Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

HIDROGEOLOGI
PERTEMUAN KE 2

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


JURUSAN TEKNIK KEBUMIAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JAMBI
2016

LABORATORIUM HIDROGEOLOGI 2016

ACARA 2
LAJU INFILTRASI DAN KURVA KAPASITAS INFILTRASI
MENURUT MODEL HORTON

1.1 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan praktikum hidrogeologi mengenai infilytrasi menurut model
Horton adalah sebagai berikut.
1. Mahasiswa dapat memahami konsep proses infiltrasi dan implikasinya
terhadap suatu pengembangan kawasan pertambangan
2. Mahasiswa mampu menentukan nilai laju infiltrasi dan kapasitas infiltrasi
3. Mahasiswa mampu menentukan nilai-nilai parameter yang berhubungan
dengan fo, fc dan K
4. Mahasiswa dapat membuat kurva infiltrasi model Horton
1.2 Alat dan Bahan
Alat
1. Double ring infiltrometer lengkap
2. Stopwatch
3. Balok Kayu
4. Palu besi/ Palu kayu
5. Mistar
6. Alat tulis
7. Buku
8. Karung goni
9. Plastic sheet
10. Ember
1.
2.

Bahan
Air
Media Tanah untuk infltrasi

1.3 Dasar Teori


Infiltrasi didefinisikan sebagai proses masuknya air ke dalam tanah melalui
permukaan tanah, atau proses meresapnya air dari permukaan tanah melalui pori-pori
tanah. Infiltrasi ialah air hujan atau air irigasi yang melalui permukaan tanah dan
membasahi bagian tanah yang relative kering merupakan salah satu proses salami
dasar. Dari siklus hidrologi, jelas bahwa air hujan yang jatuh di permukaan tanah
Muhammad Agung Andika Oktafiansyah
F1D114017
Kelompok 1

LABORATORIUM HIDROGEOLOGI 2016

sebagian akan meresap ke dalam tanah, sabagian akan kembali lagi kelaut, danau
maupun sungai serta sisanya merupakan overland flow.
Ketika mempelajari infiltrasi kita akan menemukan istilah-istilah infiltrasi
kumulatif, laju infiltrasi dan kapasitas infiltrasi. Infiltrasi kumulatif adalah jumlah air
yang meresap ke dalam tanah pada suatu periode infiltrasi. Laju infiltrasi adalah
jumlah air yang meresap ke dalam tanah dalam waktu tertentu. Sedangkan kapasitas
infiltrasi adalah laju infiltrasi maksimum air meresap ke dalam tanah.
Kapasitas Infiltrasi adalah kurva batas yang menggambarkan laju peresapan air
maksimum dengan waktu untuk jenis tanah tertentu (termasuk jenis penutup
tanahnya). Kurva kapasitas infiltrasi merupakan kurva hubungan antara kapasitas
infiltrasi dan waktu yang terjadi selama dan beberapa saat setelah hujan. Kapasitas
infiltrasi secara umum akan tinggi pada awal terjadinya hujan, tetapi semakin lama
kapasitasnya akan menurun hingga mencapai konstan. Besarnya penurunan ini
dipengaruhi beberapa faktor, seperti kelembaban tanah, kompaksi, penumpukan
bahan liat dan lain-lain.
Laju infiltrasi dipengaruhi oleh tekstur dan struktur, kelengasan tanah, kadar
materi tersuspensi dalam air juga waktu. Laju infiltrasi tertinggi dicapai saat air
pertama kali masuk ke dalam tanah dan menurun dengan bertambahnya waktu. Laju
infitrasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus Model Horon.
f = fc + (fo fc)e-kt ; i fc
Keterangan;
f : laju infiltrasi nyata (cm/h)
fc : laju infiltrasi tetap (cm/h)
fo : laju infiltrasi awal (cm/h)
k : konstanta geofisik
t : waktu terhitung mulainya hujan (menit)
Model ini sangat simpel dan lebih cocok untuk data percobaan. Kelemahan
utama dari model ini terletak pada penentuan parameternya f0, fc, dan k dan
ditentukan dengan data-fitting. Meskipun demikian dengan kemajuan sistem
komputer proses ini dapat dilakukan dengan program spreadsheet sederhana.
Penentuan besarnya infiltrasi dapat dilakukan dengan melalui tiga cara yaitu:
Muhammad Agung Andika Oktafiansyah
F1D114017
Kelompok 1

LABORATORIUM HIDROGEOLOGI 2016

3.

