2) Non Combustible Matter atau Bahan yang Tidak Dapat Tebakar (non-
BDT)
Bahan yang Tidak Dapat Terbakar yaitu bahan atau mineral yang tidak dapat
dibakar/dioksidasi oleh oksigen. Material/bahan tersebut umumnya adalah
senyawa anorganik (SiO2, Al2O3, TiO2, Mn3O4, CaO, MgO, Na2O, K2O, dan
senyawa-senyawa logam lainnya dalam jumlah kecil yang akan membentuk abu
dalam batubara. Bahan yang tidak dapat terbakar ini umumnya tidak diinginkan
keberadaannya karena akan mengurangi nilai bakarnya.
Pada proses pembentukan batubara/coalification,
Komposisi batubara hampir sama dengan komposisi
kimia jaringan tumbuhan, mengandung unsur utama
yang terdiri dari unsur C, H, O, N, S, P.
Pada dasarnya pembentukkan batubara sama dengan
cara manusia membuat arang dari kayu,
perbedaannya, arang kayu dapat dibuat sebagai hasil
rekayasa dan inovasi manusia, selama jangka waktu
yang pendek, sedang batubara terbentuk oleh proses
alam,
Menurut American Society for Testing Material
(ASTM), secara umum batubara digolongkan
menjadi 4 berdasarkan kandungan unsur C dan H2O
yaitu: anthracite, bituminous coal, sub bituminous
coal, lignite dan peat (gambut). endapan batubara
yang terdapat pada cekungan sedimen berasal dari
tempat lain. dengan bantuan faktor fisika dan kimia
alam, selulosa yang berasal dari tanaman akan
mengalami perubahan menjadi lignit, subbituminus,
bituminus, atau antrasit.
Sifat Kimia
Sifat Kimia
Sifat kimia dari batubara sangat berhubungan langsung dengan senyawa
penyusun dari batubara tersebut, baik senyawa organik ataupun senyawa
anorganik. Sifat kimia dari batubara dapat digambarkan sebagai berikut :
a) Karbon
Jumlah karbon yang terdapat dalam batubara bertambah sesuai dengan
peningkatan derajat batubaranya. Kenaikan derajatnya dari 60% sampai
100%. Persentase akan lebih kecil daripada lignit dan menjadi besar pada
antrasit dan hampir 100% dalam grafit. Unsur karbon dalam batubara sangat
penting peranannya sebagai penyebab panas. Karbon dalam batubara tidak
berada dalam unsurnya tetapi dalam bentuk senyawa. Hal ini ditunjukkan
dengan jumlah karbon yang besar yang dipisahkan dalam bentuk zat terbang.
Sifat Kimia
b) Hidrogen
Hidrogen yang terdapat dalam batubara berangsur-angsur habis
akibat evolusi metan. Kandungan hidrogen dalam liginit berkisar
antara 5%, 6% dan 4.5% dalam batubara berbitumin serta
sekitar 3% smpai 3,5% dalam antrasit.
c) Oksigen
Oksigen yang terdapat dalam batubara merupakan oksigen yang
tidak reaktif. Sebagaimana dengan hidrogen kandungan oksigen
akan berkurang selam evolusi atau pembentukan air dan
karbondioksida. Kandungan oksigen dalam lignit sekitar 20%
atau lebih, dalam batubara berbitumin sekitar 4% sampai 10%
dan sekitar 1,5% sampai 2% dalam batubara antrasit.
Sifat Kimia
d) Nitrogen
Nitrogen yang terdapat dalam batubara berupa senyawa organik yang terbentuk
sepenuhnya dari protein bahan tanaman asalnya jumlahnya sekitar 0,55% sampai 3%.
Batubara berbitumin biasanya mengandung lebih banyak nitrogen daripada lignit dan
antrasit.
e) Sulfur
Sulfur dalam batubara biasanya dalam jumlah yang sangat kecil dan kemungkinan
berasal dari pembentuk dan diperkaya oleh bakteri sulfur. Sulfur dalam batubara
biasanya kurang dari 4%, tetapi dalam beberapa hal sulfurnya bisa mempunyai
konsentrasi yang tinggi. Sulfur terdapat dalam tiga bentuk, yaitu :
Moisture Content
Affects the energy value of the coal, packing density
Volatile Matter
Indicates rank, if likely coking coal; affects coke yield, by-products yield
Fixed Carbon
Indicates coke yield
Ash
Quantity affects coke yield, slag volume
Quality affects high temp reactions
Analisis Kimia Batubara
Disisi lain,sifat kimia batubara ditunjukkan dengan hasil analisis :
Analisis proksimat
Analisis ultimat
Nilai kalori
Komposisi abu
Dll
Untuk mencari nilai kandungan unsur-unsur utama seperti karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen,
dan belerang, dilakukan analisis ultimat.
Selain unsur-unsur tersebut, batubara juga mengandung unsur- unsur lain seperti klor, fluor, dan
lain-lain golongan halogen, serta aneka unsur logam seperti aluminium besi, dan juga silika yang
kesemuanya terkandung di dalam abu.
Secara kimia, batubara tersusun atas tiga
komponen utama, yaitu :
1. air yang terikat secara fisika, dapat dihilangkan
pada suhu sampai 105 0C, disebut moisture.
2. senyawa batubara atau coal substance atau coal
matter, yaitu senyawa organik yang terutama
terdiri atas atom karbon, hidrogen, oksigen, sulfur,
dan nitrogen.
3. zat mineral atau mineral matter, yaitu suatu
senyawa anorganik.
Moisture
4.Total Sulfur
Kandungan sulfur dalam batubara sangat bervariasi dan pada umumnya bersifat heterogen sekalipun dalam satu seam batubara
yang sama. Baik heterogen secara vertikal maupun secara lateral. Namun demikian ditemukan juga beberapa seam yang sama
memiliki kandungan sulfur yang relatif homogen.
Sulfur dalam batubara thermal maupun metalurgi tidak diinginkan, karena sulfur dapat mempengaruhi sifat-sifat pembakaran
yang dapat menyebabkan slagging maupun mempengaruhi kualitas product dari besi baja. Selain itu dapat berpengaruh terhadap
lingkungan karena emisi sulfur dapat menyebabkan hujan asam. Oleh karena itu dalam komersial, sulfur dijadikan batasan garansi
kualitas, bahkan dijadikan sebagai rejection limit.
Nilai Kalori batubara bergantung pada peringkat batubara. Semakin tinggi peringkat batubara, semakin tinggi nilai kalorinya.
Pada
batubara yang sama Nilai kalori dapat dipengaruhi oleh moisture dan juga Abu. Semakin tinggi moisture atau abu, semakin kecil
nilai kalorinya