spasial baru dari minimal dua data spasial yang
menjadi dua data spasial yang menjadi masukannya. Sebagai contoh, bila untuk
menghasilkan wilayah-wilayah yang sesuai untuk budidaya tertentu diperlukan
dataketinggian permukaan bumi, kadar air tanah, dan jenis tanah, maka fungsi
analisis spasialoverlay akan dilakukan terhadap ketiga data spasial (dan atribut)
tersebut.
Interseksi adalah suatu operasi spasial untuk menentukan area/ruang yang
merupakan irisan dari dua area/poligon.
Union adalah penggabungan dua atau lebih area/poligon menjadi satu kesatuan
(area) disebut sebagai proses gabungan. Proses Union akan menghasilkan sebuah
theme baru dengan meng-overlay-kan dua buah poligon theme yang mengandung
seluruh feature dan attribute (full extent) dari dua buah polygon theme tersebut.
G. Proximity (Buffer dan Multiple Ring Buffer, Thiessen Polygons)
Dalam proximity mapping, masing-masing sel diisi/diberi nilai dengan obyek
terdekatnya. Obyek terdekat ditentukan berdasarkan jarak Euclidean. Pada contoh di
bawah ini mengenai pembagian wilayah desa, proximity mapping menentukan
pemukiman mana yang paling dekat dengan masing-masing sel. Beberapa
penggunaan proximity mapping:

Memetakan teritori dari Kesatuan Resor Pemangkuan Hutan (KRPH).


Mengalokasikan pelayanan kesehatan terdekat untuk masing-masing desa.

Buffer biasanya digunakan untuk mewakili suatu jangkauan pelayanan ataupun


luasan yang diasumsikan dengan jarak tertentu untuk suatu kepentingan analisis
spatial. Pembuatan buffer membutuhkan penentuan jarak dalam satuan yang terukur
(meter atau kilometer)
Multiple Ring Buffer berfungsi untuk membuat lebih dari satu buffer dengan jarak
interval tertentu dari suatu obyek. Perintah ini ada di toolbox Analysis
ToolsProximity Multiple Ring Buffer
Thiessen Polygon adalah poligon yang dihasilkan dari satu set titik sampel. Setiap
poligon Thiessen mendefinisikan area pengaruh sekitar titik sampel, sehingga setiap
lokasi di dalam poligon lebih dekat ke titik itu dari salah satu titik sampel lainnya.
H. Generalisasi (Dissolve)

Dissolve digunakan untuk menggabungkan objek dalam sebuah layer yang


mempunyai nilai/isi field tertentu yang sama. Fungsi dissolve ini akan mengagregasikan (menggabungkan) fitur yang memiliki kesamaan nilai pada atributnya.

Tujuan Praktikum
Adapun tujuan yang dilakukan pada praktikum Sistem Informasi Geografis mengenai
Analisis Data Vektor adalah sebagai berikut.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Mengetahui geoprocessing pada ArcGIS.


Mengetahui transformasi koordinat.
Mengetahui cara mengukur luas dan jarak.
Mengetahui cara melakukan extract clip dan extract select.
Mengetahui cara melakukan overlay intersect dan overlay union.
Mengetahui cara melakukan buffer dan multiple ring buffer.
Mengetahui cara melakukan create thiessen polygon.
Mengetahui cara generalisasi (dissolve).

Metode Pelaksanaan Praktikum

Alat
Bahan

: Personal Computer, GPS.


: Shapfile Administrasi Kabupaten Muaro Jambi, shapefile
titik koordinat gedung di Kampus UNJA Mendalo, Shapefile
Administrasi Kabupaten Merangin, Shapefile Peta Geologi

Kabupaten Merangin, Shapefile Peta Geologi Formasi_A.


Prosedur kerja :
A. Transformasi Koordinat
1. Add data yang akan digunakan.
2. Data Management Tools Projections and Transformations
Feature Project.
3. Pada Output Coordinate System, pilih Select
Coordinate System

UTM

WGS 1984

Hemisphere WGS 1984 UTM Zone 48s.prj.


