TEKNIK
PERTAMBANGAN
BAHAN
GALIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Oleh : Ir. Restu Juniah, MT
08
pERTEMUAN
i
JADWAL PERKULIAHAN
TAMBANG REGULER
TANGGAL
MATERI
12-FEB
PENDAHULUAN
II
18- FEB
DASAR2 pbg
III
iv
25-FEB
03 MARET
10 MARET
VI
17MARET
VII
VIII
24 MARET
28 MARET
8-11 APRIL
FLOTASI
JIGGING
TABLING
DMS, HMS,
SLUICE BOX
SPIRAL
KONSENTRASI
HTS & MS
MID TEST
pERTEMUAN
i
TAMBANG EKSTENSI
TANGGAL
MATERI
13-FEB
PENDAHULUAN
II
III
iv
23- FEB
01-MARET
08 MARET
15 MARET
VI
22MARET
25 29
MARET
12 APRIL
VIII & ix
DASAR2 pbg
FLOTASI
JIGGING
TABLING
DMS, HMS,
SLUICE BOX
SPIRAL
KONSENTRASI
HTS & MS
MID TEST
MATERI PERKULIAHAN
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
Oleh : Ir. Restu Juniah, MT
KET
oke
Sedang
berjln
akan berjln
TENTATIF
KET
Selasa
sabtu
sabtu
sabtu
sabtu
sabtu
Selasa
sabtu
fix
BAB I
PENDAHULUAN
1.
2.
3.
4.
5.
Pengertian PBG
Tujuan PBG
Keuntungan PBG
Syarat PBG
Studi
Bahan
Baku
BAB II
PREPARASI
1. Kominusi
-Crushing
- Grinding
2. Klasifikasi
- Screening
- Clasifying
BAB III
KONSENTRASI
- Hand sorting
- Konsentrasi gravitasi
- Flotasi
- Pemisahan magnetic
- Pemisahan elektris
BAB IV
DEWATERING
- Thickening
Filtering
Drying
BAB V
OPERASI TEKNIK
(perhitungan)
- Payment
- Distribusi parktikel
(analisa screen)
- Energi kominusi
- Beban sirkulasi
- Kecepatan
pengendapan
REFERENSI
1. Currie. M, John, Unit Operation in Mineral Processing, Department of Chemical and
Metallurgical Technology British Columbia Institute of Technology Burnaby, British,
Columbia, Chapter 7, 1973.
2. Kelly. G. Errol, and Spotisswood. J. David, Introduction to Mineral Processing, John
Wiley & Sons, New York Chischester Brisbane Toronto Singapura, Pryor, E.J.
Mineral Processing, Elsevier Publishing Co Ltd, Inc, Amsterdam London New
York.
3. Wills, B. A, Mineral Processing Technology, Fisrt Edition, Pergamon Press, 1989.
4. Adamson, A. W, Physical Chemistry of Surface, Fifth Edition, Department of
Chemistry of Southern California, Los Angeles, California, John Wiley &Sons, Inc,
New york, hal 4 18, 1990.
5. Hasjim, M, Pengolahan Mineral Secara Flotasi, Jurusan Teknik Pertambangan,
Universitas Sriwijaya Press, 1980.
6. King, R.P, Principles of Flotation, South African, Institute of Mining and Metallurgy,
1982.
7. Richard O. Burt, Gravity Concentration Technology, Elsevier Publishing Co. Ltd, Inc,
Amsterdam Oxford New York Tokyo. 1981.
I. PENDAHULUAN
Pengolahan bahan galian adalah suatu tahapan atau
proses untuk mengolah bijih sedemikian rupa dengan
mempergunakan sifat kimia dan fisiknya sehinga didapat
produk yang dapat dijual (berharga) dan produk yang tidak
berharga, dengan tidak mengubah sifat fisik dan kimia
mineral yang bersangkutan secara ekonomis berdasarkan
teknologi yang ada sekarang.
Berdasarkan tahapan proses, pengolahan bahan galian
dapat dibagi menjadi tiga tahapan proses, yaitu : tahap
preparasi, tahap pemisahan dan tahap dewatering.
Tahapan PBG
I. Preparasi
1. Sampling
2.
Kominusi (membebaskan
mineral)
Screening
Classifier
Hydrocyclone
II. Konsentrasi
Flotasi ( Perbedaan Tegangan
Permukaan )
III. Dewatering
Filtering : 60 80 %
Drying : 90 100 %
. II.
TUJUAN
PRODUK
Thickening : 50 60 %
2.
3.
4.
5.
Memisahkan
pengotornya
6.
