Anda di halaman 1dari 41

PENDAHULUAN

Flotasi merupakan pemisahan suatu zat dari zat lainnya pada suatu cairan/larutan
berdasarkan perbedaan sifat permukaan dari zat yang akan dipisahkan. Metoda
Flotasi dapat mencuci batubara yang berukuran sekitar 1 mm.

Aglomerasi merupakan pemisahan batubara dengan menggunakan minyak


sebagai media pemisah . Pada metoda ini, batubara yang suka terhadap minyak
akan terikat oleh satu sama lain sehingga partikel tersebut menjadi lebih besar
dan terpisah dari pengotor yang ukurannya jauh lebih kecil (tidak suka minyak ).
Metoda ini dapat mengolah / mencuci batubara dengan ukuran < 0.5 mm.

Flokulasi merupakan metoda pemisahan atau pencucian batubara dengan cara


pengadukan sehingga partikel partikel dalam feed (batubara) menjadi tidak
stabil dan terpisah kemudian akhirnya menggumpal menjadi partikel besar dan
mengendap.
FLOTASI
FLOTASI

1. Dalam proses flotasi, dengan banyaknya


partikel hidrofobik, maka laju flotasi
semakin cepat.
2. Daya apung partikel, dipengaruhi oleh
kandungan karbon dalam batubara.
LG
Gelembung
Udara

SG SL
Padat

SG = SL + LG .cos
GRAFIK HUBUNGAN PERSEN METHANOL DENGAN TEGANGAN
PERMUKAAN

80
Tegangan Permukaan ( x 10 -7 J cm 2s )

70

60

50

40

30

20

10

0
0 20 40 60 80 100 120
Vol. % Methanol
GRAFIK HUBUNGAN SUDUT KONTAK DENGAN KANDUNGAN
KARBON DAN KADAR DEBU

Kadar Abu (%)


70

60
Sudut kontak (derajat)

50

40

30

20

10

0
78 80 82 84 86 88 90 92 94 96
Kadar Karbon pada batubara (%)
Jenis Pemisahan Dalam Flotasi

1. Mekanik

2. Pneumatic ( Udara )

3. Froth Separators ( Buih )

4. Flotasi metoda Kolom


MEKANIK
1.Merupakan cara yang sangat umum digunakan dan
bekerja secara vertikal. Impeller dan poros ( se -
macam Pipa ) yang akan dilewati udara , terletak
pada bagian tengah alat.

2.Udara akan masuk melalui poros tersebut dan ketika


sampai pada impeller, maka udara akan disebar
dalam bahan olahan.
PNEUMATIC
Metoda ini tidak menggunakan
Impeller , akan tetapi hanya meng -
gunakan udara yang memiliki
tekanan yang menyebar ke slurry
(olahan) .
Sehingga dapat mengikat partikel
batubara .
FROTH SEPARATOR

1. Pada Metoda ini, dalam bahan olahan ( batubara) diberi


reagan yang dapat membentuk buih.
2. Reagen ini mempunyai permukaan yang aktif dan biasanya
pada flotasi berguna untuk meningkatkan
gelembung udara dan menyebabkan gelembung udara
menyebar.
3. Dengan menyebarnya gelembung udara, maka partikel
akan terikat sehingga ditampung sebagai konsentrat.
Gambar Froth Separation
COLUMN METHODS
Pada metoda ini, hasil pengolahan
dipengaruhi oleh kecepatan pengaliran
udara, putaran impeller dari alat, densitas
dari pulp, ukuran alat ( ketinggian kolom
dari dasar sampai permukaan pulp) dan
kondisi dari pulp (PH, adsorbsi, desorbsi).
Gambar Column Separation
Tipe Tangki Untuk Flotasi
Tipe Impeller pada Flotasi
Reagan dan Selektivitas
1. Reagan dan Selektivitas digunakan untuk
meningkatkan kualitas flotasi.
2. Reagan dan selektivitas yang digunakan adalah
Frothers ( Buih ) dan Collectors.
3. Frothers berfungsi untuk membantu penyebara
gelombang udara.
4. Collector berfungsi agar menimbulkan sekaligus
meningkatkan kontak gelembung udara dengan
permukaan batubara.
Uji Flotasi
Dalam hal ini, dilakukan pengujian terhadap konsentrat
batubara hasil flotasi.
Dalam pengujian ini, diamati dua hal berikut.
1. Waktu berjalannya proses flotasi ( kecepatan dan ketepatan
flotasi) hingga proses selesai dan tidak ada lagi yang
mengapung (dalam proses pengapungan).
2. Pada langkah ini, konsentrat batubara yang telah melewati
proses flotasi, diuji lagi dengan proses yang sama atau yang
lain. Tingkat keberhasilan pencucian batubara dapat dilihat
dengan adanya zat yang masih mengapung.
FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES
PENGUJIAN