4. Klik add.
5. Simpan file dengan nama baru.

Project
Southern

B. Menentukan Jarak dan Luas

1. Buka Open Attribute Table Table Option Add Field.


2. Pada nama diisi Luas, untuk type diisi Float, Precision diisi 20, dan
Scale diisi 3.
3. Klik oke.
4. Diklik Luas lalu Calculate Geometry.
5. Diisi Property dengan Area, Coordinate System diisi UTM, dan Units
diisi dengan satuan yang akan dicari.
6. Klik oke.

C. Extract
Clip

1. Arc Tool Box Analysis Tools Overlay Intersect.


2. Dimasukkan data Input Features, Clip Features, dan Output Feature.

Klik Oke.
Select

1. Arc Tool Box Analysis Tools Extract Select.


2. Klik SQL
3. Double klik pada Field yang akan di select. Lalu klik Get Unique
Value. Klik oke.
D. Overlay
Intersect

1. Arc Tool Box Analysis Tools Overlay Intersect.


2. Diisi Input Features dan Output Features.

3. Dibuka Open Attribute Tabel hasil intersect Field Calculator.


4. Dibuat Field baru, dan diisi Field.
Union
1. Arc Tool Box Analysis Tools Overlay Union.
E. Proximity
Buffer

1. Arc Tool Box Analysis Tools Proximity Buffer.

Multiple Ring Buffer


1. Arc Tool Box Analysis Tools
Ring Buffer.
F. Generalisasi (Dissolve)

Proximity

Multiple

1. Arc Tool Box

Klik Data Management Tools

Generalilization Dissolve.
2. Isi dengan shapefile yang akan di generalisasi pada kolom Input
Features.
3. Isi shapefile baru pada kolom Output Feature Class
4. Centang field yang akan di generalisasi pada kolom Dissolve_Field
5. Klik Appy Ok

Hasil dan Pembahasan


HASIL

Gambar 1 Hasil Tampilan Geoprocessing

Gambar 2 Hasil Transformasi Koordinat

Gambar 3 Hasil Jarak Lurus Gerbang Utama (Angso) Gedung Rektorat

Gambar 4 Hasil Jarak Sesuai Track/Jalan Gerbang Utama (Angso) Gedung


Rektorat

Gambar 5 Hasil Luas Masing Masing Kecamatan di Muaro Jambi

Gambar 6 Hasil Analisis Extract Menggunakan Clip

Gambar 7 Hasil Analisis Extract Menggunakan Select

Gambar 8 Hasil Analisis Overlay Menggunakan Intersect

Gambar 9 Hasil Analisis Overlay Menggunakan Union

Gambar 10 Hasil Analisis Proximity Menggunakan Buffer dan Multiple Ring Buffer

Gambar 11 Hasil Analisis Proximity Menggunakan Thiessen Polygons

Gambar 12 Hasil Analisis Dissolve (Generalisasi)

PEMBAHASAN
Dari praktikum yang dilakukan pada hari Jumat, 31 Maret dan 08 April 2016
di Laboratorium Energi, Material dan Rekayasa I, Fakultas Sains dan Teknologi,
Universitas Jambi yang membahas tentan Analisis Data Vektor. Adapun hasil yang
didapat dari praktikum sistem informasi geografis mengenai analisis data vektor
adalah sebagai berikut:
1. Geoprocessing
Dari hasil analisis menggunakan menggunakan software ArcGIS pada praktikum
ini dapat diketahui bahwa arcgis merupakan salah satu tools yang digunakan untuk
mempermudah pekerjaan dan menjalankan analisa spasial serta permodelan dengan
beberapa fungsi seperti toolbar dan tools yang bisa diakses dari Arctoolbox.

Gambar Tampilan Geoprocessing Pada ArcGIS


2. Transformasi Koordinat
Di dalam praktikum SIG kali ini, dilakukan beberapa analisa data vektor. Dan
yang akan pertama dibahas adalah transformasi koordinat. Pada analisis data
transformasi koordinat digunakan shapefile administrasi kabupaten Muaro Jambi.
Pada shapefile ini terdapat keterangan geografis di bawah sebelah kanan pada
tampilan ArcGIS. Sebelum dilakukan tranformasi koordinat terlihat keterangan
geografis masih menggunakan satuan derajat menit (minutes degree). Tujuan

