Anda di halaman 1dari 24

KELOMPOK 6

ILMU BATUBARA 1. YOHANA ROSA APRIMA F1D114013

ETP-172 2. MUHAMMAD AGUNG ANDIKA OKTAFIANSYAH F1D114017


3. MELSYA PUTRI ANUM F1D114024
4. BIMA IMAM SANTOSA F1D114039

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


JURUSAN TEKNIK KEBUMIAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JAMBI
PARAMETER BATUBARA
UNTUK INDUSTRI
PARAMETER BASIS KETERANGAN

Berguna untuk menentukan invoice pengiriman, dan perhitungan parameter-


Total Moisture, % ar parameter dalam basis ar

ar

Analisis Proksimat:
Inherent Moisture, %
Ash, % Data dasar untuk mendeskripsikan tipe batubara. Penjumlahan = 100%
Volatile Matter, %
Fixed Carbon, %

Representasi nilai batubara sebagai bahan bakar.


Calorific Value, MJ/Kg Gross, adb Juga dinyatakan dalam Btu/Lb dan Kkal/Kg, dimana
1 MJ/Kg = 430 Btu/Lb = 239 Kkal/Kg

Total Sulfur adb

Ultimate Analysis: dmmf


Carbon, %
Hydrogen, %
Nitrogen, % Biasanya ditentukan dengan analisis dari sampel yang sudah bebas dari
Sulphur, % - Oxygen, % kelembaban permukaan dan hasilnya dihitung ke basis dmmf dengan koreksi
kelembaban dan kandungan mineral dari sampel.
CO2, %
Penjumlahan = 100%.
Kandungan hidrogen dan oksigen
PARAMETER BASIS KETERANGAN

Ash Analysis: total ash


SiO2, %
Al2O3, %
Fe2O3, %
TiO2, %
Mn3O4, %
CaO, %
MgO, %
Na2O, %
Berguna untuk memprediksi perilaku abu, juga untuk mengidentifikasi kandungan konsentras
tinggi komponen tertentu yang dapat memberikan permasalahan dalam aplikasi.
K2O, %
P2O5, %
SO3, %

Ash Fusion Temperature:


ISO-A (IDT), oC Berguna untuk memprediksi perilaku abu. Secara normal diukur di bawah kondisi oksidasi
oC
(ST), - ISO-B (HT), oC maupun reduksi.
ISO-C (FT), oC

adb
Forms of Sulfur:
Pyritic, % Dapat memberikan informasi disposisi sulfur selama pemanfaatan dan hasil sulfur selama
Organic, % proses pembakaran dan karbonisasi. Penjumlahan = total sulfur
Sulphate, %
PARAMETER BASIS KETERANGAN

adb

Trace Analysis:
Arsenic
Boron Mengidentifikasi unsur-unsur jejak yang terkonsentrasi dalam
Chlorine batubara
Fluorine
Phosphorus

Berguna untuk memperkirakan tingkat ketergerusan batubara


Hardgrove Index adb

Abrasion Index (Yancey, Geer,


Memperkirakan pemakaian jenis mill
dan Price)
PARAMETER BASIS KETERANGAN

Free Swelling Index

Roga Index

Gray-King Coke Type

Dilatometry:
Softening temp., oC
Resolidifying temp., oC
Max. Contraction, %
Max. Dilatation, % Memperkirakan penentuan jenis batubara yang bisa dijadikan kokas.
FSI dan GKCT berguna untuk klasifikasi batubara dan mengetahui karakteristik pembakaran
batubara.