Menentukan perbedaan volume air hujan buatan dengan volume air larian pada
percobaan laboratorium menggunakan simulasi hujan buatan (metode simulasi

4.

laboratorium).
Menggunakan alat ring infiltrometer (metode pengukuran lapangan).
Infiltrometer dalam bentuk yang paling sederhana terdiri atas tabung baja yang
ditekankan kedalam tanah.Permukaan tanah di dalam tabung diisi air.Tinggi air
dalam tabung akan menurun, karena proses infiltrasi. Kemudian banyaknya air
yang ditambahkan untuk mempertahankan tinggi air dalam tabung tersebut harus
diukur. Makin kecil diameter tabung makin besar gangguan akibat aliran ke
samping di bawah tabung. Dengan cara ini infiltrasinya dapat dihitung dari
banyaknya air yang ditambahkan kedalam tabung sebelah dalam per satuan

5.

waktu.
Teknik pemisahan hidrograf aliran dari data aliran air hujan (metode separasi
hidrograf).
Kapasitas Infiltrasi adalah kurva batas yang menggambarkan laju peresapan air
maksimum dengan waktu untuk jenis tanah tertentu (termasuk jenis penutup
tanahnya).
Faktor-faktor yang mempengaruhi kapasitas infiltrasi :
f = fC + e- kt
Rumus Horton

laju infiltrasi pada waktu t (mm/jam)

fc

kapasitas infiltrasi pada waktu t (mm/jam)

f0 - fc

f0

kapasitas infiltrasi awal pada t=0 mm/jam)

waktu terhitung mulainya hujan (menit)

konstanta untuk jenis tanah dan penutup tertentu (1/menit)

1.4 Prosedur Kerja


1. Dipilih tempat yang mewakili jenis atau areal tertentu yang akan diketahui
infiltrasinya.
2. Dipasang ring dalam di permukaan tanah dan letak balok kayu melintang
dipermukaan ring.
Muhammad Agung Andika Oktafiansyah
F1D114017
Kelompok 1

LABORATORIUM HIDROGEOLOGI 2016

3. Dimasukkan ring secara vertikal kedalam tanah dengan bantuan palu, sampai

kedalaman 10 cm.
4. Setelah terpasang, kemudian bertitik pusat yang sama pasang ring luar dan
masukkan kedalam tanah dengan cara yang sama dengan ring sebelumnya.
5. Diletakkan plastic sheet diantara bibir ring besar dan kecil.
6. Air diisikan dari ember ke dalam ring besar hingga 5 cm dibawah bibir ring

besar.
7. Disikan air pada ring kecil hingga 10 cm.
8. Dilakukan pengamatan penurunan air dengan interval waktu setiap 5 menit

menggunakan stopwatch. Pada saat akan dimulai pengamatan, bagian air


permukaan dalam harus pada skala nol dari penggaris.
9. Dicatat data pengamatan pada tabel diatas.

1.5 Hasil
Tabel 1.5.1 Pengamatan Di Lapangan
Waktu
Pengamatan

Interval
(menit)

Total Waktu
(kum.waktu)

30

0
5
5
5
5
5
5

5
10
15
20
25
30

Penurunan
Permukaan
Air
(cm)
11
10
9,8
9,7
9,7
9,7
9,7

Muhammad Agung Andika Oktafiansyah


F1D114017
Kelompok 1

Selisih tiap
Penurunan
(cm)

Total Selisih
Penurunan
(cm)

1
0,2
0,1
-

(9,8 10)+(1110)+ (10-9,8)+


(9,89,7) = 1,1

LABORATORIUM HIDROGEOLOGI 2016

Tabel 1.5.2. Penglahan Data dan Perhitungan


t (jam)

f (cm/jam)

fc

f-fc

Log(f-fc)

5/60
10/60
15/60

12
1,2
0,4

0,4
0,4
0,4

11,6
0,8
0

1,06
-0,09
-

Laju
Infiltrasi (f)
(cm/jam)

Laju Infiltrasi (f)


14
12
10
8
6
4
2
0
0

10

15

20

25

30

35

laju infiltrasi (f)

Gambar 1.5 Kurva Laju Infiltrasi


1.6 Analisa Data
f=

60
x selisih tiap penurunan
Interval

f 1=

60
cm
x 1=12
5
jam

f 2=

60
cm
x 0,2=1,2
10
jam

Muhammad Agung Andika Oktafiansyah


F1D114017
Kelompok 1

LABORATORIUM HIDROGEOLOGI 2016

f 3=

60
cm
x 0,1=0,4
15
jam

f c=

60
cm
x 0,1=0,4
15
jam

Persamaan Linear Regresi


y=m x+C , dimana y = t dan x = Log (f-fc)
Persamaan 1
t = 0,08 dan Log (f-fc) = 1,06
y=m x+C
0,08=m1,06+C (1)