dilakukan dari tranformasi koordinat adalah untuk merubah keterangan tersebut


menjadi dalam satuan meter di mana proyeksi derajat menit merupakan sistem
proyeksi mercator dan akan diubah dalam bentuk meter yaitu proyeksi UTM.
Kemudian dalam menganalisis data vektor kita perlu merubah satuan tersebut ke
dalam sistem UTM untuk melihat daerah yang akan di analisis berada pada lintang
selatan atau lintang utara.
Untuk merubah proyeksi tersebut dilakukan dengan dua macam cara. Yang
pertama dengan menggunakan tool pada arctoolbox yang bernama projections and
transformations. Setelah merubah proyeksi dengan tool tersebut, diketahui bahwa
dunia menurut WGS 1984 terbagi atas dua zona yaitu Northern Hemispere dan
Southern Hemispere, di mana zona tersebut memilki 60 bagian dan setiap bagian
memiliki ukuran 6o bujur serta 8o lintang. Setiap zona memiliki meridian tengah
masing-masing dengan faktor skala 0,9996. diperoleh hasil bahwa Indonesia berada
pada zona Southern Hemispere yang diketahui bahwa Indonesia terbagi dalam 9
zona UTM yaitu zona 46, 47, 48, 49, 50, 51, 52, 53 dan54.

Gambar Hasil Transformasi Koordinat


3. Menentukan Jarak Dan Luas
Analisa selanjutnya adalah menentukan jarak dan luas. Untuk menentukan jarak
digunakan shapefile dari track Unja depan yang didapatkan dari hasil praktikum
sebelumnya.

Menentukan

jarak

pada software ArcGIS

dilakukan dengan

menggunaka tools measure. Jarak terbagi dua pada penentuan analisis data vektor
pada praktikum kali ini, yaitu jarak lurus dan jarak sesuai track untuk menentukan
jarak lurus tool measure di plot pada kedua titik yang ingin diketahui jaraknya. Pada
praktikum jarak yang akan diukur adalah jarak dari gerbang utama (angso) sampai
dengan gedung rektorat. Sehingga jarak lurus yang didapat dari kedua titik tersebut
adalah 548,18167 m.

Gambar Jarak Lurus Gerbang Utama (Angso) Gedung Rektorat


Kemudian penentuan jarak kedua yaitu menentukan jarak sesuai dengan jalan di
mana tool measure ditarik dari titik gerbang utama sampai ke gedung rektorat sesuai
dengan track atau jalannya sehingga didapatkan hasil pengukuran dari kedua titik
tersebut adalah 618,583792 m.

Gambar Hasil Jarak Sesuai Track/Jalan Gerbang Utama (Angso) Gedung


Rektorat

Dari perbandingan jarak tersebut dapat kita ketahui bahwa jarak gerbang utama
menuju gedung rektorat lebih pendek daripada jalan tool measure yang ditarik sesuai
sesuai track/jalan walaupun menggunakan dua titik yang sama.
Selanjutnya untuk menentukan luas masing-masing kecamatan di kabupaten
Muaro Jambi dalam satuan m2, Ha2 dan Km2. Sebelum dilakukan perhitungan luas
dipastikan terlebih dahulu dipastikan tidak ada polygon yang menyatu dengan
kecamatan di kabupaten Muaro Jambi yang bukan merupakan bagian dari kabupaten
Muaro Jambi, karena pada pengukuran luas yang dihitung hanya luas kecamatan
dalam polygon kabupaten Muaro Jambi saja. Adapun polyon-polygon yang harus
dipotong adalah polygon yang berada di luar kecamatan seperti sungai besar dan
sungai kecil yang berada di luar wilayah tersebut.
Untuk melakukan hal ini caranya adalah dengan melihat pada table of content
dan open attribut table pada layar yang sedang dikerjakan, kemudian tambahkan field
dengan nama luas dan ganti jenisnya menjadi float dengan precison dan scale yang
diinginkan. terakhir klik kanan pada field luas dan pilih calculate geometry untuk
mendapatkan hasil luas yang diinginkan. Adapun hasil luas dari masing-masing
kecamatan di kabupaten Muaro Jambi dengan perhitungan cara ini adalah pada
gambar berikut.