Plastometry:
Max. dial division/min
Temp. initial fluidity, oC
Temp. max fluidity, oC
Temp. final fluidity, oC
Fluidity temp. range, oC
PEMANFAATAN BATUBARA

1. Batubara untuk bahan bakar, disebut batubara bahan


bakar (steaming coal, fuel coal, atau energy coal)

2. Batubara bitumen untuk pembuatan kokas, disebut


batubara kokas (cooking coal)

3. Batubara untuk dibuat bahan-bahan dasar energi


lainnya, disebut batubara konversi (conversion coal)
1. BATUBARA UNTUK BAHAN BAKAR

Sebagai bahan bakar, batubara dapat dimanfaatkan untuk


mengubah air menjadi upa didalam suatu ketel uap atau
boiler PLTU, untuk membakar bahan pembuat klinker
dipabrik semen, dan sebagai bahan bakar di industri-
industri kecil. Pada hakikatnya, semua batubara dapat
dibakar, tetapi pemanfaatannya sebagai bahan bakar
tertentu perlu dipenuhi berbagai persyaratan tertentu pula.
Misalnya, sebagai baha bakar di PLTU diperlukan
batubara yang mempunyai kandungan ash <30%. Ketel
yang memanfaatkan batubara halus dapat didesain agar
bisa membakar batubara dengan kandungan ash lebih
tinggi lagi, katakanlah 50%. Akan tetapi, dengan
kandungan ash yang demikian besar dapat menimbulkan
banyak masalah dalam pengoperasiannya. Bahkan pada
pembakaran batubara yang mengandung ash <30% pun
masih banyak menimbulkan masalah pada ketel karena
dapat menyebabkan erosi dan kerak pada tabung uap.
FOR YOUR INFORMATION !

Pemanfaatan batubara sebagai bahan bakar telah


mulai dirintis dalam industri kecil, seperti pabrik kertas,
pabrik gula, pabrik bata, pabrik genteng, dan pabrik
kapur. Hal ini terutama untuk memanfaatkan batubara
dengan cadangan kecil.
Pada saat ini, Indonesia telah mencoba memanfaatkan
batubara untuk menggantikan minyak tanah sebagai
bahan bakar tidak berasap (smokeless fuel) di rumah
tangga. Untuk keperluan tersebut, batubara
dikarbonisasikan pada suhu rendah, digerus dan diberi
bahan perekat, kemudian dicetak dan dibentuk menjadi
briket batubara. Di Victoria-Australia, bahan untuk briket
batubara berasal dari batubara peringkat (rank) rendah
yang mengandung moisture tinggi, misalnya lignit
yang mengandung mositure >60%.
Persyaratan Batubara untuk PLTU

TYPICAL LIMITS
PARAMETER BATAS KETERANGAN

Total Moisture % 4-8 max 12 (max 15) max


(as received) 10 - 12 Penurunan nilai kalori bersih. Terbatas pada nilai maksimal 15 % untuk pengolahan
Free Moisture % rendah sederhana/peremukan. Batas akan lebih tinggi untuk batubara rank rendah
(as received)

rendah
Penurunan Nilai kalori dibatasi oleh kemampuan alat untuk mengolah dan
Ash % (air dry) max 15-20 (max 30)
mengurangi abu

Volatile Matter % 25-35 min 25 max 25 Side-fired p.f furnace Down-fired p.f furnace
(dmmf) 15-25
Gross Calorific Value (air dried) MJ/Kg tinggi min 24-25
Mempunyai bermacam-macam pilihan data untuk dasar perhitungan (kotor/bersih,
air dried/ as received)

Total Sulfur % (air dried) rendah max 0.5-1.0 (max 2.0)


Biasanya tergantung pada regulasi polusi lokal, misalnya USA 2.0 % max, Prancis (EDF)
1,7% max, Jerman 1,0% max, Jepang 0,5% max.
sebagian kecil golongan tidak memiliki batasan
TYPICAL LIMITS
PARAMETER BATAS KETERANGAN

Ash Fusion Temps oC min 1200 (min1050)


(oxidising or reducing)
tinggi
Dry bottom furnace. Minimum memenuhi temperatur ISO-A bergantung pada fleksibilitas
ISO-A
max 1350 (max 1430) peralatan dan prosedur operasi.
Wet Bottom furnace. Maksimum temperatur ISOC bergantung pada temperatur operasi.
Kondisi Furnace menentukan apakah oksidasi atau reduksi temperatur ash fusion layak
rendah ISO-C

rendah (0.8-1.1) Lebih baik rendah untuk mereduksi formasi Nox


(rata-rata diberikan oleh Dengen Kaihatsu, Jepang)
Nitrogen %
(dmmf)

Sebagai indikasi kandungan alkali, seharusnya rendah untuk mereduksi kecendrungan ash
Chlorine % (Air dried) rendah max 0.1-0.3 (max 0.5)
fouling.