1. Massa Jenis dan ukuran feed.

2. Massa Jenis media cair ( liquid )

3. pH dari campuran pengolahan

4. Tingkat Feed ( batubara )

5. Reagan dan Collector

6. Kecepatan putaran Impeller


Oksidasi dan Pelapukan Batubara
1. Tingkat oksidasi sangat dipengaruhi oleh temperatur dan proses
pembentukan batubara.
2. Tidak semua oksidasi terjadi setelah penambangan , namun
terjadi juga sebelum penambangan ( saat pembentukan )
3. Batubara yang telah mengalami oksidasi ditandai dengan
terbentuknya zat asam pada permukaan partikel batubara.
4. Pelapukan dalam batubara dapat membuat batubara menjadi
bersifat hidrofilik
5. Dengan adanya oksidasi, maka batubara akan mengalami
pelapukan
6. Dengan mengalami pelapukan , batubara dapat menjadi bersifat
hidrofilik.
Reduksi Pirit dalam Batubara
1. Dengan cara convensional flotasi. Pada tahap ini,
batubara dan pirit dipisahkan dengan dextrin yang akan
memberi tekanan pada batubara. Lalu batubara
diapungkan dengan xanthates sehingga benar-benar
terpisah dari pirit.
2. Dengan tahap atau cara adsorbsi pada partikel
hidrofobik dengan menggunakan dextrin. Untuk
adsorbsi dapat juga digunakan zat lain seperti
karboksimetil.
Flowchart Flotasi
AGLOMERASI
AGLOMERASI

1. Dalam proses aglomerasi, semakin tinggi nilai


potensial zeta, maka kemampuan partikel untuk
menggumpal semakin kecil. Maka, dengan
demikian dalam proses ini, potensial zeta harus
diturunkan.
2. Potensial Zeta merupakan parameter muatan
listrik pada partikel.
Tahapan Proses Aglomerasi
1. Feed ( Batubara ) yang masih kotor dilarutkan atau
dicampur dengan air beserta zat pengikat (minyak ).
2. Dengan adanya kontak antar permukaan partikel
batubara ( suka minyak ) dengan minyak, maka partikel
batubara akan terikat satu sama lain dan membentuk
aglomerat (gumpalan).
3. Dengan adanya gumpalan , maka partikel batubara
tersebut terpisah dari pengotor (shale).
4. Setelah terpisah dari shale, batubara tersebut
disentrifuga sehingga dapat mengendap.
Pengujian dan Faktor yang Mempengaruhi
Aglomerasi

1. Karakteristik Minyak
2. Karakteristik Batubara
3. Pencampuran (Mixing)
4. Ukuran Partikel
5. Kadar Air
Karakteristik Minyak

1. Minyak yang digunakan dalam metoda


aglomerasi tidak memiliki viskositas yang
sangat tinggi.
2. Dalam Metoda Aglomerasi, biasanya
digunakan minyak Stoddard yang memiliki
sifat parafinitik
Karakteristik Batubara
Dalam Metoda Aglomerasi, batubara yang
dapat diolah adalah batubara yang
mengandung sedikit kandungan air dan
oksigen melainkan banyak mengandung
Karbon.
Hal ini bertujuan agar , batubara yang akan
diolah dapat dengan mudah terikat oleh
adanya minyak.
Pencampuran (Mixing)
Dalam pencampuran, dilakukan pengadukan
dengan menggunakan impeller.
Hasil dari metoda ini bergantung dengan
kecepatan pengadukan.
Dengan adanya pengadukan yang stabil, maka
konsentrat batubara yang dihasilkan menjadi
lebuh baik.
Ukuran Partikel
Keterangan
- Semakin kecil ukuran partikel maka minyak
yang digunakan semakin banyak karena harus
mengikat partikel-partikel kecil tersebut.
- Dengan banyaknya partikel kecil maka luas
permukaan sangat besar maka harus
menggunakan banyak minyak.
- Semakin besar ukuran partikel maka , kadar
abu semakin tinggi dan sebaliknya.
Kadar Air
Keterangan
- Jika konsentrasi minyak tinggi, maka kadar air
sedikit.
- Jika konsentrasi minyak rendah, maka kadar
air tinggi.
- Jika konsentrasi minyak rendah, maka tingkat
alomerasi rendah.
- Jika konsentrasi minyak tinggi, maka tingkat
alomerasi tinggi.
FLOKULASI

1. Dalam Flokulasi, pengurangan potensial zeta juga


diperlukan agar daya tarik menarik antar partikel
bisa meningkat dan dapat bersatu.
2. Dengan adanya zat polielektrolit, gaya tarik
menarik antar partikel menjadi lebih besar.
Perbedaan turbulensi tinggi dan rendah
Tahap Flokulasi
Faktor Yang Mempengaruhi Proses
Flokulasi

1. Dispersi zat
2. Karakteristik Polimerik atau Polielektrolit
3. Kondisi Slurry (pH , density )

Anda mungkin juga menyukai