Gambar Hasil Luas Masing Masing Kecamatan di Muaro Jambi

4. Extract
a. Clip
Analisis mengguanakn tools clip digunakan untuk memotong suatu feature
dengan polygon lainnya dan akan membentuk seperti polygon pemotong
tersebut. Pada praktikum polygon yang digunakan untuk memotong adalah
shapefile formasi A sedangkan polygon yang akan dipotong adalah shapefile
administrasi merangin UTM. Hasilnya yang dibentuk dari analisis ini adalah
pada gambar berikut.

Gambar Sebelum Analisis Extract Menggunakan Clip

Gambar Hasi Setelah Melakukan Analisis Extract Menggunakan Clip


a. Select

Pada analisis ini select digunakan untuk membuat feature baru menggunakan
query builder (SQL). Pada praktikum digunakan satu feature data yaitu
administrasi kabupaten Merangin yang terdapat 10 Kecamatan di dalamnya. Kita
ingin membuat satu persatu feature baru yaitu administrasi dari 10 kecamatan
dari kabupaten Merangin. Adapun hasil dari analisis ini yaitu.

Gambar Adm. Merangin UTM

Gambar Hasil Select Bangko

Gambar Hasil Select Jangkat

Gambar Hasil Select Lembah Masurai

Gambar Hasil Select Muaro Siau

Gambar Hasil Select Pamenang

Gambar Select Sungai Manau

Gambar Select Tabir

Gambar Select Tabir Selatan

Gambar Select Tabir Ulu

Gambar Select Sungai Tenang


Perbandingan dari tools extract menggunakan clip dan select terletak
pada hasil yang didapatkan. Pada tools clip dihasilkan bentuk sesuai dengan
feature pemotongnya sedangkan pada select dihasilkan bentuk shapefile baru
sesuai dengan kecamatan masing-masing pada data administrasi merangin.
5. Overlay
Pada analisis berikutnya adalah menggunakan tools pada overlay yaitu intersect
dan union. Overlay merupakan suatu operasi yang digunakan untuk satu layer
tematik baru dengan cara tumpang susun peta. Kemudian di dalam overlay terdapat
dua tools yang berbeda yaitu.

a. Intersect
Merupakan salah satu cara analisis data vektor untuk mendapatkan irisan dari
dua layer yang dijadikan menjadi satu layer tematik baru. Adapun analisis dalam
praktikum ini menggunakan data pada peta administrasi Merangin dengan
formasi geologi di Merangin. Adapun hasil dari analisis menggunakan intersect
adalah sebagai berikut.

Gambar Administrasi Merangin awal

Gambar Hasil Overlay menggunakan Interect


Dari proses intersect yang telah dilakukan pada shapefile administrasi
Merangin dengan shapefile Geologi Merangin didapatkan luas tiap polygon yang
dihasilkan dan luas masing-masing formasi geologi perkecamatanan. Analisis
tersebut dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar Hasil Intesect Luas Tiap Polygon Pada Administrasi Merangin

Gambar Hasil Intesect Luas Tiap Formasi Perkecamatan Pada Administrasi


Merangin
b. Union
Union digunakan untuk menggabung dua layer untuk mendapatakan satu
layer tematik baru. Adapun analisis dalam praktikum ini menggunakan data pada
peta administrasi Merangin dengan formasi geologi di Merangin. Adapun hasil
dari analisis menggunakan intersect adalah sebagai berikut.

Gambar Administrasi Merangin awal

Gambar Hasil Overlay menggunakan Union


Dari proses union yang telah dilakukan pada shapefile administrasi Merangin
dengan shapefile Geologi Merangin didapatkan luas tiap polygon yang dihasilkan
dan luas masing-masing formasi geologi perkecamatanan. Analisis tersebut dapat
dilihat pada gambar berikut.

