Anda di halaman 1dari 42

TAMBANG BAWAH TANAH DENGAN

PENYANGGA

TAMBANG BAWAH TANAH


DENGAN PENYANGGA

BOBBY SURYA( 073001400019)


FIRMAN BIMAWAN ( 073001400041)
WIDI TONAPA ( 0730014000101)

Tambang Bawah Tanah


[Metode Dengan Penyangga]

Cut and fill stoping


Stull stoping
Square set stoping
Shrink fill stoping

Jenis - Jenis Penyangga


Penyangga alam (natural support):
bijih sendiri
bijih berkadar rendah (low grade ore)
waste atau barren rock
Penyangga buatan/tiruan (artificial support):
kayu (timber)
beton (concrete)
dinding/tembok (mansory)
material pengisi yang bisa berupa pasir, tanah, tailing, waste
roof bolting terutama untuk batuan samping
rock bolting yang berlapis-lapis
cable bolt
split set, swellex
baja (steel)
anyaman kawat (wire mesh)
jangkar pra tegang (pre-stress anchor)
suntikan kimia (chemical grouting)
cement goruting
resin grouting

CUT & FILL STOPING


Karakteristik Umum
Metode dengan penyangga yang paling banyak
digunakan saat ini
Umumnya penggalian bijih dilakukan secara overhand
(dari bawah ke atas)
Operasi pengisian material isian dilakukan setelah
penggalian bijih dalam arah horisontal (horizontal slice)
telah selesai.
Diperkirakan kurang lebih 3% dari produksi tambang
bawah tanah mineral diperoleh dari metode cut & fill
stoping.

CUT & FILL STOPING (Lanjutan)


Metoda ini menggunakan material pengisi (filling material) di
samping penyanggaan yang teratur.
Keduanya membutuhkan biaya yang tinggi, oleh sebab itu
cara penambangan ini menjadi mahal, dan hanya endapanendapan bijih yang bernilai tinggi saja yang dapat ditambang
dengan cara ini.
Fungsi material pengisi adalah:
1. Tempat berpijak dalam melakukan pemboran dan persiapan
peledakan.
2. Untuk menyangga batuan samping (country rock) di
tempat-tempat yang bijihnya sudah diambil.
3. Untuk menghindari terjadinya amblesan (surface
subsidence).

Tipe Material Isian Pada Metode


Cut & Fill Stoping [Crandall, 1992]

Waste Fill
Pneumatic Fill
Hydraulic fill with dilute slurry
High density hydraulic fill

Karakteristik Deposit
Kekuatan bijih: cukup lemah hingga kuat ( dapat sangat lemah
dengan drift & fill; namun harus lebih kuat untuk variasi lainnya).
Kekuatan batuan samping: agak lemah hingga cukup lemah
Bentuk endapan: tabular, dapat juga tidak teratur (irregular),
diskontinyu
Kemiringan endapan: sedang hingga cukup curam (> 450); dapat
diterapkan juga untuk deposit yang lebih landai jika orepass lebih
curam daripada sudut alami material.
Ukuran endapan: kecil hingga sedang (2 30 m)
Kadar bijih: cukup tinggi
Keseragaman bijih: sedang, variabel (dapat mensortie waste di dalam
lombong)
Kedalaman: sedang hingga dalam (1,2 2,4 km)

Siklus Operasi
Pemboran: Menggunakan bor pneumatik atau hydraulic percussion
atau rotary percussion. Penggunaan bor tangan sudah banyak
dihindari kecuali dalam situasi yang sangat ekstrim, misalnya ukuran
lubang 51-76 mm).
Peledakan: ANFO, slurries, emulsions; yang diisi dengan metode
cartridge atau Bulk; diledakan secara listrik menggunakan metode
non elektrik.
Penghancuran sekunder: pemboran & peledakan, mudcapping,
impact hammer (semuanya dilakukan di dalam lombong).
Pemuatan:
Di dalam lombong: menggunakan LHD, front end loaderm slusher
Level haulage: menggunakan LHD, front end loader
Pengangkutan: LHD, truk, kereta

Lokasi penambangan blok


alternatif bijih ; stoping
dilakukan di block III

Operasi stoping dengan


menggunakan LHD dan Jumbo
drill.