Tergantung pada kapasitas grinding


Hardgrove Index
tinggi min 50-55 (min 40)
(air dry)

Max Size mm 25 - 30 35 - 40 Dibatasi oleh top size dari pulveriser

Fines Content % (less than 0.5 mm) 15 - 20 25 - 30


Dibatasi untuk karakteristik pengolahan yang baik, khususnya ketika basah
2. BATUBARA UNTUK KOKAS

Kokas ialah residu padat yang tertinggal bila batubara dipanaskan


tanpa udara sampai sebagian zat yang mudah menguapnya hilang.
Batubara kokas adalah batubara yang bila dipanaskan tanpa udara
sampai suhu tinggi akan menjadi lunak, terdevolatilasasi, mengembang,
dan memadat kembali membentuk material yang porous. Material ini
merupakan padatan kaya karbon yang disebut kokas.
Kebanyakan kokas digunakan dalam pembuatan besi dan baja karena
memberikan energi panas dan sekaligus bertindak sebagai zat
pereduksi (reduktor) terhadap bijih besi yang dikerjakan didalam tanur
suhu tinggi atau tungku pembakaran (blast furnace). Kokas untuk
keperluan tersebut, umumnya padat dan relatif kuat, dihasilkan dari
batubara tertentu., baik tunggal maupun campuran, dalam oven kokas
(coke oven). Residu hasil karbonisasi yang merupakan material serbuk
yang tidak berlubang atau massanya menggumpal disebut char. Bahan
ini dapat dibuat briket dan digunakan sama seperti kokas (kokas jenis
ini disebut sebagai formed coke) atau langsung dipakai sebagai
elektroda karbon.
YOU KNOW !

Batubara yang dapat dibuat kokas harus mempunyai


peringkat dan tipe tertentu. Sebagian zat organik dalam
batubara mempunyai peranan dalam sifat-sifat
pelelehan tadi. Dalam batubara kokas yang prima, yaitu
yang membentuk kokas metalurgi yang sangat baik,
harus dicapai suatu perbandingan yang optimal antara
zat yang reaktif dan zat yang inert (tidak meleleh).
Berbagai parameter yang menentukan batubara kokas
(peringkat dan jenisnya telah memenuhi syarat),
termasuk kokas metalurgi, ialah kandungan ash tidak
terlalu tinggi, hampir tidak mengandung sulfur dan
fosfor, serta zat yang mudah menguapnya dalam kokas
harus kecil. Untuk menentukan sifat-sifat batubara
kokas digunakan crucible swelling number, Gray King
coke type, plastisitas dan fluiditas.
Persyaratan Batubara untuk Kokas

TYPICAL LIMITS
PARAMETER BATAS KETERANGAN

5-10 max 12 (max 15)


Total Moisture % (as
Dibatasi oleh pengolahan dan grinding sederhana
received)

Ash % (air dried) rendah max 6-8 (max 10- Kandungan abu pada kokas harus rendah untuk menghilangkan timbunan
12) slag dalam tanur tinggi

Volatile Matter % variasi


(dmmf) 16-21 Low volatile coals
21-26 Medium volatile coals
26-31 High volatile coals

