Dosen Pengampu :
TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
2020
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah tentang Inverse
Distance sesuai dengan waktu yang telah diberikan, dalam penyusunan makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan namun demikian penyusun telah berusaha
semaksimal mungkin agar hasil dari tulisan ini tidak menyimpang dari ketentuan-
ketentuan yang ada.
Atas dukungan dari berbagai pihak akhirnya penulis bisa menyelesaikan
makalah ini. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada Dosen yang mengajar mata kuliah Metode Perhitungan Cadangan Bapak
Adree Octova, S.Si., MT. yang memberikan pengajaran dan arahan dalam
penyusunan makalah ini, dan tidak lupa kepada teman-teman semua yang telah
ikut berpartisipasi membantu penulis dalam upaya penyusunan makalah ini.
Pemakalah
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Permodelan merupakan suatu kegiatan yang sangat penting untuk
menggambarkan kondisi geologi dan karakteristik geometri suatu endapan.
Karena setelah tahapan eksplorasi dilakukan, diperlukan desain serta analisis
pada model badan bijih secara 3 dimensi sehingga dapat menentukan
penerapan metode penambangan yang akan dilakukan.
Penaksiran sumberdaya merupakan sebuah langkah kuantifikasi
formal terhadap suatu material yang keterdapatannya secara alamiah.
Penaksiran dilakukan dengan berbagai metode / prosedur didasarkan pada
pertimbangan empiris maupun teoritis. Volume, tonnase, kadar dan kuantitas
mineral merupakan atribut – atribut (variabel/parameter) umum yang
diperhitungkan. Perhitungan atribut tersebut harus optimal dalam arti tak bias
tidak melebihi kriteria yang dipertanggungjawabkan. Dalam metode
perhitungan sumberdaya / cadangan memiliki dua cara yaitu secara
konvensional dan non konvensional.
Estimasi sumberdaya berperan penting dalam menentukan kuantitas
dan kualitas dari suatu endapan. Sebab dari hasil estimasi yang baik dan
akurat yang sesuai dengan keberadaannya di lapangan dapat menentukan
investasi yang akan ditanam oleh investor sebagai penanaman modal dalam
usaha penambangan, cara penambangan yang akan dilakukan, bahkan dalam
memperkirakan waktu yang akan dibutuhkan oleh perusahaan dalam
melakukan usaha penambangannya sehingga dapat menekan jumlah cost serta
memberikan keuntungan bagi perusahaan itu sendiri dalam proses
penambangan selanjutnya.
Ada dua istilah utama yang digunakan dalam pengklasifikasian
endapan, yaitu sumberdaya (resources) dan cadangan (reserves). Sumberdaya
(resources) adalah akumulasi zat padat, cair dan gas yang terbentuk secara
alami di dalam atau di permukaan bumi yang diharapkan dapat dimanfaatkan
secara nyata dan bernilai ekonomis. Sedangkan jika sudah memasukkan
3
unsur-unsur kajian ekonomi, perencanaan tambang, pengolahan, analisis
lingkungan, dan lain-lain, maka jumlah endapan yang diperoleh (yang dapat
diambil/ditambang) dikelompokkan ke dalam cadangan (reserve) (JORC,
2012).
Metode Inverse Distance Weighting merupakan suatu cara penaksiran
yang telah memperhitungkan adanya hubungan letak ruang (jarak),
merupakan kombinasi linear atau harga rata-rata pembobotan (weighting
average) dari titk-titik data yang ada di sekitarnya.(Bankes, 2003).
B. Tujuan
Adapun tujuan yang diharapkan dari makalah ini adalah :
1. Mengkaji konsep dasar dari sumberdaya dan cadangan
2. Menjelaskan metode apa saja yang dapat dilakukan dalam perhitungan
cadangan
3. Memberikan penjelasan mengenai metode Inverse Distace dalam
perhitungan cadangan
C. Manfaat
1. Makalah ini dapat menjadi sebagai bahan referensi yang dapat dipercaya
kebenarannya
2. Hasil pembahasan dari makalah ini dapat menjadi salah satu sumber dalam
mengambil keputusan dalam perhitungan cadangan
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
3. Cadangan Terambil (Recoverable Reserved) adalah sejumlah cadangan
dari mineable reserved yang telah memperhitungkan faktor prosentase
perolehan penambangan.