Video Cut And Fill

Keuntungan
Memiliki produktifitas sedang
Laju produksi sedang
Menggunakan selektifitas yang baik
Biaya pengembangan yang rendah
Investasi modal sedang, dapat diubah ke dalam mekanisasi
Serba guna, fleksibel, dan dapat beradaptasi (paling tidak ada 8
variasi yang diidentifikasi)
Perolehan yang baik jika pilar diambil (90-100%)
Dilusi yang rendah (5-10%)
Waste permukaan bisa digunakan sebagai material pengisi (fill)
Memiliki tingkat catatan keselamatan yang cukup baik

Kerugian
Biaya penambangan cukup tinggi (biaya relatif kurang
lebih 55%)
Penanganan material pengisi dapat mencapai hingga 50%
dari biaya penambangan.
Operasi pengisian mengganggu produksi
Harus menyediakan akses lombong untuk peralatan
mekanis
Cenderung menjadi pekerja yang intensif: membutuhkan
keahlian dan pengawasan yang melekat.
Akibat tekanan material pengisi dapat menyebabkan
sejumlah penurunan tanah.

STULL STOPING

STULL STOPING
Metode ini jarang digunakan saat ini (hanya menyumbang kurang
dari 1% dari seluruh metode tambang bawah tanah digunakan di
USA).
Metode ini dapat digunakan untuk kemiringan bijih yang lebih
miring
Kemiringan maksimum 11 atau 20%: batas kemiringan tertinggi
untuk alat angkut.
Kemiringan kurang lebih 45: menggunakan slusher .
Bagian terbawah dari bijih dapat ditambang menggunakan
metode room & pillar.
Penyangga kayu tersebut disebut posts (untuk bijih yang hampir
horisontal) dan Stull Untuk bijih yang miring (pitching deposit).

STULL STOPING (Lanjutan)


Metode ini hanya cocok untuk deposit tipis,
tabular dengan kekuatan batuan samping agak
lemah.
Selain disangga dengan kayu, kadang-kadang
juga dilakukan dengan pengisian material dan
penyanggaan permanen untuk kondisi yang
sangat penting (safety).

STULL STOPING PADA TABULAR


DEPOSIT MIRING

2 Sudut pandang pada lombong

Penyanggaan kayu

SIKLUS OPERASI
1.Pemboran: Menggunakan bor pneumatik tangan
(airleg drill atau stoper); ukuran lubang 38-68 mm.
2. Peledakan: menggunakan ANFO, slurries; yang diisi
dengan metode tangan (cartridge) atau mesin (Bulk);
diledakan dengan fuse, atau secara listrik
menggunakan metode non elektrik.
3. Peledakan sekunder: menggunakan pemboran &
peledakan, mudcap (semua dilakukan di dalam
lombong)
4. Pemuatan: dilakukan menggunakan aliran gravitasi
menuju chute atau drawpoint, slusher memindahkan
material menuju titik pemuatan di luar.
5. Pengangkutan: LHD, truk, kereta

KARAKTERISIK ENDAPAN
1. Kekuatan bijih: agak kuat hingga kuat, sehingga tak perlu
disangga secara langsung selama penambangan berlangsung
2. Kekuatan batuan samping: sedang hingga agak lemah, mudah
pecah menjadi bongkah-bongkah (slabs), sehingga perlu
penyanggaan
3. Bentuk endapan: umumnya cocok untuk bentuk tabular, namun
dapat juga digunakan untuk bentuk yang tak beratur (irregular).
4. Kemiringan endapan: paling cocok untuk kemiringan deposit
<45. Dapat dilakukan juga pada deposit yang lebih landai, namun
akan memerlukan biaya yang lebih tinggi.
5. Ukuran endapan: relatif tipis (< 3,6m), yaitu ketebalan yang
masih bisa dicapai oleh penyangga kayu tanpa sambungan (timber)
6. Kadar bijih: cukup tinggi hingga tinggi, karena ongkos
penambangannya juga tinggi, sehingga perolehan penambangan
(mining recovery) harus tinggi
7. Keseragaman bijih: sedang, dapat memilah bijih dan waste di
dalam lombong 8. Kedalaman: sedang (kurang dari 1,1 km)