Total Sulfur % (air dry) rendah max 0.6-0.8 (max Kandungan sulfur pada kokas harus rendah untuk membatasi ikutnya
1.0) sulfur oleh pig iron dalam tanur tinggi

rendah max 0.1


Phosphorous % (air dried)
TYPICAL LIMITS
PARAMETER BATAS KETERANGAN

Free swelling index 7-9 min 6

Roga index 60-90 min 50

Gray King Coke Type G6-G14 min G4-G5

Dilatometry
Max dilatation % 25-70 Low volatile coals
(Audibert-Arnu) min 20 min 60 min
80-140 Medium volatile coals
100
150-350 High volatile coals

Plastometry
Fluidity Range oC Low volatile coals
> 80 Medium volatile coals
> 100 min 70 min 80 min High volatile coals
> 130 100
Secara individu, data diatas hanya untuk menunjukkan potensial batubara untuk industri kokas hanya dapat dihasilkan setelah dilakukan tes yang lebih extensif. Batubara kualitas
terbaik dapat ditunjukkan dengan adanya sifat-sifat pada bagian atas range yang telah disebutkan ; bergantung pada ketersediaan batubara lain, campuran batubara yang tidak
memenuhi kekerasan yang sesuai dengan batasan-batasan tersebut
3. BATUBARA KONVERSI

Batubara konversi ialah batubara yang dimanfaatkan


tidak sebagai bahan bakar padat, tetapi energi yang
dikandungnya, disimpan dalam bentuk lain, yakni gas
dan cairan. Pengubahan batubara dapat dilakukan
melalui dua cara, yaitu melalui pembuatan gas
atau gasifikasi (gasification) dan pencairan batubara
atau likuifaksi (coal liquefaction).
Dalam proses gasifikasi, semua zat organik dalam
batubara diubah kedalam bentuk gas, terutama karbon
monoksida, karbon dioksida, dan hidrogen. Gas-gas ini
kemudian dapat pula diubah menjadi bahan-bahan
kimia, seperti pupuk dan metanol.
Persyaratan Batubara untuk Pabrik Semen

TYPICAL LIMITS
PARAMETER BATAS KETERANGAN

Total Moisture % 4-8 max 12 (max 15) Menurunkan Nilai kalori bersih. Terbatas kira-kira
(as received) max 10 - 12 maksimum 15 % untuk pengolahan dan peremukan sederhana. Batasan lebih
Free Moisture % rendah tinggi untuk batubara dengan rank rendah
(as received)

< 15 max 20
(max 40-50) Kandungan abu harus konstan sekitar 2 % dan komposisnya tetap untuk
Ash % (air dried)
mengganti kehilangan rata-rata umpan

variasi (max 24) Tergantung kepada sistem pembakaran tapi selalu fleksibel . (dalam hal ini old bin
Volatile Matter % dan sistim umpan digunakan untuk keamanan dan keselamatan)
(dmmf)

Gross Calorific Value (air dried) Mempunyai bermacam-macam pilihan data untuk perhitungan (kotor/bersih, air
variasi (min 21.0)
MJ/Kg dried/as received)

Tergantung pada kandungan sulfur dari material umpan. Kandungan sulfur pada
Total Sulfur % (air dried) <2 max 2-5 klinker kecil dari 1,3 %
TYPICAL LIMITS
PARAMETER BATAS KETERANGAN

rendah max 0.1

Pada proses kering, kandungan klor pada klinker kecil dari 0,03 %. Tergantung
pada kandungan klor pada material umpan, kandungan maksimal dalam
Chlorine % (air dried) batubara bervariasi diatas 0,01 %
Kandungan P2O5 dalam klinker kecil dari 1 %. Kandungan P2O5 tergantung pada
material umpan yang kecildari faktor kritis
P2O5 % (ash analysis) <2 (max 6-8)

tinggi
Hardgrove Index
min 50-55 (min 40) Tergantung pada kapasitas grinding
(air dry)

Max Size mm 25 - 30 35 - 40 Dibatasi oleh top size dari pulveriser

Fines Content % (less than 0.5


15 - 20 25 - 30 Dibatasi untuk karakteristik pengolahan yang baik, khususnya ketika basah
mm)

Anda mungkin juga menyukai