Gambar Hasil Union Luas Keseluruhan Tematik Polygon Pada Administrasi


Merangin

Gambar Hasil Union Luas Tiap Formasi Perkecamatan Pada Administrasi


Merangin
Jadi, perbandingan dari dua analisis pada tools di atas (intersect dengan
union) adalah pada intersect hasil luas dan pada table attribute yang dihasilkan.
Pada intersect tidak pertambahan field baru akan tetapi ada bagian polygon yang
berisrisan satu dengan yang lain sedangkan pada union hasil luas akhirnya
bertambah dari yang semula dan table attributenya pun bertambah menjadi dua

pada praktikum ini. Karena fungsi dari union yang digunakan untuk
menggabungkan dua layer yang berbeda menjadi satu layer tematik yang baru.
6. Proximity
Pada praktikum kali ini proximity digunakan untuk menganalisis keterkaitan
dengan hubungan atau kedekatan suatu unsur spasial dengan unsur-unsur spasisal
lainnya. Ada dua tools yang akan digunakan pada analisis ini, yaitu:
a. Buffer dan Multiple Ring Buffer
Buffer berfungsi untuk melakukan analisis terhadap unsur-unsur yang berada
disekitar objek.

Gambar Titik Gedung Rektorat Sebelum di Buffer

Gambar Titik Gedung Rektorat Setelah di Buffer

Gambar Titik Gedung Rektorat Setelah Di Multiple Ring Buffer

Gambar Jalan Dari Gerbang Utama Sampai Gedung Rektorat Sebelum Di Buffer

Gambar Jalan Dari Gerbang Utama Sampai Gedung Rektorat Setelah Di Buffer

Gambar Jalan Dari Gerbang Utama Sampai Gedung Rektorat Setelah Di Multi
Ring Buffer
Dari analisis menggunakan buffer yang dilakukan pada titik gedung rektorat
dengan radius 10 m, berdasarkan perhitungan dari luas radius 10 m gedung rektorat
didapatkan luasnya adalah 312,527 m2 kemudian analisis buffer pada track atau jalan
dari gerbang utama menuju gedung rektorat dengan radius 10 m didapatkan luasnya
adalah 15.885,242 m2.
Kemudian analisis dengan menggunakan multiple ring buffer yang dilakukan
pada titik gedung rektorat dan track atau jalan dari gerbang utama menuju gedung

rektorat pada radius 5 m,15 m, dan 40 m diperoleh hasil luas masing-masing untuk
titik gedung rektorat adalah 78,132 m2, 625,054 m2, dan 4306,41 m2 sedangkan untuk
luas masing-masing dari gerbang utama menuju gedung rektorat adalah 7969,331 m2,
15779,18 m2, dan 38544,548 m2. Analisis ini sangat berguna untuk mencari luas
suatu wilayah yang berdekatan dengan objek tertentu.
b. Thiessen Polygons
Pada praktikum kali ini, thiessen polygon digunakan untuk membuat polygon
dengan jarak yang sama antar dua titik dengan kata lain. Analisis ini menghasilkan
daerah dengan jarak yang dipengaruhi oleh sekelompok titik. Adapun shapefile yang
digunakan adalah hasil plotingg gedun menggunakan GPS di Kampus Unja
Mendalo yang telah diambil sebelumnya. Berikut adalah gambar hasil analisis
menggunakan create thiesssen polygon

Gambar Hasil Thiessen Polygons

Gambar Hasil Luas tiap-tiap polygon menggunakan Thiessen Polygon


Berdasarkan hasil dari analisis di atas dapat disimpulkan bahwa antar titik pada
suatu polygon yang jauh maka polygon tersebut akan cenderung memiliki luas yang
lebih besar dibandingkan titik yang memiliki jarak yang lebih dekat sehingga titiktitik yang berdekatan atau berjauhan berpengaruh pada luas masing-masing polygon.
7. Generalisasi (Dissolve)
Pada analisis terakhir di praktikum ini analisis yang digunakan adalah
generalisasi (dissolve). Tools ini digunakan untuk memisahkan data spasial
berdasarkan kategori yang diinginkan. Pada praktikum ini data yang digunakan
adalah shapefile geologi Merangin. Analisis yang dilakukan pada shapefile ini adalah
untuk mengambil kategori formasi pada shapefile geologi Merangin. Adapun hasil
yang diperoleh adalah sebagai berikut

Gambar Geologi Merangin sebelum dilakukan generalisasi

Gambar Geologi Merangin Setelah dilakukan generalisasi


Dari hasil analisis tersebut. Dapat dilihat perbandingan sebelum dan sesudah
digeneralisasi (dissolve), perbedaannya terletak pada hasil open attribute table di
mana pada saat sebelum dilakukan dissolve masih banyak terdapat attribute, tetapi
setelah dilakukan dissolve attribute yang muncul hanya atribut yang diinginkan
dalam hal ini yang diinginkan dalam praktikum ini adalah formasi pada shapefile
geologi merangin.