KEUNTUNGAN
Cara penambangannya termasuk sederhana; tidak
ada cara-cara penyanggaan yang sulit, sehingga tidak
diperlukan banyak karyawan yang terlatih.
Membutuhkan sedikit mekanisasi, sehingga biaya
menjadi lebih rendah
Biaya pengembangan rendah
Selektif; fleksibel untuk deposit dengan bentuk
tabular tipis pada berbagai sudut.
Perolehan bijih tinggi jika pillar ditambang (>90%)
Dilusi rendah (5-10%)

KERUGIAN
Produktifitas rendah
Tingkat/laju produksi rendah
Biaya penambangan tinggi (biaya relatif kurang lebih
70%)
Menggunakan tenaga kerja yang banyak, dan sedikit
mekanisasi sehingga menjadikan operasi
penambangan sedikit lamban.
Membutuhkan penyangga kayu yang banyak, sehingga
menimbulkan biaya tinggi untuk membeli/mengambil
kayu, penggantian kayu yang membusuk.
Potensi bahaya kebakaran akibat penggunaan
penyangga kayu

SQUARE SET STOPING

Merupakan sistem penambangan dengan penyanggaan


secara sistematis yang saling tegak lurus ke segala arah
(3 dimensi). Penyanggaan ini dapat berbentuk
kerangkakerangka kubus atau empat persegipanjang.
Di samping itu metode penambangan ini kadang-kadang
dapat juga untuk melengkapi metode penambangan yang
lainnya.

KARAKTERISTIK UMUM
Metode ini dilakukan dalam kondisi yang sangat buruk (baik
bijih maupun batuannya lemah hingga sangat lemah).
Blok bijih kecil diekstraksi secara sistematik, dan digantikan
dengan kerangka kayu sebagai penyangga, yang selanjutnya
dilakukan backfilling dari level ke level untuk memberikan
penyanggaan yang substansial ke sekeliling batuan.
Tiap penyangga kayu terdiri atas: penopang tinggi (post),
penopang panjang (girt), dan penopang lebar (cap).
Metode ini sangat luwes, dan dapat dilakukan dengan arah
penggalian overhand, underhand, atau arah horisontal.
Metode cut & fill stoping untuk variasi drift & fill menjadi
kompetitor dan bahkan menjadi pengganti untuk metode
square set stoping.

SQUARE SET STOPING PADA DEPOSIT


IRREGULAR / MASIF

Penyusunan balok kayu


(penyangga) dan diisi material

Detail kayu penyangga

SIKLUS OPERASI
1. Pemboran: Menggunakan bor tangan jenis percussion
(tipe airleg), column & bar-mounted drifters
2. Peledakan: menggunakan ANFO, slurries; yang diisi
dengan metode tangan (cartridge) atau mesin (Bulk);
diledakan dengan fuse, atau secara listrik menggunakan
metode non elektrik.
3. Peledakan sekunder: umumnya tidak dibutuhkan
4. Pemuatan: dilakukan menggunakan aliran gravitasi
menuju chute (jika memungkinkan); slusher atau loader
kecil memindahkan material menuju titik pemuatan di
luar.
5. Pengangkutan: LHD, kereta

KARAKTERISTIK ENDAPAN
Kekuatan bijih: lemah hingga sangat lemah.
Kekuatan batuan samping: lemah hingga sangat lemah
Bentuk endapan: reguler (beratur) hingga irreguler (tak
beratur)
Kemiringan endapan: berbagai sudut, tapi lebih disukai
kemiringan > 45 karena material dapat dialirkan/dipindahkan
secara aliran gravitasi
Ukuran endapan: kecil
Kadar bijih: tinggi
Keseragaman bijih: Bervariasi (dapat dipilah di dalam lombong)
Kedalaman: dalam (hingga mencapai 2,6 km)

