Nomor Tugas : 08
Mata Kuliah : Praktikum Mineralogi dan Petrologi
LAPORAN AKHIR
BATUAN BEKU 2
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabbarakatuh
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan berbagai nikmat serta karunia-Nya kepada hambanya, Sehingga
pada kesempatan ini saya bisa menyelesaikan tugas laporan akhir praktikum
Petrologi dan Mineralogi yang berjudul “Batuan Beku 2” Program Studi Teknik
Pertambangan.
Kemudian tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada Asisten
Laboratorium Geologi yang telah memberi arahan serta bimbingan nya terhadap
pemberian materi dan tugas. Tidak lupa juga saya ucapkan terima kasih kepada
teman dan rekan seperjuangan yang telah membantu dalam pembuatan laporan
ini.
Dalam pembuatan laporan ini penulis mengucapkan mohon maaf apabila
terdapat kesalahan, karena dalam pembuatannya masih jauh dari kata sempurna
sepenuh nya, maka dari itu penulis mohon kritik serta saran dari pembaca untuk
memperbaiki dalam pembuatan laporan ini, sehingga dalam pembuatan laporan
berikutnya akan lebih baik lagi dari sebelumnya.
Wassalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabbarakatuh
Fatkhul Qorrib
NPM: 10070120021
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .......................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................... 1
1.2 Maksud dan Tujuan.............................................................. 2
1.2.1 Maksud ........................................................................ 2
1.2.2 Tujuan.......................................................................... 2
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................... 3
2.1 Genesa Batuan Beku ........................................................... 3
2.2 Sayatan Tipis dan Sayatan Poles pada Batuan .................. 4
2.3 Perhitungan Persen Mineral ................................................ 7
BAB III TUGAS DAN PEMBAHASAN ................................................. 8
3.1 Tugas.................................................................................... 8
3.2 Pembahasan ........................................................................ 8
BAB IV ANALISA ................................................................................... 33
BAB V KESIMPULAN........................................................................... 34
5.1 Kesimpulan.......................................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA
FORM PENILAIAN LAPORAN
LAMPIRAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
3
4
3. Hypabisal
Batuan beku hipabisal terbentuk pada kedalaman di antara batuan plutonik
dan vulkanik. Batuan ini terbentuk karena pendinginan dan pembekuan
yang dihasilkan dari naiknya magma di bawah permukaan bumi. Batuan
hipabisal kurang umum dibandingkan batuan plutonik atau vulkanik dan
sering membentuk dike, sill, lakolit, lopolit atau pakolit.
Untuk sayatan tipis pada batuan yang belum terkonsolidasi biasanya akan
membutuhkan metode tambahan, dikarenakan endapan yang belum terkosolidasi
atau belum kompak ini secara fisik masih terpisah dalam bentuk butiran-butiran,
sehingga perlu disatukan terlebih dahulu dengan melakukan semacam proses
litifikasi pada batuan dengan mengunakan bantuan bahan resin dan katalis. Resin
disini diibaratkan sebagai material semen pada batuan yang berguna untuk
merekatkan agregat-agregat, yang di mana nantinya resin tersebut akan mengikat
butiran-butiran yang sebelumnya tidak terkonsolidasi. Sedangkan katalis berfungsi
sebagai sebagai akselerator dalam mempercepat akan terjadinya proses
pengikatan butiran tidak terkonsolidasi oleh resin tersebut. Apabila proses
pengikatan butiran pada batuan tersebut sudah jadi atau mengeras maka batuan
tersebut dapat dilakukan sayatan tipis untuk selanjutnya diidentifikasi
kandungannya menggunakan mikrospkop.
perubahan oleh panas dan mekanis, serta relief yang sesedikit mungkin sehingga
struktur mikro dan sifat optis mineral bijih dapat terlihat jelas dibawah mikroskop
polarisasi sinar pantul. Adapun berbagai alat untuk melakukan sayatan tipis
adalah:
1. Mesin pemotong (Cutting Machine)
Fungsi mesin pemotong adalah untuk memotong batuan sesuai dengan
arah potong yang sudah ditentukan, sehingga bentuk potongan batuannya
sesuai dan dapat digunakan untuk keperluan prosedur selanjutnya.