III. KEUNTUNGAN
Keuntungan dengan dilakukannya proses pengolahan bahan galian :
1. Mengurangi ongkos / biaya pengangkutan
2. Mengurangi ongkos / biaya peleburan
3. Mengurangi kehilangan mineral berharga pada saat peleburan
IV. SYARAT
Beberapa syarat yang perlu diperhatikan dalam PBG :
1. Ada perbedaan sifat yang dikehendaki
2. Lepas / bebas (terliberasi)
Kominusi
Grinding :
< 0,5 inch
Screening
Sizing
Klasifikasi
- Hydro
cyclone
-Classifier
Konsentrasi
Konsentrat
Tailing
Filtrasi
Smelter
Bagan Alir Pengolahan Bahan Galian
Grinding / Penghalusan
Klasifikasi
Under size
Flotasi
Konsentrat
(mineral)
Filtrasi
Tailing
Pengendapan
Smelter
(Logam )
Bijih :
Sekumpulan mineral yang dapat menghasilkan satu atau lebih
logam secara ekonomis sesuai dengan keadaan teknologi saat itu.
Pulp :
1.
Dilution :
3.
4.
80 air
Maka : Dilution : 80/20 = 4
Solid factor : 20/80 =
Recovery
5.
(mineral)
yang
terambil
dalam
suatu
proses
K
100%
F
.. (1)
K .k
100%
F. f
k( f t)
100%
f (k t )
(2)
. (3)
Dimana :
F = Berat umpan (feed), ton
K = Berat konsentrat, ton
T = Berat tailing, ton
f = kadar (berat logam) dalam umpan (%)
k = kadar (berat logam) dalam konsentrat (%)
t = kadar (berat logam) dalam tailing (%)
6. Material balance : Jumlah material yang masuk
. (5)
Contoh :
10
5
2
F
K
k t
f t
Tailing (T, t)
K = berat konsentrat
T = berat tailing
t = kadar tailing
Berat Umpan
(F)
Berat Konsentrat
(K)
Berat Tailing
(T)
1.
2.
3.
Tabel Hasil Pemisahan Mineral dan Recovery
Recovery
NERACA BAHAN :
PROSES BERLANGSUNG SECARA KONTINU : MASUKAN = KELUARAN
PROSES BERLANGSUNG SECARA TIDAK KONTINU : MASUKAN = KELUARAN + AKUMULASI
Contoh 1 :
Umpan suatu proses konsentrasi adalah 1000 t/jam, dengan 10%
PbS. Konsentrat yang dihasilkan mengandung 80% PbS sedang
tailingnya mengandung 0,19% PbS. Berapa berat konsentrat dan
tailing akhir yang diperoleh dan REC serta ROC ?
Dasar perhitungan : Per jam
Berat bijih : F K T
1000 K T
.1
Berat PbS : F f K k T t
1000 10 K 80 T 0,19
.(2 )
1). (1000 k T ) x 8
2). 1000 8K 0,019T
7000 8T 0,019T
7000
877,1 ton/jam
7,981
F KT
K F-T
K 1000 877,1 122,9 ton/jam
Berat konsentrat yang diperoleh adalah 122,9 ton untuk setiap jam.
R
k ( f t)
8010 0,19
100%
100% 98,33%
f (k t )
10(80 0,19)
K .k
122,9 80
100%
100% 98,32%
F. f
1000 10
RoC
F
1000
8,13
K 122,9
k t
80 0,19
8,13
f t 10 0,19
Beban sirkulasi
= 0,25
= (beban yang dikembalikan/umpan)
= 0,25 x 1000
= 250 ton = Tc
Total umpan
Neraca PbS dalam rougher :
( F f ) (Tc tc ) ( A a ) (T t )
Perolehan = 98,2%
R
K .k
Berat PbS dalam K
100%
F. f
Berat PbS dalam F
98,2
K 90
100
1000 10
K 109,1 ton
Masukan = Keluaran
F K T
1000 109,1 T
T 890,9 ton
Rougher :
F 250 A T
1000 250 A 890,9
Berapa harga a, t ?
A 359,1 ton
15000 359,1 a
890,9
5000 9819
41,27%
359,1
15000 359,1 a
890,9
K .k
100%
F. f
A a
100%
( F f ) (Tc tc )
359,1 41,27
100% 98,80%
(1000 10) ( 250 20)
K k
100%
A a
109,1 90
100% 66,25%
359,1 41,27
FLOTASI
Pengertian
Pemisahan mineral berharga dan tidak berharga berdasarkan tegangan permukaan dengan cara mengapungkan
partikel mineral ke fasa buih
Prinsip Pemisahan
Adanya mineral mengapung (hidrofobik/takut air/tidak basah) dan tidak mengapung (hidrofilik/takut
udara/dibasahi)
Mekanisme
Pemisahan
Mekanisme Flotasi
Keterangan :
mineral mengapung (hidrofobik)
mineral tenggelam (hidrofilik)
Tahapan Flotasi
1.
2.
Peralatan Flotasi
1. Cell Flotasi
2. Denver Mesin Flotasi
3. Microcell Flotasi (Hallimaund Tube)
hidropilik
hidropobic
Organik/HC
Non-polar
nonorganik
polar
Frother / Pembuih
Gugus hidroksil/
menarik air
hidropobic
CH3-(O-C3H6)x
Non-polar
OH
polar
Molekul Frother
Contoh Frother : Pile oil (terpentin)
MIBC (Metil Isobutil Carbinol)
PH Regulator / Pengatur PH
Menaikkan PH Penambahan kapur CaO, NaOH, Na2CO3, NH4OH
Menurunkan PH HCl, sulfurik, sulfuros.