KEUNTUNGAN
Fleksibel, dapat digunakan untuk bijih dengan lebar
yang bervariasi
Cocok untuk kondisi batuan buruk ( lemah )
Seletif untuk deposit yang tak beratur (irregular)
dengan berbagai genesa; waste dapat ditinggalkan
sebagai material pengisi.
Perolehan tambang yang sangat tinggi (mendekati 100%)
Membutuhkan sedikit mekanisasi, sehingga biaya
investasinya rendah
Biaya pengembangan rendah

KERUGIAN

Produktifitas sangat rendah


Tingkat/laju produksi sangat rendah
Biaya penambangan tertinggi (biaya relatif 100%)
Metode penambangan bawah tanah yang memerlukan
tenaga kerja yang paling banyak.

Memerlukan biaya penyanggaan kayu yang sangat


tinggi
Potensi bahaya kebakaran yang tinggi

VIDEO SQUARE STOPING

SHRINK FILL STOPING

Karateristik Umum
Metode penambangan dengan membuat level-level dimana
level-level tersebut merupakan endapan bijih yang
ditambang
Di dalam level tersebut terdapat stope-stope(ruanganruangan) yang dibatasi oleh pilar (waste rock stull timber)
prinsip penggunaan aliran gravitasi untuk penanganan bijih
Kemiringan dari dinding stope (stope wall) harus curam>60
derajat
Proses penambangan dimulai dari bagian bawah stope
munuju ke bagian atas
Proses pengambilan bijih terletak dibagian bawah stope
Arah penambangan relative horizontal dari bawah ke atas

Drift pengangkutan sepanjang bagian bawah stope


Undercut atau lapisan bawah stope memiliki tebal 510 m diatas drift

Karateristik Deposit
Untuk endapan bijih dan batuan samping yang keras
Badan bijih yang besar dengan Kemiringan endapan
50-90 derajat (sleeply)
Ore body homogen
Ukuran bijih tidak terlalu besar
Tebal endapan kurang dari 5 meter
Antara batuan induk dan bijih muda dibedakan atau
terlihat jelas
Sifat ore cenderung tabular

Siklus penambangan
Pemboran dan peledakan
bijih dihancurkan dalam lombong melalui pemboran dan peledakan oleh
penambang tepat pada bagian bawah crown dengan Menggunakan bor pneumatik
atau hydraulic percussion atau rotary percussion atau peledakan dengan ANFO,
slurries, emulsions
Ekstraksi bijih meliputi Penghancuran sekunder: pemboran & peledakan,
mudcapping, impact hammer (semuanya dilakukan di dalam lombong).
penyanggaan
Pemasangan baut pada hanging wall apa bilah hanging wallnya lemah. Broken
ore digunakan sebagai tempat pijak dan penyannga sementra. Pemasangan pilar
pada setiap stope sebagai penyangga hanging wall dan pembatas atar stope
Pemuatan:
pemuatan: menggunakan LHD, front end loaderm slusher
Haulage level: LHD, truk, kereta

Keuntungan
Tidak membutuhkan alat-alat tambahan untuk memuat
karena broken ore dapat keluar melalui ore chute oleh prinsip
gravitasi, sehingga investasi terhadap alat tidak mahal
Produksi dapat cepat terlaksana, walaupun tahap pertama
tidak besar karena sebagian besar bijih masih tertimbun
didlam lombong
Ore dapat langsung didumping secara langsung kealat angkut
Mengeliminasi hand-loading
Recovery tinggi
Tidak terjadi surface surface subsidence terlebih bilah bekas
lombong kemudian diisi dengan filling material

Kerugiaan
Sebagian endapan masih tertinggal di dalam
lombong, sehingga produktivasi rendah sampai
menegah
Kondisi kerja yang sulit dan berbahaya karena
berpotensi terjadinya rekahan pada hangging
wall

Gambar Shrink & Fill stoping

Gambar Shrink & Fill stoping

Anda mungkin juga menyukai