B. Metode Inverse Distace
1. Pengertian
Metode Inverse Distance Weighting merupakan suatu cara
penaksiran yang telah memperhitungkan adanya hubungan letak ruang
(jarak), merupakan kombinasi linear atau harga rata-rata pembobotan
(weighting average) dari titk-titik data yang ada di sekitarnya.(Bankes,
2003). Asumsi dari metode ini adalah nilai interpolasi akan lebih mirip
pada data sampel yang dekat daripada yang lebih jauh. Bobot (weight)
akan berubah secara linear sesuai dengan jaraknya dengan data sampel.
Bobot ini tidak akan dipengaruhi oleh letak dari data sampel.
Metode Invers Distance pada Perhitungan Sumberdaya dan
Cadangan disebut juga dengan Metode Seperjarak. Prinsip penaksiran
metode Invers Distance adalah dilakukan teknik pembobotan titik data
yang didasarkan pada :
1. Letak grid atau blok yang akan ditaksir terhadap letak data
contoh
2. Kecenderungan penyebaran data kualitas.
3. Orientasi setiap contoh yang menunjukkan hubungan letak
ruang antar contoh.
Umumnya pembobotan jarak dengan metode menurut sample yang
ditampilkan dan cara penerapannya :
1. Invers distance
2. Invers distance squared
3. Invers distance cubed
6
2. Data-Data yang Perlu dalam Metode Inverse Distance
Adapun data – data yang dibutuhkan dalam menentukan cadangan
menggunakan metode inverse distance adalah :
a. Dalam perhitungan manual
1) Jarak dari lubang bor satu ke lubang bor yang lain.
2) Data log bor.
b. Dalam menggunakan software
1) Data assay adalah merupakan data hasil analisis kadar nikel.
2) Data collar adalah data koordinatdan elevasi titik bor.
3) Data litologi adalah data litologi profil nikel laterit titik bor.
4) Data survey adalah data total kedalaman titik bor.
5) Data Geologi adalah data kadar dari bahan galian.
3. Teknik Pengolahan Data
Adapun rumus yang digunakan dalam metode Inverse Distance
adalah :
7
4. Kelebihan dan Kekurangan Inver Distance
a. Kelebihan
karakteristik interpolasi dapat dikontrol dengan membatasi
titik-titik masukan yang digunakan dalam proses
interpolasi.
Titik-titik yang terletak jauh dari titik sampel dan yang
diperkirakan memiliki korelasi spasial dapat dihapusdari
perhitungan.
Titik-titik yang digunakan dapat ditentukan langsung, atau
ditentukan berdasarkan jarak yang ingin di interpolasi.
b. Kekurangan
Tidak dapat mengestimasi nilai di atas nilaimaksimum dan
dibawah nilai minimum dari titik-titik sampel (Pramono,
2008).
Efek yang terjadi apabila interpolasi IDW diaplikasikan
adalah terjadinya perataan(flattening) puncakdan lembah,
kecuali jika titik-titik tertinggi dan terendah merupakan
bagian dari titik sampel, Karena nilai estimasi merupakan
nilai rata-rata, hasil permukaan tidak akan tepat melewati
titik-titik sampel.
8
Z1 = 2,75 % Cu, Z2 = 2,20 % Cu, Z3 = 1,62 % Cu ; d1 = 70 m, d2 =
50 m, d3 = 90 m.
9
Z0= (w1 x Z1) + (w2 x Z2) + (w3 x Z3)
= 2,20%
10
batuan dasar. Untuk memetakan distribusi area anomali diperlukan
pemilihan metode yang sesuai untuk diprediksi kadar bijih di lokasi
yang tidak disampel. Beberapa metode interpolasi seperti pembobotan
jarak terbalik (IDW) dan ordinary kriging (OK) telah dikembangkan
dengan menggunakan alat komputer yang dapat digunakan untuk itu
memperkirakan distribusi deposit mineral. Dalam proses estimasi IDW
lebih sederhana dan lebih cepat, tidak seperti kriging yang
membutuhkan langkah permodelan awal dari variogram sebelum
kriging itu sendiri dilakukan. Di dalam Penelitian, sebagai
perbandingan, prosedur IDW dan OK diterapkan untuk memetakan
distribusi nikel (Ni) dan anomali Cobalt (Co) dalam jenis deposit
laterit nikel
Ada beberapa metode yang digunakan, yaitu :
1) Area Studi dan Desain Pengambilan Sampel
Daerah penelitian adalah sekitar 9 km ² yang terletak di
Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara Indonesia.
