ANALYSIS PROXIMATE
LAODE MUH EBIT WIJAYA TAMSILA ( 09320160113 )
TEKNIK PERTAMBANGAN, UMI
SARI
Penentuan proksimat merupakan metode awal dalam penentuan kualitas batubara
yang meliputi penentuan kandungan kadar air, zat terbang, abu dan karbon tertambat.
Standard Operation Prosedur (SOP) analisis proksimat diperlukan untuk memberikan
acuan bagi analis untuk menghasilkan nilai hasil uji yang presisi dan akurat.
Penyusunan SOP analisis kimia proksimat baik instrumen dan manual batubara telah
dilakukan melalui penulusuran dan mengadopsi metode baku dengan menggabungkan
instruksi kerja alat melalui pembahasan sehingga menghasilkan prosedur baku analisis
proksimat batubara. Analisis Proksimat bertujuan untuk mengkuantifikasi nilai
moisture atau air yang dikandung batubara, baik air permukaan (free moisture)
maupun air bawaan (inherent moisture), kemudian mengkuantifikasi pula kandungan
abu (ash), zat terbang (volatile matters), dan karbon tertambat (fixed carbon).
Kata kunci : Proksimat, Batubara.
ABSTRACT
Proximate determination is the initial method in determining the quality of coal which
includes determination of the content of water content, flying substances, ash and
carbon tethered. Proximate analysis of Standard Operation Procedure (SOP) is needed
to provide a reference for analysts to produce precise and accurate test results. The
preparation of proximate chemical analysis SOPs for both coal instruments and
manuals has been carried out through research and adopting standard methods by
combining tool work instructions through discussion so as to produce standard
proximate coal analysis procedures. Proximate analysis aims to quantify the value of
moisture or water contained in coal, both surface water (free moisture) and inherent
water (inherent moisture), then quantify also the content of ash (ash), volatile matters,
and carbon tethered (fixed carbon )
Keywords: Proximate, Coal.
besi oksida, dan juga terjadinya fiksasi Fixed Carbon merupakan ukuran
belerang oksida. Ash batubara, dan padatan yang dapat terbakar yang
disamping ditentukan kandungannya masih berada dalam peralatan
(ash content), ditentukan pula susunan pembakaran setelah zat-zat mudah
(komposisi) kimianya dalam analisa ash menguap yang ada dalam batubara
dan suhu leleh dalam penentuan suhu keluar. Ini adalah salah satu nilai yang
leleh ash. digunakan didalam perhitungan
Abu merupakan komponen non- efesiensi peralatan pembakaran.
combustible organic yang tersisa pada
saat batubara dibakar. Abu Volatile Matter
mengandung oksida-oksida logam Definisi volatile matter (VM)
seperti SiO2, Al2O3, Fe2O3, dan CaO, ialah banyaknya zat yang hilang bila
yang terdapat didalam batubara. sampel batubara dipanaskan pada suhu
Kandungan abu diukur dengan cara dan waktu yang telah ditentukan
membakar dalam tungku pembakaran (setelah dikoreksi oleh kadar moisture).
(furnace) pada suhu 815°C. Residu yang Suhunya adalah 900oC, dengan waktu
terbentuk merupakan abu dari pemanasan tujuh menit tepat.
batubara. Volatile yang menguap terdiri
Dalam pembakaran, semakin atas sebagian besar gas-gas yang
tinggi kandungan ash batubara, mudah terbakar, seperti hidrogen,
semakin rendah panas yang diperoleh karbon monoksida, dan metan, serta
dari batubara tersebut. Sebagai sebagian kecil uap yang dapat
tambahan, masalah bertambah pula mengembun seperti tar, hasil
misalnya untuk penanganan dan pemecahan termis seperti karbon
pembuangan ash hasil pembakaran. dioksida dari karbonat, sulfur dari pirit,
dan air dari lempung.
Kandungan Fixed carbon Moisture berpengaruh pada hasil
Fixed Carbon (FC) menyatakan penentuan VM sehingga sampel yang
banyaknya karbon yang terdapat dalam dikeringkan dengan oven akan
material sisa setelah volatile matter memberikan hasil yang berbeda dengan
dihilangkan. FC ini mewakili sisa sampel yang dikering-udarakan. Faktor-
penguraian dari komponen organik faktor lain yang mempengaruhi hasil
batubara ditambah sedikit senyawa penentuan VM ini adalah suhu, waktu,
nitrogen, belerang, hidrogen dan kecepatan pemanasan, penyebaran
mungkin oksigen yang terserap atau butir, dan ukuran partikel.
bersatu secara kimiawi. Kandungn FC VM yang ditentukan dapat
digunakan sebagai indeks hasil kokas digunakan untuk menentukan rank
dari batubara pada waktu suatu batubara, klasifikasi, dan
dikarbonisasikan, atau sebagai suatu proporsinya dalam blending. Volatile
ukuran material padat yang dapat matter juga penting dalam pemilihan
dibakar di dalam peralatan pembakaran peralatan pembakaran dan kondisi
batubara setelah fraksi zat mudah efisiensi pembakaran.
menguap dihilangkan. Apabila ash atau
zat mineral telah dikoreksi, maka III. Data Percobaan
kandungan FC dapat dipakai sebagai
indeks rank batubara dan parameter Tabel 1. Data massa cawan dan sampel.
untuk mengklasifikasikan batubara.
Fixed Carbon ditentukan dengan No
Massa
Massa cawan + sampel
perhitungan : 100% dikurangi cawan
persentase moisture, VM, dan ash 1 25,1 gr 26,1 gr
(dalam basis kering udara (adb)). Data
Fixed Carbon digunakan dalam
mengklasifikasikan batubara, IV. Langkah Kerja
pembakaran, dan karbonisasi batubara.
Fixed Carbon kemungkinan membawa 1. Langkah Kerja
pula sedikit presentase nitrogen,
a. Menimbang 1 gr contoh batubara
belerang, hidrogen, dan mungkin pula
kedalam cawang yang telah
oksigen sebagai zat terabsorbsi atau
diketahui beratnya.
bergabung secara kimia.
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN MUH. IRVAN ARFAH
Keterangan : = -70%
Ash : Ash Content (Kadar Abu)
m1 : berat wadah
m2 : berat wadah + sample VI. Pembahasan
m3 : berat wadah + sample
(setelah dari oven) Dari hasil perhitungan diperoleh
m4 : berat wadah bersih (setelah hasil ash 70%, Inherent Moisture 50%,
dari oven) volatile matter 50% serta Fixed Carbon –
70%. Hasil ini diperoleh dari 2 keadaan
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN MUH. IRVAN ARFAH