Aktivator x
( Na2CS3)
Depresant
Dispersan
Na2CO3H2SO4
NaCl
Garam-garam in organic
Udara
air
ua
pu
= 0 (nol)
pa
permukaan
udara menutupi
padatan
Young : pu pa ua cos
cos
pu pa
ua
di mana :
sudut kontak
pu
pa
ua
Hukum II Termodinamika :
Perlekatan pertikel pada gelembung udara akan berlangsung jika terjadi pengurangan energi bebas dari system tersebut.
Energi bebas SEBELUM terjadi perlekatan antara partikel dan gelembung udara.
G1 Aau.au Apa.pa
Keterangan :
G1 = energi bebas sebelum perlekatan partikel gelembung udara (erg)
G2 = energi bebas setelah (erg)
Apa = luas bidang antar muka padat air (erg/cm2)
Apu = luas bidang antar muka air udara (erg/cm2)
G AU (cos 1)
Young Dupre
Makin besar sudut kontak G makin negative berarti pengurangan energi bebas makin besar.
PH < PZC
permukaan bermuatan ( + )
PH > PZC
permukaan bermuatan ( )
Sistem di mana terjadi pemisahan muatan listrik pada antar fasa yaitu adanya satu lapisan bermuatan (+)
dan satu lapisan ().
A A
: Kulit paling dalam dari double layer yang terbentuk oleh anion
22
Kk
: Kulit luar double layer dengan ion yang berlawanan hydrated counter ion/stern layer
3 3 = b : Batas antara bagian luar dari kulit luar dengan bagian difusi/slipline
k k = c: Bagian yang tidak teratur dari double layer kulit luar lapisan difusi / lapisan Goug
JIGGING
Pengertian : Proses pemisahan mineral yang bergantung pada kemampuan partikel mineral menerobos bed
berdasarkan perbedaan ukuran dan specific gravity.
Prinsip pemisahan :
Mekanisme Pemisahan :
Pulsion (Dorongan)
Torak bergerak turun, terjadi pulsion, mendorong air sehingga mineral saringan di atas saringan mengandung
dan membuka bed
NB: Bed adalah suatu material (partikel) dengan ukuran di antara ukuran partikel berat dan ringan. Biasanya Hematit
(Fe2O3). Agar air dalam Hutch tenang dan penyedotan kecil maka diberikan air tambah (underwater)
Pada saat suction : - partikel berat ukuran besar tertinggal di bed
2.
Hindered Settling
Formasi jatuh mineral ringan ukuran besar sama dengan mineral berat ukuran kecil.
3.
Differential Acceleration
Starting point
Starting Point
HINDERED SETTLING
Start
CONSOLIDATION TRICKLING
SIKLUS JIGGING
A.
Pulsion
B.
Differential Accelaration
C.
Hindered Settling
D.
AB = DA
D = DA + HS
BC = HS
E = CD
C = Cross Flow
A = Siklus baru dimulai kecepatan aliran air ke atas terus meningkat sehingga bed mengambang jika
waktu antara A dan B sedikit DA
B = Kecepatan aliran air terus meningkat hingga mencapai puncaknya di titik C HS
V mineral > V air = pengendapan (mineral berat)
V mineral < V air = terbawa arus horizontal
C = Aliran arus horizontal
D = Pengendapan mineral dimulai dari yang berukuran besar diikuti urusan halus
DA + HS
E = Transisi antara pulsion dan suction. Jig bed mulai menutup CD (Consolidation Trickling)
* Mineral berat berukuran kecil akan menerobos bed
* Mineral ringan dan berat berukuran besar tertinggal di bed
Persen padatan
6.
Amplitudo
2.
Waktu pengumpanan
7.
Stroke
3.
8.
mineral
9.
Motor jig
4.
5.
Peralatan :
1.
2.
Baum Jig
3.
Frekuensi Sroke
Banyaknya pukulan (dorongan torak) per menit
TABLING
Pengertian : Pemisahan mineral berat dengan mineral ringan menggunakan media aliran tieis
(Flowing Film Consentration) pada suatu meja bergoyang.
Alatnya Shaking Table.
Prinsip Pemisahan :
Mekanisme Pemisahan :
1.
2.
3.
4.
Zona Middling
5.
6.
7.
2. Gaya Gesek
Gaya gesek antara partikel dengan dasar deck / dasar meja.
Partikel berat mempunyai gaya gesek > dibanding mineral ringan mengakibatkan terlempar ke
samping lebih jauh
3. Gaya gravitasi
Gravitasi partikel akibat spesific gravity
Ukuran partikel
2.
3.
Persen padatan
4.
Kapasitas meja
5.
Kemiringan meja
6.
Specific Gravity
7.
Kapasitas meja
Slope deck
2.
3.
Viskositas fluida
4.
5.
Bentuk partikel
6.
Kekerasan deck
Wiffley table
2.
Butcher table
3.
Card table
4.
5.
6.
Flat of table