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat dari praktikum Sistem Informasi Geografis
mengenai Analisis Data Vektor adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui geoprocessing pada ArcGIS. Jadi, pada ArcGIS geoprocessing
merupakan tools yang berkaitan dengan analisis di ArcGIS. DI dalam
ArcGIS, fungsi tersebut sudah tersedia di dalam toolbar dan tools yang
dapat diakses dari ArcToolbox.
2. Mengetahui cara mentransformasi koordinat. Transformasi koordinat
berguna untuk merubah georeference suatu data spasial agar dapat
dilakukan analisis terhadap data vektor, terutama dalam menentukan luas
suatu feature dengan satuan panjang.
3. Mengetahui cara mengukur luas dan jarak. Untuk menentukan jarak dalam
analisis data vektor dapat menggunakan tool measure dan untuk
mengetahui luas suatu polygon dapat kita lakukan dengan membuat field
baru pada attribute table dan menggunakan menu calculate geometry.
4. Mengetahui cara melakukan extract clip dan extract select. Clip digunakan
untuk memotong dua layer untuk menghasilkan satu layer tematik sesuai
dengan layer pemotongnya sedangkan select digunakan untuk membuat
satu layer tematik berdasarkan kategori tertentu pada data layer yang
dianalisis.
5. Mengetahui cara melakukan overlay intersect dan overlay union. Intersect
berguna untuk membuat data baru dari irisan dua layer sedangkan union
berguna untuk menggabungkan dua buah layer untuk menghasilkan data
baru.
6. Mengetahui cara melakukan buffer dan multiple ring buffer. Buffer
digunakan untuk mencari luas radius dari suatu objek tertentu sedangkan
multi ring buffer digunakan untuk mencari luas suatu radius yang
berdasarkan kategori tertentu dan lebih dari satu radius.
7. Mengetahui cara melakukan create thiessen polygon. Jadi, pada praktikum
mengenai analisis ini digunakan untuk menentukan jarak kedua titik yang
berdekatan sehingga kita bisa mengetahui luas dari polygon tersebut.
Apabila jarak titik-titik tersebut berdekatan maka luas polygon tersebut

semakin kecil sedangkan apabila jarak titik-titik tersebut berjauhan maka


luas polygon tersebut semakin besar.
8. Mengetahui cara generalisasi (dissolve). Pada praktikum kali ini
generalisasi digunakan untuk menentukan kategori atau field mana yang
diinginkan. Dengan kata lain dissolve digunakan untuk memisahkan
kategori atau attrubute yang akan digeneralisasikan.

Saran
Kami menyarankan kepada praktikan-praktikan selanjutnya agar lebih giat

lagi dan memiliki inisiatif dalam mempelajari tentang SIG dan aplikasi-aplikasi
yang berperan atau yang digunakan untuk praktikum SIG serta mempersiapkan
alat dan bahan yang diperlukan seperti laptop dan software ArcGis 10, karena
variabel inilah yang sangat berpengaruh dalam kegiatan praktikum dan juga
berpengaruh

pada

penentuan-penentuan

mengelolah data.

DaftarPustaka

kemampuan

praktikan

dalam

Anonim. 2012. https://windaadju.files.wordpress.com/2012/10/bab-9-geoprocessing.

pdf diakses pada Selasa 12 April 2016 Pukul 21:36 WIB di Jambi
Anonim. 2013. https://5758yo.wordpress.com/2013/01/28/belajar-arcgis-10-menghi

tung-luas/ diakses pada Selasa 12 April 2016 Pukul 21:54 WIB di Jambi
Anonim. 2014. https://musnanda.files.wordpress.com/2014/05/bab-vi_-manual-arcgis

.pdf diakses pada Selasa 12 April 2016 Pukul 22:08 WIB di Jambi
Anonim.

2013.

http://www.guntara.com/2013/01/pengertian-overlay-dalam-sistem

.html diakses pada Selasa 12 April 2016 Pukul 22:17 WIB di Jambi

Anda mungkin juga menyukai