Sebanyak 28 lubang bor dengan kedalaman bervariasi dari 7,5
hingga 64,2m dengan jarak antar bor lubang 500 m. Sampel
dikumpulkan pada interval 1m untuk setiap lubang dan mereka
diuji untuk Ni dan Co. Distribusi lubang bor dan lokasi area
penelitian ditunjukkan dalam GAMBAR 1. Secara geologis daerah
ini terletak di lengan tenggara Sulawesi yang secara luas diduduki
oleh Kompleks batuan ophiolit terdiri dari batuan basaltik dan
ultramafik, dengan primer barat laut – tenggara trending structure.
11
antara variogram eksperimental dan model teoritis. Model yang
paling banyak digunakan di tambang adalah bulat, eksponensial,
dan gaussian [4]. Dalam penelitian ini untuk memilih model
teoritis variogram didasarkan pada nilai root mean square error
(RMSE) sedangkan nilai terkecil dipilih sebagai model terbaik [5].
Nilai variogram eksperimental dapat dihitung dengan persamaan
berikut [6]:
3) Kriging Biasa
Kriging biasa adalah salah satu dasar dari metode kriging
yang memberikan estimasi pada yang tidak teramati lokasi,
berdasarkan rata-rata tertimbang di sekitar lokasi yang diamati
dalam suatu wilayah [7]. Prediksi OK di lokasi yang tidak
diamplas ditentukan oleh persamaan:
12
5) Transformasi dan Interpolasi Data
Kinerja terbaik dari analisis kriging adalah pada data
distribusi normal. Jika distribusi data tidak normal maka
transformasi data dapat membantu membuatnya normal secara
normal [8]. Logaritmik transformasi dapat dipertimbangkan di
mana koefisien kemiringan lebih besar dari 1 dan akar kuadrat
transformasi adalah antara 0,5 dan 1 [9]. Untuk mengubah kembali
melalui eksponensial dapat digunakan persamaan di bawah [10]:
13
Hasil dari Penelitian ini ialah, Berdasarkan nilai RMSE hasil
perbandingan dari dua metode interpolasi yang diterapkan
menunjukkan bahwa Prosedur IDW adalah metode yang paling cocok
untuk estimasi dan pemetaan distribusi spasial Ni dan Co di bidang
studi ini. Mungkin karena jumlah dataset kami tidak sesuai untuk
membentuk stabil variogram. Hasil penelitian menunjukkan, di zona
limonit, kekuatan IDW 2 menunjukkan kinerja terbaik untuk Ni dan
Co Prosedur OK memberikan hasil terbaik ketika diterapkan pada
variabel ketebalan. Di zona saprolit, kekuatan IDW 5 menunjukkan
kinerja terbaik untuk Ni sedangkan IDW kekuatan 1 menunjukkan
hasil terbaik ketika diterapkan pada Co dan ketebalan.
Hasil interpolasi mengungkapkan distribusi nikel di zona
limonit dan saprolit masih terbuka ke timur laut dan ke barat daya.
Estimasi sumber daya di zona limonit ditunjukkan 868623,53 ton nikel
dan 94534,93 ton kobalt, sedangkan di zona saprolit adalah 688972,14
ton nikel dan 44843,29 ton kobalt. Sumber daya potensial nikel
tambahan di zona limonit dan saprolit dapat meluas ke Timur Laut dan
Barat Daya area penelitian.
14
c. Kasus 3 :
Studi Kasus Mengenai Metode Inverse Distance
15
kita sebut d, sehingga ada d1, d2, d3, d4, dan d5. Maka ketinggian di
titik X (zx) dapat ditentukan dengan fungsi berikut:
Keterangan:
n adalah jumlah titik sampel, i dan j adalah nomor titik sampel, w
adalah bobot (weight), dan p adalah pangkat (power). Jumlah nilai bobot
harus sama dengan 1, dan nilai p harus lebih dari 1, umumnya nilai p
yang digunakan adalah 2.
Fungsi di atas merupakan algoritma IDW yang diformulasikan oleh
Shepard (1968).
Pada gambar hasil pengukuran ketinggian di atas, jika z1 = 70,
maka d1 (jarak z1 terhadap titik yang akan dicari ketinggiannya) adalah
32.