3.1 Tugas
3.1.1 Narasikan Cara Perhitungan Persentase (%) Mineral Sampai
Penamaan Batuan
3.1.2 Pendeskripsian 3 sampel Batuan Beku Intrusif, berdasarkan persen
mineral Thorpe & Brown (1985), Russel B Travis (1995) dan flowchart
Komposisi Mineral dengan diameter 10 cm.
3.1.3 Mencari contoh sayatan tipis dari mineral pada seri bowen beserta
penjelasannya
3.1.4 Gambarkan (3D) dan jelaskan mikroskop polarisasi beserta fungsinya
3.1.5 Gambarkan orogenesa secara jelas
3.1.6 Hafalkan seribown, dan rock cycle
3.2 Pembahasan
3.2.1 Cara Perhitungan Persentase Mineral Batuan Beku
Perhitungan persentase mineral dilakukan secara manual dengan
menandai daerah atau area yang akan dihitung persentase mineralnya yang
merepresentasikan keadaan dari batuannya. Untuk kali ini bentuk area dengan
bentuk lingkaran yang berdiameter 10 cm. Cetak atau gambarkan kembali area
yang sudah ditandai pada kalkir dan gambar pula mineral-mineral yang terdapat
pada batuan tersebut. Hitung luasan mineral yang sudah dicetak dengan bantuan
milimeter block. Untuk mendapatkan persentase dari tiap mineralnya yaitu dengan
cara membagikan hasil luasan yang telah dihitung pada tiap mineralnya dibagi
dengan luasan area yang dibuat lalu dkalikan dengan 100%. Untuk mendapatkan
nama dari batuannya dengan mengkorelasikan persentase mineral yang telah
didapatkan dengan diagram alir pendeskripsian batuan beku berdasarkan
komposisi mineral, dan dengan grafik Thorpe and brown serta klasifikasi batuan
beku menurut Russel B. Travis, maka akan didapatkan nama dari batuannya.
8
9
1. Sampel 2
3. Sampel 3
Pecahan :-
Belahan : Paralel
Relief : Tinggi
Bentuk Kristal : Prismatic
Nikol Silang
Gelapan :-
Kembaran : Tidak ada
3. Homblenda (Ca2(Mg, Fe, Al)5(OH),(Si, Al)4(OH)2)
Nikol Sejajar
Warna : Tidak berwarna
Pelukonisme : -
Pecahan :-
Belahan : Sempurna
Relief : Sedang
Bentuk Kristal : Subhedral-anhedral
Nikol Silang
Gelapan :-
Kembaran : Albit-Kalsbad
8. Labradorit
Nikol Silang
Gelapan :-
Kembaran : Albit
11. Albit (NaAlSi3O8)
33
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Adapun yang dapat disimpulkan pada praktikum kali ini, yaitu:
1. Batuan beku dapat juga di identifikasi secara mikroskopis dengan melihat
komposisi mineral yang dikandung dari batuan beku, dengan bantuan alat
berupa mikroskop polarisasi. Dalam pengidentifikasiaanya sampel harus
disiapkan sedemikian rupa agar dapat dianalisis, sampel dibuat dengan
sayatan tipis dan sayatan poles.
2. Sayatan tipis merupakan metode dalam penyiapan sampel dengan
membentuk sampel sesuai ukuran preparat dengan ketebalan umumnya
0,035 mm, untuk sayatan poles sendiri yaitu penyiapan sampel dengan
cara pencetakan sesuai ukuran tertentu dengan bantuan resin dan dipoles
hingga permukaan batuan mengkilap. Dalam penyiapan sampel ini
haruslah benar karena akan mempengaruhi dari data yang akan dihasilkan
yaitu berupa pendeskripsian.
3. Pendeskripsian batuan beku secara mikroskopis atau dapat disebut juga
analisis petrografi yaitu dengan melihat mineral yang dikandung oleh
batuan dengan bantuan alat mikroskop polarisasi yang memiliki nikol
prisma yang sejajar dan silang di mana membantu dalam pendeskripsian.
Didasarkan oleh deskripsi mineral yang terkandung hingga persentase
kandungan dari batuan yang akan dideskripsikan.
34
DAFTAR PUSTAKA
35
FORM PENILAIAN LAPORAN
Laporan Akhir
Format (30) Isi (70)
Total Nilai
LAMPIRAN