Persamaan 2
t = 0,17 dan Log (f-fc) = -0,09
y=m x+C

0,17=0,99m+C (2)
Subtitusi Persamaan (1) ke Persamaan (2) untuk mendapatkan nilai m
C=C

0,17+m 0,09=0,08m 1,06


0,09 m+ 1,06 m=0,080,17

1,15 m=0,09
m=0,08

K (konstanta)=

1
0,434 x m

Muhammad Agung Andika Oktafiansyah


F1D114017
Kelompok 1

LABORATORIUM HIDROGEOLOGI 2016

K ( konstanta )=

1
=28,57
0,434 x0,08

Maka didapat Model Persamaan Kurva Kapasitas Infiltrasi


f =f c + ( f 0 f c ) eKt
(28,57 x0,08)

f =0,4+ ( 120,4 ) e

f =0,4+ ( 11,6 ) e(28,57 x 0,08)


f =0,4+ ( 11,6 ) ( 0,1 )
f =0,4+1,16
f =1,56

Volume Infiltrasi
V ( t )=f c x t+

( f 0f c )

V ( t )=0,4 x 2+

V ( t )=0,8+

( 1eKt )

( 120,4 )
( 10,1 )
28,57

11,6
( 0,9 )
28,57

V ( t )=0,8+0,41 ( 0,9 )
V ( t )=0,8+0,37
V ( t )=1,17

cm
jam

Dari persamaan linier tersebut diperoleh gradien, m= -0,071 dengan menggunakan


rumus K = -1/0,434 x-0,08 m, maka K = 28,57.
Muhammad Agung Andika Oktafiansyah
F1D114017
Kelompok 1

LABORATORIUM HIDROGEOLOGI 2016

1.7 Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum hidrogeologi yang telah dilakukan di halaman
Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Jambi pada Kamis, 10 November 2016
bahwa untuk mengukur laju infiltrasi air dapat digunakan alat infiltrometer. Pada
praktikum digunakan double ring infiltrometer. Ring pertama (diameter > d ring
kecil) dibenamkan kedalam tanah dan ring kecil dibenamkan hingga kedalaman 10
cm. Kedua ring tersebut dibenamkan agar saat dimasukkan air ke dalam ring
tersebut, air tidak mudah lolos keluar melalui celah-celah ring. Karena tujuannya
adalah untuk melihat sebreapa cepat air mudah menyerap ke dalam tanah dengan
kondisi karekeristik tanah tertentu.
Pada ring besar dimasukkan air hingga air mencapai ketinggian 5 cm,
fungsinya yaitu untuk menjenuhkan pori-pori tanah disekitar ring kecil, karena dalam
praktik infiltrasi ini yang diamati adalah laju air dalam ring kecil. Kondisi tanah pada
area ini yaitu sedikit basah (lembab) dan cukup gembur namun tidak ada vegetasi
atau penganggu yang menutupi diatas permukaan tanah. Sehingga daya serap cukup
cepat akibat kondisi dari material yang sudah mulai sedikit jenuh.
Tinggi air yang dimasukkan ke dalam ring kecil yaitu 11 cm dengan selang
waktu 5 menit untuk mengamati turunnya air/ laju infiltrasi air. Pada 5 menit pertama
air berkurang 1 cm dari ketinggian awal 11 cm menjadi 10 cm. Hingga mencapai
konstan pada menit ke 15 yaitu tinggi air menjadi 9,7 cm dengan perubahan 0,2 cm0,1 cm.
Seperti yang diteorikan oleh Horton, pada praktikum kali ini laju infiltrasi
tertinggi berada pada awal dengan laju infiltrasi sebesar 12 cm/jam. Percobaan ini
dilakukan selama 30 menit. Pada 5 menit awal tinggi air berkurang 1 cm, dimana
awalnya terisi air 11 cm. lalu, pada 10 menit berikutnya air berkurang 0,2 cm.

Muhammad Agung Andika Oktafiansyah


F1D114017
Kelompok 1

LABORATORIUM HIDROGEOLOGI 2016

kemudian pada 15 menit berikutnya air berkurang 0,1 cm dan selanjutnya hingga 30
menit proses infiltrasinya konstan.
Lalu, untuk nilai kapasitas infiltrasinya didapat 1,56 cm/jam. Besarnya
infiltrasi saat awal (f0) 12 cm/jam, infiltrasi saat konstan (fc) sebesar 0,4 cm/jam, dan
dengan konstanta (K) sebesar 28,57. Jadi jumlah infiltrasi total (Vt) sebesar 1,17
cm/jam.
Untuk kurva infiltrasi menurut Horton parameter yang digunakan untuk
membuat kurva adalah nilai laju infiltrasinya selama 30 menit tersebut, dan tampak
pada kurva bahwa laju infiltrasi tertinggi terjadi pada 5 menit pertama. Dan untuk
menghitung tinggi air yang terinfiltrasi yaitu didapat hasil, x = 0,8 + 0,36 (1-2,718 64,92