Seterusnya, sehingga:
z2 = 85, d2 = 50
z3 = 68, d3 = 15
z4 = 52, d4 = 48
z5 = 40, d5 = 57
Perhitungan IDW:
Jumlah titik (n) adalah 5, dan nilai p yang digunakan adalah 2.
Yang pertama kali dihitung adalah kebalikan jarak (inverse
distance) dari masing-masing titik sampel, dipangkatkan dengan nilai p.
16
Berikutnya adalah menghitung nilai bobot masing-masing titik
sampel. Nilai bobot (wi) dihitung dengan cara membagi nilai masing-
masing inverse distance kelima titik sampel dengan total kelima
inverse distance. Karena ada 5 titik sampel, maka akan ada 5 bobot.
17
Nilai kelima bobot di atas jika dijumlahkan hasilnya adalah 1.
Langkah terakhir adalah menghitung nilai ketinggian di titik X.
18
pengukuran, tidak perlu harus mengukur ketinggian tempat pada setiap inchi
wilayah yang kita amati. Tentunya, IDW hanya salah satu dari sekian
banyak metode interpolasi geostatistik. Disamping IDW ada Spline,
Kriging, Radial Basis Function (RBF), Local Polynomial Interpolation,
Global Polynomial Interpolation, Natural Neighbors, Trend, dan lain
sebagainya.
19
3) Stripping Ratio (SR) area penelitian adalah 1,47: 1. Cadangan
deposit nikel yang terkandungBlok 3A layak untuk ditambang,
karena SR wilayah studi lebih kecil dari nilai SRdiatur oleh PT.
Kumala Mining adalah 1.60: 1
20
>1,2% Ni masih terbuka kearah selatan dan barat daya. Dengan
asumsi nilai cut-off grade adalah 1,2% Ni dan densitas limonit 1,6
towm3, hasil estimasi sumberdaya pada zona limonit adalah 151,7
juta ton bijih dengan kadar rata-rata 1,45% Ni atau setara dengan +
2,2 juta ton logam nikel.
Ekplorasi lebih rinci dengan jarak antar titik bor lebih rapat
disarankan untuk dilakukan di daerah sebaran bijih limonit dengan
kadar >1,2%Ni dan untuk menambah jumlah sumberdaya dapat
dilakukan perluasan daerah pemboran prospeksi ke arah selatan dan
barat daya daerah penelitian.
21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Metode Inverse Distance Weighting merupakan cara penaksiran yang
memperhitungkan hubungan antara letak ruang (jarak) yang merupakan
kombinasi linear atau harga rata-rata pembobotan (weighting average) dari
titk-titik data yang ada di sekitarnya, dimana bobot (weight) akan berubah
secara linear sesuai dengan jaraknya dengan data sampel dengan prinsip
penaksiran metode Invers Distance adalah dilakukannya teknik pembobotan
setiap titik.
Umumnya pembobotan setiap titik dapat diketahui dengan penerapan :
a. Invers distancediperuntukkanpadakeadaanruangsampel linear/ jarak(d)
b. Invers distance squareddiperuntukkanpadakeadaanruangsampelkeadaan sq
uared/luas(d 2)
c. Invers distance cubeddiperuntukkanpadakeadaanruangsampelkeadaan cub
ed/volume(d 3)
Dengan data yang dibutuhkan dalam perhitungan manual ialah:
a. Jarak dari lubang bor satu ke lubang bor yang lain
b. Data log bor.
22
DAFTAR PUSTAKA
Golightly, J.P.1979.Geology Of Soroako Nickeliferous Laterite Deposite.New
Orleans:Int.Laterite Simp.
Sinclair J. A, and H. Garston Blackwell.2004.Applied Mineral Inventory
Estimation.Cambridge University
Sudarto,dkk.2005.Metode Perhitungan Cadangan .Bandung:Departemen
TeknikPertambangan Institut Teknologi Bandung.
muh. Rafiq Rafsanjani, dkk.2016.Estimasi sumberdaya bijih nikel laterit dengan
menggunakan metode idw diprovinsi sulawesi tenggara.
Alam Budiman Thamsi.2016.Estimasi cadangan terukur endapan nikel laterit cog
2,0% menggunakan metode inverse distance pada pt. teknik alum service,
blok x
Anshariah.2016. Estimasi sumberdaya nikel laterit dengan metode inverse
distance weightpada kabupaten konawe utara provinsi sulawesi tenggara
23