) serta volume air yang terinfiltrasi mengalikan tinggi dengan 10 4 m (mengubah

ha menjadi m3).
Berdasarkan hasil, dapat diketahui jika infiltrasi dipengaruhi oleh : tekstur
tanah, dimana semakin besar pori-pori dari suatu material maka memungkinkan
permeabilitas tanah tersebut tinggi sehingga mempercepat proses peresapan air
kedalam tanah. Kelembaban dari tanah, ketika permukaan tanah lembab mengandung
banyak air maka pori pori tanah jenuh serta mengembang dan tidak mampu lagi
untuk terisi oleh air yang terinfiltrasi. Kondisi permukaan tanah yang padat,
menyebabkan laju infiltrasi kecil (lapisan sulit untuk ditembus air). Dan ada atau
tidaknya tumbuhan juga mempengaruhi laju infiltrasi, ketika area tersebut tercover
oleh vegetasi, maka tanah gembur, banyak akar dibawah permukaan yang
menyebabkan infiltrasi didaerah tersebut sangat cepat karena bantuan vegetasi
tersebut.
Di dunia pertambangan, infiltrasi berperan dalam ilmu hidrogeologi dan
khususnya pada pertambangan karst. Dalam ilmu hidrogeologi, maka dapat diketahui
area atau wilayah yang banyak mengandung air (akuifer besar), contohnya area yang
dominan dengan litologi pasir berarti memiliki tingkat akuifer tinggi sehingga dapat
memudahkan dalam melakukan ekplorasi air tanah pada area tersebut berbeda
dengan wilayah atau area lempungan ataupun lanau yang sulit untuk dilalui dengan
air , dan dalam area tambang dapat ditentukan daerah yang harus dijauhi ketika akan
Muhammad Agung Andika Oktafiansyah
F1D114017
Kelompok 1

LABORATORIUM HIDROGEOLOGI 2016

dilakukan

kegiatan

operasional

dan

daerah

untuk

pengaliran

air

(drainase/dewatering).

1.8 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dalam praktikum ini, yaitu :
1. Laju infiltrasi tertinggi dicapai saat air pertama kali masuk ke dalam tanah dan
menurun dengan bertambahnya waktu.
f = fc + (fo fc)e-kt ; i fc
2. Kapasitas Infiltrasi adalah kurva batas yang menggambarkan laju peresapan air
maksimum dengan waktu untuk jenis tanah tertentu (termasuk jenis penutup
tanahnya).
f = fC + e- kt
3. Dari area praktikum, dapat diketahui bahwa tanah memiliki laju infiltrasi sebesar
F = 0,4 + (12,04-0,4) e-32,46t

Muhammad Agung Andika Oktafiansyah


F1D114017
Kelompok 1

10

LABORATORIUM HIDROGEOLOGI 2016

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad,sitanala dan Rustiadi, E, 2008. Penyelamatan Tanah, Air, dan


Lingkungan. Pustaka Obor Indonesia. Yogyakarta.
Asdak, C. 1995. Hidrologi dan Pengelolahan Daerah Aliran Sungai. Gadjah
Mada. University Press. Yogyakarta.
Darmansyah,Adang. 2004. Hantaran Hidrolik Jenuh Tanah Sebagai Akibat
Berbagai Pola Pengelolaan Lahan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Hanaah, K. A., 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah. PT Raja Grando. Persada.
Jakarta.
Kodoatie, R.J dan Roestam sjarif, 2005. Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu.
Andi. Yogyakarta .
Sutanto,Rachman. 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Kanisius. Yogyakarta.

Muhammad Agung Andika Oktafiansyah


F1D114017
Kelompok 1

11

LABORATORIUM HIDROGEOLOGI 2016

LAMPIRAN
A. Foto Alat & Bahan

Infiltrometer

Ember & Air

Modul Praktikum

Muhammad Agung Andika Oktafiansyah


F1D114017
Kelompok 1

12

LABORATORIUM HIDROGEOLOGI 2016

B. Foto Praktikum

Pemasangan Ring Luar dan Ring Dalam

Pemasangan Infiltrometer

Muhammad Agung Andika Oktafiansyah


F1D114017
Kelompok 1

13

LABORATORIUM HIDROGEOLOGI 2016

Penuangan air pada ring luar

Penuangan air pada ring dalam

Muhammad Agung Andika Oktafiansyah


F1D114017
Kelompok 1

14

Anda mungkin juga menyukai